Anda di halaman 1dari 2

BAB IV PEMBAHASAN

Pada kasus ini pasien didiagnosis phlegmon dasar mulut. Hal tersebut didasarkan pada hasil hasil dari anamnesis , pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang terhadap pasien. Dari anamnesis pasien mengeluhkan 6 hari SMRS pasien mengeluh nyeri pada gigi kiri bawah, nyeri dirasakan terus menerus hingga menggangu aktivitas. Nyeri berkurang sementara setelah meminum obat penghilang nyeri. Hal ini mengindikasikan kemungkinan adanya fokus infeksi phlegmon pada penderita, yaitu pada gigi penderita. Seperti kita ketahui, 90% kasus phlegmon disebabkan oleh faktor odontogenik, baik melalui infeksi primer, post ekstraksi gigi, maupun oral hygiene yang kurang. 4 SMRS pasien mengeluh timbul bengkak pada rahang bawah kiri yang menjalar ke rahang bawah kanan, disertai nyeri yang bertambah berat, terutama jika ditekan. Pasien juga mengeluh sulit membuka mulut dan sulit makan. Hal ini menunjukkan progresi dan gambaran umum keluhan pasien yang mengarah pada phlegmon dasar mulut, namun suara pasien tidak menunjukkan tanda hot potato voice yang mengarah pada pembengkakan pita suara yang bisa menjadi peringatan adanya gangguan nafas yang berbahaya, dan pasien juga tidak mengeluh sesak, sehingga kemungkinan adanya komplikasi pada saluran nafas dapat disingkirkan untuk saat ini. Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal, riwayat sakit gigi sebelumnya disangkal, riwayat penyakit diabetes melitus (+), riwayat hipertensi, dan alergi disangkal. Adanya riwayat penyakit DM pada pasien menunjukkan adanya faktor memperberat pada penyakit yang dialami pasien. Seperti kita ketahui, adanya DM pada pasien yang mengalami infeksi akan memperparah keadaan infeksinya. Hal itu disebabkan kadar gula darah yang tinggi pada pasien menjadi perantara yang baik dalam perkembangbiakan kuman. Pada pemeriksaan ekstra oral didapatkan asimetri muka, Oedem (+) mandibulla sinistra dan dextra, submental, tampak benjolan yang terbentang dari angulus mandibula sinistra sampai 1/3 di trigonum submandibula, benjolan berwarna kemerahan Nyeri tekan (+), perabaan lebih hangat dibandingkan daerah yang tidak oedem. Trismus (+) satu jari. Pada pemeriksaan intra oral ditemukan oedem dan hiperemis pada mukosa dasar mulut. Hal tersebut menunjukkan adanya proses peradangan serta massa berisi cairan (pus) pada rongga submandibula, submentale,

dan sublingua yang khas pada phlegmon dasar mulut. Phlegmon dasar mulut merupakan sebuah penimbunan pus pada 3 rongga yaitu rongga submandibula, sublingua, dan submentale, seperti pada pasien ini. Pemeriksaan gigi geligi didapatkan gigi 1.1 fraktur 1/3 incisal, vitalitas (-), perubahan warna mahkota gigi (+). Pemeriksaan gigi lain sulit dilakukan. Pada pemeriksaan x-foto panoramic didapatkan gigi 3.8 tampak impaksi ke arah mesial, tampak karies gigi 3.7. Tampak soft tissue mass pada submandibula kanan dan kiri dengan lusensi soft tissue pada submandibula kiri. Hal tersebut menggambarkan adanya fokus infeksi pada gigi yang menyebabkan phlegmon dasar mulut. Sesuai dengan teori, sebagian besar jalan masuk bakteri ialah dari terinfeksinya molar ketiga rahang bawah atau perikoronitis, yang merupakan infeksi dari ginggiva sekitar gigi molar ketiga yang impaksi. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan peningkatan leukosit (18,58 ribu/mmk). Hal ini mengindikasikan adanya infeksi bakteri dalam tubuh. Infeksi ini merupakan infeksi kuman-kuman yang menyebabkan phlegmon dasar mulut pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai