025
Pembukaan
Peningkatan intensitas nyeri selama perawatan luka
post-op diakibatkan karena luka insisi bedah yang masih belum menutup sempurna. Nyeri ini dapat menyebabkan stres, gangguan tidur, dan mungkin menghindar bila akan dilakukan rawat luka
Manajemen Nyeri
Untuk meredakan nyeri ada 2 manajemen nyeri Farmakologis analgesik Non-farmakologis distraksi dan relaksasi Bagaimanakah perbedaan efektifitas teknik distraksi
Penelitian
Studi kasus ini dilaksanakan di ruang rawat inap
bedah RSUD Bangil Studi kasus ini dilakukan pada 2 orang responden (Tn A, Ny. S) yang telah memenuhi kriteria inklusi dari penelitian, dimana responden tersebut merupakan pasien yang telah melakukan operasi. Tn. A akan diberikan teknik distraksi dan Ny. S akan diberikan teknik relaksasi
Responden 1
Tn. A berusia 34 tahun, menempuh pendidikan
terakhir SMA dan bekerja sebagai pedagang di pasar. Dengan post-op Ca Mandibula 1 hari yang lalu. Ketika perawatan luka sebelum di beri terapi, dari pengukuran dengan skala VAS menunjukkan skala 5. Pada Hari ke-2 dengan diberikan teknik distraksi dengan musik skala nyeri mengalami perubahan menjadi 3.
Responden 2
Ny. S berusia 27 tahun, menempuh pendidikan
terakhir SD dan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ny. S. dengan post-op Appendiktomi 2 hari yang lalu. Ketika perawatan luka sebelum diberi terapi relaksasi dengan napas dalam, dari pengukuran dengan skala VAS menunjukkan skala 6. Pada Hari ke-2 dengan diberikan teknik relaksasi dengan napas dalam skala nyeri mengalami perubahan menjadi 5.
Opini
Dalam hal ini terapi distraksi dengan musik menjadi
lebih efektif dari pada terapi relaksasi dengan napas dalam, dikarenakan terapi distraksi dengan musik lebih mudah dilakukan dan menyenangkan, dan tanpa sadar stimulus yang diberikan dapat mengalihkan perhatian responden yang dapat merangsang sekresi endorphin juga menghambat impuls nyeri ke otak, sehingga respon nyeri berkurang.
kesimpulan
Hasil studi kasus mengenai efektifitas terapi distraksi
dan relaksasi dalam penurunan nyeri selama perawatan luka post-op di ruang bedah RSUD Bangil dapat disimpulkan bahwa terapi distraksi musik lebih efektif dibandingkan terapi relaksasi napas dalam
kesungguhan responden, jika responden tidak bersungguh-sungguh efek yang diharapkan dapat menjadi kurang maksimal.