Anda di halaman 1dari 3

Tujuan : Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri di kulit.

Rumusan Masalah : Alat dan Bahan : 1. Air panas 50C 2. Air es 3. Stempel berbentuk persegi dengan ukuran 33 cm 4. Kerucut kuningan 5. Handuk 6. Tinta hitam 7. Aesthesiometer rambut dari Frey Cara kerja : 1. Letakkan telapak tangan kiri di atas meja dan tandailah suatu daerah 33 cm dengan stempel yang telah tersedia. Tutuplah mata orang coba. 2. Selidikilah secara teratur mengikuti garis-garis sejajar titik-titik panas dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah direndam di dalam air panas 50C (sebelum diletakkan pada telapak tangan keringkan terlebih dahulu kerucut tersebut dengan handuk). Berilah tanda pada titik-titik tersebut dengan menggunakan tinta hitam. 3. Lakukan percobaan tersebut di atas untuk menentukan titik-titik dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah direndam di dalam air es. 4. Lakukan percobaan tersebut di atas untuk menentukan titik tekan dengan menggunakan aesthesiometer rambut dari Frey dan juga titik-titik nyeri dengan menggunakan jarum. 5. Buatlah gambar tangan di atas kertas putih dan tuliskan titik-titik rasa itu ke dalamnya. 6. Lakukan percobaan tersebut (no 2 s.d 4) untuk daerah-daerah lengan bawah, kuduk, dan pipi. Reseptor Sensorik Reseptor sensorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi di dalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba dikulit adalah indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temeperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran dan proprioseptif. Adapun indera-indera khusus pada tubuh kita seperti penciuman, penglihatan, perasa pada lidah, keseimbangan dan pendengaran. Sensasi yang dating pada tubuh kita diterima oleh reseptor yang khusus

yang strukturnya lebih kompleks daripada reseptor pada kulit. Reseptor ini terletak pada indera khusus pada manusia seperti mata, telinga dimana reseptornya dilindungi oleh jaringan-jaringan disekitarnya. a. Nosiseptor Reseptor nyeri/nosiseptor terletak pada daerah superficial kulit, kapsul sendi, dalam periostes tulang sekitar dinding pembuluh darah. Jaringan dalam dan organ visceral mempunyai beberapa nosiseptor. Reseptor nyeri merupakan free nerve ending dengan daerah reseptif yang luas, sebagai hasilnya sering kali sulit membedakan sumber rasa nyeri yang tepat. Nosiseptor sensitive terhadap temperature yang ekstrim, kerusakan mekanis dan kimia seperti mediator kimia yang dilepaskan sel yang rusak. Bagaimanapun juga rangsangan yang kuat akan diterima oleh ketiga tipe reseptor. Untuklah kita bias merasakan sensasi rasa nyeri yang disebabkan oleh asam, panas, luka yang dalam. Rangsangan pada dendrite di nosiseptor menimbulkan depolarisasi, bila segmen akson mencapai batas ambang dan terjadi potensial aksi di susunan saraf pusat. b. Thermoreseptor Temperatur reseptor/ thermoreseptor merupakan free nerve ending yang terletak pada dermis, otot skeletal, liver, hipotalamus. Reseptor dingin tiga/ empat kali lebih banyak daripada reseptor panas. Tidak ada strukur yang membedakan reseptor dingin dan panas. Sensasi temperature diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri. Mereka dikirim ke formation retikularis, thalamus dan korteks primer sensoris. Thermoreseptor merupakan phasic reseptor, aktif bila temperature berubah, tetapi cepat beradaptasi menjadi temperature yang stabil. c. Mechanoreseptor Mechanoreseptor sangat sensitif terhadap rangsangan yang terjadi pada membrane sel. Membran sel memiliki regulasi mekanis ion channel dimana bias terbuka ataupun tertutup bila ada respon terhadap tegangan, tekanan dan yang bias menimbulkan kelainan pada membrane. Terdapat tiga jenis mechanoreseptor antara lain: Tactile reseptor memberikan sensasi sentuhan, tekanan dan getaran. Sensasi sentuhan memberikan inforamsi tentang bentuk atau tekstur, dimana tekanan memberikan sensasi derajat kelainan mekanis. Sensasi getaran memberikan sensasi denyutan/ debaran. Baroreseptor untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan pada dinding pembuluh darah dan pada tractus digestivus, urinarius dan system reproduksi. Proprioseptor untuk memonitor posisi sendi dan otot, hal ini merupakan struktur dan fungsi yang kompleks pada reseptor sensoris. d. Chemoreseptor Spesialisasi pada neuron chemoreseptor dapat dideteksi dengan perubahan kecil dari konsentrasi kimia. Umumnya chemoreseptor berespon terhadap substansi water-soluble dan lipid soluble

yang larut dalam cairan. Chemoreseptor tidak mengirim informasi pada korteks primer sensoris, jadi kita tidak tahu adanya sensai yang diberikan kepada reseptor tersebut. Saat informasi datang lalu diteruskan menuju batang otak yang merupakan pusat otonomik yang mengatur pusat respirasi dan fungsi cardiovascular. Reflek mempunyai waktu reaksi yang terukur, waktu yang dibutuhkan dari saat perangsangan sampai timbulnya respon tersebut disebut waktu refelks. Respon dari aksi reflex yang sederhana akan lebih cepat ketimbang respons dari aksi reflex yang kompleks. Waktu reaksi dipengaruhi oleh intensitas rangsangan dan kompleksitas aksi reflex. Pada umumnya makin kuat intensitas rangsangan maka waktu reaksi makin pendek sedangkan makin komleks aksi reflex maka waktu reaksi makin lama. Perubahan suhu tubuh mengubah aktivitas sel-peningkatan suhu mempercepat reaksi-reaksi kimia sel, sedangkan penurunan suhu memperlambat reaksi-reaksi tersebut. Karena fungsi sel sensitif terhadap fluktuasi suhu internal maka manusia secara homeostasis mempertahankan suhu tubuh pada tingkat yang optimal agar metabolisma sel berlangsung stabil. Panas berlebihan berakibat lebih serius darpada pendinginan. Bahkan peningkatan moderat suhu tubuh mulai menyebabkan malfungsi syaraf dan denaturasi protein ireversibel. Kesimpulan : Berdasarkan hasil percobaan pada o.p dapat menyimpukan bahwa sensasi titik panas dan dingin dapat teraba jelas berada pada daerah tengah tangan.Disini terlihat bahwa reseptor-reseptor panas dan dingin pada daerah tangan terbanyak terletak pada daerah tengah, dan juga bukan karena reseptorresptor panas dingin saja yang banyak tetapi juga karena di daerah tengah tangan sedikit lebih curam, ini menandakan disana lebih sedikit jaringan lemaknya sehingga sensasi titik panas dan dingin lebih terasa.
Ganong WF. 2006. Review of medical physiology. 22nd Ed. USA: The McGraw-Hill companies Guyton AC, Hall JE. 2006. Textbook of medical physiology. 11th ed. Philadelphia: Elsevier Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem ed.2. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai