Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba Nya menyelesaikan makalah ini dengan

penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui bagaimana Indikator Profl Kesehatan.Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang Indikator Profl Kesehatandan sangat menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan dan kesehatan. Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terimakasih Penulis

07 Oktober 2013
1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................... 1 DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2 BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 3 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 3 1.2 Rumusan Masalah danTujuan ..................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 4 2.1 Pengertian Analgetik Non Narkotik ......................................................... 4 2.2 Kegunaan Analgeik Non Narkotik ............................................................ 5 2.3 Mekanisme ................................................................................................ 5 2.4 Penggolongan Analgeik Non Narkotik .................................................... 6 2.5 Efek Samping ........................................................................................... 10 2.6 Zat- Zat Tersendiri ..................................................................................... 13 BAB IV PENUTUP 2.12 Kesimpulan ............................................................................................... 21 2.13 Saran ......................................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu masyarakat. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator kesehatan ini termasuk umur harpan hidup, angka kematian bayi, angka kematian ibu, angka kelahiran, dan morbiditas. Angka kematian merupakan salah satu indikator status kesehatan di masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Anak (AKA), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (AHH) telah ditetapkan sebagai indikator derajat kesehatan dalam Indonesia Sehat 2010 (Depkes, 2003). AHH bahkan digunakan sebagai salah satu komponen untuk menghitung Human Development Index (HDI) (UNDP, 2001). Ditinjau dari HDI, Indonesia menduduki ranking 109 dari 174 negara (UNDP, 2000), jauh tertinggal dari Negaranegara ASEAN lainnya. Ranking ini relatif tak beranjak, bahkan cenderung lebih buruk (tahun 2003 urutan 112 dari 175 negara). Sementara itu, AKI dan AKA Indonesia juga menduduki urutan yang tak dapat dibanggakan. Terdapat 3 syarat kondisi upaya kesehatan yang harus dipenuhi, yaitu: manajemen kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Dari sisi manajemen, perencanaan program harus kontinu, bukan berbasis proyek yang hanya jangka pendek dan tidak sustained. Akurasi data menjadi kunci penting bagi
3

perencanaan. Priority setting adalah keahlian yang harus dimiliki para perencana. Tidak ketinggalan, fungsi manajemen (sampai monitoring evaluasi) harus dijalankan dengan cermat dan tepat.

1.2 Tujuan dan Manfaat Untuk mengetahui indikator apa saja yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, terutama di Indonesia, dan sebagai pedoman acuan untuk menciptakan kesejahteraan kesehatan masyarakat.

BAB II TIJNJAUAN PUSTAKA Indikator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan umumnya terdiri atas pembilang (numerator) dan penyebut (denominator). Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator. Beberapa definisi diantaranya : a. Wilson dan Sapanuchart Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi. b. World Health Organization (WHO) Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahanperubahan yang terjadi baik secara langsung maupun secara tidak langsung. c. Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika Serikat Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu masyarakat. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. WHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus mengacu pada kesehatan positif dan konsep yaitu Melihat ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorang, Mengukur kemampuan fisik seseorang, Penilaian atas kesehatan sendiri ,Indeks Masa Tubuh ,Kesehatan Mental , dan Kesehatan spiritual.

BAB III PEMBAHASAN INDIKATOR PROFIL KESEHATAN A. UHH ( usia harapan hidup ) 1. Defenisi Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di dunia. Usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi sejak 1980. Harapan hidup perempuan adalah 54 tahun pada 1980, kemudian 64,7 tahun pada 1990, dan 70 tahun pada 2000. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk

Indonesia membawa implikasi bertambahnya jumlah lansia. Berdasarkan data, wanita Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini semakim meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah itu sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup diiringi membaiknya derajat kesehatan masyarakat.

2. Penyebab Penyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung dari Penyakit bawaan dari lahir: mereka yang diberi berkah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menjalani hidup lebih panjang adalah orang-orang yang terkait dengan rendahnya penyakit degeneratif. Yaitu penyakit-penyakit yang mengancam kehidupan manusia, seperti penyakit kanker, jantung koroner, diabetes dan stroke. Lingkungan tempat tinggal Stress atau tekanan.
6

B. AKI (Angka kematian ibu ) 1. Defenisi Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu merupakan indikator kesehatan yang cukup penting. Angka kematian ibu diketahui dari jumlah kematian karena kehamilan, persalinan dan ibu nifas per jumlah kelahiran hidup di wilayah tertentu dalam waktu tertentu. Angka Kematian Ibu mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama

kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh : keadaan sosial ekonomi dan kesehatan menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, serta tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetric. 2. Kegunaan Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
7

3. Cara Menghitung mudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran 4. Rumus Dimana: Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu. Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu, di daerah tertentu. Konstanta =100.000 bayi lahir hidup. Contoh Berdasarkan data SDKI 2002 - 2003, Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortality Ratio(MMR) di Indonesia untuk periode tahun1998-2002, adalah sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. 5. Keterbatasan AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel yang besar, mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang jarang. Oleh karena itu kita umumnya dignakan AKI yang telah tersedia untuk keperluan pengembangan perencanaan program.

C. AKB (angka kematian bayi ) 1. Definisi Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Salah satu indikator yang paling menonjol dalam menilai derajat kesehatan adalah Angka Kematian Bayi (AKB = IMR). Angka Kematian Bayi dihitung dari banyaknya kematian bayi berusia kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada waktu yang sama. Manfaat dari IMR ini, adalah untuk mengetahui gambaran tingkat permasalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu : 1. 2. 3. 4. Rendah jika AKB kurang dari 20. Sedang jika AKB antara 20 49. Tinggi jika AKB antara 50 99.

IMR (Infant Mortality Rate)

Tingkat kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi (sebelum umur satu tahun) yang terjadi pada kelahiran per 1000 bayi. Merupakan cara pengukuran yang dipergunakan khusus untuk menentukan tingkat kematian bayi. IMR biasanya dijadikan indikator dalam pengukuran kesejahteraan penduduk.
9

Rumus: IMR=(Db/Pb)x1.000 Keterangan D=jumlah kematian bayi sebelum umur satu tahun P=jumlah kelahiran hidup dalam waktu yang sama Kriteria penggolongan tingkat kematian bayi: Tingkat kematian bayi Golongan > 125 Sangat Tinggi 75-125 Tinggi 35-75 Sedang <35 Rendah Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
10

2. Sumber Data Data mengenai jumlah anak yang lahir jarang tersedia dari pencatatan atau registrasi kependudukan, sehingga sering dibuat perhitungan/estimasi tidak langsung dengan program "Mortpak 4". Program ini menghitung AKB berdasarkan data mengenai jumlah Anak yang Lahirkan Hidup (ALH) atau Children Ever Born (CEB) dan Jumlah Anak Yang Masih Hidup (AMH) atau Children Still Living (CSL) (catatan: lihat definisi di modul fertilitas). D. AKABA (angka kematian balita ) 1. Konsep dan definisi Akaba adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. Nilai normatif Akaba > 140 sangat tinggi, antara 71 140 sedang dan < 20 rendah. 2. Manfaat Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya. Akaba kerap dipakai untuk mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk. Mengingat kegiatan registrasi penduduk di Indonesia belum sempurna sumber data ini belum dapat dipakai untuk menghitung Akaba. Sebagai gantinya Akaba dihitung berdasarkan estimasi tidak langsung dari berbagai survei. Brass. Metode Perhitungan

11

Rumus yang digunakan: Banyaknya penduduk yang meninggal pada usia Akaba = kurang dari 5 tahun Banyaknya balita Sumber BPS (SP, SDKI, Kor Susenas) dan Departemen Kesehatan 4. Angka kelahiran bayi Kelahiran dapat diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Fertilitas merupakan taraf kelahiran penduduk yang sesungguhnya berdasarkan jumlah kelahiran yang terjadi. Pengertian ini digunakan untuk menunjukkan pertambahan jumlah penduduk. Fertilitas disebut juga dengan natalitas. Bayi lahir : Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan berat badang 2500 gram atau yang kurang yangdewasa ini adalah sekitar 14 % diharapkan akan turun menjadi setinggi-tingginya 7% pada masa yangakan datang. Rumus: CBR=B/Px1.000 Keterangan : B= jumlah seluruh kelahiran P= jumlah penduduk pada pertengahan tahun 1.000 = bilangan konstanta Tingkat kelahiran ini dapat digolongkan dalam tiga tingkat kriteria sebagai berikut: Tingkat kelahiran Golongan > 30 Tinggi data: X 1000

12

20-30 Sedang < 20 Rendah

E. Morbiditas

Morbiditas

adalah sebutan bagi (1) kualitas penyakit atau yang sedang

terserang sakit. (2) Kondisi yang menyebabkan sakit. (3) Ratio jumlah yang sakit dalam total populasi di komunitasnya. Prevalensi penyakit pada populasi pada waktu tertentu,

Morbiditas pada anak

Tipe penyakit yang didapat anak bervariasi sesuai usia seperti ispa, pnemunia dan cedera. Peningkatan angka morbiditas desebabkan karena

terbatasnya akses kesehatan, kemiskinan, derajat ketidakmampuan, dan pendidikan orang tua.

Morbiditas baru/ penyakit sosial pediatrik

Merupakan masalah psikolososial pada anak seperti sossioekonomi yang rendah, keluarga orang tua tunggal, keluhan gangguan fisik kronik, keterampilan membaca yang kurang.

13

Rumus:

Attack Rate =

XK

14

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu masyarakat. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator kesehatan ini termasuk umur harapan hidup, angka kematian bayi, angka kematian ibu, angka kelahiran, dan morbiditas. 4.2 Saran

15

Anda mungkin juga menyukai