Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ORGAN , MASA SUBUR, dan PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI WANITA dan KOPULASI PADA MANUSIA

Disusun Oleh :

LITA MARDHIYATAM MADIYAH

AKADEMI KEPERAWATAN KEBONJATI BANDUNG 2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarrakatuh, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ORGAN , MASA SUBUR, DAN PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI WANITA yang merupakan salah satu persyaratan akademik mata kuliah. Dalam penyusunan tugas sebisa mungkin penulis sajikan penjelasan dan penjabaran berkaitan dari topik yang akan di bahas bersumber dari beberapa bahan bacaan penulis baik dari buku maupun secara online. Penulis harapkan pembaca mampu memahami dengan baik dari penjabaran maupun penjelasan yang penulis sajikan melalui makalah berikut. Mudah mudahan makalah yang penulis susun dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi pembaca yang tengah mendalami bidang yang berkaitan dengan topik makalah. Sekian dari penulis sebagai pembuka dari makalah yang di susun. Wassalam.

Bandung, 06 OKTOBER 2013

Penulis.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI... BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang................. B. Tujuan.............. BAB II : ISI A. ORGAN REPRODUKSI WANITA.............................................................. B. MASA SUBUR PADA WANITA................................................................. C. POTENSI PENYAKIT PADA ALAT REPRODUKSI WANITA............... D. PROSES KOPULASI PADA MANUSIA..................................................... BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................... B. Saran..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seperti halnya sistem reproduksi pada pria, sistem reproduksi pada wanita memiliki fungsi yang nyaris serupa yaitu dalam perannya menghasilkan cairan yang merupakan bakal sel yang kemudian akan berkembang menjadi janin. Dalam hal ini sel yang di produksi oleh sistem reproduksi pada wanita berupa sel gamet, yaitu sel telur atau sel ovum. Akan tetapi, walau dari segi fungsional sistem reproduksi pada wanita bersifat sinergi dengan sistem reproduksi pria, dapat dikatakan bahwa secara sistemik sistem reproduksi pada wanita jauh lebih kompleks ketimbang sistem reproduksi yang di miliki pria. Mengapa demikian ? Hal ini di karenakan dari proses reproduksi yang terjadi pada manusia hampir secara keseluruhan proses terjadi pada sistem reproduksi wanita. Adapun penjabarannya, fungsi dari sistem reproduksi wanita adalah sebagai berikut : Menghasilkan sel telur Menghantarkan sel telur hingga tempat di mana sel telur dapat di buahi oleh spermatozoa Menyediakan tempat implantasi hingga kehamilan dan kelahiran bayi Alat aktifitas sexual ( secara fisis )

Sistem reproduksi pada wanita terdiri atas organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal. Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris (mons pubis), labium mayora, labium minora dan klitoris. Organ reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba falopii, uterus dan vagina. Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita sudah di mulai ketika bayi masih dalam kandungan. Kemudian paska lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.

Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause) yang terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar melalui vagina karena luruhnya dinding rahim (endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga perempat bagian jaringan lembut endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi (penanaman embrio) akan terlepas. Kemudian endometrium akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal dengan siklus menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena menstruasi merupakan peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh.

Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya. Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang normal.

B. Tujuan Makalah

Mengetahui lebih dalam mengenai organ pada sistem reproduksi pada wanita Mengetahui lebih dalam mengenai masa kesuburan, dan faktor faktor yang mempengaruhinya Mengetahui lebih dalam kendala dan penyakit yang terdapat pada sistem reproduksi wanita Mengetahui lebih dalam mengenai kopulasi yang merupakan inti dari proses reproduksi pada mahluk hidup khususnya manusia

BAB II ISI MAKALAH

Adapun dari isi makalah yang penulis susun penjabaran terdiri atas penjelasan mengenai organ reproduksi pada wanita, masa subur pada wanita, dan penyakit yang berpotensi di derita oleh organ reproduksi pada wanita. Di jelaskan bersama isi makalah juga mengenai proses kopulasi yang ada pada manusia. Berikut penjabaran isi dari penjelasan yang telah penulis siapkan : A. ORGAN REPRODUKSI WANITA

Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim (uterus) dan vagina.

Gambar 1 : Organ reproduksi wanita ( internal )

Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris, sepasang labium mayora dan sepasang labium minora.

Gambar 2 : Organ reproduksi wanita ( eksternal ) Penjelasan dari pada masing masingnya di jabarkan sebagai berikut :

Ovarium.

Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut melalui mesentrium ke uterus. Merupakan gonade perempuan yang berfungsi menghasilkan ovum dan mensekresikan hormon kelamin perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium terbungkus oleh kapsul pelindung yang kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang perempuan kurang lebih memiliki 400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih dalam kandungan ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang berkembang dan melepaskan ovum selama masa reproduksi seorang perempuan, yaitu sejak menarche (pertama mendapat menstruasi) hingga menophause (berhenti menstruasi). Pada umumnya hanya sebuah folikel yang matang dan melepaskan ovum tiap satu siklus menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah satu ovarium secara bergantian.

Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen. Setelah folikel pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi korpus luteum yang mensekresikan estrogen dan hormon progesteron. Estrogen yang disekresikan korpus luteum tak sebanyak yang disekresikan oleh folikel. Jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel baru akan mengalami pematangan pada siklus berikutnya.

Tuba falopii/oviduct (saluran telur)

Jumlah sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut infundibulum berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepas dari ovarium. Epithelium bagian dalam saluran ini bersilia, gerakan silia akan mendorong ovum untuk bergerak menuju uterus.

Uterus (rahim)

Jumlah satu buah, berotot polos tebal, berbentuk seperti buah pir, bagian bawah mengecil disebut cervix. Uterus merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya embrio, dindingnya dapat mengembang selama kehamilan dan kembali berkerut setelah melahirkan. Dinding sebelah dalam disebut endometrium, banyak mengasilkan lendir dan pembuluh darah. Endometrium akan menebal menjelang ovulasi dan meluruh pada saat menstruasi.

Vagina

Merupakan akhir dari saluran reproduksi wanita. Suatu selaput berpembuluh darah yang disebut hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini dapat robek akibat aktivitas fisik yang berat atau saat terjadi hubungan badan. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi wanita dan juga sebagai saluran kelahiran. Dindingnya berlipat-lipat, dapat mengembang saat melahirkan bayi. Pada dinding sebelah dalam vagina bermuara kelenjar bartholin yang mensekresikan lendir saat terjadi rangsangan seksual.

Mons veneris

Merupakan bagian yang tebal dan banyak mengandung jaringan lemak terletak pada bagian paling atas dari vulva

Labium mayora

Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tebal yang mengelilingi vagina dan ditumbuhi rambut

Labium minora

Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium mayora, banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Labium minora menyatu di bagian atas membentuk clitoris. Labium minora mengelilingi vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra di bagian atas dan lubang vagina di bagian bawah.

Klitoris

Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap rangsang karena banyak mengandung saraf.

B. MASA SUBUR PADA WANITA Masa subur atau yang biasa di kenal sebagai masa ovulasi merupakan satu masa di mana fertilisasi dapat terjadi. Hubungan intim yang di lakukan sebelum ataupun paska masa ovulasi akan menghasilkan hasl fertilisasi yang berbeda. Untuk itu, penentuan masa ovulasi atau masa subur cukup penting guna menghasilkan proses

pembuahan yang berkualitas baik. Berikut beberapa metoda yang di gunakan dalam menentukan masa subur dari wanita : Berdasarkan siklus menstruasi Menurut siklus menstruasi, penentuan masa ovulasi terbagi atas dua jenis metode yaitu, untuk wanita bersiklus menstruasi teratur dan yang tidak teratur. Untuk wanita dengan siklus menstruasi teratur, ovulasi biasanya jatuh pada 14 hari sebelum hari pertama haid. Perhitungan hari pertama haid di lihat dari keluarnya kucuran darah yang cukup deras tepatnya sebelum 24.00. Namun, jika yang keluar hanya berupa bercak darah, kondisi belum menyatakan sang wanita menginjakkan hari pertama haid. Patokan yang di gunakan dalam penentuannya berdasar pada bahwa pada siklus haid tiap wanita masa ovulasi terjadi 14 hari sebelum datangnya haid, atau sebaliknya masa haid terjadi 14 hari paska ovulasi. Untuk yang siklus nya tidak teratur memang cukup sulit dalam penentuan masa ovulasinya. Namun, di kembalikan pada patokan masa ovulasi dapat di formulasikan oleh masing masing individu melalui penabelan masa haid.

Berdasarkan sistem pengukuran suhu tubuh Diketahui bahwa ketika sel telur lepas, terjadi peningkatan suhu tubuh. Dari peningkatan tersebut, kita bisa melakukan pengukuran suhu melalui pengukuran suhu pada rektum atau vagina pada saat setelah bagung tidur maupun sebelum makan dan minum. Dari pengukuran di ketahui bahwa hubungan sex yang aman dapat di lakukan 3 hari setelah terjadinya peningkatan suhu tubuh.

Adapun beberapa faktor yang turut berpengaruh penting pada kesuburan dari wanita dari beberapa bahan baca yang penulis peroleh di dapat sebagai berikut : 1. Usia

Menurut dr. Dwiana Ocviyanti SpOG, staf pengajar di Departemen Obstetri & Ginekologi FKUI, antara usia 20-30 tahun, tingkat

kesuburan wanita sangat tinggi. Namun, di atas usia 35, tingkat kesuburan ini mulai drop. Di atas usia 40 tingkat kesuburan wanita menurun tajam.

2. Usia ibunda saat menopause

Tingkat kesuburan wanita ternyata berelasi secara genetis. Wanita yang memiliki ibu dengan menopause normal atau terlambat, lazimnya lebih fertil.

3. Siklus haid

Siklus haid yang baik adalah jika jarak dari hari haid pertama hingga haid pertama berikutnya adalah antara 21-35 hari.

4. Keputihan

Keputihan bisa menjadi bencana bagi kesuburan wanita, terutama bila jenis keputihan tersebut tergolong infeksi.

5. Saat haid, produksi darah sangat sedikit

Besar kemungkinan beberapa orang merupakan pasien penderita sindrom ovarium polikistik. Dampak dari kondisi ini adalah melonjaknya hormon androgen (hormon laki-laki). Gejala lainnya adalah rasa lelah berlebihan, berat badan melonjak drastis, dan keinginan untuk terus ngemil makanan berkadar gula tinggi.

6. Nyeri menjelang atau saat haid

Nyeri menjelang atau saat haid merupakan gejala dari penyakit endometriosis, yakni adanya sel endometrium (sel dalam rahim) yang menempel di tempat yang tidak seharusnya.

7. Merokok

Merokok mengganggu sistem vaskularisasi (peredaran darah) dalam tubuh. Bila jaringan tidak mendapat aliran darah yang cukup, maka seluruh organ tubuh, termasuk organ-organ reproduksi, menjadi tidak sehat. Ujung-ujungnya, produktivitas ovulasi ikut menurun.

8. Obesitas

Bila BMI (body mass index) berada pada kisaran di atas 25, lemak secara otomatis menjalani proses esterifikasi (proses spontan yang mengubah lemak menjadi hormon). Sayangnya, hormon ekstra yang dihasilkan itu malah mengganggu keseimbangan hormon yang sudah ada di dalam tubuh. Untuk proses pengeluaran sel telur, syarat utamanya adalah hormon dalam kondisi seimbang.

9. Diet kelewat ketat

Menurut dr. Marilyn Glenville, penulis buku Natural Solutions to Infertility, makan teratur sangat bermanfaat untuk kesuburan karena menyeimbangkan kadar gula darah. Kadar gula darah yang rendah akan menghambat penyerapan hormon progesteron. Padahal, hormon ini

bermanfaat menjaga telur yang sudah dibuahi agar tetap berada di rumah-nya.

C. POTENSI PENYAKIT PADA ALAT REPRODUKSI WANITA Penyakit yang bisa menyerang sistem reproduksi wanita bisa berupa gangguan menstruasi, kanker di wilayah genital, infeksi pada vagina dan juga endometriosis. Berikut penjelasan dari penyakit yang dapat berpotensi menyeran sistem reproduksi wanita :

Gangguan Menstruasi

Gangguan atau penyakit ini bisa berupa amenore primer dan juga amenore sekunder. Amenore primer merupakan gejala dimana menstruasi tidak terjadi hingga usia 17 tahun dan diikuti dengan tidak berkembangnya unsur seksual sekunder. Sementara itu, amenore sekunder adalah tidak terjadinya proses menstruasi selama 3 hingga 6 bulan pada wanita yang telah mengalami suklus menstruasi sebelumnya.

Kanker Pada Wilayah Genital

Penyakit pada sistem reproduksi manusia ini banyak dijumpai biasanya pada wilayah ovarium, serviks dan juga vagina. Kanker vagina ini belum diketahui apa penyebab pastinya. Namun, para ahli menduga hal tersebut disebabkan oleh infeksi virus. Pengobatan kanker pada vagina ini bisa dengan kemoterapi ataupun bedah menggunakan laser. Sementara itu, kanker pada mulut rahim atau serviks terjadi jika ada sel yang tumbuh secara abnormal di wilayah lapisan epiter mulut rahim. Dan kanker pada ovarium sendiri tidak menujukan tanda-tanda yang jelas namun biasanya disertai berbagai keluhan seperti rasa pegal luar biasa pada panggul, terdapat perubahan saluran pencernaan dan muncul pendarahan yang abnormal pada vagina.

Endometriosis

Merupakan gejala dimana jaringan endometrium wanita berada di luar wilayah rahim yakni di ovarium, oviduk, ataupun di jalur luar rahim wanita. Gejala yang paling lazim muncul antara lain nyeri pada bagian perut, wilayah pinggang yang sakit, serta rasa tak nyaman yang berlebihan saat menstruasi.

Infeksi vagina

Penyakit ini menampakkan gejala antara lain keputihan berlebih dengan bau yang sangat menyengat dan disertai dengan rasa gatal. Infeksi ini biasanya menyerang wanita pada usia yang produktif khususnya bagi mereka yang telah memiliki pasangan dan aktif melakukan kegiatan seksual. Penyebab utamanya adalah hubungan seksual. Penyempitan Pada Oviduk

Oviduk atau saluran telur bisa mengalami penyakit dimana ia akan menyempit. Penyebabnya disinyalir genetis namun ada juga yang disebabkan oleh kuman jenis tertentu. Saluran telur yang sempit akan membuat wanita sulit mendapatkan anak sebab jalan sperma terhalangi. Mandul/Infertilitas

Hal ini bisa disebabkan oleh penyakit maupun gangguan. Pada kondisi umum, wanita akan mengalami masa subur sekali dalam sebulan. Bagi wanita yang kurang subur biasanya tidak terdapat masa subur dalam jangka waktu tertentu. Dan hal ini menandakan gejala infertilitas. Hal ini biasa diatasi dengan berbagai metode salah satunya adalah terapi makanan dan lain-lain.

Kanker payudara

Penyakit pada sistem reproduksi manusia tepatnya pada wanita adalah kanker payudara. Meski pria juga memiliki payudara namun penyakit yang satu ini lebih rentan menyerang wanita sebab jaringan lemak pada payudaranya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pria. Kanker payudara ini bisa menyerang wanita yang sudah menikah maupun belum.

Mola Hidalidosa

Atau yang lebih populer dikenal dengan nama hamil anggur merupakan kondisi dimana wanita mengalami kehamilan namun tak ada janin yang tumbuh di dalam rahim melainkan hanya gelembung bernama mola juga darah yang membeku. Hamil anggur ini bisa mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa dan bahkan berbuntut pada kematian yang disebabkan pendarahan. Condiloma Accuminata

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus bernama Human Papiloma. Ia ditandai dengan munculnya kutil yang terus membesar dan akhirnya menjadi cikal kanker pada mulut rahim wanita.
D. PROSES KOPULASI PADA MANUSIA

Kopulasi merupakan indakan yang dilakukan sepasang insan yaitu dengan menggabungkan atau menyentuhkan alat kelamin kepada alat kelamin pasangannya. Kopulasi merupakan bagian paling penting dalam proses reproduksi secara menyeluruh karena menjamin terjadinya pembuahan di dalam tubuh ( secara umumnya dengan terjadinya perpindahan sperma ke tubuh pasangan kala kopulasi berjalan ). Dalam proses kopulasi yang terjadi pada manusia, pembuahan didahului oleh peristiwa ovulasi, yaitu proses pembentukan sel telur (ovum) didalam ovarium. Sel

telur yang terbentuk akan dilepas oleh ovarium dan menuju ke tuba falopii (oviduk). Di dalam tuba falopii ini jika sel telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi peristiwa pembuahan, yakni proses peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (sel telur). Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot. Zigot yang terbentuk segera diselubungi oleh selaput, kemudian menuju ke rahim. Di dalam rahim zigot menanamkan diri pada dinding rahim yang telah menebal. Zigot yang telah berada di rahim akan terus tumbuh dan berkembang menjadi embrio sampai dilahirkan. Masa embrio/masa kehamilan manusia sekitar 9 bulan 10 hari. Di dalam rahim embrio mendapat makanan dari tubuh induk melalui plasenta (ari-ari). Embrio dilindungi selaput pembungkus yang disebut amnion. Dinding amnion mengeluarkan getah berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga embrio agar tetap basah dan menahan goncangan. Mekanisme produksi ovum dan siklus menstruasi Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber sampai dewasa subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah sel telur habis diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena berkurangnya produksi hormon kelamin. Mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan hipofisis. Mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi adalah sebagai berikut. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating

Hormone). Hormon ini berfungsi untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium. Folikel yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi hormon estrogen ialah:

merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim menghambat produksi FSH oleh pituitari memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH (Luteinizing Hormone). Keluarnya LH dari hipofisis menyebabkan telur masak, dan keluar dari dalam folikel, peristiwa inilah yang disebut ovulasi.

Setelah telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron. Hormon progesteron berfungsi untuk mempertahankan pertumbuhan endometrium. mempercepat dan

Pada sel telur yang di produksi kemudian akan terjadi 2 kemungkinan yang bisa terjadi yaitu,

Bila sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi Produksi estrogen terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah, akibatnya aktivitas hipofisis untuk memproduksi LH juga menurun. Penurunan produksi LH

menyebabkan korpus luteum tidak dapat memproduksi progesteron. Tidak adanya progesteron dalam darah menyebabkan penebalan dinding rahim tidak dapat dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan. Inilah yang disebut menstruasi.

Bila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma Zigot yang terbentuk akan melakukan nidasi / transplantasi (penanaman diri) pada endometrium. Zigot akan berkembang menjadi embrio, terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin yang terbentuk akan menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang akan menggantikan peran progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni).

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

a. Organ reproduksi pada wanita terdiri atas 2 jenis bagian yaitu, organ eksternal dan organ internal. Organ eksternal terdiri atas mons veneris, klitoris, sepasang labium mayora dan sepasang labium minora. Sedangkan organ reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim (uterus) dan vagina. b. Masa kesuburan merupakan salah satu masa terpenting yang cukup berpengaruh pada proses fertilisasi yang terjadi paska kopulasi di lakukan. Penentuan masa kesuburan di bagi atas 2 metoda utama yaitu, melalui siklus menstruasi, dan ppengukuran suhu tubuh. c. Penyakit yang berpotensi terjadi pada alat reproduksi wanita di antaranya adalah sebagai berikut : Gangguan menstruasi, Kanker pada wilayah genital, endometriosis, Infeksi pada vagina, Penyempitan oviduk, Mandul, Kanker payudara, Mola Hidalidosa, dan condiloma accuminata. d. Proses kopulasi merupakan satu bagian terpenting pada sistem reproduksi secara keseluruhan yang juga merupakan inti dari keseluruhan proses. Di analogikan kopulasi sebagai fertilisasi. B. Saran bridge proses antara pergerakan sel dengan

a. Di harapkan para pembaca yang membaca hasil makalah berikut adalah para pembaca yang sudah cukup umur dan cukup memahami dengan betul sistem reproduksi secara keseluruhan. b. Hasil makalah penulis harap agar bisa di sosialisasikan kepada masyarakat yang lebih luas guna memperluas pengetahuan masyarakat awam cukup umur yang belum mengetahui betul tentang topik yang di jabarkan pada makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://kidshealth.org/teen/sexual_health/changing_body/female_repro.html

2. Aryulina, Dyah .2004. Buku Biologi SMA kelas XI. Esis : Jakarta 3. http://biologimediacentre.com/sistem-reproduksi-2-reproduksi-pada-manusia/ 4. http://www.femina.co.id/isu.wanita/seks/9.faktor.kesuburan.wanita/005/004/12

Anda mungkin juga menyukai