Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul Tuntunan Islam tentang Perilaku Pendorong Kesehatan ini dapat diselesaikan penulisannya. Shalawat dan salam tak lupa pula kita doakan kepada Allah agar tersampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya . Dalam penulisan makalah ini, penulis menerima banyak bantuan, oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih, terkhusus kepada Pak Syari , sebagai dosen mata kuliah Agama Islam yang telah membimbing penulis . Terima kasih juga kepada rekan-rekan dan orang tua yang telah mendukung. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar kedepannya bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1 ISI TUNTUNAN ISLAM TENTANG PERILAKU PENDORONG KESEHATAN Pengaruh Makanan ................................................................................................................... Olahraga ................................................................................................................................. 3 Menjaga Kebersihan .................................................................................................... 4

Menjaga Keselamatan ............................................................................................................ 5 Manajemen Waktu ................................................................................................................. 6

PENUTUP ................................................................................................................................. 2

KEPUSTAKAAN .................................................................................................................... iii

1.

Pendahuluan

Kesehatan merupakan nikmat Allah yang terpenting dalam kehidupan manusia di dunia, meskipun terkadang manusia selalu mengabaikan. Menurut hadist yang disampaikan oleh Abu Hurairah bahwa Rosulullah SAW bersabda: Mumin yang kuat lebih baik dan lebih disayangi Allah ketimbang mumin yang lemah (H.R. Muslim). Berdasarkan hadist tersebut menunjukan bahwa islam sangat, memperhatikan kesehatan jasmani dan rohani. Sebagai manusia, kita perlu mengetahui bagaimana tuntunan Islam tentang perilaku pendorong kesehatan. Hal tersebut bertujuan agar kita bisa menjadi muslim yang tangguh, muslim yang kuat, dan bisa membela agama Allah. Karena, tanpa kesehatan, kita tidak akan bisa melakukan sesuatu dengan sempurna. Dalam makalah ini,penulis akan membahas tentang tuntutan Islam tentang perilaku pendorong tingkat kesehatan seperti : 1. Pengaruh makanan dan minuman 2. Olahraga 3. Menjaga kebersihan 4. Menjaga keselamatan 5. Manajemen Waktu Setelah membaca makalah ini, hendaklah kita sekiranya memahami tentang itu semua, agar kita menjadi muslim yang sehat dan kuat.

2. 2.1

ISI Pengaruh Makanan

Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Tubuh manusia terbentuk dari apa yang dimakannya. Dari makanan itu pula dihasilkan tenaga atau energi yang perlu untuk kelangsungan hidup dan untuk aktivitas fisiknya. Apabila tidak ada makanan, niscaya tidak ada kehidupan di dunia ini. Selain untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan energi, makanan merupakan bagian dari kehidupan sosial budaya. Kegembiraan, ras kasih sayang, rasa syukur, semuanya itu biasanya diungkapakan dengan selamatan yang menghidangkan berbagai makanan yang lezat-lezat. Demikian juga dalam agama, makanan mempunyai tempat yang sangat penting. Oleh karena itu, makanan sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Orang yang memakan makanan yang halal tentu akan berbeda perilaku dan pola hidup nya dengan orang yang memakan makanan yang haram. Akan berbeda orang yang memakan makanan yang sehat dan yang sembarangan. Permasalahan halal dan haram sangat penting sekali bagi seorang muslim, dan ini ditunjukkan langsung dengan pengaitan Allah Subhanahu wa Taala antara makanan yang baik dengan amal shalih dan ibadah. Di dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muslim dan yang lainnya, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Sesungguhnya Allah Taala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik, dan bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkannya kepada para rasul dalam firman-Nya: Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. al-Muminun: 51). Dan Ia berfirman, (yang artinya)Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu. (Qs. al-Baqarah: 172). Kemudian beliau menyebutkan seorang laki-laki yang kusut warnanya seperti debu mengulurkan kedua tangannya ke langit sambil berdoa: Ya Rabb, Ya Rabb, sedang makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, ia kenyang dengan makanan yang haram, maka bagaimana mungkin orang tersebut dikabulkan permohonannya?!1 Dalam hadits di atas Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan bahwa makanan yang dimakan seseorang mempengaruhi diterima dan tidaknya amal shalih

seseorang. Hal ini tentunya cukup membuat kita memberikan perhatiaan yang serius dan berhati-hati dalam permasalahan ini. Sebagian muslim tidak mempedulikan apa yang masuk dalam perutnya. Asal enak dan ekonomis, akhirnya disantap. Tidak tahu manakah yang halal, manakah yang haram. Padahal makanan, minuman dan hasil nafkah dari yang haram sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan seorang muslim, bahkan untuk kehidupan akhiratnya setelah kematian. Baik pada terkabulnya doa, amalan sholehnya dan kesehatan dirinya bisa dipengaruhi dari makanan yang ia konsumsi setiap harinya. Oleh karena itu, seorang muslim begitu urgent untuk mempelajari halal dan haramnya makanan. Ibnu Rajab rahimahullah berkata, Hadits ini menunjukkan bahwa amal tidak diterima dan tidak suci kecuali dengan memakan makanan yang halal. Sedangkan memakan makanan yang haram dapat merusak amal perbuatan dan membuatnya tidak diterima Makanan yang haram mempengaruhi doa, seperti hadits Rasulullah : Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ( ( . ) ) . Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. FirmanNya: 'Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.' Dan Allah juga berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.'" Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a: "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku." Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do'anya?" (HR. Muslim no. 1015) Dari Wahb bin Munabbih, ia berkata,

Siapa yang bahagia doanya dikabulkan oleh Allah, maka perbaikilah makanannya. Dari Sahl bin Abdillah, ia berkata, Barangsiapa memakan makanan halal selama 40 hari, maka doanya akan mudah dikabulkan. Gemar melakukan ketaatan secara umum, sebenarnya adalah jalan mudah terkabulnya doa. Sehingga tidak terbatas pada mengonsumsi makanan yang halal, namun segala ketaatan akan memudahkan terkabulnya doa. Sebaliknya kemaksiatan menjadi sebab penghalang terkabulnya doa. Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, Melakukan ketaatan memudahkan terkabulnya doa. Oleh karenanya pada kisah tiga orang yang masuk dan tertutup dalam suatu goa, batu besar yang menutupi mereka menjadi terbuka karena sebab amalan yang mereka sebut. Di mana mereka melakukan amalan tersebut ikhlas karena Allah Taala. Mereka berdoa pada Allah dengan menyebut amalan sholeh tersebut sehingga doa mereka pun terkabul. Rizki dan makanan yang halal adalah bekal dan sekaligus pengobar semangat untuk beramal shaleh. Buktinya adalah firman Allah Taala,

"Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thoyyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Muminun: 51). Said bin Jubair dan Adh Dhohak mengatakan bahwa yang dimaksud makanan yang thoyyib adalah makanan yang halal (Tafsir Al Quran Al Azhim, Ibnu Katsir, 10: 126). Ibnu Katsir rahimahullah berkata, Allah Ta'ala pada ayat ini memerintahkan para rasul 'alaihimush sholaatu was salaam untuk memakan makanan yang halal dan beramal sholeh. Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah pembangkit amal shaleh. Oleh karena itu, para Nabi benar-benar memperhatikan bagaimana memperoleh yang halal. Para Nabi mencontohkan pada kita kebaikan dengan perkataan, amalan, teladan dan nasehat. Semoga Allah memberi pada mereka balasan karena telah member contoh yang baik pada para hamba." (Tafsir Al Quran Al Azhim, 10: 126). Di akhirat, neraka lebih pantas menyantap jasad yang tumbuh dari yang haram

Dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu anhu, ia berkata, Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka pantas untuknya. (HR. Ibnu Hibban 11: 315, Al Hakim dalam mustadroknya 4: 141. Hadits ini shahih kata Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami no. 4519) Lihatlah begitu bahayanya mengonsumsi makanan haram dan dampak dari pekerjaan yang tidak halal sehingga mempengaruhi doa, kesehatan, amalan kebaikan, dan terakhir, mendapatkan siksaan di akhirat dari daging yang berasal dari yang haram.

[Allahummak-finaa bi halaalika an haroomika, wa agh-ninaa bi fadh-lika amman siwaak] "Ya Allah, limpahkanlah kecukupan kepada kami dengan rizqi-Mu yang halal dari memakan harta yang Engkau haramkan, dan cukupkanlah kami dengan kemurahan-Mu dari mengharapkan uluran tangan selain-Mu. (HR. Tirmidzi no. 3563 dan Ahmad 1: 153. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Kalau kita cermati, perilaku konsumen di pusat-pusat perbelanjaan modern atau di tempat lainya, kita akan mendapatkan setidaknya ada tiga kelompok, pertama, konsumen yang hanya mempertimbangkan faktor harga (murah atau tidak). Kedua, konsumen yang hatihati dalam memilih produk karena dorongan agama. Ketiga, konsumen yang membeli karena Faktor kesehatan, atau karena kualitas, lebih tertarik pada table komposisi bahan yang tertera pada barang itu. Hembing Wijayakusuma, pakar pengobatan Internasional dan akuputur, bahwa makanan yang halal dan sehat adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Makanan yang halal akan menerima jiwa yang bersih, fikiran dan jasmani yang segar akan menimbulkan ketentraman dan kekhusuan. Sebelumnya, setiap makanan yang telah diharamkan oleh islam mengandung bahaya baik lahir maupun batin. Berikut ini ada beberapa penyakit yang disebabkan karena factor makanan : 1. Penyakit jantung dan stroke 2. Penyakit kencing manis 3. Penyakit kanker

4. Diare 5. Keracunan 6. Dipteri 7. Gastritis Masih banyak penyakit-penyakit yang timbul akibat salah memilih makanan. Penyakit yang disebutkan di atas hanya segelintir dari sekian banyak penyakit yang ada. Oleh karena itu, sebagai manusia yang berakal, kita harus cermat dalam memilih makanan. Jangan sampai penyakit-penyakit menyerang tubuh kita . 2.2 Olahraga Islam adalah agama yang sempurna lagi menyeluruh. Meliputi semua aspek kehidupan manusia.Allah taala berfirman: Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah -Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhai islam itu menjadi agama bagimu (QS. Al-Maidah ; 3) Islam menghasung pemeluknya untuk menjadi kuat dan sehat baik secara rohani dan jasmani. Islam menunjukkan keutamaan kekuatan dan kesehatan sebagai modal besar di dalam beramal saleh dan beraktivitas didalam urusan agama dan urusan dunia. Allah berfirman: (Nabi mereka) berkata, Sesungguhnya Allah taala telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa (QS. Al-Qashas : 247) Allah juga berfirman: Karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat fisiknya lagi dapat dipercaya (QS al Qashas :26) Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Dan pada masing-masingnya terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadao perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan janganlah engkau bersikap lemah (HR Muslim) Kekuatan yang dimaksud dalam Al Quran dan Hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tersebut adalah kekuatan iman dan jasmani (jika bermanfaat untuk iman). Sebagaimana perkara yang bermanfaat bagi kita adalah pekara yang bermanfaat untu urusan dunia dan akhirat kita.

Majelis Ulama Saudi Arabia didalam ketetapan fatwa no 5876 menyebutkan bahwa banyak hadits shahih yang menunjukkan disyariatkannya belajar memanah, sebagaimana pensyariatan memanah termasuk dalam keumuman ayat: Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka (musuh Allah dan musuh kaum muslimin) kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan(QS al-Anfal : 60) Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menafsirkan ayat tersebut dalam sebuah hadits: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka (musuh Allah dan musuh kaum muslimin) kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah kekuatan itu adalah melempar (beliau ulangi ucapan tersebut tiga kali (HR Muslim) Diantara hadits yang menunjukkan pensyariatan memanah adalah hadits dariuqbahbin Amir Radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang menguasai memanah kemudian meninggalkannya, maka ia bukan golongan kami,atau beliau bersabda Maka ia telah berbuat maksiat (HR Muslim) Ada banyak hadits yang menunjukkan perhatian Islam terhadap berbagai aktivitas olah tubuh. Contohnya seperti ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyaring para pemuda yang akan mengikuti peperangan beliau dengan adu kekuatan (gulat). Atau ketika beliau shallallahu alaihi wa sallam mengalahkan seorang ahli gulat bernama rukanah sehingga ia bersedia masuk Islam. Terdapat pula riwayat yang mengisahkan bahwa beliau miliki Sembilan bilah pedang, baju baja, tameng dan pisau. Demikian juga kisah beliau shallallahu alaihi wa sallam yang mengajak istri beliau Aisyah Radhiallahu anhumma untuk menonton permainan tombak budak Ethiopia. Para pendahulu kitadari generasi awal, mengajarkan betapa pentingnya olah raga untuk membentuk kesehatan jasmani. Sebagaimana ucapan Umar bin Khatab Radhiallahu anhu: Ajarilah anak-anak kalian berenan, memanah dan menunggang kuda Semua contoh aktivitas tersebut dilakukan dalam rangka mempersiapkan dan melatih jasmani kita agar senantiasa kuat dan sehat dalam mengemban amanah yang dibebankan Allah kepada kita semua. Syaikh Muhammad Jamil Zainu Rahimahullahu pernah berkata: Seorang mukmin yangkuat jasmaninya akan lebihkuat dan lebih semangat dalam menunaikan ibadah badaniyah seperti shalat, puasa, haji, jihad dan yang lainnya. Akan tetapi, bila kita melihat kehidupan masyarakat, ternyata masih ada orang yang tidak suka berolahraga. Seseorang tidak suka berolahraga dikarenakan oleh sebab-sebab berikut. Pertama, dia tidak menyadari bahwa olahraga itu dapat membentuk tubuhnya menjadi kuat dan sehat. Salah satu hal yang menyebabkan lemahnya tubuh seseorang adalah

tidak pernah bergerak. Organ-organ dan otot-otot yang tidak pernah bergerak mengakibatkan badan menjadi kaku dan sirkulasi darah tidak lancar. Sebab kedua yang menjadikan seseorang tidak suka berolahraga ialah karena ia menganggap bahwa olahraga tidak ada hubungannya dengan ibadah dan Islam tidak menganjurkannya. Hal itu karena ia tidak penah mengkaji agama Islam secara luas. Sebab ketiga, karena ia tidak memahami bahwa badan yang sehat itu dapat membawa jiwa yang sehat. Memang benar, sebagian orang bijak mengatakan bahwa jiwa yang sehat dapat menyebabkan jasmani yang sehat. Akan tetapi dalam kenyataan, banyak juga terjadi, seseorang yang jiwanya menderita sakit disebabkan oleh jasmani yang tidak sehat. Sebab keempat, karena ia tidak menyadari bahwa dengan olahrag itu ia akan mempunyai badan yang kuat dan kekar serta memiliki keterampilan yang tinggi sehingga mampu menghadapi musuh. Mengingat begitu pentingnya olahraga bagi kesehatan, kekuatan badan, dan pertahanan, serta mengingat anjuran dalam Islam, maka sudah seharusnyalah di dunia olahraga, umat Islam tampil di depan. Walaupun demikian, umat Islam hendaklah tidak meninggalkan kewajiban dan melanggar norma-norma Islam.

2.3

Menjaga Kebersihan

Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan keidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak saja merusak keindahan tetapi juga dapatmenyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penderitaan. Ajaran keimanan kebersihan dalam agama Islam merupakan konsekuensi dari

kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, orang Islam membersihkan diri untuk

mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman. Dengan demikian kebersihan dalam Islam mempunyai aspek ibadah dan aspek moral. Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi harus dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih sepanjang masa, bahkan dikembangkan dalam hukum Islam. Dalam rangka inilah dikenal sarana-sarana kebersihan yang termasuk kelompok ibadah, seperti : wudhu, tayammum, mandi dan pembersihan gigi.

Adanya kewajiban shalat lima waktu sehari semalam merupakan jaminan terpeliharanya kebersihan badan secara terbatas dan minimal, karena ibadah shalat itu baru sah kalau orang terlebih dahulu membersihkan diri dengan berwudhu. Demikian juga ibadah tersebut baru sah jika pakaian dan tempat dimana kita melakukannya bersih. Disinlah letaknya ibadah shalat ikut berperan membina kesehatan jasmani selain peran utamanya membina kesehatan jiwa manusia. Kita sebagai manusia juga harus menjaga kebersihan lingkungan. Sunah Nabawiyah telah meletakkan dasar ilmiah yang benar dalam menjaga lingkungan sejak 14 abad yang lalu, sebelum dunia modern sadar akan urgensi kesehatan lingkungan. Sunah Nabawiyah telah menggariskan tiga dasar utama dalam memerangi pencemaran lingkungan, yaitu menjaga mata air dari pencemaran, jalan-jalan umum, serta tempat-tempat istirahat. Ditambah dengan kebersihan lingkungan pada umumnya. Beliau juga melarang memelihara anjing. Begitu pula dengan pepatah Kebersihan Sebagian Dari Iman yang sering dianggap sebagai hadits. Karena yang tepat Rasulullah bersabda Bersuci Adalah Sebagian Dari Iman. Sesungguhnya Allah Taala adalah baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai kedermawanan. Maka bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang Yahudi. (HR. Tirmidzi) Hadits diatas jelas mencerminkan betapa Allah swt mencintai kebersihan. Ironisnya, dalam kehidupan keseharian kita di negri yang mayoritas penduduknya mengaku Muslim ini, kebersihan tampaknya hanyalah sebuah isapan jempol belaka. Ini tercermin dari toilet-toilet umum yang sebagian besar terlihat jorok, kotor dan bau. Bahkan mukena, pakaian Muslimah yang biasa digunakan untuk menghadap-Nya, yang tersedia di masjid-masjid, sering terlihat kotor. Dalam agama Islam, ajaran tentang kebersihan menyangkut berbagai hal, antara lain : 1. Kebersihan rohani Ajaran kebersihan mendasar adalah menyangkut kebersihan rohani 2. Kebersihan badan Kebersihan badan dan jasmani merupakan hal yang tidak terpisahkan dengan kebersihan rohani, karena setiap ibadah harus dilakukan dalam keadaan bersih badan. 3. Kebersihan tempat Ajaran kebersihan juga menyangkut kebersihan tempat melaksanakan ibadah atau sarana peribadatan. Mesjid sebagai tempat suci, dimana kaum Muslimin melakukan ibadah harus

dipelihara kesucian dan kebersihannya karena ibadah shalat tidak sah jika dikerjakan ditempat yang tidak bersih atau kotor. 4. Kebersihan pakaian Kebersihan pakaian sangat penting, karena pakaian melekat pada badan yang berfungsi menutup aurat, melindungi badan dari kotoran dan penyakit serta memperindah badan, maka ajaran Islam menyatukan antara kebersihan badan dan kebersihan pakaian. 5. Kebersihan makanan Ajaran Islam tentang kebersihan makanan menyangkut aspek kebersihan dari segi kesehatan dan kebersihan dalam arti makanan yang halal. Makanan yang halal adalah makanan yang dibolehkan oleh agama, sedangkan makanan yang baik adalah makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, termasuk makanan bersih, bergizi dan berprotein. 6. Kebersihan lingungan Ajaran Islam memandang penting kebersihan lingkungan hidup, menghindarkan pencemaran dari limbah atau sampah. 7. Kebersihan dalam rumah tangga Ajaran Islam tentang kebersihan juga menyangkut kebersihan rumah tangga, baik mengenai tempat tinggal maupun hubungan antara anggota keluarga khususnya suami istri. 8. Kebersihan harta Ajaran Islam tentang kebersihan juga meliputi tentang kebersihan harta, karena dalam harta itu terdapat hak Allah Swt. dan orang lain. Cara membersihkan harta adalah dengan membayar zakat harta, zakat fitrah, infaq dan sedekah. Seperti firman Allah Swt. dalm Qs. at-Taubah ayat 103 yang artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Agama Islam juga menghendaki dari umatnya kebersihan yang menyeluruh. Dengan kebersihan yang menyeluruh itu diharapkan akan terwujud kehidupan manusia, individu dan masyarakat yang selamat, sehat, bahagia dan sejahtera lahir dan batin. 2.4 Menjaga Keselamatan

Sebagai umat Islam, kita harus bisa menjaga keselamatan, baik itu keselamatan diri maupun keselamatan Qalbu. Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam telah menggambarkan akibat kebaikan kalbu atau kerusakannya dalam sebuah hadits: Godaan-godaan dosa ditawarkan kepada kalbu-kalbu seperti (anyaman) tikar, sehelai demi sehelai. Kalbu mana pun yang menyerapnya, maka akan tertitik padanya sebuah noktah hitam. Adapun kalbu mana pun

yang menolaknya, maka akan tertitik padanya titik putih. Akhirnya, akan menjadi dua macam kalbu, ada yang putih bagaikan batu yang halus (tidak ada kotoran yang hinggap, -pen.) sehingga tidak mencelakakannya godaan-godaan apa pun selama langit dan bumi ada. Sementara itu, kalbu yang lain hitam kelabu (dan) bagaikan gelas yang terbalik. Ia tidak mengenal hal yang baik dan tidak mengingkari hal yang mungkar. Ia tidak mengetahui selain apa yang diserap oleh hawa nafsunya. (Sahih, HR. Muslim) Sedemikian rupa bahayanya kalbu ketika rusak, benar-benar membuat rusak amalan. Begitu pula ketika kalbu itu baik, benar-benar membuat baik segala amalan.Lantas, apa yang memengaruhi kalbu sehingga menjadi baik atau menjadi jelek? Jiwa, itulah yang memengaruhinya. Ketika jiwa baik, kalbu akan baik. Ketika jiwa buruk, kalbu pun akan menjadi buruk. Oleh karena itu, kita harus menjaga keselamatan Qalbu dari hal-hal yang dapat membahayakannya, yaitu dengan cara menjaga kesucian jiwa. Ibnul Qayyim t menjelaskan, Sesungguhnya seluruh penyakit kalbu itu muncul dari arah jiwa. Segala benih rusak tertuang padanya. Darinya, merebaklah kepada anggota badan. Yang pertama terkena adalah kalbu. (Ighatsatul Lahafan hlm. 82). Menjaga keselamatan qalbu bisa dengan selalu mengingat Allah dimanapun kita berada. Selain menjaga keselamatan qalbu, kita juga perlu menjaga keselamatan diri.Kuda lari dapat dikejar hati orang siapa tahu. Mungkin pepatah itu mesti menjadikan pengingat bagi kita bahwasanya dalam setiap hal kita mesti waspada akan keadaan orangorang sekitar kita. Picik memang ketika kita berfikiran demikian, namun beberapa pendapat mengatakan bahwa waspada boleh curiga jangan. Nah dengan meningkatkan kewaspadaan maka, kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi kepada kita akan dapat di cegah atau di antisipasi sebelum semuanya terjadi. Sering sebagian orang lupa dan lengah akan keselamatan barang-barang yang ia miliki atau barang pribadi yang dikenakan dalam kehidupan sehari-seharinya. Baik berupa kendaraan, perhiasaan dan lain sebagainya. Ia lupa bahwa ada banyak orang yang jahat mengincar barang yang ia miliki itu, terlebih pada saat berada ditempat-tempat umum seperti Terminal, Pasar, Mall, Bandara, Stasiun, Masjid, Rumah Makan, Jalan/trotoar, Tempat Parkir, Toliet Umum, Alun-alun, Kendaraan Umum (Bus, Angkot, Kereta Api) dan seluruh tempat yang diperuntukkan untuk umum. Kita harus selalu waspada dengan sega kemungkinan. Beberapa cara diantaranya :

1. Usahakan untuk tidak memakai aksesori/perhiasan yang mencolok atau menarik perhatian bagi pelaku kejahatan/tidak mengenkan perhiasan secara berlebihan. 2. Usahakan bepergian selalu disertai oleh teman ataupun pihak keluarga terlebih bagi kaum wanita. 3. Usahakan tidak membawa uang cash dalam jumlah banyak atau jika memungkinkan saat mengambil uang dalam jumlah banyak selalu disertai oleh pihak berwajib. 4. Usahakan tidak menenteng tas dengan sembarangan terutama bagi kaum wanita saat berada diatas sepaeda motor (resiko penjambretan). 5. Usahakan sealau menitipkan barang pada penitipan barang pada jasa penitipan resmi. 6. Usahakan untuk meminta karcis penitipan. 7. Selalu mengunci kendaraan dengan kunci ganda, baik pada kendaraan roda dua atau roda empat (kunci steer) saat ditinggalkan. 8. Tidak meninggalkan barang-barang berharga diMobil. 9. Tidak bepergian ketika malam hari. 10. Segera laporkan segala bentuk tindak kejahatan kepada pihak berwajib.

2.5

Manajemen Waktu Dalam Islam waktu adalah suatu hal yang penting, mengapa? dalam surat Al Ashr

ayat 1-3 Allah SWT berfirman Demi Masa (Waktu) yang menunjukkan betapa berharga dan pentingnya waktu tersebut. Selain itu dalam hadits Nabi SAW. berpesan agar kita manfaatkan 5 masa/waktu : Masa muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, luang sebelum sibuk, hidup sebelum mati (HR.Al-Baihaqi). Dalam aturan-aturan terkait ibadah mahdhoh seperti sholat, puasa, zakat, haji pun memberi penekanan pada waktu. Adapun Tips-Tips ManajemenWaktu : 1. Membuat target dan perencanaan

Tulislah target jangka pendek dan jangka panjang, selalu manfaatkan waktu luang ex. saat dalam perjalanan selalu bawa buku atau/dan Al Quran. Pada saat perang Khandaq, Rasulullah membuat strategi pembuatan Parit yang sangat terencana sehingga bisa selesai tepat waktu. 2. Mempersiapkan rencana cadangan

Manusia hanya bisa merencanakan, dan mutlak Allah sajalah yang berhak untuk menetukan. Ketika perang mutah, Rasulullah menunjuk 3 orang panglima perang

untuk bersiap2. Jika panglima pertama syahid maka akan digantikan panglima kedua, dst. 3. Program yang dibuat dalam mencapai target harus realistis, terukur dan adil Target boleh melangit tapi program mesti membumi. Adil dalam artian tidak merugikan orang lain. Saat perang Khandaq, umat islam yang jumlahnya hanya 3 ribu harus mengalahkan pasukan romawi yang jumlahnya 10 ribu. Jika dipikir secara logika mungkin hal itu hanyalah sebuah mimpi, namun dalam pelaksanaannya tetap membumi yakni dengan strategi pembuatan parit sehingga umat Islam bisa memenangkan peperangan. 4. Disiplin dalam rencana Ketidak disiplinan dalam perencanaan bisa berakibat fatal. Ingat pepatah bijak Gagal merencanakan sama saja dengan merencanakan kegagalan. Kalau kita cermati kisah perang uhud, maka dapat diambil ibroh bahwa sesungguhnya yang menyebabkan kekalahan umat islam ketika itu adalah pasukan pemanah yang dipersiapkan untuk berjaga-jaga di bukit uhud tidak disiplin meninggalkan posisinya karena ghonimah perang yang ada di bawah bukit sehingga musuh yang hampir kalah malah menyerang balik. 5. Sempurna dalam beramal Sebaiknya kita menyelesaikan satu masalah dulu baru berganti ke masalah yang lain. 6. Tentukan skala perioritas Imam Hasan Al Banna mengatakan Sesungguhnya kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia, jadi suatu hal yang penting bagi kita untuk menentukan skala prioritas dalam pelaksanaannya dimulai dari penting & mendesak, tidak penting tapi mendesak, penting tapi tidak mendesak, dan tidak penting & tidak mendesak. Tapi jangan pula kita membenturkan sesuatu yang seharusnya tidak berbenturan. misalnya kuliah dengan syuro, dsb. Firman Allah SWT: Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (QS. Al-Furqan/ 25:62) Dalam ajaran Islam, ciri-ciri seorang muslim adalah seseorang yang menghargai waktu. Seorang muslim yang baik tidak perlu unutk disuruh mengatur waktunya, ia akan mengatur waktunya tanpa suruhan orang lain. Manajemen waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan kegiatankegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasan berikut.

1.

Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu Setiap muslim, hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang rinci

tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan kemaslahatan dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi orang-orang yang bisa mengoptimalkan waktu semasa hidupnya. 2. Memiliki manajemen hidup yang baik Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik, menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program, mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya. 3. Memiliki Wudhuhul Fikrah Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir, seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar pengembangan berpikir ilmiah. 4. Visioner Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa mengantisipasi berbagai persoalan yag akan terjadi di tahun-tahun mendatang. 5. Melihat secara utuh setiap persoalan Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat masalah secara parsial. Karena bisa jadi, persoalan itu memiliki kaitan dengan yang lainnya. 6. Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai masalah adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang optimal. Dengan membuat skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan kegiatan. 7. Tidak Istijal dalam mengerjakan sesuatu

Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan jiwa yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang lebih baik. Sementara, orang yang mustajil menginginkan agar dalam waktu singkat ia mampu melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum alam dan kebiasaan. 8. Berupaya seoptimal mungkin Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara optimal kita harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada pada diri kita. 9. Spesialisasi dan pembagian pekerjaan Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki pengetahuan luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.

3.

Penutup Ajaran Agama Islam sangat erat kaitannya dengan kebersihan, hal ini dapt dilihat dari

banyaknya ayat-ayat al-Quran maupun hadits-hadits nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam yang menjelaskan tentang pentingnya hidup bersih. Kebersihan itu bersumber dari iamn dan merupakan bagian dari iman. Begitu pula dengan pengaruh makanan, menjaga keselamatan, dan manajemen waktu. Allah telah banyak menjelaskannya baik di dalam AlQuran maupun hadits. Kita juga harus bisa mengaplikasikan tuntunan-tuntunan yang telah diatur oleh Allah dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dari segi kesehatan maupun dari sudut pandang Islam. Insya Allah, dengan mengamalkan itu semua, kita bisa menjadi muslim yang sehat, bersih, dan pandai dalam memanajemen waktu.

KEPUSTAKAAN

http://www.dakwatuna.com/2007/12/329/manajemen-waktu-dan-kualitas-diri/ http://juaria-blogspotcom.blogspot.com/2011/05/kebersihan-menurut-ajaran-islam.html http://kebunhidayah.wordpress.com/2012/06/28/menjaga-keselamatan-kalbu-dengan-caramenjaga-kesucian-jiwa/ http://kemaszainalabidin.wordpress.com/2011/09/26/manajemen-waktu-menurut-islam/ http://www.muslimsehat.com/olah-raga/olahraga-dalam-pandangan-islam/ http://sitihanizatibayani.wordpress.com/2011/12/05/pentingnya-manajemen-waktu-dalamislam/ http://vienmuhadi.com/2011/07/18/urgensi-menjaga-kebersihan-dalam-islam/ Irianto, Kus.2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung : CV. Yrama Widya Sayyid, Abdul Basith Muhammad.2004. Rasulullah sang Dokter.Solo : Tiga Serangkai Tirtawinata, Tien Ch.2006.Makanan dalam Perspektif Alquran dan Ilmu Gizi.Jakarta : Balai Penerbit FKUI Zarkasi, Effendi.1999.Khutbah Jumat Aktual.Jakarta : Gema Insani

MAKALAH AGAMA Tuntunan Islam tenang Perilaku Pendorong Kesehatan

Oleh, Ratu Amelia , 1210342032

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS 2012

Anda mungkin juga menyukai