Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional

BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL Bekerja j sama dengan g UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG Jakarta, 4-5 Desember 2008

Agenda I

Agenda II

Agenda III

Kondisi Awal

Provinsi ke-32 melalui UU No.27 Tahun 2000 Daerah kepulauan: 256 buah pulau Krisis lingkungan sebagai akibat penambangan tak terarah K t b t Keterbatasan infrastruktur i f t kt (Listrik, (Li t ik sarana angkutan, dsb.) Minimnya akses kesehatan kesehatan, pendidikan pendidikan, Problem sosial seperti: Pekat, narkoba, kriminalitas, , konsumtivisme, , dsb.

Sasaran RPJMN y Mewujudkan Indonesia Aman dan Damai y Mewujudkan Indonesia Adil dan Demokratis y Mewujudkan M j dk Indonesia I d i Sejahtera S j ht Sasaran RPJMD y Membangun komitmen bersama Pemerintah, masyarakat untuk menciptakan iklim kondusif, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. y Meningkatkan kualitas Sumber Daya Insani masyarakat melalui penguatan sektor pendidikan, kesehatan, olahraga, seni dan budaya daerah/nasional serta pembinaan generasi muda. y Meningkatkan kapasitas Pengayoman dan Pelayanan Publik baik kepada masyarakat y Meningkatkan kapabilitas Infrastruktur, dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi masyarakat dan penguatan kapasitas infrastruktur y Menciptakan p lapangan p g kerja j dan lapangan p g berusaha, , dalam rangka g meningkatkan g income per p kapita p dan daya y beli masyarakat melalui penguatan terhadap 6 sektor unggulan daerah (Kelautan dan Perikanan, Pariwisata, Pertanian, Pertambangan, Perindustrian, Perdagangan dan Jasa), serta menciptakan tenaga kerja siap pakai dan berdaya saing sebagai salah satu komoditas daerah yang siap dipasarkan ke lingkup domestik, regional dan global. y Memperhatikan masalah lingkungan hidup sebagai salah satu azas dalam mengambil keputusan publik pada semua sektor pembangunan sekaligus melakukan upaya rehabilitasi, reklamasi dan refungsionalisasi terhadap lahan-lahan kritis menjadi lahan produktif dengan melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat secara terpadu dan bersinergi. y Meneruskan penyusunan Peraturan-Peraturan Daerah (Perda) sebagai penjabaran dari aturan perundangundangan yang lebih tinggi y Melaksanakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui penguatan kapasitas lembaga ekonomi rakyat seperti Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Koperasi untuk menciptakan sentrasentra pembangunan produk unggulan wilayah pedesaan/ kecamatan/kabupaten/Kota sesuai dengan kultur dan potensi wilayah. y Meningkatan kapabilitas aparatur pemerintah untuk menciptakan Good Governance dan Clean Government secara tersistem dan menyeluruh dengan melakukan Gerakan Bersama dalam pemberantasan KKN berbasis kultur dan agama. y Melakukan upaya pembangunan infrastuktur pada proyek-proyek strategis dalam rangka meningkatkan daya saing regional dan global

Sasaran RPJMN dan RPJMD

Agenda Aman dan Damai

Capaian y Menurunnya angka kriminalitas y Terselenggaranya berbagai kegiatan kebudayaan y Minimnya benturan antar kelompok kepentingan y Terwujudnya harmonisasi antar kelompok dan agama Masalah y Pelembagaan nilai-nilai budaya belum terwujud y Masih terjadi perbedaan persepsi terhadap faham putra daerah y Beberapa lembaga masyarakat belum optimal, misalnya pemolisian masyarakat, forum kewaspadaan dini, dsb

Agenda Adil dan Demokratis


Capaian y Penerbitan dan evaluasi pelaksanaan Perda y Minimnya angka korupsi pejabat daerah y Pemilukada yang aman dan damai y Penghormatan pada nilai-nilai HAM dan kesetaraan Masalah y Transparansi pemerintahan belum optimal y Masih M ih ada d P Perda d b bermasalah l h y LSM yang belum optimal y Profesionalitas birokrat belum optimal

Agenda Kesejahteraan Masy.


Capaian y Semakin meluasnya akses dan pemerataan pendidikan y Menurunnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan menurunnya frekuensi gizi kurang melahirkan, balita, meningkatnya angka harapan hidup y Turunnya angka pengangguran y Reklamasi bahan tambang secara kontinyu y Pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur Masalah y Keterbatasan sarana dan prasarana y Kurangnya kesadaran masyarakat thd mutu pendidikan dan mutu lingkungan p g g

Sinkronisasi Pusat dan Daerah


Pada umumnya pembangunan daerah mengacu pada pembangunan nasional nasional, namun mekanisme penyusunan rencana kerja belum sistematis dan terstruktur secara bottom up Ketidakjelasan beberapa aturan pusat y kesalahan p penafsiran di menyebabkan tingkat lokal. Contohnya dalam kasus regulasi pertambangan. Perencanaan P pembangunan b provinsi i i dan kabupaten/kota belum maksimal Beberapa p sektor y yang g menjadi j kewenangan pusat cenderung diabaikan daerah

Carut-marut Sinkronisasi

Sebelumnya timah dikuasai oleh negara dan pemodal asing Keputusan Menperindag No.146/ MPP/KEP/ 4/1999 tentang Pencabutan Status Timah sebagai komoditas strategis. strategis Perda Bangka No.6 Tahun 2001 Pengelolaan Pertambangan Umum. Kep Bupati Bangka No.540.K/271/TAMBEN/2001 Kep. No 540 K/271/TAMBEN/2001 tentang Izin Usaha Pertambangan untuk Pengolahan dan Penjualan (Ekspor) Keputusan Menperindag No.443/MPP/Kep/ No 443/MPP/Kep/ 5/2002:larang ekpor biji timah.

Menjamurlah smelter yang menghasilkan balok timah underbranded Walikota keluarkan izin dg alasan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 75 Tahun 2001, yang menjadi penjabaran UU Pertambangan Umum Umum, dan sesuai dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Carut-marut

Produksi timah dunia 339.000 ton/tahun, 180.000 ton produksi I d Indonesia i Negara maju tak punya timah, memborong timah dari penghasil bloon dengan harga murah, menimbunnya y untuk p persediaan bagi anak cucu mereka. Penghasil bloon mengurasnya dan menjual berapa saja harganya, membiarkan anak cucu mereka nanti gigit jari. jari Negara tak punya kendali, pembangunan hanya terencana jangka pendek dlm konteks SDA

Keterlibatan Stakeholders
Perkembangan

partisipasi multistakeholders sudah mulai berjalan baik Sektor industri belum optimal dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat di daerah Partisipasi P ti i i masih ih sebatas b t di dipahami h i kalangan tertentu, misalnya kaum k t dan kota d terdidik t didik

Isu-Isu Isu Isu Strategis


Penambangan timah ilegal Pemerataan pendidikan Disparitas derajat kesehatan antar wilayah Kemiskinan Tingginya gg y angka g p pengangguran g gg Krisis lingkungan hidup Minimnya ya infrastruktur as u u Rendahnya partisipasi Minimnya komoditas unggulan Krisis ekonomi global

Rekomendasi
Persepsi ttg otonomi daerah perlu diluruskan, pembangunan hanya g dimaknai fisik cenderung Insinkronisasi peraturan pertambangan, perlu diperbaiki secara radikal Sektor pariwasata jalan ditempat Infrastruktur harus ditingkatkan ditingkatkan, misalnya listrik dan transportasi Peningkatan sektor industri hilir

Anda mungkin juga menyukai