Tanatologi berasal dari kata Thanatos (yang berhubungan dengan kematian) dan logos (ilmu). Tanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik yang mempelajari kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.
Pengetahuan ini berguna dalam menentukan apakah sudah mati atau belum dan menentukan lama korban telah mati.
STADIUM KEMATIAN
1. Somatic death/Clinical/Systemic Terhentinya :
a. Sistem pernapasan
b. Cardiovaskuler c. Saraf yang secara irreversibel 2. Cellular death/moleculer death Pada stadium ini aktivitas pada tingkat sel/jaringan telah terhenti. Dalam hal ini jaringan yang paling cepat mati adalah otak. 3. Mati suri (apparent death)
Supravital Reagibility
Supravital Reagibility
Algor Mortis
Algor mortis terhentinya produksi panas, sedangkan pengeluaran berlangsung terus menerus, akibat adanya perbedaan panas antara mayat dan lingkungan. Faktor yang mempengaruhi Algor mortis yaitu : a. Faktor lingkungan b. Suhu tubuh selama kematian c. Keadaaan fisik tubuh serta pakaian menutupinya
Rumus perkiraan saat kematian berdasarkan penurunan suhu mayat pada suhu lingkungan sebesar 60-70 oF (21oC), adalah sebagai berikut :
Livor Mortis
Disebut juga post mortem lividity. Livor mortis terjadi akibat peredaran darah terhenti sehingga terjadi stagnasi dan darah menempati daerah terbawa oleh pengaruh gravitasi sehingga tampak bintik merah kebiruan. Makin lama intensitas dan luasnya bertambah serta menetap akibat :
Umumnya : merah ungu Keracunan gas CO : warna merah bata Keracunan Sianida : warna merah terang Keracunan anillin : warna coklat kebiruan
Rigor mortis
Rigor mortis kekakuan pada otot tanpa atau disertai pemendekan serabut otot. Mekanisme terjadinya kaku mayat : 1.Beberapa saat setelah kematian metabolisme tingkat seluler masih ada, bila cadangan glikogen habis, maka energi tak terbentuk sehingga perubahan ADP ke ATP tak terjadi yang mengakibatkan aktin/myosin menggumpal sehingga otot menjadi kaku. 2. Ph protoplasma otot alkali sehingga otot lemas (primary flaccidity). 2-6 jam kemudian oleh karena perubahan biokimia, dimana glikogen diubah menjadi asam sarkolastik/fosfor sehingga pH otot menjadi asam. otot kaku atau rigor. Proses kimia lain menyebabkan pH menjadi alkali kembali atau secondary flaccidity.
Faktor yang mempengaruhi Aktifitas premortal : mempercepat Suhu tubuh tinggi : mempercepat Konstitusi tubuh kurus : mempercepat Umur : anak, orang tua : mempercepat Gizi jelek : mempercepat Suhu optimal Skala waktu rigor mortis - 0-2 sampai 4 jam : kaku belum terbentuk
Pembusukan
Pembusukan adalah suatu keadaan dimana bahanbahan organic tubuh mengalami dekomposisi baik yang disebabkan oleh karena adanya aktivitas bakteri maupun karena autolisis.
Bakteri terutama datang dari usus besar dimana Clostridium welchii yang paling dominant.
Autolisis adalah perlunakan dan pencairan jaringan tubuh yang terjadi dalam kondisi steril, dikarenakan adanya aktivitas enzimatik yang berasal dari sel itu sendiri yang dilepaskan setelah terjadi kematian
Syarat pembusukan mikroorganisme dan enzim proteolitik. Skala waktu terjadinya pembusukan
Mekanisme terjadinya :
Degradasi jaringan oleh bakteri H2S, HCN, AA, asam lemak H2S + Hb HbS (hijau kehitaman)
Tanda Pembusukan :
Wajah / bibir bengkak, bola mata menonjol Lidah terjulur, lubang hidung / mulut keluar darah Dari lubang tubuh keluar isinya Badan gembung, bulla/kulit ari terkelupas Arborescent pattern / marbling Dinding perut pecah Scrotum / vulva bengkak Kuku/ rambut terlepas Organ dalam membusuk
- kulit merah, sendi lunak hyperextensi, bulla serous merah, bau ketuban, gas pembusukan tidak ada 2. Mummifikasi: pengeringan dan pengisutan alat tubuh akibat proses penguapan cairan tubuh 3. Adipocere/ Saponifikasi: hidrogenasi asam lemak tak jenuh menjadi jenuh --> bereaksi dengan alkali membentuk sabun yang tak larut