Anda di halaman 1dari 36

GAMBARAN SITOPATOLOGI PAP SMEAR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HANAFIE MUARA BUNGO PADA TAHUN 2011

oleh: Gita mediana ( G1A108020)


Pembimbing I Pembimbing II Penguji Utama Anggota penguji I Anggota Penguji II : : : : : dr.Fairuz Quzwain,M.Kes,Sp.PA dr. Azwar Djauhari, M.Sc dr. Aida Farida Sp.PA dr. Elviani,Sp.PD dr. Armaidi Darmawan,M.Epid

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JAMBI

BAB I

Latar Belakang Masalah


Kanker serviks : salah satu kanker tersering wanita di dunia. Data YKI (2006) : berdasarkan patologi di 13 center menempati urutan pertama ( 16 % ) WHO : Angka kejadian akan 50% pada tahun 2020.

Cont.
Skrining Pap smear mendeteksi adanya sel atipik pada pada stadium pre-invasif kanker serviks. Indonesia negara berkembang yang telah menerapkan pap smear sebagai skrinning.

Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran hasil sitopatologi pada pasien yang melakukan pemeriksaan pap smear di RSUD Hanafie Muara Bungo pada tahun 2011?

Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik dan gambaran sitopatologi pasien yang melakukan pemeriksaan pap smear di Rumah Sakit Umum Daerah Hanafie Muara Bungo pada tahun 2011

Tujuan Khusus
Karakteristik pasien : umur,paritas dan jenis kontrasepsi pasien yang melakukan pap smear di Rumah Sakit Umum Daerah Hanafie Muara Bungo pada tahun 2011.
Gambaran sitopatologi pada pasien yang melakukan pap smear : jenis infeksi dan keadaan sel epitel serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Hanafie Muara bungo pada tahun 2011.

Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti Menerapkan, memanfaatkan, serta menambah ilmu pengetahuan dalam penelitian ilmiah. 2. Bagi Institusi Penelitian & Peneliti Lain Memberikan informasi tentang karakteristik dan gambaran sitopatologi pap smear. Sebagai pertimbangan dalam membuat kebijakankebijakan dibidang kesehatan dimasa mendatang untuk bahan penelitian lanjutan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA Anatomi - Histologi Serviks


Serviks Merupakan bagian bawah uterus yang menonjol ke dalam liang vagina sebagai porsio vaginalis dan menghubungkan organ ini ke vagina melalui kanalis servikalis.

Serviks terdiri dari : Endoserviks Ektoserviks

Squamocolumnar Junction

Kanker Serviks Uteri


Tumor ganas primer epitel serviks yang berasal dari kanalis servikalis atau porsio

Cont.
Etiologi : Human papilloma Virus

Faktor resiko : Umur, pekerjaan, paritas, jumlah

pasangan seksual, merokok, kekebalan tubuh, jenis kontrasepsi.

Sitologi ginekologi apusan pap

(pap smear)

Klasifikasi Sitologi
Grading CIN Kelas Papanicolau Sistem Bethesda tahun 2001 - NILM/ infeksi - ASCUS - LSIL - HSIL - Ca-sel squamosa

Kerangka Teori
Peningkatan prevalensi Kanker serviks setiap tahun di dunia maupun di Indonesia

Gambaran hasil pap smear : Infeksi Sitologi : NILM ASCUS LSIL HSIL Karsinoma sel skuamosa Abnormalitas sel Galndular Cervisitis/vaginitis non spesifik Bakterial vaginosis Trichomonas vaginalis Candida Actinomyces Israelli Virus Herpes simpleks

Skrining kanker serviks

Pemeriksaan Pap Smear

Kerangka Konsep

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Jenis dan Desain Penelitian
Metode penelitian survei dengan tipe penelitian deskriptif Lokasi dan waktu penelitian
Di Rumah Sakit Umum Daerah Hanafie Muara Bungo Pada bulan Juli

Cont.
Populasi
Semua pasien yang melakukan pemeriksaan pap smear di RSUD Hanafie Muara Bungo pada tahun 2011.

Sampel
Total sampling, dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi

Kriteria Inklusi

Kriteria Eksklusi

Semua

pasien

yang

melakukan pemeriksaan pap smear dan hasil analisis

dibaca oleh spesialis patologi

anatomi
Umum

di

Rumah

Sakit

Daerah

Hanafie

Muara Bungo pada tahun 2011

Salah satu data rekam medis pasien berupa umur, paritas,jenis kontrasepsi atau hasil interpretasi sitologi pap smear tidak tercatat. Data pasien dengan keterangan paskahisterektomi, radiasi dan atrofi

Definisi Operasional
No.
1.

Nama
Sitologi pap smear

Definisi
Gambaran epitelial skuamosa serviks dan epithelial endoserviks dari hasil pemeriksaan pap smear

Cara ukur
Data rekam medik o o o o o

Hasil ukur
NILM ASCUS LSIL HSIL Karsinoma sel skuamosa o Abnormalitas Sel Glandular
Cervisitis/vaginit is non spesifik Vaginosis bakterialis Trichomonas vaginalis Candida Actinomyces israelli Virus Herpes simplex

Skala ukur
Ordinal

2.

Jenis infeksi

Jenis Infeksi yang ditemukan pada vagina dan serviks.

Data rekam medik

Nominal

No.
3.

Nama
Umur

Definisi
Usia pasien yang terhitung sejak lahir hingga ulang tahun terakhir dan dinyatakan dalam satuan tahun.

Cara ukur
Data rekam medik

Hasil ukur
20-29 tahun 30-39 tahun 40-49 tahun 50-59 tahun

Skala ukur
Interval

4.

Paritas

Jumlah persalinan yang pernah dialami oleh pasien dengan bayi hidup atau mati.

Data rekam medik

o o o o

Nullipara ( 0 anak) Primipara ( 1 anak) Multipara (2-4 anak) Grandemultipara (> 4 anak)

Nominal

5.

Kontrasepsi Suatu metode yang pasien dipilih dan digunakan untuk menunda atau mencegah kehamilan pasien

Data rekam medik

Implant Iud Kondom Tidak menggunakan kontrasepsi (NonK) Mow Pil Suntik

Nominal

Metode Pengumpulan Data


Jenis Data Data sekunder yang bersifat kuantitatif Sumber Data Data profil kunjungan pasien pap smear di RSUD Hanafie Muara Bungo. Langkah penelitian : PersiapanPelaksanaanAnalisisdataTahap penyelesaian akhir

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Distribusi frekuensi karakteristik pasien yang melakukan pemeriksaan pap smear di Rumah Sakit Umum Daerah Hanafie Muara Bungo pada tahun 2011.
Karakteristik Umur 20 29 30 39 40 49 50 59 Paritas Nullipara Primipara Multipara Grandemultipara Kontrasepsi - ya Implant IUD Kondom Pil Suntik Tidak MOW Non-K 5 38 24 30 2 99 23 28 51 3,3 25,3 16 20 1,3 65,9 15,3 18,7 34 Jumlah 19 61 61 9 19 29 100 2 Persentase 12,7 40,7 40,7 6,0 2,7 19,3 66,7 1,3

4.1.2 Distribusi frekuensi berdasarkan keadaan sel epitel serviks pasien yang melakukan pemeriksaan pap smear di Rumah Sakit Umum Daerah Hanafie Muara Bungo pada tahun2011.

Keadaan sel epitel NILM ASCUS LSIL HSIL Karsinoma sel skuamosa Abnormalitas sel glandular

Jumlah

Persentase

54 90 4 2 0 0

36 60 2,7 1,3 0 0

4.1.3 Distribusi frekuensi pasien yang melakukan pap smear berdasarkan kelainan berupa infeksi di RSUD Hanafie Muara Bungo pada tahun 2011.

Jenis Infeksi

Jumlah

Persentase

Cervisitis/vaginitis non spesifik Bakterial vaginosis Trichomonas vaginalis Candida Actinomyces israelli Virus herpes simplex

86 35 15 14 0 0

57,3 23,3 10,0 9,3 0 0

4.2 Pembahasan 4.2.1. Distribusi frekuensi karakteristik pasien yang melakukan pemeriksaa pap smear di RSUD Hanafie Muara Bungo pada tahun 2011 1. Umur

American Cancer Society & American Collage Of Obs and Gyn pap smear dilakukan 3 tahun setelah aktifitas seksual dimulai. WHO : Usia ideal melakukan pemeriksaan pap smear (35-45) tahun. Sapto Wiyono (2004) : 41 (34,2%) orang respoden yang melakukan pemeriksaan pap smear berumur 40-49 tahun. Habibah ( 2011 ) : 40% orang responden yang melakukan pemeriksaan pap smear berumur 35 tahun.

Cont..
Dwiana Ocviyanti ( 2006 ) : 76 (58%) pasien berumur 35 tahun

Perbedaan hasil penelitian : menurut penelitian oleh An Nur Fatimah ( 2008 ) 1. 2. minimnya informasi yang diperoleh tentang pap smear kuranganya anjuran/dukungan dari petugas kesehatan untuk melakukan pap smear.

Cont
2. Paritas
Sukaca (2009) : semakin besar jumlah paritas semakin besar resiko terkena kanker serviks.

Chaesarudin Amin ( 2012 ) : 970 (74,2%) pasien yang melakukan pemeriksaan pap smear adalah Multipara.
Lucia Yovita Hendrati ( 2009 ): 21 (72.4%) pasien yang melakukan pemeriksaan pap smear adalah Multipara. 3. Kontrasepsi o Diah Setyan (2006) : 61,4 % pengguna metoda kontrasepsi di Indonesia, 31,6 % menggunakan suntik, 13,2 % memakai pil, IUD 4,8 % , implant 2,8 % dan kondom 1,3 % ,selebihnya vasektomi dan tubektomi. o Sapto Wayono (2004) : kontrasepsi suntik 34 (28,3 %) orang. o Hasil Penelitian : IUD sebanyak 38 (25,3%) orang.

Cont.
Radita kusumaningrum dan Budi palarto (2009) : faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi o tingkat kesejahteraan keluarga, kepemilikan, tingkat

pengetahuan, dukungan pasangan. o Faktor umur istri, jumlah anak, dan tingkat pendidikan memiliki hubungan yang bermakna.

4.2.2 Distribusi frekuensi berdasarkan keadaan sel epitel serviks pasien yang melakukan pemeriksaan pap smear di Rumah Sakit Umum Daerah Hanafie Muara Bungo pada tahun 2011.

Hasil Penelitian 60 % Atypical Squamous Cell of Undetermined Significance (ASCUS) . Penelitian Sejalan, Chaesarudin Amin
(Karakteristik pasien dan pola distribusi hasil pemeriksaan pap smear di Yayasan Kucala periode 1 Januari 2004 31 Desember 2004 )

2012 >> sebanyak 916 ( 70%) pasien Atypical Squamous Cell of Undetermined Significance (ASCUS) . Tidak Sejalan, Rahadiyah harisma (Gambaran hasil pemeriksaan pap smear di Dep. PA. RS.Hasan sadikin Bandung) 2006 : >> High Grade Squamous Intraephitelial Lession (HSIL).

Cont.
Perbedaan Hasil :
1. 2. Minimnya informasi Kurangnya pengetahuan pasien mengenai pap smear

4.2.3 Distribusi frekuensi berdasarkan kelainan infeksi pasien yang melakukan pemeriksaan pap smear di Rumah Sakit Umum Daerah Hanafie Muara Bungo pada tahun 2011

Hasil penelitian : Servicitis non spesifik yaitu 86 pasien (57,3%) Sejalan dengan Rahadiyah harisma, (Gambaran hasil pemeriksaan pap non spesifik , 572 kasus (86,3%) dari 954 pasien.

smear di Departemen Patologi Anatomi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung) 2006 : jenis infeksi yang paling banyak ialah jenis servisitis/vaginitis

Tidak sejalan dengan Burkadze dan Turashvili (Citology Interpretation of Cervical PAP smears In Georgia) 2004 : dari 4188 pasien terdapat 3140 (76,%) mengalami infeksi Trichomonas vaginalis.

5.1 Kesimpulan
1. Pasien yang melakukan pap smear paling banyak adalah kelompok umur 30-39 tahun dan 40-49 tahun yaitu sebanyak 61 pasien (40,7%), pasien dengan multiparitas sebanyak 100 pasien (66,7%) dan pasien dengan jenis kontrasepsi IUD 38 pasien (25,3%). 2. Kelainan sitologi sel epitel serviks pap smear untuk Atypical Squamous Cell of Undetermined Significance (ASCUS) 90 pasien (60%) Low Grade Squamous Intraephitelial Lession (LSIL) 4 pasien (2,7%) dan keadaan High Grade Squamous Intraephitelial Lession (HSIL) 2 pasien (1,3%). 3. Kelainan sitologi infeksi pap smear paling banyak ialah cervicitis nonspesifik sebanyak 86 pasien (57,3%).

5.2 Saran
1. Perlunya penelitian tentang pemeriksaan pap smear dari tahun ke

tahun diketahui tingkat kesehatan penduduk


2. 3. Perlunya peningkatan kelengkapan pencatatan medik pasien. Dibuatnya suatu program penyuluhan secara berkala dan ketersedian sarana dan prasarana 4. Dalam memberikan keterangan hasil tes pap smear, petugas klinik harus menjelaskan hasil laboratorium selengkap-lengkapnya.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai