Anda di halaman 1dari 4

PENYAKIT ASMA (ASTHMA) Pengertian/batasan penyakit asma Kata asma berasal dari kata azo atau azin yang

berarti bernafas dengan sulit. Asma adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiolus) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiolus sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Asma didefinisikan juga sebagai gangguan inflamasi kronik saluran respiratorik dengan banyak sel yang berperan khususnya sel mast, eosinophil, dan limfosit T. Pada orang yang rentan, inflamasi ini menyebabkan episode wheezing berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan khususnya pada malam atau dini hari. Jenis Penyakit Asma. Asma dapat dikelompokkan jadi beberapa jenis yaitu : asma alergi, asma non-alergi/idiopatik dan asma campuran/mixed 1. Asma Alergi/Ekstrinsik. Merupakan suatu jenis asma yang disebabkan oleh allergen (misalnya bulu binatang, debu, ketombe, tepung sari, makanan, dll). Alergen yang paling umum adalah allergen yang perantaraan penyebarannya melalui udara (airborne) dan allergen yang munculnya secara musiman (seasonal). Penderita dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat penyakit pada keluarga dan riwayat pengobatan eczema atau rhinitis alergik. Paparan terhadap alergi akan mencetuskan serangan asma. Gejala asma pada umumnya dimulai saat kanak-kanak. 2. Asma Idiopatik atau Non-allergic asthma atau Asma Intrinsik. Merupakan jenis asma yang tidak berhubungan secara langsung dengan allergen spesifik. Faktor-faktor seperti common cold, infeksi saluran nafas atas, aktivitas, emosi, dan polusi lingkungan dapat menimbulkan serangan asma. Beberapa agen farmakologi antagonis, beta adrenergic, dan agen sulfide (penyedap makanan) juga dapat berperan sebagai factor pencetus. Serangan asma idiopatik atau non-alergik dapat menjadi lebih beratnya dan sering kali dengan berjalannya waktu dapat berkembang menjadi bronchitis dan emfisema. Pada beberapa penderita asma jenis ini dapat berkembang menjadi asma campuran. Bentuk asma ini biasanya terjadi pada saat dewasa (>35 tahun). 3. Asma Campuran (mixed asthma). Merupakan bentuk asma yang paling sering ditemukan. Dikarakteristikkan dengan bentuk kedua jenis asma yaitu asma alergi dan non-alergik. Penyebab Penyakit Asma. Sampai saat ini, penyebab asma belum diketahui dengan pasti. Namun satu hal yang seringkali terjadi pada semua penderita asma adalah fenomena hiperaktivitas bronchus. Bronkhus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologik maupun non imunologik.. Karena sifat tersebut, serangan asma mudah terjadi akibat berbagai rangsangan baik fisik, metabolisme, kimia, alergi, infeksi dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut antara lain : a. Alergen utama : debu rumah, spora, jamur, dan tepungsari rerumputan b. Iritan seperti asap, bau-bauan, dan polutan c. Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus d. Perubahan cuaca yang ekstrim e. Aktivitas fisik yang berlebihan f. Lingkungan kerja g. Obat-obatan h. Emosi i. Lain-lain seperti reflux gastro esophagus Faktor-faktor Risiko Penyakit Asma. Secara umum faktor risiko penyakit asma dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.

1. Faktor Genetik, meliputi : a. Hiperaktivitas b. Atopi/alergi bronchus disebabkan karena ada allergen yang masuk ke dalam bronchus, sehingga terjadi penebalan dan mengeluarkan cairan yang dapat menyebabkan asma c. Jenis kelamin. Prevalensi pada pria lebih banyak daripada wanita oleh karena kebiasaan merokok pada pria. 2. Faktor Lingkungan, meliputi : a. Alergen dalam ruangan (tungau, debu rumah, kucing, alternaria/jamur dll) b. Alergen di luar ruangan (alternaria, tepung sari) c. Makanan (bahan penyedap, pengawet, pewarna makanan, kacang, coklat, makanan laut, susu sapi, telur) d. Obat-obatan tertentu (golongan aspirin, NSAID, blocker dll) e. Bahan yang mengiritasi (misalnya parfum, household spray dll) f. Ekspresi emosi berlebih g. Asap rokok (perokok aktif dan pasif) h. Exercised induced asthma. Mereka yang asmanya kambuh ketika melakukan aktivitas tertentu, tergantung jenis aktivitas yang dilakukan serta keadaan udara di tempat melakukan aktivitas. i. Perubahan cuaca j. Tempat tinggal. Orang yang tinggal di daerah industri lebih berisiko terkena asma karena tingkat pencemaran udara yang lebih tinggi. Gejala Klinis Asma. Berat dan frekuensi serangan asma pada tiap penderita bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan sesak nafas yang singkat dan ringan yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau terpapar oleh allergen atau iritan, menangis atau tertawa juga bisa menyebabkan timbulnya gejala. Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan nafas yang berbunyi (wheezing), batuk dan sesak nafas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan nafasnya. Serangan dapat pula terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak nafas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari. Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau leher. Batuk kering malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala. Selama serangan asma sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga mengeluarkan banyak keringat. Pada serangan yang sangat berat penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sangat sesak. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran menurun, penderita seperti tidur lelap tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian tertidur kembali) dan sianosis merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu pengobatan segera. Kadang beberapa alveoli di paru bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di rongga pleura atau sekitar organ dada, hal ini akan memperburuk sesak yang dialami penderita. Prevalensi Asma. Dilaporkan adanya peningkatan prevalensi asma di seluruh dunia secara umum dan peningkatan frekuensi perawatan penderita asma di RS atau kunjungan ke unit emergensi. Hal ini diduga disebabkan oleh peningkatan kontak dan interaksi dengan allergen di rumah (asap, merokok pasif) dan allergen di atmosfer (debu kendaraan bermotor). Prevalensi asma di seluruh dunia adalah sebesar 8-10% pada anak dan 3-5% pada orang dewasa, dalam 10 tahun terakhir meningkat sebesar 50%. Prevalensi asma di Jepang dilaporkan meningkat hampir 3 kali lipat jika dibandingkan dengan prevalensi tahun 1960, yaitu dari 1,2% menjadi 3,14%, lebih banyak terjadi pada usia muda.

Penelitian prevalensi asma di Australia pada tahun 1982-1992 didasarkan pada data atopi, mengi dan HRH menunjukkan kenaikan prevalensi asma akut di daerah lembab (Belmont) dari 4,4% (1982) menjadi 11,9% (1992). Prevalensi asma di Singapura meningkat dari 3,9% (1976) menjadi 13,7% (1987). Di Manila dari 14,2% menjadi 22,7% (1987). Data dari daerah perifer yang kering prevalensi asma adalah sebesar 0,5% dari 215 anak dengan bakat atpi 20,5% , mengi 2% dan HRH 4%. Serangan asma juga semakin berat, terlihat dari meningkatnya angka kejadian asma rawat inap dan angka kematian oleh karena asma. Asma juga merubah kualitas hidup penderita dan menjadi sebab peningkatan absent anak sekolah dan kehilangan jam kerja. Di Perancis, biaya untuk asma meningkat terus dan mencapai 1% dari biaya pemeliharaan kesehatan langsung dan tidak langsung. Di Indonesia, penelitian tentang asma pada umumnya dilakukan dengan kuesioner dan jarang dengan HRB, hampir semua penelitian dilakukan di lingkungan khusus misalnya di sekolah atau rumah sakit, jarang dilakukan di masyarakat. Dilaporkan jumlah penderita asma berobat jalan di RS Hasan Sadikin Bandung pada tahun 1985-1989 sebanyak 12,1% dari 1.344 pasien dan pada tahun 1983 sebanyak 14,2% dari 2.137 pasien. Pasien asma yang rawat inap meningkat dari 4,3% (1984/1985) menjadi 7,6% (1986). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1986 menunjukkan angka sebesar 7,6%. Hasil penelitian prevalensi asma pada anak sekolah berkisar 6,4% dari 4.865 anak (Bandung, 1993) dan 15,15% dari 1.515 anak (Muultisenter, Jakarta). Pengobatan. Pengobatan yang dilakukan ditujukan pada : a. Bagian jalan pernafasan/dead space, meliputi : 1). Mengatasi bronkhospasme : teofilin, simpatomimetk/para simpatolitik, kromolin 2). Melakukan lung toilet : denggan suction, kemudian diberikan mukolitik dan ekspektoransia 3). Mencegah terjadinya edema paru b. Memperbaiki respirasi : dengan IPPB Pencegahan. Pencegahan dan tindakan dini harus menjadi tujuan utama dalam menangani asma pada anak. Pengendalian lingkungan, ASI eksklusif, penghindaran makan berpotensi alergenik, pengurangan pajanan terhadap tungau debu rumah dan rontokan bulu binatang, terbukti mengurangi manifestasi alergi makanan khususnya dermatitis atopik pada bayi, juga asma. Penggunaan antihistamin non sedative seperti ketotifen dan seftirizin jangka panjang dapat mencegah terjadinya asma pada anak dengan dermatitis atopic. Pengendalian lingkungan harus dilakukan untuk setiap penderita asma. Penghindaran terhadap asap rokok merupakan rekomendasi penting. Keluarga yang mempunyai anak dengan asma dianjurkan tidak memelihara binatang berbulu (seperti anjing, kucing, burung). Perbaikan ventilasi ruangan, dan penghindaran kelembaban kamar perlu untuk anak yang sensitif terhadap debu rumah dan tungaunya. Perlu ditekankan bahwa anak yang sensitif terhadap debu rumah seringkali menderita rhinitis alergi dan atau sinusitis yang membuat asmanya sukar dikendalikan, deteksi dan diagnosis kedua kelainan ini yang diikuti dengan terapi adekuat akan memperbaiki gejala asmanya.

Rangkuman. a. Asma adalah suatu penyakit kronik yang menyerang saluran ppernafasan pada paru dimana terdapat peradangan dinding rongga bronchiolus sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. b. Tipe/jenis asma meliputi : asma alergik/ekstrinsik, asma idopatik/non-alergik/intrinsik dan asma campuran/mixed asthma c. Etiologi dan Faktor Risiko : Etiologi pasti belum diketahui. Faktor risiko yang kemungkinan sebagai penyebab antara lain : 1). Alergen : debu rumah, spora jamur, tepung sari 2). Iritan : asap, bau-bauan, polutan 3). Perubahan cuaca ekstrim 4). Aktifitas fisik berlebih

5). Lingkungan kerja 6). Obat-obatan 7). Emosi 8). Lain-lain : reflux gastro esophagus d. Prevalensi : terjadi peningkatan di seluruh dunia. Prevalensi pada anak sebesar 8-10% dan ppada dewasa 3-5%. e. Pengobatan : Terapi ditujuakan pada jalan nafas (mengatasi bronkho spasme, lung toilet, mencegah edema paru) dan memperbaiki rrespirasi. f. Pencegahan : Terutama dengan menghindari faktor risiko. Bahan diskusi. Faktor pencemaran lingkungan (oleh asap kendaraan bermotor, industri dll) merupakan salah satu faktor risiko yang menyebabkan meningkatnya prevalensi penderita asma. Diskusikan upayaupaya yang perlu dilakukan dari sisi kesehatan masyarakt untuk menanggulangi masalah tersebut. Referensi. 1. Anonim, 2008. Penyakit Asma. [serial online] http://bayisehat.com/immunization-mainmenu-36/173penyakit-asma.html (2 Oktober 2010) 2. Anonim, 2009. Penyakit Asma (Asthma). [serial online] http://www.infopenyakit.com/2208/02/penyakit-asma-asthma.html (2 Oktober 2010) 3. Anonim, 2009. Asma dan Penyakit Jantung. [serial online] http://quantumhealthcare.co.id/asma.php (2 Oktober 2010) 4. Gunawan, Didik., Mulyani, Sri. 2002. Ramuan Tradisionil untuk penderita Asma . Jakarta : Penebar Swadaya 5. Halim, Reza.2009. Penyakit Asma dan Penanganannya. [serial online] http://bali.forumotion.net/kesehatan-f48/penyakit asma-dan-penanganannya-t1208.htm (1 Oktober 2010) 6. Tabrani, RAB. 1996. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : Hipokrates 7. Somatri, Irman. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dDengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika 8. Tampubolon, 1999. Penatalaksanaan Asma yang tidak terkendali. [serial online] http://members.fortunecity.com/bheru/referat/0012/gand2000.htm. (1 Oktober 2010)

Anda mungkin juga menyukai