Melalui kulit (telur menetas di tanah lalu larva yg berkembang menginfeksi mll kulit)
Ankilostomiasis Strongiloidiasis
Definisi
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid III ed. IV.
Etiologi
Oxyuris vermicularis atau Enterobius vermicularis atau cacing kremi atau pinworm.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid III ed. IV.
Patogenesis
Cara infeksi terjadi karena tertelannya telur yang telah dibuahi melalui jari yang kotor, makanan yang terkontaminasi, inhalasi udara yang mengandung telur dan kadang-kadang retroinfeksi melalui anus. Telur menetas di duodenum, kemudain larva cacing bergerak dan menetap sebagai cacing dewasa di yeyenum dan bagian atas ileum. Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelannya telur matang sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bernigrasi ke daerah perianal, berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan. Cacing betina yang hamil, pada waktu malam hari bergerak ke araha anus dan meletakkan telurnya dalam lipatan-lipatan kulit sekitar anus. Hal inilah yang menyebabkaan pruritus ani.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid III ed. IV.
Gejala klinis yang paling penting dan yang paling sering ditemukan adalah rasa gatal pada anus (pruritus ani), yang timbul terutama pada malam hari. Rasa gatal ini harus dibedakan dengan rasa gatal yang disebabkan oleh jamur, alergi dan pikiran.
Anoreksia, badan menjadi kurus, sukar tidur dan pasien menjadi iritabel, seringkali terjadi terutama pada anak. Pada wanita dapat menyebabkan vaginitis. Cacing dewasa di dalam usus dapat menyebabkan gejala nyeri perut, rasa mual, muntah, mencret-mencret yang disebabkan karena iritasi cacing dewasa pada sekum, apendiks dan sekitar muara anus besar.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid III ed. IV.
A. Keluhan Pokok
Gatal perianal dan vulva malam hari Insomni, gelisah Mules di perut B. Tanda penting
Bekas garukan perianal/vulva Dengan lampu dapat dilihat cacing dewasa dikulit perianal pada waktu malam menyerupai ampas kelapa
Sumber : http://www.infokedokteran.com/info-obat
DD Diagnosis
Anamnesis PF PP
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah tepi umumnya normal, hanya ditemukan sedikit eosinofilia. Diagnosis ditegakkan dengan cara menemukan telur atau cacing dewasa di daerah perianal dengan swab atau di dalam tinja. Anal swab ditempelkan di sekitar anus pada waktu pagi hari sebelum anak buang air besar dan mencuci pantat (cebok).
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid III ed. IV.
Penatalaksanaan
Perawatan Umum:
1.
Pengobatan sebaiknya dilakukan juga terhadap keluarga serumah tau yang sering berhubungan dengan pasien. Kesehatan pribadi perlu diperhatikan terutama kuku jarijari dan pakaian tidur. Toilet sebaiknya dibersihkan dan disinfektan, bila mungin setiap hari. disiram dengan
2.
3.
Pengobatan Spesifik:
1.
Mebendazol, diberikan dosis tunggal 500 mg, diulang setelah 2 minggu. Albendazol, diberikan dosis tunggal 400 mg, diulang setelah 2 minggu. Piperazin sitrat, diberikan dengan dosis 2 x 1 g/hari selama 7 hari berturut-turut, dapat diulang dengan interval 7 hari. Pirvium pamoat, obat ini diberikan dengan dosis 5 mg/kg berat badan (maksimum 0,25 g) dan diulangi 2 minggu kemudian. Obat ini dapat menyebabkan rasa
2.
3.
4.
mual, muntah dan warna tinja menjadi merah. Bersama mebendazol efektif terhadap semua stadium perkembangan cacing kremi.
5.
Pirantel pamoat, diberikan dengan dosis 10 mg/kg berat badan sebagai dosis tunggal dan maksimum 1 gram.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid III ed. IV.
Prognosis
Infeksi cacing ini biasanya tidak begitu berat, dan dengan pemberian obat-obat yang efektif maka komplikasi dapat dihindari. Yang sering menjadi masalah adalah infeksi intra familiar, apalagi dengan keadaan higienik yang buruk.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid III ed. IV.
Komplikasi
Bila jumlah cacing dewasa cukup banyak akan dapat menyebabkan apendisitis. Cacing dewasa pada wanita dapat bermigrasi ke dalam vagina, uterus dan tuba falopii, dan dapat menyebabkan peradangan di daerah tersebut.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid III ed. IV.
FILARIASIS
Definisi
Penyakit yg disebabkan oleh infestasi 1 atau 2 cacing jenis filaria yaitu Brugia malayi, Brugia timori, Wuchereria brancrofti Etiologi Cacing filaria: Brugia malayi, Brugia timori, Wuchereria brancrofti Berbentuk rambut, berwarna putih susu. Jantan panjangnya sekitar 4cm, memmpunyai ekor melengkung yg dilengkapi dua spekulum. Betina berukuran sekitar 10 cm, mempunyai ekor yg runcing bentuknya. Masa inkubasi penyakit lebih kurang 1 tahun,penularan melalui vektor nyamuk. Patogenesis Siklus hidup Pengisapan microfilaria dari darah atau jaringan oleh serangga pengisap darah
Metamorphosis microfilaria didalam hospes perantara serangga (larva rabditiform larva filariform yg aktif)
Meneruskan ke pembuluh darah dan kelenjar limfe tempat tumbuh sampai dewasa slm 1 tahun.
Menimbulkan varises saluran limfe anggota kaki bagian bawah,kelenjar ari-ari dan epididimis pada laki2 dan kelenjar labium pada wanita
Microfilaria meninggalkan cacing induk lalu menembus dinding pembuluh limfe menuju pembuluh darah yg berdekatan atau terbawa oleh saluran limfe ke dalam aliran darah Pada manusia W bancrofti dapat hidup selama 5 tahun. Gejala klinis
o
Akut:
-
Limfadenitis Limfangitis
Kronis:
Demam , menggigil, lesu Limfangitis pada ekstremitas,bisa pada alat kelamin &payudara Limfadenitis (inguinal dan aksiler) Sakit kepala Mialgia yang berlangsung bbrp hari minggu Sering pada usia 10 -20 tahun
Diagnosis
o o o
Mikrofilaria pada darah j.10 mlm - 2 pagi, pewarnaan Giemsa Pemeriksan serologi Uji kulit peran imunitas seluler
DD Penatalaksanaan
Dietilkarbamazin (DEC), derivat piperazine membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa Anak-anak: 1 mg/kgBB po dosis tunggal pada I; 1 mg/kgBB po 3xsehari pada II; 1-2 mg/kgBB 3xsehari pada III dan 6 mg/kgBB/24 jam dibagi 3 dosis pada hari ke-4-14 Ivermectin 400 g/kg BB hanya membunuh mikrofilaria Albendazol 400 mg dss tunggal > efektif drpd ivermectin
ASCARIASIS
Patogenesis Siklus hidup: Telur yg di buahi keluar bersama tinja penderita, di dlm tanah yg lembab dan suhu yg optimal akan berkembang menjadi telur infektif, yg mengandung larva cacing. Infeksi terjadi dng masuknya telur cacing yg infektif ke dlm mulut melalui makanan atau minuman yg tercemar tanah yg mengandung tinja penderita askariasis. Dlm usus halus bagian atas dinding telur akan pecah sehingga larva dapat keluar, untuk selanjutnya menembus dinding usus halus dan memasuki vena porta hati. Bersama aliran darah vena, larva akan beredar menuju jantung, paru2, lalu menembus dinding kapiler masuk ke dalam alveoli, migrasi ini berlangsung sekitar 15 hari. Dari alveoli cacing merangkak ke bronki, trakea dan laring, untuk selanjutnya masuk ke faring, esofagus, turun ke lambung akhirnya sampai ke usus halus.
Cara infeksi :
Telur masuk mulut bersama makanan dan minuman yg tercemar. Melalui tangan yg kotor tercemar pada anak Telur infektif terhirup melalui udara bersama debu :
Patogenesis
Pnuemonia bila berada diparu paru, dng gejala demam, batuk, sesak, dan dahak berdarah.bila disertai gejala alergi maka disebut sbg sindrom loffler atau ascaris pneumonia Infeksi berat (hiperinfeksi), terutama pada anak anak dapat terjadi gangguan pencernaan dan penyerapan protein sehingga penderita meglami gangguan pertumbuhan dan anemia akibat kurang gizi. Pada manusia dpt menimbulkan : obstruksi usus, intususepsi, dan perforasi ulkus yg ada di usus.
Gejala klinis
dapat menimbulkan gejala bila merusak kapiler atau dinding alveolus paru sehingga menyebdabkan terjadinya perdarahan,penggumpalan sel leukosit dan eksudat yang akan menghasilkan konsolidasi paru denagn gejala panas ,batuk,batuk berdarah,sesak nafas,dan pneumonitis askarispada foto toraks infiltrate mirip pneumonia viral yg mnehilang dalam waktu 3 minggu (sindrom loeffler).pemeriksaan darah terdapat eosinifilia
larva cacing mnyebar ke organ lain seperti otak,ginjal,sumsum tulang belakang dan kulit,kadang mengalami gejala gangguan usus ringan seperti mual,nafsu makan berkurang,diare dan konstipasi, bila infestasi berat dapat menimbulakn pengumpalan cacing di usus sehingga terjadi obstruksi di usus. menimbulkan gejala alergik urtikaria,gatal gatal dan eosinofilia
Diagnosis
Pemeriksaan lab Fase pulmonal ditemukan eosinofilia,dan diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur cacing pada tinja
DD Penatalaksanaan
Piperazin BB 0-15 kg berturut turut BB 15-25 kg berturut turut : 1g sekali sehari selama 2 hari : 2g sekali sehari selam 2 hari
BB 25-50 kg : 3g sekali sehari selam 2 hari berturut turut BB >50 kg berturut turut : 3,5 sekali sehariselam 2 hari
melayang,dan
Heksilresolsinol Di berikan setelah pasien di puasakan terlebih dahulu,lalu di berikan 1 g heksiresolsinol dg pemberian laksans 30 g
Pirental pamoat
Pencegahan
Membuat kakus yg baik untuk menghindari pencemaran tanah dng tinja penderita, Memasak makanan dan minuman sebelum dimakan dan minum. Menjaga Hygene pribadi Mengobati penderita serta pengobatann obat cacing berspektrum lebar di daerah endemik dapat memutuskan rantai siklus hidup cacing ini dan cacing lainnya. Pendidikan kesehatan kepada penduduk perlu dilakukan untuk menunjang upaya pencegahan penyebaran dan pemberantasa askariasis
Komplikasi Prognosis
ANKILOSTOMIASIS
Definisi Penyakit cacing tambang yg disebabkan oleh cacing Necator americanus atau Ancylostoma duodenale Sinonim : nekatoriasis, unseriasis. Etiologi Necator americanus atau Ancylostoma duodenale
NECATOR AMERICANUS Menyerupai huruf S Memiliki buccal capsule yang sempit Pada dinding ventral terdapat sepasang benda pemotong berbentuk bulan sabit (semilunar cutting plate) dan di
ANCYLOSTOMA DUODENALE
Menyerupai huruf C Memiliki buccal capsule yg lebih lebar dari necrator 2 pasang gigi ventral runcing (triangular cutting plate) dan sepasang gigi dorsal
rudimenter
Jantan : 8-11 mm x 0,5 mm Bursa kopulasi melebar seperti payung dengan dorsal rays tunggal,bercaba ng pada ujungnya Terdapat dua spikula letak berjauhan dengan ujung runcing Betina : 10-13 mm x 0,6 mm Ujung posterior terdapat spina kaudal Vulva terletak pada bagian posterior pertengahan tubuh
Memiliki bursa kopulasi bulat dengan dorsal rays 2 cabang Terdapat dua spikula letak berdempetan serta ujung berkait Betina : 9-11 mm x 0,4 mm Ujung poterior tidak terdapat spina kaudal Vulva terletak pada bagian anterior
Patogenesis
Gejala klinis
o o o o o o o
infeksi berat kehilangan darah ADB Gangguan pertumbuhan fisik Defisit kognitif dan intelektual Cutaneus larva migrans Nyeri perut, anoreksia dan diare Khlorosis (pucat kuning kehijauan) kronis bayi: diare, melena, gagal tumbuh, anemia berat ~ Enteritis eosinofilia: nyeri kolik abdomen mulai epigastrium, menyebar ~ app. akut
Diagnosis DD
Penatalaksanaan
o
Tujuan terapi adalah menghilangkan cacing dewasa dengan anti cacing Mebendazole: 100 mg 2xsehari selama 3 hari atau 500 mg dosis tungal untuk segala usia Albendazole: 400 mg po untuk segala usia laju kesembuhan > 95% Pirantel pamoat 10 mg/kgBB 1 kali sehari selama 3 hari, maks. 1 gram
Pengobatan umum 1. Nutrisi yang baik 2. Suplemen preparat besi untuk pasien gk berat terutama apabila bersamaan dengan anemia Pengobatan spesifik Albendazol Dosis tungal 400 mg
Tetrakloretilen(drug of choice) Dosis 0,12 ml BB,tidak boleh > dari 5 ml Dalam keadaa perut kosong
Befanium hidroksinaftat
Pencegahan
Pengobatan massal dan perorangan dengan obat cacing Pendidikan kesehatan.: membuat jamban yg baik, dan berjalan di tanah selalu menggunakan alas kaki.
Komplikasi Prognosis
SCABIES
Definisi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var, hominis dan produknya (DERBER, 1971). Sinonim: The itch, gudik, budukan, gatal agogo. Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, ed. V.
Etiologi
tungau kecil berbentuk oval. punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. transluen, berwarna putih kotor dan tidak bermata. ukurannya betina: 330-450 mikron x 250-350 mikron; jantan: 200-240 mikron x 150-200 mikron. bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.
Setelah kopulasi (perkwinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 mm sehari dan sambil meletakkan telurnya2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup selama sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam
waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari. Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, ed. V.
Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisisasi terhadap sekreta dan ekskreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan
setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat menimbulkan erosi, eksoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, ed. V.
Faktor Resiko
Sosial Ekonomi Rendah Higiene Buruk Sering Berganti Pasangan Seksual Kesalahan Diagnosis Perkembangan Demografi Serta Ekologik
Pruritus nokturna, gatal pada malam hariyang disebabkan karena aktifitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papu atau vesikel. Menemukan tungau, merupakan hal yan paling diagnostik.
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut. Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, ed. V.
DD
Ada pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan the great immitator karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding adalah: purigo, pedikulosis korporis, dermatitis, dll. Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, ed. V.
Diagnosis
anamnesis PF PP
Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah kaca obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar. Dengan membuat biopsi irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisaudan diperiksa dengan mikroskop cahaya. Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.
2.
3.
4.
Penatalaksanaan
Belerang endap (sulfur presipitarum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salap atau krim. Preparat ini karena tidak efektif terhadap stadium telur, maka
penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari. Kekurangannya yang lain ialah berbau dan mengotori pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat dipakai pada bayi berumur urang dari 2 tahun.
Emulsi benzil-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setlah dipakai. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksangammexane) kadarnya 1% dalam krim atau lusio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil, karena toksis terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala diulangi seminnggu kemudian. Krotamiton 10% dalam krim atau lusio juga merupakan obat pilihan, mempunyai 2 efek sebagai antiskabies dan antigatal; harus dijauhkan dari mata, mulut dan uretra. Permetrin dengan kadar 5 % dalam krim, kurang toksik dibandingkan gameksan, efektifitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum sembuh diulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur 2 bulan.
Prognosis
Dengan memerhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan menghilangan faktor predisposisi (antar alin higiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi prognosis yang baik. Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI, ed. V.
Komplikasi
Trychuriasis
ETIOLOGI Trichuris ttrichiura
*cacing non pathogen dan komensal didalam usus besar terutama caecum,tetapi di temukan juga di colon ascendens,bagian pposterior cacing melekat pd mukkosa usus menyebabkan perdarahn kronik dan kerusakan mukosa usus.
Telur yang dikeluarkan melalui tinja menjadi infektif di dalam tanah dalam waktu 2 minggu terjadi karena pasien menelan telur yang infektif dan larva melekat pada usu halus dan setelah dewasa mnetap di caecum dan kolon bag.proksimal.
GEJALA KLINIS -infestasi berat >10.000 garm/tinja iritasi pada mukosa sperti nyeri ,sukar BAB ,mencret,sering flatus,mual,muntah,ileus,BB turun Pada keadaan berat timbul malnutrisi
Heksiserolsinol 0,2% Dosis 500 ml dalam bentuk enema dalm waktu 1 jam
PROGNOSIS -dengn pengobatan adekuat prognosis baik. Buku Ilmu Penyakit Dalam FKUI JILID III