Anda di halaman 1dari 5

Return Harapan dan Risiko Portofolio

Investasi merupakan komitmen sejumlah dana untuk tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Keuntungan tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan resiko investasi yang belum terealisasi. Oleh karena itu, keuntungan di masa datang lebih dikenal dengan istilah return harapan (expected return). Di samping return, dalam konsep investasi kita mempelajari tentang resiko. Resiko investasi diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara return actual dengan return harapan. Resiko maupun return, bagaikan dua sisi mata uang yang selalu berdampingan. Artinya, dalam berinvestasi, di samping menghitung retun harapan, investor harus memperhatikan resiko yang harus ditanggungnya. Pengertian Return dan Resiko Tujuan investor berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor resiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya. Return Sumber-sumber return investasi terdiri dari 2 komponen, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Contoh yield: bunga obligasi, dividen saham. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Capital gain (loss) perubahan harga sekuritas. Dari kedua sumber return tersebut, kita bisa menghitung return total suatu investasi. Return total = yield + capital gain (loss)

Resiko Resiko merupakan kemungkinan terjadinya perbedaan antara return actual dengan return harapan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar resiko investasi tersebut. Ada beberapa sumber resiko yang bisa mempengaruhi besarnya resiko suatu investasi, antara lain: resiko suku bunga, resiko pasar, resiko inflasi, resiko bisnis, resiko finansial, resiko likuiditas, resiko nilai tukar mata uang, dan resiko negara. Resiko suku bunga. Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, ceteris paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, ceteris paribus. Resiko pasar. Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi disebut sebagai resiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar dipengaruhi oleh banyak faktor seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan politik. Resiko inflasi. Inflasi dapat mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang diinvestasikan. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut tembahan premium inflasi untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang dialaminya. Resiko bisnis. Resiko bisnis merupakan resiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri. Resiko finansial. Resiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan hutang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar hutang, semakin besar resiko finansial yang dihadapi perusahaan. Resiko likuiditas. Resiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. diperdagangkan, semakin likuid sekuritas tersebut. Semakin cepat suatu sekuritas

Resiko nilai tukar mata uang. Resiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata uang negara lainnya. Resiko ini dikenal sebagai resiko mata uang (currency risk) atau resiko nilai tukar (exchange rate risk). Resiko negara (country risk). Resiko ini disebut sebagai resiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Resiko Sistematis dan Resiko Tidak Sistematis Resiko sistematis atau dikenal dengan resiko pasar merupakan resiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Resiko sistematis merupakan resiko yang tidak bisa didiversifikasi. Resiko tidak sistematis atau dikenal dengan resiko spesifik adalah resiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Resiko perusahaan lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa resiko perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan diversifikasi asset dalam suatu portofolio. Estimasi Return dan Resiko Sekuritas Return suatu investasi tidak dapat dipastikan. Return investasi hanya bisa diperkirakan melalui pengestimasian. Menghitung Return Harapan Untuk mengestimasikan return sekuritas sebagai asset tunggal, investor harus memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu (dikenal dengan probabilitas kejadian). Hasil dari perkiraan return yang akan terjadi dan probabilitasnya disebut sebagai distribusi probabilitas. Probabilitas menunjukkan spesifikasi berapa tingkat return yang akan diperoleh dan berapa probabilitas terjadinya return tersebut. Estimasi return suatu sekuritas dilakukan dengan menghitung return harapan atas sekuritas tersebut. Return harapan pada dasarnya adalah return rata-rata. Jika kita memiliki distribusi

probablitias return suatu sekuritas, nilai return harapannya dapat dihitung dengan cara menentukan nilai rata-rata tertimbang dari distribusi return tersebut. Rumusnya:

Keterangan: E(R) Ri pri n = return harapan dari suatu sekuritas = return ke-I yang mungkin terjadi = probabilitas kejadian return ke-i = banyaknya return yang mungkin terjadi

Disamping cara perhitungan di atas, perhitungan return harapan juga bisa dilakukan dengan dua cara lain yang dikenal dengan perhitungan rata-rata aritmatik dan rata-rata geometrik. Metode rata-rata aritmatik adalah metode perhitungan statistik yang biasa kita pakai untuk menghitung nilai rata-rata, dan biasanya diberi simbol X bar. X bar =

Metode rata-rata aritmatik kadangkala bisa menyesatkan terutama jika pola distribusi return selama satu periode mengalami persentase perubahan yang sangat fluktuatif. Oleh karena itu, ada suatu metode lain yang disebut sebagai rata-rata geometrik, yang bisa menggambarkan secara lebih akurat nilai rata-rata sebenarnya dari suatu distribusi return selama satu periode tertentu.

Dari perbandingan perhitungan keduanya, hasil perhitungan return dengan metode rata-rata geometrik lebih kecil dari rata-rata aritmatik. Penggunaan rumus rata-rata geometrik lebih baik digunakan untuk menghitung tingkat perubahan aliran return pada periode yang bersifat serial

dan kumulatif. Rata-rata aritmatik lebih baik dipakai untuk menghitung nilai rata-rata aliran return yang tidak bersifat kumulatif.

Anda mungkin juga menyukai