Anda di halaman 1dari 3

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA (SDKI) 2007 Oleh : Tono Iriantono, AIS-20 ( Kasie Penyiapan Kegiatan Statistik

Demografi ) Pendahuluan Konferensi Kependudukan dan Pembangunan Internasional (ICPD) di Cairo pada tahun 1994 telah menghasilkan sudut pandang (paradigma) baru masyarakat internasional dalam komitmennya terhadap isu-isu kependudukan dan pembangunan. Masalah kependudukan tidak hanya dilihat dari sisi demografis yang lebih terfokus pada aspek kuantitatif yang dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan tingkat fertilitas, akan tetapi juga memperhitungkan aspek hak-hak asasi manusia. Sejalan dengan paradigma tersebut, gender menjadi inti dari kebijakan dan pengembangan program-program kependudukan di mana peran perempuan dan laki-laki diupayakan secara berimbang. Dalam ICPD juga ditekankan bahwa program keluarga berencana disediakan dalam konteks pelayanan dan perawatan kesehatan reproduksi yang komperehensif, tidak hanya terfokus pada upaya untuk menurunkan angka kelahiran. Semakin berkembangnya isu-isu di bidang kependudukan dan perubahan cara pandang dalam menangani isu-isu tersebut mengakibatkan kebutuhan akan data-data statistik kependudukan terus meningkat. Tuntutan kebutuhan tersebut pada saat ini bahkan tidak hanya terbatas pada aspek kuantitas berupa peningkatan jenis dan ragam data, melainkan juga aspek kualitas data.Untuk mengantisipasi masalah tersebut, salah satu upaya yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) adalah melakukan penyempurnaan metodologi survei dan rancangan kuesioner seluruh survei kependudukan yang secara berkala diselenggarakan BPS, termasuk Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) merupakan salah satu survei sosial kependudukan yang secara berkala diselenggarakan BPS. Hingga saat ini, BPS telah menyelenggarakan kegiatan SDKI sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1991, 1994, 1997 dan 2002. SDKI khusus dirancang untuk mengumpulkan berbagai informasi mengenai tingkat kelahiran, kematian, prevalensi keluarga berencana dan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi. Sebagai bagian dari program internasional, survei serupa yang dikenal dengan nama Demographic and Health Surveys (DHS) juga dilaksanakan di negara-negara Amerika Latin, Asia, Afrika dan Timur Tengah. Sejalan dengan itu, pertanyaan yang dicakup dalam SDKI merujuk pada DHS yang telah berskala internasional. Seperti pelaksanaan SDKI sebelumnya, kegiatan SDKI Tahun 2007 (SDKI07) juga diselenggarakan BPS bekerja sama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Departemen Kesehatan (DEPKES). Secara teknis, BPS juga dibantu oleh United States Agency for International Development (USAID) melalui proyek Demographic and Health Surveys yang dilaksanakan oleh ORC Macro International, Inc yang berkantor pusat di Calverton, Maryland, Amerika Serikat. Sebagian besar materi pertanyaan yang dicakup dalam SDKI07 masih mengadopsi materi pertanyaan SDKI Tahun 2002, sedangkan sebagian lagi merupakan pertanyaan baru yang dipilih secara ketat melalui proses uji coba. Tujuan umum penyelenggaraan SDKI07 adalah dalam rangka mengumpulkan informasi mengenai kesehatan ibu dan anak serta informasi mengenai kesehatan reproduksi, prevalensi KB, pengetahuan tentang AIDS dan IMS serta prevalensi imunisasi. Tujuan pokok penyelenggaraan SDKI07 secara rinci meliputi: 1

1. Mengumpulkan data mengenai tingkat fertilitas, mortalitas dan prevalensi KB. 2. Mengumpulkan informasi tentang kesehatan ibu dan anak, seperti perawatan ibu hamil, imunisasi, pemberian ASI, pengetahuan tentang AIDS/PMS lainnya, dan kematian ibu. 3. Memenuhi kebutuhan data dasar yang memiliki keterbandingan internasional untuk penyusunan kebijakan dan program di bidang kependudukan dan kesehatan. 4. Mengumpulkan data mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku pria berstatus kawin berkaitan dengan kesehatan reproduksi, penyakit AIDS dan PMS lainnya. 5. Mengumpulkan data untuk memantau peran serta pria dalam program KB. 6. Mengumpulkan data mengenai pengetahuan, sikap dan prilaku remaja yang belum kawin berkaitan dengan kesehatan reproduksi, penyakit AIDS dan PMS seksual lainnya. 7. Mengumpulkan informasi mengenai kesehatan lingkungan tempat tinggal, antara lain mengenai kondisi rumah, fasilitas air bersih, fasilitas dapur, keberadaan ternak/unggas di sekitar rumah, dan upaya pencegahan malaria. Cakupan SDKI07 Sesuai dengan jenis data atau informasi yang dikumpulkan, kuesioner yang digunakan mencakup kuesioner untuk pengumpulan data rumah tangga dan kuesioner untuk pengumpulan data perorangan. Secara keseluruhan, kesioner SDKI07 terdiri dari: 1. Daftar RT (Rumah Tangga), ditanyakan kepada responden Kepala Rumah Tangga atau anggota rumah tangga yang mewakili. 2. Modul WPK (Wanita Pernah Kawin), ditanyakan kepada responden wanita pernah kawin dan berusia 15-49 tahun. 3. Modul PK (Pria Kawin), ditanyakan kepada responden pria berstatus kawin dan berusia 1554 tahun. 4. Modul R (Remaja), ditanyakan kepada responden remaja usia 15-24 tahun. Modul RT digunakan untuk mengumpulkan keterangan pokok anggota rumah tangga dan kondisi fasilitas tempat tinggal. Modul WPK digunakan untuk mengumpulkan keterangan mengenai anak yang dilahirkan, pengetahuan dan praktek keluarga berencana (KB), preferensi fertilitas, kesehatan reproduksi, kesehatan anak, kematian ibu, pengetahuan tentang AIDS dan Insfeksi Menular Seksual (IMS). Seperti halnya Modul WPK, Modul PK juga digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai kesehatan reproduksi; pengetahuan dan praktek KB; pengetahuan mengenai AIDS, IMS; dan kematian ibu. Selain itu, modul PK juga digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai persepsi tentang perkawinan dan sikap terhadap perempuan; preferensi fertilitas dan partisipasi dalam perawatan kesehatan. Informasi yang dikumpulkan melalui modul R meliputi pengetahuan tentang pubertas, KB dan kesehatan reproduksi, perilaku dan pengetahuan seksual, merokok dan minuman beralkohol, dan pengetahuan tentang AIDS dan IMS. Pelaksanaan SDKI07 mencakup sekitar 42,350 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh wilayah geografis Indonesia. Jumlah blok sensus terpilih untuk kegiatan SDKI07 adalah sebanyak 1, 694 blok sensus dengan rata-rata jumlah sampel sebanyak 25 rumah tangga per blok sensus. Dari jumlah sampel tersebut diperkirakan akan diperoleh responden yang memenuhi syarat (eligible respondent) masing-masing sebanyak 33,880 responden wanita pernah kawin yang berusia 1549 tahun, sebanyak 12,197 responden pria berstatus kawin yang berusia 1554 tahun dan sebanyak 33, 880 remaja usia 1524 tahun. Rumah tangga terpilih sampel SDKI07 seluruhnya adalah rumah tangga biasa yang bertempat 2

tinggal di blok sensus biasa. Rumah tangga yang tinggal di blok sensus khusus seperti komplek militer dan sejenisnya dan rumah tangga khusus yang tinggal di blok sensus biasa tidak dipilih sebagai sampel seperti asrama, penjara dan sejenisnya. Sesuai dengan jumlah sampel terpilih, data hasil SDKI07 hanya dapat disajikan pada tingkat nasional. Angka yang disajikan dapat dipilah-pilah menurut tipe daerah tempat yaitu daerah perkotaan dan perdesaan. Ukuran sampel tersebut juga memungkinkan data hasil SDKI07 untuk disajikan terpilah antara wilayah Jawa - Bali serta wilayah luar Jawa - Bali. Metodologi SDKI07 Metode sampling yang digunakan untuk pemilihan sampel SDKI07 adalah sampling dua tahap (two stages sampling). Pada tahap pertama dilakukan pemilihan sampel sebanyak 1 694 blok sensus. Pemilihan tersebut dilakukan oleh BPS dengan menggunakan cara pps (probability proportional to size). Pada tahap kedua dari masing-masing blok sensus terpilih tersebut dipilih sampel sebanyak 25 rumah tangga secara sistimatik. Pemilihan sampel rumah tangga SDKI07 untuk masing-masing blok sensus terpilih dilakukan oleh Pengawas yang bertanggung-jawab di blok sensus yang bersangkutan. Dari sebanyak 25 rumah tangga sampel, Pengawas memilih delapan rumah tangga untuk sampel modul PK. Kerangka sampel (sample frame) yang digunakan sebagai dasar pemilihan blok sensus SDKI07 adalah daftar sampel blok sensus terpilih SAKERNAS MEI 2007. Sejalan dengan itu, keseluruhan sampel blok sensus SDKI07 merupakan sub sampel dari blok sensus terpilih SAKERNAS MEI 2007. Penggunaan daftar sampel blok sensus SAKERNAS sebagai kerangka sampel SDKI07 menghasilkan efisiensi dalam pelaksanaan lapangan. Daftar listing SAKERNAS MEI 2007 atau Daftar SAK2007-L(II) dapat langsung digunakan sebagai kerangka sampel pemilihan rumah tangga SDKI07. Pengumpulan data pada rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara langsung (tatap muka) antara pewawancara dengan responden. Keterangan rumah tangga yang dikumpulkan melalui kuesioner Modul RT ditanyakan pada kepala rumah tangga, suami /isteri kepala rumah tangga, atau anggota rumah tangga lain yang paling mengetahui tentang informasi yang ditanyakan. Sedangkan pengumpulan data untuk Modul WPK, Modul PK dan Modul R yang ditujukan kepada individu harus ditanyakan pada individu yang bersangkutan yang terpilih sebagai responden. Pelaksanaan kegiatan lapangan SDKI07 secara keseluruhan termasuk kegiatan pengumpulan data dilakukan oleh tim petugas lapangan yang berjumlah sekitar delapan orang yang terdiri dari seorang pengawas, dua orang editor dan lima orang pewawancara. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan lapangan oleh tim petugas lapangan ini telah terbukti dari hasil pelaksanaan SDKI sebelumnya. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan SDKI07 dijadwalkan sebagai berikut: 1. P elatihan Koordinator lapangan dilaksanakn , Instgruktur Nasional, petugas pencacah, field editor dan Pengawas dimulai akhir April s/d Juni 2007. 2. Pengumpulan data Juli- September 2007. 3. Pengolahan data September Desember 2007.

Anda mungkin juga menyukai