A. TUJUAN Untuk mengetahui besarnya kadar air tanah yang berada dalam batas keadaan cair.
B. DASAR TEORI Batas cair didefinisikan sebagai kadar air yang paling rendah dimana tanah berada dalam keadaan cair atau suatu keadaan dimana tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis. Batas cair juga dinyatakan dalam persen berat kering, dimana kedua penampang tanah yang hampir bersentuhan tetapi tidak saling melimpahi satu terhadap yang lain, ketika dalam cawan mengalami ketukan dari arah bawah. Dalam pengujian ini hasil hasilnya sangat dipengaruhi oleh unsur manusia. Untuk menghilangkan factor ini maka digunakan piranti yang dibakukan (Standardized Mechanical Device) atau (A.Casagrande 1932 a). Kadar air dinyatakan dalam persen dimana terjadi transisi dari keadaan padat ke keadaan semi padat didefenisikan sebagai batas susut ( shrinkage limit ). Kadar air dimana transisi dari keadaan semi padat ke keadaan plastis dinamakan batas plastis (plastic limit), dan dari keadaan plastis ke keadaan cair dinamakan batas cair ( liquit limit ). Batas-batas ini dikenal juga sebagai batas-batas Atterberg ( Atterberg limit )
padat
semi padat
plastis
cair
batas susut
batas plastis
batas cair
Untuk menetukan batas cair dibuat grafik hubungan antara jumlah ketukan dan kadar air, dimana absis adalah jumlah ketukan (N) dan ordinat adalah kadar air contoh tanah yang bersangkutan, berdasarkan data-data dari sampel diperoleh garis kurva kadar air dengan jumlah ketukan sebanyak 25 kali.
KADAR AIR
y = -ax + b
LL
25 JUMLAH KETUKAN
Untuk menentukan batas cair (LL) terlebih dahulu, ditentukan kadar air (W) dengan persamaan sebagai berikut :
=
Dimana :
W2 W3 x100 % W3 W1
W1 = Berat Cawan Kosong (gram) W2 = Berat Cawan + Tanah Basah (gram) W3 = Berat Cawan + Tanah Kering (gram) Adapun ketentuan jumlah ketukan casagrande dalam menentukan batas cairnya sebagian berikut : 1. 10 20 ketukan 2. 20 30 ketukan 3. 30 40 ketukan 4. 40 50 ketukan
2. Groving Tool
3. Spatula
4. Cawan
5. Plat kaca
6. Timbangan digital
7. Oven
Bahan
D. LANGKAH KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan di lokasi kerja. 2. Mengambil contoh tanah yang lolos saringan No. 40. 3. Mencampur tanah di atas plat kaca dengan air suling dan diaduk dengan menggunakan spatula hingga homogen.
4. Mengambil contoh tanah yang telah tercampur dan meletakkannya di atas mangkuk Casa Grande. Kemudian, permukaan tanah dalam mangkuk diratakan sehingga sejajar dengan pinggiran mangkuk.
5. Membuat alur pada contoh tanah, dengan menggunakan graving tool pada permukaan contoh tanah.
Sampel Tanah
6. Dengan menggunakan/bantuan alat pemutar, mangkuk akan terangkat naik turun dengan kecepatan 2 putaran/detik. 7. Pemutaran dihentikan jika alur mulai tertutup sepanjang berapa ketukan yang dibutuhkan. 1,25 cm dan dihitung
1,25
8. Lakukan percobaan tersebut sehingga mendapatkan contoh sampel tanah dengan 4 macam ketukan sampel yang berbeda. Dalam percobaan yang dilakukan diperoleh jumlah ketukan berdasarkan range ketukan Casagrande:
9. Untuk Mencari kadar airnya yaitu : - Menyiapkan 4 buah cawan kosong (1, 2, 3, dan 4) kemudian timbang masing masing cawan tersebut dengan ketelitian 0,01 gram (W1).
- Masukan sampel tanah yang telah dibelah dengan menggunakan grooving tool kedalam cawan dan kemudian timbang (Cawan + Tanah Basah) dengan ketelitian 0,01 gram (W2). - Masukan Cawan + Tanah basah kedalam oven dengan suhu 110oC selama 24 jam. - Setelah 24 jam keluarkan Cawan + Tanah kering dari oven dan tibang beratnya (W3).
Analisa Perhitungan
1. Berat air Untuk jumlah ketukan 13 Berat air = W2 W3 = 43,221 33,774 = 9,447 gram Untuk jumlah ketukan 23 Berat air = W2 W3 = 50,602 39,155 = 11,447 gram Untuk jumlah ketukan 31 Berat air = W2 W3 = 48,190 37,558 = 10,632 gram
2. Berat tanah kering Untuk jumlah ketukan 13 Berat tanah kering = W3 W1 = 33,774 13,336 = 20,438 gram
Untuk jumlah ketukan 23 Berat tanah kering = W3 W1 = 39,155 13,303 = 25,852 gram
Untuk jumlah ketukan 31 Berat tanah kering = W3 W1 = 37,558 13,264 = 24,294 gram
Untuk jumlah ketukan 42 Berat tanah kering = W3 W1 = 42,771 13,580 = 29,191 gram
W 2 W3 100 % W3 W1
9,447 100 % 20 ,438
46,222%
W 2 W3 100 % W3 W1
11,447 100 25 ,852
44,278%
W 2 W3 100 % W3 W1
10 ,632 100 % 24 ,294
43,763%
KadarAir
W 2 W3 100 % W3 W1
11,959 100 % 29 ,191
= 40,968 %
y = -0.1733x + 48.53
64
F. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengujian Batas Cair (Liquid Limit) maka berdasarkan grafik pada jumlah ketukan 25 didapat optimum sebesar 44,205 %, jadi kami dapat menyimpulkan bahwa benda uji yang kami ujikan di Laboratorium memiliki batas cair LL = 44,205 %.