Anda di halaman 1dari 32

1

IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA (PTK PADA SISWA KELAS XI IS-3 SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA) A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang penting dalam perkembangan masyarakat dewasa ini. Sejalan dengan perkembangannya, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan salah satunya adalah berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dengan mengacu pada tujuan pendidikan nasional Indonesia. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 11 tahun 1989 Pasal 4 merumuskan : tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki keterampilan kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memperbaiki proses belajar mengajar karena proses belajar mengajar merupakan hal yang utama dalam pendidikan. Belajar mengajar adalah hubungan timbal balik antara siswa dan guru dalam situasi pendidikan, sehingga guru dalam mengajar dituntut keuletan dan kreatif agar situasi belajar mengajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan.

Proses pembelajaran akan berjalan efektif dan menyenangkan apabila guru memahami berbagai strategi mengajar dan berbagai karakteristiknya, sehingga mampu memilih strategi mengajar yang tepat sesuai dengan tujuan maupun kompetensi yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran sering ditemukan bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru. Siswa hanya sebagai pendengar sehingga siswa menjadi malas mengikuti pelajaran. Siswa menjadi tidak mandiri dan hanya mengandalkan teman yang pandai karena pembelajaran tidak difokuskan pada proses, namun pada hasilnya. Siswa akan melakukan perbuatan-perbuatan yang curang dalam mengerjakan tugas ataupun tes misalnya menyontek atau menjiplak. Hal tersebut terjadi akibat ketidakyakinan siswa pada kemampunnya sendiri. Pada SMA Muhammadiyah 1 Surakarta kelas XI IS-3 kemandirian belajar siswa masih rendah yaitu 27, 27% yang telah mempunyai kemandirian belajar. Hal tersebut terjadi karena proses pembelajaran yang kurang menarik. Maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang menarik untuk mengatasi masalah tersebut. Cooperative learning tipe two stay two stray adalah suatu metode pembelajaran yang di dalamnya siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Siswa kemudian saling berpindah kelompok dan ada yang tetap tinggal di dalam kelompok. Siswa yang berpindah kekelompok lain akan menerima materi dan kelompok yang tetap tinggal di dalam

kelompok akan menyampaikan materi. Dalam metode ini masing-masing siswa mempunyai tanggung jawab untuk menerima dan mengajarkan materi pelajaran kepada teman yang lain.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas, maka dapat diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut : a. Kemandirian dalam proses belajar masih kurang misalnya keyakinan akan kemampuan sendiri dalam mengerjakan soal di depan kelas masih kurang. Berikut ini adalah tabel data kemandirian awal pada kelas XI IS-3 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Kemandirian belajar siswa

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Nama Ahsin Ramadani Alfian Eka Pratama Alfian Iffan Nur. A Alvin Setiawan Amirul Wisnu Sani Anayanti Andi Pratama Annisa Dian Aulia

9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.

Azes Tri Wibowo Brillyan Dimas Prasetyo Catur Prasetyo Chandra Winata Clarienszafanie Sevianda Nismara Devina Rizki Amelia Diah Ayu Pasha Dimas Pramudya Widiyanto Fachruddin Aji Muhrifin Sri Widodo Fandy Saputra Fauzi Outra Karen Dika Ida Irawati Intan Perdani Lili Fatmawati Lili Lismayatun Linda Permatasari Maharani Pangestiara Rahayu Marsha Diptha Indriana Moch. Yayang Fadiel Muhammad Nur Andika Muhammad Bayu Saputro Muhammad Jihan Akbar Muhammad Rosyid Ridho Namira Nimarsha Nurfita Rachma. A Prasetya Adi Guntara

35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44.

Raka Nur Purnama Putra Ridwan Aardiansyah Robby Gunandar Robet Hartanto Siti Nurmardiyah Tri Valda Kustarini Triyana Nur Widyastuti Vera Fatma Rahmawati Wahyu Hermawan Wahyu Putro Utomo Jumlah 12

b. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru belum bervariasi.

C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dibutuhkan agar penelitian yang dilakukan lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dipahami lebih mendalam. Dalam penelitian ini peningkatan kemandirian belajar siswa sebagai variabel terikat. Sedangkan variabel bebasnya adalah penggunaan metode pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray. Adapun yang menjadi bagian dari variabel tersebut adalah mata pelajaran akuntansi semester 2 (genap) tahun 2010/2011, dengan batas peningkatan kemandirian siswa sebesar 80%.

D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: Adakah peningkatan kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran akuntansi menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray pada siswa kelas XI IS-3 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta?.

E. Tujuan Penelitian Penelitian ini adalah sebagai alat kontrol yang dapat dijadikan petunjuk dan mendapatkan sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui proses pembelajaran akuntansi melalui metode cooperative learning tipe two stay two stray. b. Untuk mengetahui kemandirian siswa dalam pembelajaran akuntansi melalui metode cooperative learning tipe two stay two stray.

F. Manfaat Penelitian Sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini

memberikan manfaat pada pembelajaran ekonomi. a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam memberikan sumbangan kepada pelajaran akuntansi, dan sebagai salah satu cara meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pembelajaran

akuntansi melalui metode cooperative learning tipe two stay two stray. b. Manfaat Praktis 1) Penulis memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran akuntansi menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray. 2) Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya guru akuntansi sebagai salah satu alternatif pembelajaran. 3) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa sebagai objek penelitian, sehingga diharapkan siswa memperoleh pengalaman tentang kebebasan dalam belajar akuntansi secara mandiri dan menyenangkan.

G. Kajian Teori a. Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray 1) Metode Cooperative Learning.

Beberapa definisi cooperative learning adalah sebagai berikut : Menurut Slavin (1992) cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4 6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Isjoni (2007:13) menyatakan bahwa cooperative learning dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat (sharing ideas) serta siswa dapat bekerja sama dan saling tolong-menolong mengatasi tugas yang dihadapinya.

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama dan saling tolong-menolong dalam mengatasi tugas yang dihadapinya. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil agar siswa lebih memahami materi pelajaran serta dapat lebih bekerja sama dengan siswa yang lain.

Prinsip-prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah : a) b) Perumusan Tujuan Belajar Siswa Harus Jelas. Penerimaan yang Menyeluruh oleh Siswa tentang Tujuan Belajar. c) d) Ketergantungan yang Bersifat Positif. Interaksi yang Bersifat Terbuka.

e) f) g) h) i)

Tanggung Jawab Individu. Kelompok Bersifat Heterogen. Interaksi Sikap dan Perilaku Sosial yang Positif. Tindak Lanjut (Follow Up). Kepuasan dalam Belajar.

Jarolemik dalam Isjoni (2007:24-25) menyatakan bahwa cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari cooperative learning adalah : a) b) c) d) Saling ketergantungan yang positif. Adanya pengakuan individu. dalam merespon perbedaan

Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.

e) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dan guru. f) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

Adapun kelemahan dari cooperative learning adalah : a) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu. b) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya. c) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas

10

meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. d) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang.

2) Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray. Metode cooperative learning dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Metode cooperative learning adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk memebagikan hasil dan informasi

kekelompok lain. Metode pembelajaran ini dapat digunakan pada semua pelajaran dan peserta didik. Pembelajaran ini akan melibatkan guru dan siswa. Pembelajaran ini akan berhasil jika komunikasi antara guru dan siswa terjalin dengan baik. Langkah-langkah dalam metode cooperative learning tipe two stay two stray adalah : a) Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 orang. b) Setelah selesai, 2 orang dari masing-masing kelompok menjadi tamu kedua kelompok yang lain. c) 2 orang yang tinggal dalam kelompok bertugas

membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka.

11

d) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. e) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka. b. Pembelajaran Akuntansi Beberapa definisi pembelajaran akuntansi adalah sebagai berikut : Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:157) Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana memproses dan memperoleh suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Oemar Hamalik (1995:57)menyatakan bahwa Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur unsur manusiawi , material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang diselenggarakan oleh guru dan didukung oleh fasilitas dan prosedur serta saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila kerjasama antara guru dan siswa berjalan dengan baik pula. Menurut Jerry (2007) Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

Dari keterangan tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran akuntansi adalah proses kegiatan yang dalam

12

mengidentifikasi,

mencatat

dan

mengkomunikasikan

peristiwa

ekonomi kepada pengguna yang berkepentingan. Proses kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Dengan demikian guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Ruang lingkup pembelajaran akuntansi untuk SMA adalah akuntansi perusahaan jasa dan akuntansi perusahaan dagang. Dalam penelitian ini ruang lingkup pembelajaran akuntansi adalah siklus akuntansi perusahaan jasa. c. Pengertian Peningkatan Peningkatan merupakan salah satu usaha menjadikan suatu keadaan menjadi keadaan yang lebih baik yang dapat diusahakan atau diciptakan kriterianya. Adanya peningkatan jika keadaannya berbeda dari keadaan sebelumnya yaitu lebih baik atau naik nilainya dari keadaan sebelumnya. d. Pengertian Kemandirian Kemandirian diperlukan dalam diri seseorang untuk meningkatkan rasa percaya diri. Adanya rasa percaya diri dalam diri seseorang akan menimbulkan kepuasan terhadap apa yang telah dikerjakannya. Tanpa kepercayaan diri, seseorang akan menjadi pribadi yang mudah tersinggung, kurang pandai dalam menerima pendapat orang lain serta tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik. Menurut Sutarno (2005 : 160) mandiri mengandung pengertian sanggup atau mampu berdiri

13

sendiri, bekerja sendiri dan melaksanakan semua kegiatan dengan baik. Dari pengertian kemandirian di atas, maka dapat diperoleh indikator dari kemandirian yaitu : 1) Melakukan sesuatu atas kemauan sendiri. 2) Tidak suka bergantung pada orang lain. 3) Mempunyai kemauan yang keras untuk mencapai tujuan hidupnya. 4) Tidak suka menunda waktu. 5) Mempunyai idea tau gagasan dan berusaha untuk

mempertahankan argument logisnya. e. Pengertian Kemandirian Belajar Mandiri dalam belajar siswa sangat diperlukan untuk menjadikan siswa tidak tergantung kepada orang lain dan percaya diri terhadap hasil pekerjaannya. Menurut Elaine B. Johnson dalam Ibnu Setiawan (2008:152) kemandirian belajar adalah proses yang mengajak siswa melakukan tindakan mandiri yang melibatkan terkadang satu orang, biasanya satu kelompok. Menurut Haris Mujiman (2007:1) belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif menguasai suatu kompetensi yang telah dimiliki. adalah terkadang satu orang, biasanya satu kelompok.

14

Dari pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa aspek kemandirian siswa ditandai dengan adanya perilaku sebagai berikut : 1) Belajar, ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan sendiri dan bukan kehendak dari orang lain. 2) Progresif dan ulet yaitu ditunjukkan dengan usaha untuk mengerjakan dengan penuh ketekunan untuk meraih prestasi, merencanakan dan mewujudkan harapan-harapannya. 3) Inisiatif yaitu kemampuan berfikir dan bertindak secara orisinil, kreatif dan penuh inisiatif. 4) Pengendalian diri dari dalam, adanya perasaan mampu untuk mengatasi masalahnya, mampu mengendalikan tindakannya serta mempengaruhi lingkungan atas usahanya. 5) Kemampuan diri yaitu ditunjukkan dengan sikap percaya diri dan keyakinan atas kemampuan dari diri sendiri serta tidak mudah menyerah dalam menghadapi segala sesuatu.

H. Kajian Penelitian yang Relevan Beberapa masalah yang berkaitan dengan kemandirian belajar siswa adalah daya tangkap siswa terhadap pelajaran dan suasana belajarmengajar. Cara mengajar guru juga merupakan masalah yang utama

15

dalam menimbulkan kemandirian belajar siswa karena dengan cara mengajar guru yang tepat akan menciptakan suasana belajar-mengajar yang kondusif untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. Menurut hasil penelitian Hani Fitriani (2009) membuktikan bahwa pada pelajaran matematika melalui metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dengan strategi the power of two dapat meningkatkan kemandirian dan keaktifan siswa. Dalam kemandirian belajar siswa berdasarkan indikator kemandiriannya adalah : a. Mengerjakan soal-soal latihan yang diberika kepada guru meningkat dari 24% menjadi 76%. b. Menjawab pertanyaan yang diberikan guru meningkat dari 12% menjadi 60%. c. Maju ke depan kelas meningkat dari 8% menjadi 53%. d. Berlatih menjelaskan pekerjaan kepada teman lain meningkat dari 0% menjadi 32%. e. Berinteraksi dengan teman lain meningkat dari 24% menjadi 96%. Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa cooperative learning dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah cooperative learning namun dengan jenis yang berbeda. Penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya.

16

I. Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teroritis sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini dipandang perlu untuk mengajukan kerangka pemikiran sebagai berikut : a. Penggunaan metode pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray akan membuat siswa mandiri pada waktu proses pembelajaran. b. Adanya keterkaitan antara penggunaan metode pembelajaran

cooperative learning tipe two stay two stray dengan peningkatan kemandirian belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Bila digambarkan maka akan tampak sebagaimana siklus berikut ini.

c. Kondisi Awal

Guru belum melaksanakan proses pembelajaran menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray

Siswa kurang mandiri dan yakin dengan kemampuan sendiri

Penggunaan metode cooperative learning tipe two stay two stray

17

d. Tindakan

Kondisi Akhir

Diduga dengan penggunaan metode cooperative learning tipe two stay two stray akan meningkatkan kemandirian belajar siswa

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

J. Hipotesis Berdasarkan uraian diatas dapat diajukan hipotesis dari penelitian ini adalah : Diduga melalui penerapan metode cooperatif learning tipe two stay two stray dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IS-3 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

K. Metode Penelitian 1. Setting Penelitian Tempat penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan sejak tahap persiapan sampai tahap penulisan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama beberapa bulan selama bulan Maret sampai selesai.

18

Waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun 2011 yaitu pada bulan Februari sampai selesai. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IS-3 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yang berjumlah 44 siswa, sedangkan guru adalah sebagai partner kolaborasi serta sebagai triangulasi data. 2. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau dapat juga disebut dengan classroom action research. Suharsimi (2007:3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah tindakan yang terdiri dari beberapa kegiatan untuk mengatasi masalah yang terjadi di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan tindakan pemecahan masalah yang dimulai dari: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, 4) Refleksi, 5) Evaluasi yang telah disusun, dilakukan observasi dan evaluasi yang hasilnya digunakan sebagai masukan untuk melakukan refleksi yang dijadikan pertimbangan pada rencana tindakan

selanjutnya. 3. Prosedur Penelitian

19

Suharsimi (2007:16), model penelitian tindakan kelas adalah secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim untuk diketahui, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan,3) Pengamatan, 4) Refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing masing tahapan adalah sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS I Pengamatan Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan ?

Gambar 2. Siklus Prosedur Penelitian

I.

Siklus I a. Perencanaan Tindakan

20

Perencanaan tindakan ini mengacu pada kemandirian belajar siswa sebagai fokus permasalahannya. Adapun langkah-langkah persiapan tindakan pembelajaran adalah : 1) Identifikasi Masalah Peneliti merumuskan permasalahan pada

kemandirian belajar siswa dalam pelajaran akuntansi. Metode pembelajaran yang digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan melakukan tindakan sebagai berikut : a) Penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray. b) Bagaimana mengupayakan agar siswa bersikap mandiri dalam pelajaran akuntansi? 2) Perencanaan Solusi Masalah Solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah : a) Menerapkan metode pembelajaran cooperative

learning tipe two stay two stray pada mata pelajaran akuntansi dan pada pokok bahasan yang akan diajarkan.

21

b) Tindakan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dengan melihat hasil pelaksanaan dari metode cooperative learning tipe two stay two stray karena setiap siswa mempunyai tanggung jawab individu dalam menerima pelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan dilaksanakan oleh peneliti dan guru sebagai mitra kolaborasi berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Perencanaan penelitian bersifat fleksibel artinya selalu dapat dikondisikan dan dan dapat berubah ubah sesuai kebutuhan pengajaran yang berlangsung. c. Observasi atau Monitoring Observasi dan monitoring adalah upaya merekam segala peristiwa kegiatan yang terjadi selama kegiatan berlangsung, pelaksana kegiatan bukan hanya bertindak sebagai peneliti saja tetapi juga sebagai observer yang mengamati segala tindakan kelas dan juga mencatatnya dalam pedoman observasi yang telah dibuat. d. Refleksi Mengkaji apa yang telah terjadi atau yang tidak terjadi, yang telah dihasilkan maupun yang belum dihasilkan selama

22

kegiatan berlangsung. Hasil dari refleksi digunakan untuk menentukan langkah mencapai tujuan. Refleksi dilakukan oleh peneliti sebagai pengamatan akan keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan sementara. II. Siklus II a. Perencanaan Tindakan Perencanaan ini mengacu pada tindakan pertama yang telah dihasilkan sebagai solusi dari pemecahan masalah. Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut : 1) Identifikasi Masalah Tindakan yang diterapkan pada identifikasi masalah didasarkan pada hasil tindakan Siklus I yaitu: a) Mengevalusi kelemahan metode cooperative learning tipe two stay two stray. b) Mengidentifikasi peningkatan kemandirian belajar. siswa pada mata pelajaran akuntansi. c) Menyikapi peningkatan kemandirian belajar siswa pada pelajaran akuntansi. 2) Perencanaan Solusi Masalah

23

Solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah: a) Penerapan metode cooperative learning tipe two stay two stray divariasi dengan metode lain misalnya debat. b) Memberi penugasan kepada siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II dilaksanakan setelah kegiatan Siklus I selesai dilaksanakan. Peneliti bertindak sebagai pengamat dan guru sebagai pelaksana tindakan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. c. Observasi atau Monitoring Observasi dan Monitoring digunakan untuk melihat jalannya tindakan pada pelaksanaan pada Siklus I. Semua proses jalannya kegiatan pembelajaran akuntansi dan

peningkatan kemandirian belajar siswa didokumentasikan oleh peneliti. d. Refleksi Pada Siklus II refleksi dilaksanakan setelah semua proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Permasalahan-

permasalahan yang ada akan dicarikan solusinya. Hasil

24

refleksi digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam mencapai tujuan. 4. Jenis Data dan Sumber Data Menurut Suharsimi (2007) data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka. Disebutkan pula bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data yang diperlukan penelitian yaitu informan, tempat berlangsungnya penelitian, dan dokumen dokumen atau arsip yang menyangkut keberhasilan penelitian. Dalam penelitian ini informan yaitu yang memberikan keterangan dan data-data yang diperlukan diantaranya adalah: a. Siswa kelas XI IS-3 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. b. Guru mata pelajaran Akuntansi.

5. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti dan guru melalui observasi, wawancara, dokumentasi, yang masing masing dijelaskan secara singkat sebagai berikut: a. Observasi

25

Menurut Suharsimi (2007) observasi adalah menatap kejadian, gerak atau proses. Supardi (2007) menyatakan bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Dalam observasi peneliti dapat mengetahui kegiatan peserta didik dalam mempersiapkan, memperhatikan, dan menjelaskan selama proses pembelajaran berlangsung yang berkaitan dengan

penggunaan metode cooperative learning tipe two stay two stray sebagai upaya untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas IS-3 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Peneliti menggunakan

catatan observasi yang berupa cek list,dimana kisi-kisi tindakan untuk masing masing catatan observasi tersebut adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) b. Mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru. Menjawab pertanyaan yang diberikan kepada guru. Maju ke depan kelas. Berlatih menjelaskan pekerjaan kepada teman lain. Berinteraksi dengan teman lain.

Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sering dipakai karena wawancara merupakan salah satu teknik yang

26

mudah dalam pengumpulan data. Menurut Hopkins (1993:125) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Wawancara dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara dan guru serta siswa yang dipilih secara acak berdasarkan pertimbangan dari guru sebagai pihak yang diwawancarai. Menurut Rea Parker dan Nana Syaodih Sukmadinata (2005: 84) kelebihan dari wawancara langsung antara lain: 1. Fleksibel 2. Pertanyaan dapat diajukan secara kompleks 3. Memungkinkan mengumpulkan data dari yang sulit dihubungi 4. Kemungkinan jawaban lebih benar 5. Kemungkinan jawaban seperti yang diharapkan. c. Dokumentasi Menurut Elliot (1991:78) dan Rochiati (2006:121) dokumentasi dapat membantu dalam mengumpulkan data penelitian, yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas. Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data di sekolah dan identitas siswa antara lain nama siswa dan nomor induk siswa dengan meliat dokumen yang ada di dalam sekolah. 6. Validitas Data Ada berbagai macam cara yang dapat digunakan dalam menentukan validitas data terutama dalam penelitian tindakan kelas.

27

Dalam penelitian ini, validasi yang digunakan adalah triangulasi. Menurut Rochiati (2006:168-169) triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, analisa yang timbul dari peneliti dan membandingkan dengan hasil orang lain. Adanya perbandingan antara peneliti dengan orang lain dalam memeriksa kebenaran hipotesis akan lebih meningkatkan validitas data. Menurut Supardi (2006:126-127) ada berbagai macam triangulasi yaitu : a. Triangulasi teori; menggunakan teori dalam upaya menelaah sesuatu. b. Triangulasi data; mengambil data dari berbagai suasana, waktu, tempat dan jenis. c. Triangulasi sumber; mengambil data dari berbagai nara sumber. d. Triangulasi instrument; pengumpulan data. menggunakan berbagai metode

e. Triangulasi analitik; menggunakan berbagai metode atau cara analisis. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data dan triangulasi sumber. 7. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode model interaktif. Langkahlangkah analisis data menurut Miles dan Huberman sebagaimana dikutip oleh Patilima (2005:97-100), adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi

28

dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya. b. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan,

pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data. Dalam penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel. c. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebabakibat.

pengumpulan data penyajian data

Reduksi data

Kesimpulankesimpulan Penarikan/Varifikasi

29

Gambar 3. Komponen Penelitian Model Interaktif

8. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dan guru sebagai partner kolaborasi dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan cara catatan

pelaksanaan dan tujuan, peneliti menggunakan pedoman

observasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa catatan observasi yang berupa cek list, dimana tindakan untuk masingmasing catatan observasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru. b. Menjawab pertanyaan yang diberikan kepada guru. c. Maju ke depan kelas. d. Berlatih menjelaskan pekerjaan kepada teman lain. e. Berinteraksi dengan teman lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemandirian belajar siswa atau tindakan siswa dalam suatu proses pembelajaran akuntansi, oleh karena itu penelitiaan ini juga termasuk penelitian kualitatif. Kelengkapan lain yang menunjang jalannya pelaksanaan proses pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe two stay two stray :

30

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran. b. Kertas untuk dibagikan kepada setiap kelompok. c. Lembar pengamatan terhadap guru dan siswa. d. Media pembelajaran yang lain seperti papan tulis, spidol, dan penghapus.

9. Indikator Pencapaian Berkaitan dengan indikator kinerja Suwandi dan Madyo Eko Susilo (2007:36) menyatakan bahwa Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Diharapkan dengan penerapan metode

cooperative learning tipe two stay two stray dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IS-3 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011 dapat meningkat minimal 80%.

31

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya

Elaine B. Johnson. 2008. Contextual Teaching and Learning (terjemahan Ibnu Setiawan). Bandung : MLC Fitriani, Hani. 2009. Peningkatan Kemandirian Dan Keaktifan Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi The Power Of Two (Ptk Pada Siswa Kelas VII B Smp Muhammadiyah 8 Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Haris Mujiman. 2007. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Jerry dkk. 2007. Accounting Principles. Jakarta: Salemba Empat Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. (diterjemahkan Ole: Tjetjep Rohedi Rosidi). Jakarta: Universitas Indonesia Rochiati Wiraartmadja. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Rosdakarya Soedarsono. 2000. Penyemaian Jati Diri. Jakarta : Gramedia Suharsimi Arikunto dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara Sutarno. 2005. Tanggung Jawab Perpustakaan Dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi. Jakarta : Panta Rei Syaodih Sukmadinata, Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Remaja

32

Widagdo, Candra Sakti Nurwakhid. 2010. Peningkatan Keaktifan Siswa dan Prestasi Belajar Matematika Pada Segi Empat Melalui Pendekatan Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai