Anda di halaman 1dari 3

No.

PT. Langit Biru sedang mengalami kesulitan keuangan yang cukup berat. Dikarenakan tidak dapat membayar kewajibannya akibat kondisi bisnis yang kurang baik. Perusahaan berpendapat dengan menunda pembayaran kewajiban hingga dua tahun kedepan, perusahaan dapat bertahan dan memenuhi kewajiban keuangannnya di kemudian hari. Sebagai tindak lanjut, perusahaan meminta kepada kreditor perihal penundaan pembayaran kewajibannya. Perundingan mencapai hasil, yaitu perusahaan akan dinilai ulang untuk mengetahui nilai riil aktivanya. Dari hasil revalusasi ternyata nilai aktiva riil PT. Langit Biru hanya 60% dari nilai bukunya. Berikut Neraca PT. Langit Biru sebelum revaluasi :

Neraca PT. Langit Biru (juta rupiah) AKTIVA Aktiva Lancar Aktiva Tetap 2.600 29.400 Hutang Dagang Hutang Hipotek Obligasi biasa LTD lain-lain Modal Sendiri Modal saham Laba Ditahan Total Aktiva 32.000 Total Kewjban & M. S. 3.550 (250) 32.000 PASIVA 1.200 14.000 8.000 5.500

Catatan: Neraca diatas sudah termasuk kerugian tahun ini, dan tidak ada pembayaran bunga. Kesepakatan dengan kreditur adalah perusahaan akan dipertahankan, dan struktur keuangan akan direstrukturisasi dengan ketentuan ketentuan : 1. Nilai riil aktiva perusahaan ditetapkan sebagai nilai total aktiva 2. Kerugian operasional (laba ditahan kumulatif)dibebankan seluruhnya kepada modal saham, dan selanjutnya saham lama dinilai menjadi hanya Rp 500 juta 3. Setelah kerugian ditanggung oleh pemegang saham, sisa saldo rugi akan ditanggung oleh kreditor dengan perincian : a. Kreditor Hutang Dagang menanggung 10% b. Kreditor Hipotek menanggung 10% c. Kreditor Obligasi menanggung 40% d. Kreditor Long Term Debt (LTD) lain-lain menanggung 40% 4. Setelah penghapusan Saldo Rugi, 30% dari Hipotek (net) dijadikan modal saham baru. Buatlah Pasiva Neraca PT. Langit Biru setelah restrukturisasi!

No. 2 Akibat prospek bisnis yang kurang menguntungkan, PT. Go Green mengalami kerugian pada 3 tahun terakhir. Sehubungan dengan kondisi ini, perusahaan berencana akan menutup operasinya. Dalam rangka likuidasi, seluruh aktiva perusahaan dilakukan penilaian kembali sesuai harga pasar, yang hasilnya diperkirakan sebesar Rp 300 milyar. Namun demikian setelah dilaksanakan penjualan, ternyata recovery rate hanya 35% dari nilai perkiraan. Saat ini PT. Go Green memiliki kewajiban lancar yang terdiri dari hutang gaji dan hutang pajak sebesar Rp 20 milyar, hutang obligasi dengan jaminan sebesar Rp 30 milyar dan hutang jangka panjang lainnya tanpa jaminan sebesar Rp 20 milyar. Struktur modal perusahaan terdiri dari saham preferen sebesar Rp 12 milyar dan saham biasa sebesar Rp 40 milyar. Proses likuidasi tersebut memerlukan biaya sebesar Rp 6 milyar. Buat urutan penyelesaian kewajiban dan distribusi biaya serta sisa kekayaan likuidasi yang dibagikan kepada pemegang saham!

Anda mungkin juga menyukai