Anda di halaman 1dari 9

PERCOBAAN II.

A Pengujian Kertas

I.

Tujuan Percobaan I.1 Untuk memahami dan terampil melakukan penentuan kadar abu kertas dan watermark kertas dalam pengujian kertas. I.2 Untuk mengetahui kadar abu dalam kertas dalam percobaan. I.3 Untuk melakukan identifikasi watermark dari kertas.

II.

Dasar Teori Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang

berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. (Penuntun Praktikum Kimia Forensik, 2013). Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah Nusantara beberapa abad lampau. Dalam proses pembuatan kertas, benang-benang selulosa dipisahkan terlebih dahulu hingga menjadi bubur kertas. Berikut ini langkah-langkahnya; 1. Kayu dirajang menjadi serpih sebesar kotak korek api, kemudian dimasukkan ke dalam tangki raksasa yang disebut pencerna. Di dalam alat ini kayu diberi tekanan dan panas. Beberapa jam kemudian kayu berubah menjadi bahan lunak seperti kapas. Inilah yang disebut bubur kertas atau pulp. 2. Setelah keluar dari pencerna, bubur kertas dicampur air. Bubur dengan kadar air 90% ini kemudian dilewatkan pada mesin yang disebut kotak kepala.

3. Kotak kepala membentangkan bubur kertas yang berair itu di atas sebuah ayakan bergerak yang disebut kawat. Sewaktu gilingan menekan bubur kertas ke kawat, sekitar 98% airnya terperas keluar. 4. Serangkaian gilingan lain kemudian mengeluarkan hampir seluruh sisa air dari kertas yang mengering itu. Kini hanya tinggal sedikit sekali molekul air yang ada. 5. Kertas yang baru saja terbentuk dilewatkan pada silinder tambahan yang dipanaskan dari dalam. Silinder ini akan mengeluarkan air lagi dari kertas yang berjalan. 6. Serat selulosa kini telah menjadi jalinan yang saling terkait. Gelendong besar yang disebut penggulung mengumpulkan kertas menjadi gulungan raksasa. 7. Gulungan ini kemudian dipotong menjadi gulungan-gulungan kecil atau lembaran dan dikirim ke luar dari pabrik (http://artikelbahasaindonesia.org/artikel-lingkungan/proses-pembuatankertas/ diakses 30 Mei 2013) Ukuran kertas secara Internasional terdapat seri A, B, dan C. Ukuran R dan F muncul sesuai permintaan pasar.Berikut ukuran-ukuran dari setiap seri dalam Milimeter o Seri A biasa digunakan untuk cetakan umum dan perkantoran serta penerbitan. Dasar ukuran adalah A0 yang luasnya setara dengan satu meter persegi. Setiap angka setelah huruf A menyatakan setengah ukuran dari angka sebelumnya.Jadi A1 adalah setengah dari A0 dan demikian seterusnya. ukuran yang paling banyak digunakan adalah A4. o Seri B besarnya kira-kira di tengah antara 2 ukuran seri A, biasa digunakan untuk poster dan lukisan dinding o Seri C biasa digunakan untuk map, kartu post dan amplop o Seri R biasa digunakan untuk kertas jenis Foto untuk mencetak foto o Seri F biasa digunakan untuk perkantoran dan fotocopy, biasa disebut kertas HVS o Ukuran lain, ada beberapa ukuran lain yang kadang-kadang memakai nama Inggris, diantaranya Letter, Legal, Kwarto (sedikit lebih kecil dari A4), A4+, A3+) (http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas diakses 30 Mei 2013) Adapun jenis-jenis kertas yang sering dipergunakan adalah : 1. Canvas Paper Jenis kertas ini jika kita gunakan untuk mencetak photo akan menghasilkan cetakan dengan sentuhan canvas layaknya sebuah lukisan. Hasil akhir cetakan akan menampilkan photo yang persis dengan kertas canvas.

2. Pemium Glossy Photo Paper Kertas jenis ini biasa disebut oleh para penggunanya dengan sebutan high glossy, kertas jenis ini mampu menghasilkan cetakan dengan efek yang lebih mengkilap. Kertas jenis ini sangat cocok untuk mengcetak photo dengan resolusi tinggi. Walaupun harga kertas ini lebih mahal tetapi jika kita gunakan, akan menghasilkan cetakan photo yang maksimal dan lebih cerah. 3. Double-Side Paper Jenis kertas ini mampu digunakan untuk mencetak photo pada kedua sisinya (depan dan belakang). Kualitas photo yang dihasilkan juga cukup bagus, tidak terlalu mengkilap dan cenderung doff. Jenis kertas ini cocok digunakan untuk mencetak pamflet yang biasanya digunakan untuk sarana promosi, sehingga para konsumen dapat melihat dikedua sisinya. 4. Laster Photo Paper Laster photo paper biasanya digunakan untuk keperluan dokumenter karena jenis kertas ini sangat awet bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun, tidak mudah pudar, mampu menghasilkan efek doff, dan sangat cocok untuk photo dengan resolusi tinggi. Permukaan kertas yang mirip kulit jeruk adalah ciri khas untuk membedakan dengan jenis kertas lain. Ketahanan hasil cetakan membuat para konsumen puas, mungkin jenis ini bisa menjadi pertimbangan jika kita ingin serius didunia digital photo printing. 5. Glossy Photo Paper Kertas ini merupakan jenis standar cetak photo. Dengan jenis kertas yang mengkilap dan putih mampu menghasilkan cetakan yang cemerlang. Dapat digunakan untuk photo resolusi tinggi dan harga kertas yang relatif murah (standar cetak photo). 6. Sticker Glossy Photo Paper Sering kita menjumpai sticker yang menampilkan photo dengan warna dasar kertas putih dan mengkilap, jenis ini sangat cocok untuk keperluan pembuatan sticker serta mampu mencetak photo beresolusi tinggi. 7. Inkjet Paper Kertas ini kurang cocok untuk keperluan digital photo printing, jenis kerta inkjet ini biasanya digunakan untuk keperluan grafis, seperti mencetak sketsa gambar, proof arsitektur rumah, grafik bar, dan sebagainya. Kualitas kertasnya lebih bagus dari jenis HVS karena serapan pada tinta lebih bagus dan cepat kering. 8. Sublim Paper

Kertas jenis ini bukan digunakan untuk mencetak photo sebagai pajangan dirumah, didompet atau untuk dibingkai tetapi kertas ini digunakan sebagai mediator (media perantara) transfer gambar ke t-shirt (kaos). Jadi bila kita ingin sebuah gambar dipindahkannya ke t-shirt (kaos) maka gunakanlah jenis Sublim Paper karena kertas ini mampu memindahkan tinta dengan maksimal ke t-shirt.( blogspot.com/2013/03/mengenal-jenis-kertasdan-ukurannya.html diakses 30 mei 2013) Pengujian kertas pada pemalsuan dokumen merupakan hal yang penting, karena banyak pemalsu yang tertangkap menggunakan kertas yang salah. Berbagai uji analitik yang dilakukan harus didasari oleh pemahaman tentang bahan-bahan yang digunakan dan alur proses pembuatan suatu jenis kertas. Uji awal yang dilakukan pada pengujian kertas meliputi uji-uji fisik kertas misalnya tentang ketebalan, berat per meter persegi, ataupun jenis watermark-nya, juga beberapa uji warna dan uji mikroskopis tentang jenis serat bahan pembuat kertas, produsen dan mungkin kisaran masa pembuatannya. Disamping uji awal, ada beberapa uji analitik tambahan yang biasa dipergunakan yaitu: 1. Suatu metode untuk mempersiapkan cuplikan yang bersih untuk dipergunakan pada uji mikrokimia. 2. Metode spektrografikuntuk mengidentifikasi adanya substansi anorganik dalam kertas. 3. Metode kromatografi untuk mendeterminasi adanya logam-logam alkali dan logamlogam alkali tanah. Selain pengujian kertas, satu hal lain yang yang juga sangat penting untuk dilakukan adalh pengujian tinta. Pada suatu kasus sangat jarang terjadi bahwa tinta yang diuji berbentuk cair. Hal ini menyulitkan pemeriksaan tinta pada kasus pemalsuan dokumen, karena untuk mendapatkan tinta dari dokumen yang akan diperiksa ada kemungkinan akan terjadi kerusakan dokumen tersebut. III. Materi dan Metode 1. Alat dan Bahan A. Alat yang digunakan Furnace

Cawan porselin Desikator Pinset Gunting Penggaris Neraca Analitik

B. Bahan yang digunakan Bermacam-macam jenis kertas Sampel kertas(apabila ada kertas yang khusus/ langka)

2. Skema Kerja A. Penetapan Kadar Abu


Kertas Cawan porselin

ditimbang
Cawan porselin

Dipotong1x1 cm
Potongan kertas

diletakkan

Cawan Porselin + Potongan kertas

ditimbang

Cawan Porselin + Potongan kertas

dibakar
Abu

dibakar dalam Furnace 500oC


Hasil

diletakkan

Abu

Diletakkan di desikator

Abu

B. Identifikasi Watermark
Kertas

Ditaruh di Sinar matahari


Anyaman Kertas /watermark

dibasahi dengan air

Watermark

diamati
Hasil

d. Hasil dan Pembahasan 1. Penetapan Kadar Abu - Berat cawan konstan - Berat cawan+ kertas - Berat cawan+ abu : 33,2807 gram :33,3136 gram : 33,2924 gram

2.Identifikasi watermark

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengujian Kertas 1.1 Penetapan Kadar Abu Abu adalah zat organik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuanya. Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu bahan terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam yaitu garam organic dan garam anorganik. Yang termasuk dalam garam organik misalnya garam-garam asam mallat, oksalat, asetat, pektat. Sedangkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat, nitrat. Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral berbentuk sebagai senyawaan komplek yang bersifat organis. Pada penentuan kadar abu pada kertas, kertas dipotong dengan ukuran 2 x 2 cm, ditimbang kemudian diletakkan dalam cawan yang telah diketahui beratnya, dipijarkan untuk mendapatkan sisa abu. Setelah itu cawan diletakkan dalam furnace dan temperature dibuat 500C hingga kertas telah menjadi abu. Cawan diletakkan dalam desikator untuk didinginkan kemudian ditimbang hingga beratnya konstan. Adapun jenis kertas yang digunakan adalah kertas buram yang berwarna agak kecoklatan. Tujuan dari penentuan kadar abu ini adalah untuk mengetahui kemampuan rongga udara (pori-pori) kertas dalam menyerap zat cair dalam hal ini tinta cetak. Semakin tinggi nilai daya serap kertas maka semakin banyak menyerap tinta. Selain itu dapat juga untuk mengetahui banyaknya kandungan yang terdapat dalam kertas itu sendiri. Kadar abu dapat dihitung dengan rumus :
Kadar Abu = A/K x 100%

Dimana: A = (Berat cawan + abu)-Berat cawan K = Berat kertas

Dari hasil perhitungan pada percobaan ini didapatkan kadar abu: Berat cawan (C) Nilai K = 0,0329 gram Kadar abu = A/K x 100% = 0,00117/0,0329 x 100% = 35,56% Hasil perhitungan yang didapat sebesar 35,56%. Sehingga dapat diketahui dalam kertas tersebut terkandung senyawa organic sebesar 35,56 %. Dari literatur semakin kecil nilai kadar abu semakin banyak rongga udara dan semakin kuat daya serapnya. Nilai kadar abu juga mempengaruhi skala pendebuan. Kadar abu yang tinggi akan mempengaruhi tingginya nilai skala pendebuan pada kertas tersebut. Skala pendebuan yang baik adalah pada skala 1 - 2. Jika lebih besar dari 2 maka mutu cetak akan kurang baik karena terjadinya bintik - bintik putih, terutama pada cetakan blok. Hal ini juga berpengaruh pada lamanya proses produksi, dimana operator cetak setiap kali harus menbersihkan debu atau serat - serat yang terbawa sampai ke silinder acuan yang menyebabkan mutu cetak kurang baik. 1.2. Identifikasi Watermark Watermarking adalah salah satu solusi teknis yang diusulkan untuk menangani keamanan materi digital. Watermarking adalah potongan informasi yang disisipkan pada materi data dan berfungsi sebagai alat untuk identifikasi kepemilikan, hak penggunaan, control distribusi dan integritas data. Secara umum watermarking dapat diterapkan pada audio,video, maupun teks. Dalam kehidupan sehari-hari, watermarking telah umum digunakan sebagai alat pengaman pada uang kertas, ijazah, sertifikat. Selain itu, watermark adalah teknik yang digunakan untuk menunjukkan keaslian barang-barang cetakan. Dengan kemampuan tersebut, maka watermark telah dapat dijadikan sebagai salah satu bukti hukum yang kuat. Pada identifikasi watermark pada percobaan ini, digunakan kertas saring yang berwarna coklat. Dua buah kertas saring disiapkan, salah satu kertas dibasahi dengan air, kemudian kertas yang lain dilihat jenis anyamannya di bawah sinar matahari Berdasarkan hail pengamatan, bentuk anyaman pada kertas saring adalah garis-garis seperti anyaman pada tikar. Pada kertas yang telah dibasahi, anyaman terlihat lebih jelas dibandingkan pada kertas yang kering. Watermarking pada setiap jenis kertas berbeda-beda = 33,2807 gram Nilai A = CA-C Berat cawan + abu (CA) = 33,2924 gram = 33,2924 gram 33,2807 gram = 0,0117 gram

sehingga dengan watermark dari suatu kertas dapat membantu dalam kasus pemalsuan dokumen atau uang palsu.

E. KESIMPULAN
1. Hasil perhitungan yang didapat pada penetapan kadar abu sebesar 35,56%. 2. Dari literature semakin kecil nilai kadar abu semakin banyak rongga udara dan

semakin kuat daya serapnya. 3. Berdasarkan hail pengamatan, bentuk anyaman pada kertas saring adalah garisgaris anyaman seperti tikar. 4. Pada kertas yang telah dibasahi, anyaman terlihat lebih jelas dibandingkan pada kertas yang kering. 5. Watermarking pada setiap jenis kertas berbeda-beda sehingga dengan watermark dari suatu kertas dapat membantu dalam kasus pemalsuan dokumen atau uang palsu.
F.DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://artikelbahasaindonesia.org/artikel-lingkungan/prosespembuatan-kertas/ diakses 30 Mei 2013 Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas diakses 30 Mei 2013 Anonim.blogspot.com/2013/03/mengenal-jenis-kertas-dan-ukurannya.html diakses 30 mei 2013 Tim Kimia Forensik. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Forensik. Laboratorium Kimia Forensik, Jurusan Kimia, FMIPA, UNUD.

Anda mungkin juga menyukai