Anda di halaman 1dari 22

PERCOBAAN BUNUH DIRI

DEFINISI
• Suicide, memiliki arti dalam bahasa latin “sui” :
self, dan “cide” : kill , sehingga suicide adalah
membunuh diri sendiri
• Bunuh diri adalah sebuah tindakan sengaja
yang menyebabkan kematian diri sendiri.
Tindakan merusak diri (destroying oneself);
membunuh diri (murdering oneself) dan
pembantaian terhadap diri (slaughtering
oneself)
• Kecenderungan adalah suatu kecondongan (hati);
kesudian; keinginan (kesukaan) akan
• Kecenderungan merupakan suatu keinginan seseorang
untuk mengakhiri hidupnya yaitu dengan membunuh
dirinya sendiri tanpa paksaan dari orang lain sebagai
satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik dalam
kehidupannya dengan cara dan waktu yang ditentukan
sendiri.
• Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori
yaitu
1. Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau
nonverbal bahwa seseorang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri.
2. Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri
sendiri yang dilakukan oleh individu yang dapat
menyebabkan kematian jika tidak dicegah.
3. Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda
peringatan terlewatkan atau
diabaikan.
KLASIFIKASI BUNUH DIRI
1. Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh
diri yang didasari oleh faktor lingkungan yang
penuh tekanan (stressful) sehingga mendorong
seseorang untuk bunuh diri.
2. Bunuh diri altruistik adalah tindakan bunuh diri
yang berkaitan dengan kehormatan seseorang
ketika gagal dalam melaksanakan tugasnya
3. Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri
yang diakibatkan faktor dalam diri seseorang
seperti putus cinta atau putus harapan.
EPIDEMIOLOGI
• Penyebab kedua tertinggi kematian pada individu berusia 15 - 29
tahun di seluruh dunia
• Salah satu penyebab kematian pada usia 24 - 44 tahun
• ± 30.000 kasus bunuh diri terjadi dalam setahun
• Kasus percobaan bunuh diri di dunia mencapai 800.000 kasus per
tahunnya serta menyebabkan satu orang meninggal hampir setiap
40 detik sekali
• Indonesia, 2010: 1,6 hingga 1,8 persen dari 100.000 jiwa.
• 1995-2004: 41% bunuh diri dengan cara gantung diri, 23 %
bunuh diri dengan cara meminum insektisida, dan sebanyak 356
orang
melakukan bunuh diri dengan meminum obat berlebihan
LAKI -LAKI PEREMPUAN
3x lebih sering
alat yang lebih efektif untuk bunuh Wanita lebih sering menggunakan zat
diri, antara lain dengan pistol, psikoaktif overdosis atau racun
menggantung diri, atau lompat dari Lebih sering menggunakan pistol
gedung yang tinggi

Lebih sering memilih cara


menyelamatkan dirinya sendiri atau
diselamatkan orang lain
FAKTOR PREDISPOSISI

1. Diagnosis psikiatri: penyalahgunaan obat, skizofrenia
2. Sifat kepribadian: rasa bermusuhan, impulsif, dan
depresi  self-concept  pembentukan perilaku
3. Lingkungan psikososial
4. Biologis: level serotonin di otak  perilaku agresif dan
kecemasan
5. Psikologis
6. religi, jenis kelamin, pendidikan, profesi, doktrin, dan
usia
FAKTOR PRESIPITASI
• pencetus dapat berupa kejadian yang memalukan, seperti
masalah interpersonal, dipermalukan di depan umum,
kehilangan pekerjaan, atau ancaman pengurungan
• terpengaruh media untuk bunuh diri
• Perasaan terisolasi karena kehilangan hubungan
interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti,
• kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi
stres
• perasaan marah/bermusuhan dan bunuh diri sebagai
hukuman pada diri sendiri
• cara untuk mengakhiri keputusasaan
THREE-STEP THEORY OF SUICIDE

Klonsky & May 2015


• Seseorang yang memiliki kecenderungan bunuh diri
mengklasifikasikan bunuh diri sebagai (Kartono,
2000):
a. Bentuk komunikasi
b. Aksi untuk melakukan balas dendam
c. Sebuah kejahatan fantasi
d. Sebuah pelarian yang tidak disadari
e. Sebuah selaku kebangkitan kembali atau reuni magis
f. Bentuk kelahiran kembali, dan pemulihan atau ganti
rugi.
• Karakteristik seseorang yang memiliki
kecenderungan untuk melakukan bunuh diri
sebagai berikut:
1. Ada ambivalensi yang sadar atau tidak sadar
antara keinginan untuk mati dan untuk hidup.
2. Ada perasaan tanpa harapan, tidak berdaya, sia-
sia sampai pada jalan buntu, merasa tidak mampu
mengatasi segala kesulitan dalam hidupnya.
3. Merasa pada batas ujung kekuatan, merasa sudah
mencapai total, secara fisik dan secara mental.
4. Selalu dihantui atau dikejar-kejar oleh rasa cemas,
takut, tegang, depresi, marah, dendam, dosa
dan/atau bersalah.
5. Mengalami kekacauan atau khaos dalam kepribadian,
mengalami
disorganisasi dan disintegrasi personal, tanpa mampu keluar
dari jalan buntu dan tanpa kemampuan memperbaikinya.
6. Terayun-ayun dalam macam-macam suasana hati yang
kontroversi, agitasi lawan apati,ingin lari lawan dari berdiam
diri, memiliki kemampuan kontra dengan kelemahan dan
ketidakberanian.
7. Terdapat pengerutan kognitif, ada ketidakmampuan melihat
dengan wawasan bening, tidak mampu melihat alternatif lain,
bahkan meyakini limitasi dan kelemahan dari potensialitas
sendiri.
8. Hilangnya kegairahan hidup, hilang minat pada aktivitas
seharihari, pupus kegairah seksnya, tanpa minat terhadap
masyarakat sekitar.
9. Banyak penderitaan jasmaniah, mengalami insomnia (tidak
bisa
tidur), mengalami anoreksia atau tidak suka makan dan
menderita
psikastenia dan simptom-simptom psikosomatis lainnya.
10. Penderita pernah sekali atau beberapa kali mencoba
melakukan
upaya bunuh diri
• Beberapa gejala yang mengarah pada tindakan bunuh
diri yaitu:
1. Membicarakan bahwa ia ingin mati atau ingin
membunuh dirinya sendiri.
2. Mencari cara untuk melakukan bunuh diri, seperti
membeli senjata, atau membeli racun
3. Hal yang dibicarakannya mengenai keputusasaan dan
ketidakpantasan untuk hidup
4. Berbicara mengenai sakit yang mendalam dan merasa
terperangkap terhadap masalah hidup.
5. Merasa menjadi beban bagi orang lain.
6. Sering menggunakan alkohol dan obat-obatan.
7. Cemas dan gelisah, serta berperilaku sembrono.
8. Tidak bisa tidur, atau justru malah tidur seharian.
9. Menarik diri dari pergaulan dan mengisolasi dirinya
sendiri.
10.Bersikap marah-marah dan mengatakan ingin
melakukan balas dendam.
11.Menunjukkan perubahan suasana hati yang ekstrim
Aspek Medikolegal
• Apakah kematian disebabkan oleh penggantungan ?
Pertanyaan ini seringdiajukan kepada dokter pemeriksa
dalam persidangan
• Apakah penggantungan tersebut merupakan bunuh diri,
pembunuhan ataukecelakaan? Beberapa faktor di bawah
ini dapat dijadikan bahanpertimbangan.
a) Penggantungan biasanya merupakan tindakan bunuh diri,
kecuali dibuktikan lain. Usia tidak menjadi masalah untuk
melakukan bunuh diri dengan cara ini.
b) Cara terjadinya penggantungan
c) Bukti-bukti tidak langsung di sekitar tempat kejadian
d) Tanda berupa jejas penjeratan
e) Tanda-tanda kekerasan atau perlawanan
CRITERIA FOR DETERMINING SUICIDE

1. Self-Inflicted: Ada bukti bahwa kematian itu disebabkan oleh


diri sendiri. Hal ini dapat ditentukan oleh bukti patologis
(otopsi), toksikologis, investigasi, dan psikologis dan dengan
pernyataan almarhum atau saksi. bunuh diri atau ingin mati
dan bahwa orang yang meninggal memahami konsekuensi
yang mungkin timbul dari tindakannya. Bukti ini dapat
meliputi:
2. Ekspresi eksplisit verbal atau nonverbal dari niat untuk bunuh
diri;
3. Bukti tersirat atau tidak langsung dari niat untuk mati, seperti:
• Persiapan untuk kematian yang tidak pantas atau tidak terduga
dalam konteks kehidupan almarhum,
• Ungkapan perpisahan atau keinginan untuk mati atau pengakuan
akan kematian yang akan datang,
• Ekspresi keputusasaan,
• Ekspresi rasa sakit atau tekanan emosional atau fisik yang hebat,
• Upaya untuk mendapatkan atau belajar tentang cara kematian atau
melatih perilaku yang fatal, tindakan pencegahan untuk menghindari
penyelamatan,
• Bukti bahwa orang yang meninggal mengakui potensi kematian yang
tinggi dari alat kematian, upaya bunuh diri sebelumnya, ancaman
bunuh diri sebelumnya,
• Peristiwa stres atau kerugian yang signifikan (aktual atau terancam),
atau depresi serius atau gangguan mental.
REFERENSI

• APA: PRACTICE GUIDELINE FOR THE Assessment


and Treatment of Patients With Suicidal
Behaviors
• Klonsky: Suicide, Suicide Attempts, and Suicidal
Ideation
• https://www.ncbi.nlm.nih.gov › PMC5845877
• https://www.ncbi.nlm.nih.gov › PMC4937827

Anda mungkin juga menyukai