Anggota Kelompok : Chiendy Fajjaraini Ratna Julia Ainul Firdatun Nisaa' Ariella Inca Amanda Budi Nurul Maradin Aizar Lutfihani Hamzah (3311100006) (3311100040) (3311100059) (3311100069) (3311100079) (3311100099)
(a)
(b)
Keterangan : (a) dan (b) merupakan gambar sungai kali dami , Surabaya Berdasarkan gambar diatas, dapat kita lihat bahwa kondisi sungai Kalidami terlihat mengenaskan. Betapa tidak, sampah-sampah plastic berserakan dipinggir tepi sungai, warna air keruh, air tidak mengalir, berbau dan terdapat endapan (lumpur) yang mengakibatkan sungai semakin dangkal. Tentunya kondisi seperti itu merupakan ulah manusia yang tidak sadar lingkungan. Jumlah penduduk Surabaya yang semakin meningkat membuat volume limbah yang dihasilkan semakin banyak pula. Sayangnya, limbah yang mereka hasilkan dibuang langsung ke saluran-saluran drainase perkotaan atau saluran drainase kota skala besar seperti sungai. Di sekitar sungai Kalidami banyak permukiman dan beberapa industry/pabrik dan kebanyakan mereka membuang limbahnya langsung ke sungai tersebut tanpa dilakukan treatment terlebih dahulu, terutama untuk limbah cair yang dihasilkan proses produksi dalam suatu industry/pabrik karena kandungan kimia limbah yang bermacam-macam bahkan membahayakan. Dan keadaan yang dapat kita lihat pada gambar diatas, terlihat bahwa permukiman warga membelakangi sungai yang umumnya setelah kegiatan rumah tangga seperti memasak, sisa makanan, mencuci dan lain-lain, mereka membuang limbahnya ke sungai tesebut. Salah satu dampak dari pembuangan limbah tersebut adalah terhadap warna air dan timbulnya bau tidak sedap yang sangat mengganggu warga sekitar atau orang yang melintasi sungai tersebut. Akibatnya kadar/konsentrasi limbah yang masuk ke badan sungai membuat kadar oksigen (DO) dalam air semakin berkurang sehingga kehidupan dalam sungai tidak ada (mati) seperti ikan. Dan hal ini juga mengakibatkan bau tidak sedap karena tingginya kadar limbah yang membuat proses aerobic oleh mikroorganisme terhenti (menjadi anaerobic) atau diakibatkan dari jenis limbah yang dibuang. Kemudian air sungai tersebut tidak mengalir karena banyaknya timbunan sampah-sampah dan endapan lumpur yang menghambat aliran air menuju hilir.
II.
Fungsi :
Secara ekologis sungai dapat menampung biota-biota khas sungai, dimana di dalamnya terdapat interaksi antara biotik dan abiotik, serta terjalinnya rantai makanan. Potensi biota yang mungkin ada pada ekosistem Kalidami adalah ikan nila, sepat, lele, kuthuk (Profil Keanekaragaman Hayati Kota Surabaya 2012). Namun dimungkinkan banyak biota di Kalidami yang mati disebabkan bioakumulasi limbah dari kegiatan warga di sekitar sungai, seperti limbah rumah tangga, serta limbah laundry. Manfaat : Untuk keperluan warga seperti transportasi, pengairan sawah, keperluan peternakan, industri, perumahan, pengendali banjir, kesediaan banjir, dan tempat rekreasi.
Sungai Kalidami sendiri merupakan perairan dengan kualitas air kelas III menurut Peraturan Pemerintah no.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, dimana air tersebut dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut. Namun pada kenyataannya warga setempat tidak menggunakan air dari Kalidami untuk kegiatan-kegiatan pembudidayaan ikan, peternakan, maupun pertamanan disebabkan oleh keruhnya air, serta banyaknya sampah di Kalidami.
III.
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
Keterangan : (c) (h) adalah gambar dari Sungai Kali Dami Surabaya Berdasarkan gambar diatas dapat dianalisa bahwa kondisi dari kalidami Surabaya sudah sangat memprihatinan dimana pada hampir seluruh badan sungai terdapat sampah dan zat-zat pencemar hasil dari limbah idustri maupun domestik. Hal ini tentu saja bukan masalah yang sepele karena jika sebagian atau hampir seluruh badan air tercemar , maka akan berdampak pada kegiatan dan aktivitas warga disekitar kalidami tersebut . Selain itu banyaknya sampah di sepanjang badan air menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga dapat mengganggu
kenyamanan warga sekitar . Banyaknya sampah pada sepanjang sungai kali dami tersebut dapat diakibatkan dari berbagai faktor antara lain , tidak hanya sampah tersebut dihasilkan dari pemukiman warga sekitar , melainkan dari kiriman sungai-sungai yang terhubung langung sebagai bentuk percabangan dari sungai tersebut . Limbah industri juga berperan sangat besar dalam mencemari sungai kali dami tersebut serta limbah laundry yang juga banyak ditemukan . Oleh karena itu perlu adanya penanganan khusus dari berbagai pihak terkait untuk turut mengurangi kondisi-kondisi yang memprihatinkan tersebut. IV. Sumber Pencemar Sungai
Dari data hasil pengujian laboratorium yang dilakukan oleh Laboratorium Teknik Lingkungan ITS (2010), kualitas air pada Kali Dami mengandung kadar rata-rata Ammonia (NH3) sebesar 36,24 mg/L. Kadar Fosfat pada Kali Dami dijumpai dengan hasil analisis melebihi baku mutu sebesar 0,2 mg/L (PP No.82 Tahun 2001), pada inlet terdapat sejumlah 1,67 mg/L, pada bagian tengah saluran sejumlah 1,51 mg/L, dan pada outlet sejumlah 1,6 mg/L (Anonim, 2010). Air limbah domestik yang mengalir ke saluran drainase perkotaan merupakan jenis grey water, yaitu air bekas kegiatan rumah tangga, seperti air bekas cuci pakaian, air bekas cuci piring, dan air bekas kamar mandi, selain dari WC. Dengan demikian, air limbah tersebut tentunya mangadung kadar nutrien yang melimpah, nitrogen berasal dari urine manusia dan fosfat banyak terkandung pada sisa sabun maupun surfaktan lainnya. Melimpahnya kadar nutrien pada suatu badan air akan mengakibatkan kondisi eutrofikasi pada badan air tersebut. Pengkayaan nutrien pada badan air mengakibatkan pertumbuhan alga yang sangat pesat, sehingga menyebabkan kondisi badan air tersebut defisit akan kadar oksigen terlarut. Kondisi septik tersebut akan berpengaruh pada biota yang menghuni badan air tersebut, dan tentunya akan mengganggu kesetimbangan ekosistem tersebut. NH3 merupakan senyawa toksik bagi kebanyakan biota air, terutama ikan-ikan kecil (Gracia et al., 2000). Keberadaan NH3 juga menyebabkan penipisan kadar oksigen terlarut sebagai hasil reaksi nitrifikasi. Oleh sebab itu, diperlukan pengolahan efluen dengan kadar nitrogen dan fosfat yang tinggi yang dapat menyebabkan eutrofikasi dan penurunan kualitas badan air penerima (Gracia et al., 2000).
Selain itu juga didapatkan data bahwa dengan adanya smber-sumber pencemar yang ada di kali dami tersebut , mempengaruhi hasil analisa baik untuk parameter COD , DO , maupun TSS yang informasi lebih lanjutnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
V.
Di sepanjang sungai terdapat pemukiman penduduk dan industri domestik berupa usaha laundry dan sablon. Sedangkan pabrik atau industry besar tidak ada. Perekonomian masyarakat di sepanjang sungai tersebut tergolong menengah ke bawah Sehingga ada beberapa tempat atau rumah yang tidak terdapat saptictank sehingga limbahnya langsung di buang ke sungai. Limbah yang terdapat di kawasan sungai tersebut antara lain limbah rumah tangga dari cuci-cuci , mandi ,dan aktivitas rumah tangga lainnya. Kawasan sungai tersebut terlihat kotor dan keruh di akibatkan limbah-limbah tersebut. Banyak sampah seperti ban, plastik makanan dsb. Masalah lain yang timbul yaitu kurangnya perhatian dari pemerintah untuk membersihkan sampah atau kotoran yang terdapat di sepanjang sungai. Hal yang timbul sehingga terjadi pendangkalan sungai. Pada musim penghujan seperi saat ini air mengalir sehingga bau tidak sedap agak berkurang namun pada saat musim kemarau terdapat bau yang menyengat sehingga mengganggu keresahan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai tersebut. Banyaknya sampah yang terdapat dalam sungai Kali Dami dapat dilihat pada gambar berikut :
(i)
(j)
Berdasarkan gambar tersebut , maka tidak heran masalah-masalah yang ditimbulkan begitu kompleks karena banyaknya volume sampa dan sumber smber pencemar lainnya.
VI.
Sistem pengolahan air limbah perkotaan menggunakan alga biasanya bertujuan untuk menurunkan kadar nutrien (penurunan kadar nitrogen dan fosfat) (Oilgae, 2010). Dengan menggunakan alga, diharapakan pengolahan air limbah dapat lebih aplikatif, karena teknologi ini murah dan hemat energi dibandingkan dengan teknologi pengolahan limbah konvensional, seperti activated sludge. Alga memproduksi oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk memecah struktur organik menjadi senyawa yang lebih sederhana. Sebaliknya bakteri menghasilkan karbon dioksida yang digunakan sebagai substrat alga untuk fotosintesis (Buhr and Miller, 1980). Asimilasi N oleh alga dan tanaman apung perairan terhitung sekitar 65% dari total penurunan kadar N, volatilisasi ammonia sejumlah 15 % dan sekitar 20% total penurunan kadar N dapat diasumsikan berdasarkan proses nitrifikasi-denitrifikasi (Ngoc Bich et al., 1998). Perkembangan dan penerapan dari sistem pengolahan yang mampu menurunkan kadar zat
organik dan juga nitrogen, seperti High Rate Algal Pond sangatlah penting untuk menjamin pemeliharaan kualitas badan air penerima (Gracia et al., 2000). Sepanjang tahun 2011, setidaknya 226.602 batang mangrove telah ditanam di sepanjang Pamurbaya dan sejumlah titik lokasi yang ada di wilayah Gunung Anyar dan Wonorejo. Sebaran tanamnya berada di lahan seluas 24,790 hektare. Pamurbaya menjadi muara bagi 7 sungai di Surabaya, yakni Kali Kepiting, Kali Dami, Kali Bokor, Kali Wonokromo, Kali Wonorejo, Kali Kebonagung, dan Kali Perbatasan Kegiatan Ecodrain yang berkelanjutan, mengingat semakin menurunnya kualitas lingkungan (degradasi) dengan kenyataan semakin tingginya tingkat pencemaran serta belum dilaksanakannya pengelolaan pencemaran lingkungan secara terpadu dan sistematis, maka pola penanganan ecodrain perlu dibagi menjadi program penanganan mendesak dan program penanganan jangka panjang yang berkelanjutan. Pelaksanaan Program Penanganan Mendesak Membersihkan Saluran atau Sungai dari Sampah. Memperbaiki kualitas air di hilir bangunan penangkap sampah atau trash rack. Pelaksanaan Penanganan Jangka Panjang yang Berkelanjutan Merencanakan dan melaksanakan penanganan sampah dari sumbernya, antara lain dengan program-program yang berbasis masyarakat (program 3R, Sanimas) di kawasan catchment area saluran tersebut. Melakukan evaluasi berkala (tahunan) untuk pengembangan selanjutnya. Memastikan adanya institusi yang mengoperasikan atau mengelola. Kajian masalah keuangan, institusi, peraturan dan peran serta swasta atau masyarakat.
VII.
Berdasarkan data dari Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur tahun 2011 :
Tabel :
Data DO, PH, BOD, COD, TSS dan Deterjen Kalidami tahun 2011 bulan JanuariNopember berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur
PH 7 7 7 7 7 7 8
TSS 7 19 7 19 12 2 27
7,5 6 8 7 6 s/d 3 9
21 45 27 20 400
Adapun Kriteria Mutu Air Kelas III pada tabel tersebut adalah berasal dari Peraturan Pemerintah no. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Kalidami termasuk dalam mutu air kelas III sesuai data yang diperoleh dari Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur tahun 2011 di atas.
VIII. Analisa dan Pembahasan Berdasarkan uraian dan data-data yang telah didapatkan dari bab-bab sebelumnya , maka secara tidak langsung dapat dijelaskan bahwa pada sungai kalidami berada pada kondisi yang cukup memprihatinkan . Dapat dibilang seperti itu dikarenakan banyak nya masalah-masalah lingkungan yang kompleks yang terdapat dalam sungai tersebut . Diantaranya adalah banyaknya volume sampah dan sumber-sumber pencemar lainnya yang menimbulkan berbagai dampak-dampak yang merugikan bagi masyarakat yang tinggal di daerah pemukiman tersebut. Akibat dari hal tersebut maka kualitas air yang terdapat dalam sungai kalidami menurun yang dapat dilihat dari parameter DO, BOD , COD dll . Karena parameter tersebut nilai atau angkanya tidak sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan untuk air baku air minum , maka sungai kalidami tersebut tidak dapat digunakan untuk konsumsi air minum , untuk mandi maupun mencuci pakaian . Sehingga dapat dikatakan keberadaan sungai kalidami tersebut tidak dapat memberikan keuntungan-kentungan bagi penduduk sekitar sesuai dengan peruntukan sungai pada awal atau kondisi ideal . Banyak upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah , salah satunya adalah dengan membuat kebijakan-kebijakan untuk mengurangi pencemaran-pencemaran tersebut guna memberikan dampak yang positif bagi penduduk sekitar . Namun hingga sekarang masih belum terlihat secara jelas hasil dari pemerintah tersebut . Oleh karena itu perlu adanya usaha dari berbagai pihak terkait untuk turut mensukseskan program atau kebijakan pemerintah tersebut sebagai upaya untuk mewujudkan kebutuhan dan kehidupan yang layak bagi penduduk Surabaya .
IX.
Kesimpulan
1. Sungai Kalidami merupakan sungai yang terdapat di sepanjang jalan kalidami hingga karang menjangan , Surabaya 2. Keadaan dan kualitas air dari sungai Kalidami berada dalam kondisi yang memprihatinkan karena nilai DO,BOD,COD dan parameter kualitas air bersih lainnya tidak dapat memenuhi standart baku yang telah dintukan oleh pemerintah 3. Perlu adanya usaha dan upaya yang lebih baik lagi dari berbagai pihak instansi terkait serta masyarakat untuk meningkatkan kualitas air dari sungai kalidami tersebut sehingga dapat digunakan sesuai dengan peruntukkannya
X.
Saran
1. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat dan penduduk sekitar terkait dengan pola hidup bersih sehingga diharapkan dapat meminimalk jumlah sampah yang berasal dari limbah domestic maupun laundry 2. Perlu adanya pemantauan dari pemerintah terhadap kegiatan di sekitar pemukiman yang dapat diwujudkan dengan autan-aturan serta kebijakan yang dapat menghasilkan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar