Compounding means : Preparation Mixing Assembling Packaging Labelling ..Of Drug or Device
Continue
Be dedicated to pharmacy and willing to put forth the necessary financial and time investment.
Have the appropiate physical facilities and equipment to do the job right ( the extent and type of compounding may be determined or limited by the facility ).
Continue.
Be committed to lifelong learning and continuing education, since a major advantage of compounded prescriptions is that they provide treatmens that are new, undeveloped, and often not commercially available. Have a willingness to tear down walls and build bridges to share experiences with others for the good of all.
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter umum, dokter gigi, dokter hewan, dokter spesialis kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien. Resep merupakan bagian hubungan yang profesional antara dokter, farmasis dan pasien. Farmasis tidak hanya sekedar meracik obat tetapi juga memberi informasi untuk meyakinkan pasien sehingga pasien akan patuh dalam minum obat.
FORM RESEP
Resep biasanya ditulis dari form yang dicetak yang terdiri ruangan kosong untuk informasi. Biasanya dicetak nama, alamat, telepon, alamat RS/ Klinik pada sebelahnya. Blanko resep disediakan di apotek tanpa ditulis nama, alamat dokter, dapat disediakan kalau dokter telepon atau kalau dokter datang ke apotek untuk menulis resep
BAGIAN RESEP
Inscriptio Identitas dokter penulis resep, SIP, alamat, kota, tanggal dan R/ Praescriptio Inti resep terdiri dari: Nama obat, bentuk sediaan obat, dosis, jumlah Signatura Petunjuk pemakaian dan nama pasien Subscriptio Tanda tangan atau paraf dokter
Subscriptio
Jumlah obat
Signatura
BAGIAN RESEP
Nama dan alamat dokter, SIP Tanggal Informasi tentang pasien R/ =simbol = ambillah = superscription Obat yang ditulis = inscription Perintah pembuatan = subscription Aturan pakai = signatura Tandatangan Informasi pasien
Nama, alama, jenis kelamin SpA: usia, berat badan,
Beberapa singkatan Bahasa Latin yang sering digunakan pada penulisan resep :
SINGKATAN S.d.c.f. S.b.d.,d.pulv.I. a.c. S.m. et v.gtt.l.o.d.s KEPANJANGAN Signa da cum formula Signa bis de die pulverem unum ante coenam Signa mane et vespere guttam unam oculo dextro et sinistro divide in partes equales Guttae auriculares Guttae nasales Signa collyrium Signa bis de die cochlear unum Signa collutio oris Signa omni mane capsula unum ARTI tandailah serahkan dengan formulanya tandailah 2 X sehari 1 serbuk sebelum makan tandailah tiap pagi dan sore 1 tetes pada mata kanan dan kiri. bagi sama banyak Tetes hidung Tetes telinga Tandailah obat cuci mata tandailah dua kali sehari satu sendok makan tandailah obat cuci mulut tiap pagi satu kapsul
div. in part. eq. gtt. auric Gtt.nasal. S. collyr S. b. d. d. C.1 S. collut. or. S. o. m. caps.I
S.haust.h.s.
s.u.c. p.r.n
Penggunaan topikal
Serbuk (bedak) Sediaan basah: kompres, mandi lotion/(suspensi) Liniment Semi padat: salep, krim, pasta, jelly Aerosol: semprot
SK MENKES1027/MENKES/SK/IX/2004 PELAYANAN
Pelayanan resep Promosi dan edukasi Pelayanan residensial (home care)
PELAYANAN RESEP
Skrining resep Persyaratan administratif: nama, sip, alamat dokter, tanggal penulisan resep, tt/paraf dokter, nama alamat, umur, jenis kelamin, berat badan pasien, nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta, cara pemakaian yang jelas, informasi laiinnya.
Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkomp, cara dan lama pemberian.
Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dll).
Continue..
Penyiapan obat Peracikan: menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, memberikan etiket pada wadah. Etiket: jelas dan dapat dibaca. Kemasan obat yang diserahkan: rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya. Penyerahan obat: sebelum diserahkan dilakukan pemeriksaan akhir. Penyerahan dilakukan apoteker disertai pemberian informasi dan konseling.
Continue.
Informasi obat: Apoteker memberi informasi yang benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi meliputi: pemakaian obat, cara penyimpanan, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan minuman yang harus dihindari selama terapi.
Konseling: tentang sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan sehingga memperbaiki kualitas hidup pasien.
Monitoring penggunaan obat: terutama pasien DM, kardiovaskuler, TBC, asma, penyakit kronis lainnya.
Resep Administrasi Legalitas Inkompatibilitas Suspensi PGA/PGS/CMC Maximal Dose Sediaan Lazim Spesialite Sinonim
Screening
Farmasetis
Klinis
Penyiapan
Nama barang :. ..
PENGELUARAN
Tangg al Kepad a Banyakn ya
SISA
DOSIS
Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita, baik untuk obat dalam atau obat luar. Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud dosis maksimum adalah dosis maksimum dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan dan rektal. Dosis lazim tercantum dalam FI untuk dewasa dan anak yang merupakan petunjuk yang tidak mengikat.
MACAM-MACAM DOSIS
Dosis terapi:takaran obat yang diberikan dan dapat menyembuhkan penderita Dosis minimum; takaran obat terkecil yang masih dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan resistensi Dosis maksimum: takaran obat terbesar yang masih dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan keracunan penderita Dosis toksik: takaran obat yang dapat menyebabkan keracunan penderita Dosis letalis: takaran obat yang menyebabkan kematian pada penderita
PERHITUNGAN DOSIS
Faktor penderita: meliputu umur, bobot badan, jenis kelamin, luas permukaan tubuh, toleransi, habituasi, adiksi, sensitivitas, serta kondisi penderita Faktor obat: sifat kimia fisika obat, sifat farmakokinetik (ADME) dan jenis obat Faktor penyakit: sifat dan jenis penyakit
PERHITUNGAN DOSIS
Berdasarkan umur Berdasarkan bobot badan Berdasarkan luas permukaan tubuh Dengan pemakaian berdasarkan jam
Rumrs Fried
Dosis = n(bulan)/150 X dosis dewasa
Rumus Dilling
Dosis = n(tahun)/20 X dosis dewasa
Rumus Cowling
Dosis = n(tahun)/24 X dosis dewasa N = umur dalam satuan tahun yang digenapkan keatas. Misal pasien 1 tahun 1 bulan dihitung 2 tahun.
Rumus Bastedo
Dosis = n(tahun)/30 X doisis dws
Rumus Catzel
Dosis = luas permukaan tubuh anak/luas permukaan tubuh dewasa X 100 X dosis dewasa
Menurut Va Duin: pemakaian sehari dihitung 16 jam, kecuali antibiotik sehari dihitung 24 jam
16/3 +1X = 5,3 + 1 = 6,3 dibulatkan 7 X
: FARMAGAMA :Jl. Kolombo 345 jogjakarta.Telp. (0274) 7429458 Yogyakarta, Penanggung Jawab Nama APA / No SIK
Tgl.
Ttd.
Medication Error
SOME COMMON CAUSES OF MEDICATION ERRORS : Failed communication Poor drug distribution practices problems Dose miscaculations Drug and drug device-related problems Incorrect drug administration Lack of patient education
FAILED COMMUNICATION
Handwriting
Terutama yang namanya mirip: longatin largactil, epatin enatin, difenilhidantoin - difenilhidramin
Continue..
Ambiguous or incomplete orders
Cyclophosphamide dosis 4 g, 1 4 hari, maksudnya 4 gram untuk total 4 hari ( 1 gram per hari, tetapi diberikan 4 gram per hari
Abbraviations
D/C discharge and discontinue: digoxin, propranolol, insulin Pasien pulang, obat masih diteruskan, dikira pulang obat discontinue HS half strength,. Pasien menerima HS hora somni, hora somni dan full strength
DOSE MISCALCULATIONS
Biasanya terjadi pada obat yang digunakan pediatri dan sediaan yang digunakan intravenus. Perhitungan dosis dapat mengakibatkan kesalahan 10 kali lipat atau lebih.
Adalah Obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter di Apotek, dan penyerahannya harus dilakukan oleh Apoteker (APA). perlu ditunjang adanya sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional Perlu peningkatana penyediaan obat yang dibutuhkan dan menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional Peran APA dalam KIE perlu ditingkatkan Perlu ditetapkan OWA
PELAYANAN OWA
Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat Membuat catatan pasien serta yang telah diserahkan Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainya, kontraindikasi, efek samping dan lai-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien
DAFTAR OWA NO 2
924/MENKES/PER/X/1993
DAFTAR OWA NO 3
1176/MENKES/SK/X/1999
DAFTAR OWA NO 1 Oral kontrasepsi Obat saluran cerna Obat mulut dan tenggorokan Obat saluran napas Obat yangmempengaruhi sistem neuromuskuler Antiparasit Obat kulit topikal
DAFTAR OWA NO 2
34 item tambahan obat-obat
DAFTAR OWA NO 3
Saluran pencernaan dan metabolisme Obat kulit Antiinfeksi umum Sistem muskuloskeletal Sistem saluran pernafasan Organ-organ sensorik
Interaksi obat
Obat - obat Obat - makanan Obat - herbal
PENDAHULUAN
Eksipien = bahan tambahan = ajuvan ZA + ajuvan --- memudahkan formulasi --sediaan seragam, stabil, cocok, karakteristik fisika kimia, pelepasan dan enak dipakai Eksipien -- dulu bahan inert, inaktif, tidak toksik - sekarang bukan bahan inaktif, merupakan bahan terbesar, kemungkinan terjadi interaksi, akan merubah bioavailabilitas ZA, penyebab ADR.
KASUS
1937 - elixir sulfanilamid, 72% dietilenglikol yang toksik, 76 meninggal 1968 - 1969 - keracunan fenetoin di Autralia, pengisi CaSO4 --- laktosa --- bioavailabilitas meningkat 1971 - rifampicin + PAS (granul + bentonit) -- absorpsi Rifampicin turun -- efek turun 1972 - 1973 - digoksin -- ukuran partikel -- bioavalibilitas naik, efek naik, pasien jantung -- over digitalisasi 1983 - indometazin + osmosin -- tertimbun dalam intestin -- ulser/ lubang dalam usus.
ZAT WARNA TERAPEUTIK AKTIF TIDAK TERMASUK KATEGORI BAHAN TAMBAHAN Indigo karmyn Merah kongo Metilen biru Gentian violet Brilian hijau flourescein
2. FLAVOUR
Minyak kayu manis dan sinamil aldehid Menyebabkan alergi Dalam pasta gigi menyebabkan cholitis, stomatitis, belahan pada bibir Pada salep (ol cinnamomi) --- dihilangkan
LAKTOSA
Laktosa sebagai pengisi/ pengencer -- tablet, kapsul, poeder -- merupakan bagian terbesar Kalau absorpsi kurang bagus dapat menyebabkan : kram perut, diare, flatulen, kembung, vomit Disebabkan efek osmotik dan fermentasi laktosa -- terbentuk asam laktat + CO2 Pengatasannya: sediaan bebas laktosa: susu LLM (Low Lactose Milk), Morinaga NL (Non Lactose)
1970, Amerika melarang untuk makanan, minuman, obat karena menyebabkan kanker kandung kemih Siklamat dan sakarin --- sel malignan kandung kemih pada percobaan pada tikus, mencit, hamster --- gagal menjelaskan karsinogenesis Sakarin --- dicurigai karsinogenesis, alergi (urticaria) Sorbitol: manisnya 1/2 sukrosa, untuk DM, efek samping flatulen, diare, kembung Aspartam: dari tanaman, paten: Diasweet, Equal
Klorasetamide : body lotion Klorokresol Asam sorbat Fenilmerkuri nitrat: tm, salep, vaksin
Glaukoma + pilokarpin --- keratopati -(iritasi, fotofobia, lakrimasi) -- EDTA (chelating agent
Surfaktan
Anionik -- Na laurilsulfat -- iritasi Trietanolamin + asam lemak (stearat, oleat) -- sabun -pengemulsi -- eksim Nonionik: span 80, tween 40, 80, arlacel 83, gliseril monostearat --- iritasi hanya beberapa kasus
6. ALKOHOL
Etanol : sebagai soven
Bahaya pada pasien alkoholisme Alkohol -- asetaldehid naik dalam darah ADR hipotensi, nausea, vomit, sweating, headche, tachicardi, facial flushing
DRUG INTERACTIONS
Drug - drug interactions Drug - food interactions Drug - herb interactions
Efek berkurang:
warfarin + rimfapicin, tetrasiklin + antasida/ susu
Interaksi menguntungkan:
antihipertensi + diuretik sulfamethoxazol + trimetoprim
Interaksi farmakodinamik
Adiktif/ sinergis/ campuran Antagonis/ berlawanan Interaksi terhadap perubahan dalam mekanisme transport Interaksi yang menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan
Interaksi farmakokinetik
Absorpsi Efek perubahan pH gastrointestinal Adsorpsi, kelat, mekanisme komplek lai Perubahan motilitas gastrointestinal Malabsorpsi karena obat Interaksi perpindahan obat (ikatan protei Interaksi metabolisme obat (biotransformasi) Induksi enzim Inhibisi enzim Perubahan aliran darah yang melewati hati Interaksi yang berkaitan dengan perubahan ekskresi Perubahan pH urin Perubahan ekskresi aktif tubuler ginjal Perubahan aliran darah di ginjal Ekskresi empedu dan siklus enterohepatik
Vehicle Selection
Ethanol
<60,5% 6-12 < 5% >12 th--<10%
INACTIVE INGREDIENTS
Inactive ingredients excipients. Selecting excipients is complex. Hospitalized oral & parenteral. Seriousevents : low birth, weight, neonatus, asthmatics, diabetics. Table of list the excipients that reported cause ADR in pediatri. Benzyl alcohol, propylen glycol, lactose, polysorbates are associated with dose-related toxic reactions.. 1,5% benzyl alcohol as preservative have caused metabolic acidosis, cardiovaskular, collaps. And death in low bieth. Weightpremature neonate and infant. (mmaturity of hepatic and renal function )
.
Azo-dyes tartrazine (FDC yellow 5)~potential danger. FDC 5&6 ~ hypersensitivity reactions. Tartrazine ~ induced bronchocontriction commonly considered a cross-reaction to aspirin in sensitive asthmatic. Urticaria Azo dyes suggests caution when using a drug contining an azo dye in asthmatics. Non-azo dyes are considered to be weak sensitizers
SWEETENERS
Sweeteners
Continue Sorbitol : polyhidric alcohol
129 oral liquid ~ 42% Concentration 3,5-72% Low cariogenic potential ~is not fermented by salivary bacteria. Doesnt require insulin for metabolism. Intolerance : abdominal cramping, diarrhea (osmotic diarrhea)
Sweeteners
Continue.. Saccharine
300 X sucrose Chewable tablet 7 of 9 Liquid 74 of 150 Bladder cancer ~<1 g/day
VEHICLE SELECTION
Etanol
Solvent Preservatif Flavouring Inhance the oral absorption of active ingredient. Hepatic metabolism~nonlinier Young Children~a limited ability to metabolize ~intoxication <6 years < 0,5% 6-12 < 5% >12 ~ < 10%.
PER ORAL
Per oral sangat disenangi. < 5 tahun sulit menelan ~ cair- tidak stabil, ED pendek. > 3tahun ~ tablet kunyah Perlu diperhatikan :
Bau Rasa Tekstur Rasa yang tinggal warna
PER RECTAL
Pemberian melalui jalur ini menimbulkan variasi kecepatan dan jumlah absorpsi obat pada anak-anak. Ketidak fleksibelan dosis menyebabkan rute pemberian ini sebaiknya tidak digunakan pada pasien pediatri.
TRANSDERMAL
Stratum korneum sudah berkembang sangat sempurna pada saat kelahiran dan mempunyai permeabilitas yang sama dengan orang dewasa, kecuali umur <1 bulan. Pada neonatus dan inflant, barrier epidermis belum berkembang, sehingga terjadi absorpsi yang berlebihan dari zat yang berpotensi toksik jika digunakan pada kulit.
PARENTERAL
Absorpsi obat lewat intra muskular sangat tidak menentu pada neonatus, karena, massa otot mereka yang kecil dan perfusi dalam intramuskular yang tidak cukup. Volume yang diinjeksikan menyebabkan rasa sakit dan tidak enak.
.
.