TINJAUAN PUSTAKA
2.1. THALASSEMIA
2.1.1. Defenisi
Istilah talasemia berasal dari kata Yunani yaitu Thalassa (laut) dan Haema (darah)
yang mengacu pada adanya gangguan sintesis dari rantai globin (rantai dan rantai ) yang
merupakan subunit dari hemoglobin Hb A (2; 2) . Gen untuk sintesis rantai globin
adanya gangguan dari rantai globin, atau . Thalassemia adalah kelainan herediter yang
ditandai dengan tidak adekuatnya sintesis dari satu atau lebih rantai dari globin.
Hemoglobin merupakan pigmen yang terdapat didalam eritrosit yang terdiri dari heme
dan globin dan memiliki berat molekul 64-64.4 kDa. Molekul hemoglobin yang terkandung
dalam sel-sel darah merah sangat penting untuk kehidupan manusia. Heme sangat penting
untuk transportasi oksigen sedangkan globin berfungsi untuk melindungi heme dari oksidasi.
Hemoglobin berbentuk heterotetramer yang terdiri dari dua pasang rantai polipeptida
yang berkaitan dengan gen -globin ( like globins) dan dua pasang rantai polipeptida yang
berhubungan dengan gen -globin (-like globins). Rantai Globin polipeptida akan mengikat
heme, yang nantinya hemoglobin di eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dan sebagai
Gambar 2-2: Struktur rantai gen globin pada kromosom 16 dan 11 pada fase embrional ,
Lokus gen globin pada -globin terletak pada kromosom 11, dan lokus gen -
globin terletak pada kromosom 16. Urutan aktivasi dimulai dari masa embrional sampai
dewasa dari gen ke dari gen ke ,, dan . Maka hemoglobin utama pada masa
embrional adalah Hb Gower 1 (), Hb Gower 2 (), dan Hb Portland (). Pada masa
janin sampai perinatal adalah HbF(), dan pada anak yang berumur lebih dari 1 tahun
sampai dewasa normal terdiri dari HbA () dan HbA2 (). Pada 6 bulan pertama
perkembangan janin kehidupan neonatal, terjadi pola yang kompleks dari ekspresi gen globin
yang disebut hemoglobin switch. Pada awal kehidupan embrional sampai delapan minggu
rantai akan membentuk Hb Gower 1, Hb Gower 2 dan Hb Portland. Ekspresi yang singkat
dari gen globin pada masa embrio, maka pada akhir kehamilan akan dibentuk hemoglobin
utama pada janin yaitu Hemoglobin F (22) dan organ yang terlibat dalam sintesis rantai
globin tersebut adalah hati, limpa dan sumsum tulang. kemudian akan digantikan oleh rantai
Klasifikasi dari Thalassemia berdasarkan jenis subunit globin yang mengalami defek,
2.1.3.1 Thalassemia-
disebabkan oleh mutasi gen globin baik berupa delesi gen maupun non-delesi (mutasi titik).
Suatu studi molekul yang menggunakan teknik hibrid telah mengidentifikasi hilangnya fungsi
gen yang terkait delesi atau nondelesi dari mutasi gen menyebabkan berkurangnya fungsi
gen sehingga menyebabkan mutasi pada kodon yang bertanggung jawab terjadinya syndrom
yang mengalami kerusakan. Secara klinis thalassemia- dapat terbagi menjadi 4 kelompok:
Delesi 1 rantai . Selalunya disebut thalassemia-. Pada keadaan ini tidak terjadi
kelainan hematologi . Kelainan ini ditemukan sekitar 15-20% dari populasi keturunan Afrika.
Delesi pada 2 gen-. Disebut juga thalassemia- minor. Dijumpai adanya anemia
microcytic hypochromic ringan (Hb 12.6 g/dL, MCH 22 pg, MCV 68 fL).
Delesi dari 3 gen-. Ciri hematologis ditandai adanya akumulasi dari rantai globin-
yang mudah larut membentuk tetramer yang disebut HbH yang pada pemeriksaan
pewarnaan supravital dijumpai adanya badan inklusi (Heinzs bodies). Diagnosis penyakit
gejala anemia hipokromik mikrositik dengan Hb 8-10 g/dL. Pada pemeriksaan fisik dijumpai
adanya pembesaran Hepar dan spleen. Adanya anemia yang berat dapat disebabkan oleh
4. Hydrops Fetalis(--/--)
Merupakan delesi dari ke 4 rantai . Janin yang terkena akan meninggal di dalam
kandungan pada trimester kedua atau trimester ketiga kehamilan atau tidak lama setelah
lahir. Keadaan ini terjadi pada thalassemia- homozigot, tidak terbentuknya ke empat
rantai globin-. Pada keadaan ini hemoglobin fetus (HbF atau 22) tidak terbentuk pada
masa janin dalam kandungan yang mengakibatkan rantai globin- yang tidak mendapatkan
pasangan selanjutnya akan mengalami agregasi membentuk tetramer 4 yang disebut Hb-
Barts. Terjadi anemia yang berat , mengalami oedem yang luas, ascites, efusi pleura, dan
efusi pericardial. Pada pemeriksaan apusan darah tepi banyak dijumpai immature red cell ,
2.1.3.1. Thalassemia-
Terdapat lebih dari 200 mutasi thalassemia- yang telah diakui dan terjadi dalam
benua India di Asia Tenggara dan umumnya pada orang-orang keturunan Afrika.
Mutasi thalassemia- dibagi menjadi dua Kategori: Thalassemia- (beta zero) dan
Thalassemia- dapat terjadi oleh karena hilangnya atau berkurangnya produksi dari rantai
Pada -thalassemia trait kelainan terjadi oleh karena ketidakseimbangan sintesa rantai
globin-. Pada thalassemia- minor (trait)\ tidak mengalami anemia yang berat, tapi pada
pemeriksaan darah lengkap di jumpai mikrositer (MCV<80 fl) dan hipokrom (MCH<27 pg).
9
pada thalassemia- trait nilai HbA2 dapat normal atau menurun. Dalam membuat diagnosis
thalassemia- minor, harus mengesampingkan adanya penyakit kekurangan zat besi, yang
dapat mengubah kenaikan kadar HbA2. HbF juga dapat terlihat, tergantung pada mutasi
genetik yang mendasarinya. Manifestasi klinis thalassemia- minor biasanya ringan, dan
umumnya pasien memiliki kualitas hidup yang baik. Anemia secara klinis tidak signifikan dan
perubahan tulang ringan, ulkus pada kaki atau cholelithiasis. Kedua orang tua yang memiliki
pembawa sifat -thalassemia, maka akan melahirkan ana-anak 25% normal, 25% -
Ayah Ibu
-Thalassemia Trait -Thalassemia Trait
Kemungkinan anak-anaknya
10
dari kelompok ini mungkin memiliki homozigot talasemia- atau homozygous atau
hemolitik yang sedang, dengan mempertahankan Hb >7 g/dl tanpa dukungan transfusi. Dalam
kebutuhan transfusi mencapai > 8 unit pertahun maka diklasifikasikan sebagai thalassemia-
mayor. Gejala klinis yang tampak pada TI biasanya terjadi pada umur 2-4 tahun. Gejalanya
yang lebih baik. Pada beberapa anak TI, walaupun Hb>7g/dl dapat mengalami kegagalan
dalam pertumbuhan ,kurus yang tidak dapat kembali seperti semula kecuali apabila dilakukan
3. Thalasemia Mayor
Thalassemia- mayor selalu disebut anemia Cooley, anemia Mediterranean dan anemia
Jaksch menunjukkan bentuk penyakit yang homozigot ataupun yang heterozigot ditandai
dengan gejala anemia berat (1-7 g/dL), hemolisis dan inefektif eritropoesis yang berat.
Manifestasi yang muncul pada masa anak-anak dapat terjadi anemia yang berat, ikterus,
tanda awal dari wajah thalassemia biasanya ditemukan. Pada pemeriksaan hapusan darah
Red cells.
11
2.1.4. Epidemiologi
namun sekarang telah terjadi secara luas di seluruh penjuru dunia. Thalassemia telah dijumpai
di Eropa Selatan dari Portugal ke Spanyol, Italia dan Yunani, serta di sejumlah negara Eropa
Tengah dan bagian dari bekas Uni Soviet. Thalassemia juga dijumpai di Timur Tengah
melalui Iran, Pakistan, India, Bangladesh, Thailand, Malaysia, Indonesia dan selatan Cina,
Migrasi penduduk dan adanya perkawinan campuran antara berbagai kelompok etnis
telah mengembangkan thalassemia di hampir setiap negara di dunia, termasuk Eropa Utara
di mana sebelumnya thalassemia ternyata tidak ada dan sekarang thalassemia menjadi
masalah kesehatan umum utama. Diperkirakan 1.5% populasi dunia atau sekitar 8090 juta
orang carrier -thalassemia, dengan sekitar 60.000 anak lahir pertahun memiliki kasus
thalassemia, yang sebagian besar terjadi di dunia yang sedang berkembang. Hemoglobin E-
-thalassemia salah satu hemoglobinopati paling sering dijumpai diseluruh dunia. Insiden
HbE banyak terjadi pada 60 populasi di daerah Asia Tenggara. Di daerah pantai Amerika
12
satu juta orang di seluruh dunia. 3% dari populasi di dunia (sekitar 150 juta orang ) memiliki
4 2
Dayak
Batak
Banjar
1 5 3
Mhasa
0
Kaili
5 2
Mkasar
Minang
8 1
Pbang
4
3 9
Bangka
6
Java
5
Alor
Sumba
Bali
Sasak
8 6
1
Bima
4 3 3
6 5
4 33
7
2.1.5. Diagnosis
2.1.5.1. Anamnese
dan keluarga, karena ada beberapa populasi dengan ras etnik tertentu memiliki frekuensi yang
13
Pada pemeriksaan fisik penderita thalassemia dapat dijumpai adanya tanda pucat yang
count/CBC), khususnya memeriksa nilai eritrosit rerata seperti Mean Corpuscular Volume
Concentration (MCHC), Red Blood Cell Distribution Width (RDW). Pada pasien thalassemia-
maupun thalassemia- menunjukan nilai MCV dan MCH yang rendah (Mikrositer
hipokrom) dan mengalami anemia. Pada kasus -thalassemia trait mengalami anemia yang
hapusan darah tepi, badan inklusi HbH serta analisa hemoglobin dengan pemeriksaan
hemoglobin elektroforesis dengan menilai kadar HbA2 dan kadar HbF. Kuantitasi HbA2 yang
hemoglobin elektroforesis yaitu dengan menggunakan HPLC. Mutasi yang terjadi sehingga
mengakibatkan diagnosis negatif palsu, maka pemeriksaan analisa genetik sangat diperlukan.
2.1.6 Patofisiologi
Patofisiologi yang mendasari antara jenis thalassemia hampir sama, ditandai dengan
penurunan produksi hemoglobin dan sel darah merah (RBC) , adanya kelebihan rantai globin
yang tidak efektif, akan menyebabkan bentuk homotetramers yang tidak stabil sehingga
memicu terjadinya heinz body. Alfa homotetramers pada -talasemia lebih tidak stabil
RBC, menyebabkan kerusakan sel darah merah dan hemolisis yang berat oleh karena
14
mengakibatkan berlebihnya rantai-. Maka akan terjadi penurunan produksi hemoglobin dan
ketidak seimbangan rantai globin. Ini akan mengarah pada penurunan dari volume
hemoglobin (MCH) dan volume eritrosit (MCV). Pada thalassemia- yang berat, eritropoesis
yang tidak efektif terjadi di sum-sum tulang akan meluas ke tulang-tulang normal dan
menyebabkan distorsi dari tengkorak kepala, tulang wajah dan tulang panjang. Aktivitas
Tidak efektifnya eritropoesis yang berat pada anemia kronis dan hipoksia dapat
homozigot atau pun thalassemia- heterozygot akan meninggal pada usia 5 tahun karena
anemia yang berat. Namun transfusi menyebabkan penumpukan besi yang progressif oleh
15
Anemia pada pasien thalassemia umumnya berat disebabkan oleh karena tidak
efektifnya eritropoesis dan mengakibatkan hematopoesis ekstramedular pada hati, limpa, dan
tempat yang lain seperti paravertebral mass. Transmisi infeksi dapat terjadi oleh karena
transfusi (contohnya hepatitis B dan C) . Besi yang berlebihan dari transfusi menyebabkan
mengendap di jantung, hati, dan kelenjar endokrine akan menyebabkan kerusakan yang berat.
Aritmia dan gagal jantung, merupakan penyebab utama yang dapat menyebabkan pasien
thalassemia meninggal. Terganggunya pertumbuhan dan perkembangan oleh karena besi akan
pubertas dan perkembangan seksual. Hampir 90% dari pasien thalassemiaa mayor memiliki
massa tulang yang rendah yang dikaitkan dengan tingginya kejadian fraktur. Dapat terjadi
peningkatan resiko thromboembolik oleh karena adanya berbagai kelainan trombosit dan
16
Manusia dewasa memiliki darah normal yang terdiri dari fraksi hemoglobin HbA, HbF,
dan HbA2. HbA merupakan komponen mayor dari fraksi hemoglobin 22, dengan kadarnya
96,8%-97,8%, sedangkan komponen minor terdiri dari rantai globin 22 (HbF) dengan
Distribusi HbA2 pada 200 orang sehat dengan menggunakan alat elekroforesis dengan media
celulosa acetate diperoleh HbA2 berkisar 1,5-3,5% (Weatherall et al,1971). Cutoff yang
banyak digunakan peneliti sebagai batas atas HbA2 pada populasi sehat adalah 3,5%, dan
digunakan juga selama penelitian ini untuk studi perbandingan. Selain pemeriksaan CBC
dalam mendiagnosa thalassemia- trait sangat penting dilakukan pemeriksaan kuantitasi dari
HbA2, sehingga diperlukan presisi yang baik dalam metode kuantitasi HbA2. Ada beberapa
17
asetat, kromatografi kolom mikro, high performance liquid chromatography (HPLC) dan
menganjurkan metode terpilih dengan kromatografi mikro kolom karena memiliki ketelitian
yang baik dengan CV<4%. Elektroforesis kapiler (CE) mampu membedakan hemoglobin E
(HbE) dari HbA2, sehingga dapat membedakan dengan baik kuantifikasi HbA2 pada pasien
dengan HbE.
18
-thalassemia trait
Kadar MCV<80fl
Kadar MCH <27 pg Kadar HbA2 >3,5%
19