air berbeda-beda, tergantung dari jenisnya dan kemampuan untuk mentolelir naik turunnya oksigen. Pada umumnya semua biota yang dibudidayakan tidak mampu mentolelir perubahan oksigen yang mendadak. Kadar oksigen terlarut pada perairan alami biasanya kurang dari 10 mg/liter. Oksigen terlarut dalam air 5-6 ppm dianggap paling ideal untuk tumbuh dan berkembangbiak ikan, plankton, dan tanaman air (Gufran, 2004). 2.2.1.3 Dampak Kekurangan dan Kelebihan O2 di perairan Rendahnya O2 dalam air menyebabkan ikan atau hewan air memompa sejumlah besar CO2 menuju ke alat respirasinya untuk mengambil O2 yangterkandung dalam air. O2 yang rendah dapat mencegah ikan untuk menggunakan alat pernapasan dibagian permukaan karena dapat merubah osmuregulasi yang telah tersusun (Fujaya, 2004). Besarnya kandungan oksigen yang perlu dipertahankan untuk menjamin kehidupan ikan yang baik adalah tidak kurang dari 3 ppm. Jika kandungan oksigen turun menjadi kurang dari 2 ppm, beberapa jenis biota yang hidup di perairan akan mengalami kematian (Susanto, 1987). 2.2.1.4 Hubungan Oksigen dengan Suhu, pH, Kesadahan, CO2 dan Alkalinitas Suhu sangat berpengaruh terhadap kadar oksigen, apabila suhu pada perairan meningkat maka oksigen dalam air akan berkurang karena dengan meningkatnya suhu, maka organisme banyak membutuhkan oksigen dalam menyesuaikan perubahan dalam air ( Lesmana, 2001). Pada pH kurang dari 4, sebagian besar tumbuhan air tidak dapat mentoleril keadaan air seperti pH lebih dari 5, keanekaragaman plankton dan produktivitas dalam air baik tanaman air yang hidup akan melakukan fotosintesis yang menghasilkan oksigen dimana dalam proses biologi tersebut memerlukan CO2 sehingga kadarnya dalam perairan akan berkurang
sedangkan pada pH yang netral dan alkalinitas proses dekomposisi berjalan lebih cepat yang membutuhkan oksigen sehingga kadarnya dalam perairan akan berkurang (Effendi, 2003). 2.2.1.5 Pada Saat Bagaimana O2 Tinggi dan Rendah dan Perairan Perairan dengan populasi fitoplankton yang tinggi akan memilki fluktuasi konentrasi oksigen terlarut yang tajam, karena pada siang hari melalui fotosintesa di produksi oksigen, sedangkan pada malam hari fotosintesa berhenti dan proses respirasi oleh fitoplankton akan menggunakan oksigen dalam jumlah besar ( Boyd dalam Irianto, 2004). Kandungan oksigen dalam air akan sangat menurun akibat peningkatan suhu,padat tebaran ikan terlalu tinggi,kelebihan pakan, dan kandungan bahan organik pada badan air tinggi ( Irianto, 2004). Kandungan nitrit yang tinggi akan menurunkan konsentrasi oksigen dalam air. Pengurangan oksigen dalam air pun tergantung pada banyaknya partikel dalam air yang membutuhkan perombakan oleh bakteri melalui proses oksidasi. Makin banyak partikel organik makin banyak aktivitas bakteri perombak dan makin banyak oksigen yang di konsumsi sehingga makin berkurang oksigen dalam air ( Lesmana, 2001).