SASARAN BELAJAR
1.
2.
DEFINISI
BMI dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena resiko penyakit
tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Seseorang dikatakan obesitas dan membutuhkan
pengobatan bila mempunyai BMI di atas 30, dengan kata lain orang tersebut memiliki kelebihan BB
sebanyak 20%.
Kategori
BMI (kg/m2)
Underweight
Batas Normal
Overweight:
Pre-obese
Obese I
Obese II
Obese III
18.5 - 24.9
kg/m2
> 25
25.0 29.9
kg/m2
30.0 34.9kg/m2
35.0 - 39.9
kg/m2
> 40.0 kg/m2
Resiko Comorbiditas
Rendah (tetapi resiko terhadap
masalah-masalah klinis lain
meningkat)
Rata-rata
Meningkat
Sedang
Berbahaya
Sangat Berbahaya
Kategori
BMI (kg/m2)
Underweight
Batas
Normal
Overweight:
18.5 - 22.9
kg/m2
> 23
23.0 24.9
kg/m2
25.0 29.9kg/m2
> 30.0 kg/m2
At Risk
Obese I
Obese II
Risk of Co-morbidities
Rendah (tetapi resiko terhadap
masalah-masalah klinis lain
meningkat)
Rata rata
Meningkat
Sedang
Berbahaya
PATOFISIOLOGI
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan
lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas
primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat
adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses
fisiologis, yaitu : pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran
energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi
melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal
aferen dari perifer (jaringan adipose, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat
anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula
bersifat katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2
kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan
dan waktu makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida
gastrointestinal, yang diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam
peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan insulin
yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi.
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa
meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin kemudian
merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro Peptide Y
(NPY), sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan
energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi
rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu
makan. Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya
kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu makan.
GEJALA KLINIS
Berdasarkan distribusi jaringan lemak, dibedakan menjadi :
- apple shape body (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian dada dan pinggang)
- pear shape body/gynecoid (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian pinggul dan
paha)
Secara klinis mudah dikenali, karena mempunyai ciri-ciri yang khas, antara lain :
- wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkap
- leher relatif pendek
- dada membusung dengan payudara membesar
- perut membuncit (pendulous abdomen) dan striae abdomen
- pada anak laki-laki : Burried penis, gynaecomastia
- pubertas dini
- genu valgum (tungkai berbentuk X) dengan kedua pangkal paha bagian dalam
saling menempel dan bergesekan yang dapat menyebabkan laserasi kulit.
DIAGNOSIS
PENYEBARAN LEMAK
Lingkar Pinggang dan Perbandingan antara lingkar pinggang dengan
lingkar pinggul
Mengetahui jumlah total lemak di dalam tubuh adalah hal utama untuk
mengetahui tingkat obesitas dan bahaya kesehatan yang ditimbulkannya, hal lain
yang juga tak kalah penting adalah mengetahui distribusi atau lokasi lemak
tersebut.
PRIA
Pengukuran
Resiko
sangat
meningkat
Resiko
Meningkat
WANITA
Resiko
Resiko
sangat
Meningkat
meningkat
Lingkar pinggang
>
94cm
> 102cm
> 80cm
> 88cm
Perbandingan
lingkar
pinggang/lingkar
pinggul
0.9
1.0
0.8
0.9
Bentuk Tubuh
Cara lain untuk mengetahui distribusi lemak tubuh adalah dengan cara
melihat bentuk tubuh. Terdapat 3 macam bentuk tubuh berdasarkan karakteristik
distribusi lemak.
1.
2.
3.
CARA PEMERIKSAAN
1. Anamnesis :
Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early adiposity rebound,
remaja
Riwayat tumbuh kembang (mendukung obesitas endogenous)
Adanya keluhan : ngorok (snoring), restless sleep, nyeri pinggul
Riwayat gaya hidup :
2.
a)
b)
Pemeriksaan fisik :
Adanya gejala klinis obesitas seperti diatas
3.
Pemeriksaan penunjang : analisis diet, laboratoris, radiologis,
ekokardiografi dan tes fungsi paru (jika ada tanda-tanda kelainan).
4.
Pemeriksaan antropometri :
- Pengukuran berat badan (BB) dibandingkan berat badan ideal
(BBI). BBI adalah berat badan menurut tinggi badan ideal. Disebut
obesitas bila BB > 120% BB Ideal.
- Pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Obesitas bila IMT P
> 95 kurva IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin dari CDC-WHO.
- Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold
thickness (tebal lipatan kulit/TLK). Obesitas bila TLK Triceps P > 85.
- Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri,
hidrometri
KOMPLIKASI
1.
Kardiovaskuler
Jarang ditemukan pada anak obesitas, tetapi hampir semua anak obesitas
dengan diabetes mellitus tipe-2 mempunyai IMT > + 3SD atau P > 99.
3.
Gangguan ortopedik
Pseudotumor serebri
PENATALAKSANAAN
Prinsipnya adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran
energi, dengan cara pengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik, dan
mengubah/modifikasi pola hidup.
1. Menetapkan target penurunan berat badan
Untuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan :
Usia anak : 2-7 tahun dan diatas 7 tahun
Derajat obesitas
Ada tidaknya penyakit penyerta/komplikasi.
Pada anak obesitas usia dibawah 7 tahun tanpa komplikasi, dianjurkan
cukup dengan mempertahankan berat badan. Pada anak obesitas usia dibawah 7
tahun dengan komplikasi dan usia diatas 7 tahun (dengan/tanpa komplikasi)
dianjurkan untuk menurunkan berat badan (diet dan aktifitas fisik). Target
penurunan berat badan dengan kecepatan 0,5-2 kg per bulan, sampai mencapai
berat badan ideal.
2. Pengaturan diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai
dengan angka kecukupan gizi (AKG), hal ini karena anak masih mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia
anak, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas tanpa
penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan pengurangan
asupan kalori sebesar 30%. Dapat pula memakai perhitungan kebutuhan kalori
berdasarkan berat badan sebagai berikut :
BB ideal + (BB aktual-BB ideal) X 0,25
Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang :
Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan
penghitungan dosis menggunakan rumus : (umur dalam tahun + 5) gram per
hari.
Diperlukan peran serta orang tua sebagai komponen intervensi, dengan cara :
DAFTAR PUSTAKA
Candrawinata, J., (2003), When Your Patients Start To Do The Popular Diets. Dalam Naskah Lengka
National Obesity Symposium II, Editor: Tjokroprawiro A., dkk. Surabaya, 2003;
Sudoyo, Aru W dan Bambang Setiyohadi. 2006. Ilmu Penyakit Dalam
Jilid 3. Jakarta : Departemen Penyakit Dalam FKUI