Anda di halaman 1dari 1

Suatu ketika di tahun 2005, Ibu saya pulang dari kerja dan beliau membawa sebuah majalah yang

berjudul Intisari. Itulah awal mula saya mengenal dan mulai membaca majalah ini. Bahasa yang digunakan dalam artikel artikel di majalah ini cukup ringan, santai, dan mudah dipahami. Artikel yang ada di majalah ini juga masih terasa segar untuk dibaca walaupun sudah edisi lama. Terbukti ketika liburan semester kuliah saya pulang ke rumah dan mencoba membaca lagi majalah intisari Edisi November 2005. Tanpa sengaja saya menemukan tulisan yang berjudul Fitofarmaka, Jamu yang Naik Kelas. Saya tertarik untuk membaca lagi artikel ini. Artikel ini juga mengingatkan saya akan tulisan yang baru saya buat bersama teman bulan Juni lalu untuk diikutkan pada lomba karya tulis ilmiah mengenai potensi tanaman endemik Indonesia sebagai fitofarmaka. Ternyata majalah intisari ini sudah memberikan pengetahuan mengenai fitofarmaka kepada masyarakat jauh sebelum saya mengetahui seluk beluk fitofarmaka. Dari intisari saya juga banyak mendapat informasi baik berupa isu yang sedang booming di masyarakat maupun informasi yang sama sekali belum pernah saya ketahui sebelumnya. Web intisari yang tersedia di dunia maya pun bagi saya tidak kalah menariknya. Dengan adanya artikel online majalah intisari semakin memudahkan para pembaca yang mungkin belum berkesempatan membaca majalah secara langsung. Beberapa bagian favorit saya yang ada di web intisari adalah smart science, smart carrier, serta beberapa artikel mengenai tanaman dan kesehatan. Sebab dengan membaca artikel-artikel ini saya dapat menghubungkannya dengan kuliah yang saya dapat dari dosen-dosen di kampus. Artikel yang ada di intisari juga banyak mencantumkan sumber-sumber informasi dan penelitian sehingga para pembaca termasuk saya lebih yakin bahwa artikel yang ada di majalah intisari memiliki sumber informasi yang terpercaya dan tidak hanya sekedar kumpulan informasi.

Anda mungkin juga menyukai