Anda di halaman 1dari 4

Pretest orthopedi tgl 24 Juli 2013 1.

Pengertian osteosarkoma Neoplasma yang sering terjadi pada anak, remaja dan dewasa muda yang berasal dari sel mesenkim primitif. a. Menyerang umur berapa? Anak, remaja dan dewasa tua b. Tulang yang sering terkena ? distal femur, ujung proksimal tibia, fibula, dan humerus. c. Gambaran x ray. Gambaran osteolitik, dimana proses dtruksi merupk proses utama. Tumor tumbuh dari ujung metaphisis ke arah diaphisis dan sedikit reaksi periosteal dan terjadi destruksi korteks. Bentuk ini mempunyai batas tak tegas dengan gambran spikula dan segitiga codmann, (codmann triangle). Pada codmann triangle ini biasanya terjadi kalsifikasi dan pembengkakan. Gambaran osteobasltik yang dakibatkan oleh banyak pembentukan tumor tulang. Gambran tumor tampak lebih putih dengan batas irregular. Pada bentuk ini terjadi kalsifikasi jaringan lunak sehingga densitas meningkat, terdapat pula rekasi periosteal berupa sunray atau sun burst. Sunray terjadi sebelum metastase tumor, berupa garis2 tipis (seperti sinar) yang tegak lurus dengan aksis tulang. Korteks menuju ke jaringan lunak dan menyebabkan jaringan lunak bengkak. Sunbrust menrupakan gambaran seperti ledakan matahari. Gambaran campuran antara proses destruksi dan proses pembentukan tumor tulang. d. Penatalaksanaan Preoperatif kemoterapi diikuti dengan pembedahan limb-sparing (dapat dilakukan pada 80%pasien) dan diikuti dengan postoperatif kemoterapi merupakan standar manajemen.Osteosarkoma merupakan tumor yang radioresisten, sehingga radioterapi tidak mempunyai peranan dalam manajemen rutin Autologous bone graft : hal ini dapat dengan atau tanpa vaskularisasi. Penolakan tidak muncul pada tipe graft ini dan tingkat infeksi rendah. Pada pasien yang mempunyai lempengpertumbuhan yang imatur mempunyai pilihan yang terbatas untuk fiksasi tulang yang stabil(osteosynthesis). Allograft: penyembuhan graft dan infeksi dapat menjadi permasalahan, terutama selamakemoterapi. Dapat pula muncul penolakan graft. Prosthesis: rekonstruksi sendi dengan menggunakan prostesis dapat soliter atau

expandable, namun hal ini membutuhkan biaya yang besar. Durabilitas merupakan permasalahantersendiri pada pemasangan implant untuk pasien remaja. Rotationplasty: tehnik ini biasanya sesuai untuk pasien dengan tumor yang berada pada distalfemur dan proximal tibia, terutama bila ukuran tumor yang besar sehingga alternatif pembedahan hanya amputasi. Selama reseksi tumor, pembuluh darah diperbaiki dengan cara end-to-end anastomosis untuk mempertahankan patensi dari pembuluh darah. Kemudian bagian distal dari kaki dirotasi 180 dan disatukan dengan bagian proksimal dari reseksi.Rotasi ini dapat membuat sendi ankle menjadi sendi knee yang fungsional. Resection of pulmonary nodules: nodul metastase pada paru-paru dapat disembuhkan secaratotal dengan reseksi pembedahan. Reseksi lobar atau pneumonectomi biasanya diperlukanuntuk mendapatkan batas bebas tumor. Prosedur ini dilakukan pada saat yang sama denganpembedahan tumor primer. Meskipun nodul yang bilateral dapat direseksi melalui mediansternotomy, namun lapangan pembedahan lebih baik jika menggunakan lateral thoracotomi.Oleh karena itu direkomendasikan untuk melakukan bilateral thoracotomies untuk metastase yang bilateral (masingmasing dilakukan terpisah selama beberapa minggu.

2. Kifosis, Lordosis, Skoliosis, Spondilolitesis, HNP a. Kifosis : gangguan tulang belakang progresif di mana punggung atas menunjukkan sebuah kelengkungan ke depan abnormal, mengakibatkan kelainan tulang yang kadang-kadang digambarkan sebagai bungkuk. b. Lordosis : Lordosis adalah kondisi di mana lumbal spinalis (tulang belakang tepat di atas bokong) melengkung ke dalam. c. Spondilolisthesis : pergeseran vertebra kedepan terhadap segmen yang lebih rendah, yang biasa terjadi pada lumbal vertebra 4 dan 5 kibat kelainan pada pars interartikularis. d. Hnp : penonjolan diskus inter vertabralis dengan piotusi dan nukleus kedalam kanalis spinalis pumbalis mengakibatkan penekanan pada radiks atau cauda equina. 3. Traumatic dislocation of HIP a. Definisi : kondisi terjadiny kesalahan penempatan sendi, keluarnya kepala sendi dari mangkuknya. b. Klasifikasi Dislokasi anterior , dislokasi sentral, posterior. c. Tanda dan gejala Dislokasi anterior : Kaki berada dalam posisi external rotasi, abduksi dan sedikit fleksi. Tidak terjadi pemendekan kaki, dikarenakan perlekatan rectus femoris mencegah pemendekan caput bergerser ke atas. Jika dilihat dari samping tonjolan anterior pada caput yang berdislokasi sangat jelas. Caput yang menonjol mudah diraba dan gerakan pinggul tak dapat dilakukan. Dislokasi posterior : Pada kasus yang jelas, diagnosis mudah ditegakkan, kaki pendek, dan sendi panggul teraba dengan jelas

dalam posisi adduksi, rotasi internal dan fleksi. Namun kadang pada fraktur tulang panjang dapat terlewat. Dislokasi sentral : Didapatkan perdarahan dan pembengkakan di daerah tungkai bagian proksimal tetapi posisi tetap normal. Nyeri pada daerah trokanter. Gerakan sendi panggul sangat terbatas

4. Genue Varum, genue valgum, Club Foot a. Genue varum : melengkung tibia ke arah lateral b. Genue valgum Genu Valgum adalah istilah latin untuk menggambarkan bentuk knock-knee atau bentuk kaki seperti huruf X. Bentuk kaki X ini dapat digambarkan dengan kondisi kaki bagian bawah diposisikan pada sudut luar, yaitu lutut yang saling menyentuh, sementara pergelangan kaki terpisah c. Club foot : deformitas yang meliputi fleksi dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan dan rotasi dari tibia. 5. Sindrom kompartemen Kumpulan gejala akibat adanya peningkatan tekanan osteofacial karena edema progresif sehingga mnimbulkan gejala di dalam ruang kompartemen. Gejala : a. Pain (nyeri) : nyeri pada jari tangan atau jari kaki pada saat peregangan pasif pada otot-otot yang terkena, ketika ada trauma langsung. b. Pallor (pucat) : kulit terasa dingin jika di palpasi, warna kulit biasanya pucat, abu-abu atau keputihan. c. Parestesia : biasanya memberikan gejala rasa panas dan gatal pada daerah lesi. d. Paralisis : biasanya diawali dengan ketidakmampuan untuk menggerakkan sendi, merupakan tanda yang lambat diketahui. e. Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi) : akibat adanya gangguan perfusi arterial. Terapi a. Terapi medikal / non bedah. (11) Menempatkan kaki setinggi jantung, untuk mempertahankan ketinggian kompartemen yang minimal, elevasi dihindari karena dapat menurunkan aliran darah dan akan lebih memperberat iskemia. Pada kasus penurunan volume kompartemen, gips harus dibuka dan pembalut kontriksi dilepas. Mengoreksi hipoperfusi dengan cara kristaloid dan produk darah. Pemberian mannitol, vasodilator atau obat golongan penghambat simpatetik. b. Terapi pembedahan / operatif. Fasciotomi adalah pengobatan operatif pada sindroma kompartemen dengan stabilisasi fraktur dan perbaikan pembuluh darah. Keberhasilan dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah 6 jam. (11) Terapi untuk sindroma kompartemen akut maupun kronik biasanya adalah operasi. Insisi panjang dibuat pada fascia untuk menghilangkan tekanan yang meningkat di dalamnya. Luka tersebut dibiarkan terbuka (ditutup dengan pembalut steril) dan ditutup pada operasi kedua,

biasanya 5 hari kemudian. kalau terdapat nekrosis otot, dapat dilakukan debridemen, kalau jaringan sehat, luka dapat di jahit (tanpa regangan ), atau skin graft mungkin diperlukan untuk menutup luka ini.(8,20) Adapun indikasi untuk melakukan fasciotomi adalah : (21) 1. Ada tanda-tanda klinis dari sindroma kompartemen. 2. Tekanan intrakompartemen melebihi 30 mmHg. 6. Carpal tunnel syndrom adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan/penekanan saraf pada pergelangan tangan 7. Penanganan fraktur terbuka a. Pembersihan luka b. Debridement c. Reposisi dan stabilisasi tulang d. Fiksasi e. Penutupan luka f. Pemberian ntibotik g. Pencegahan tetanus

8. Tujuan pembidaian a. Untuk mencegah gerakan fragmen patah tulang atau sendi yang mengalami dislokasi b. Untuk meminimalisasi / mencegah kerusakan pada jaringan lunak sekitar tulang yang patah

c. Untuk mengurangi perdarahan & bengkak yang timbul d. Untuk mencegah terjadinya syok e. Untuk mengurangi nyeri 9. Komplikasi fraktur terbuka Infeki, emboli lemak, trombosis vena, syok neurogenik, dekubitus, kekakuan otot, sindroma kompartemen 10. OA, AR, GOUT, Osteoporosis a. Osteoarthritis : radang sendi yang bersifat kronik dan progresif kerusakan Tulang rawan sendi berupa diistegritas (pecah) dan perlunakan progresi permukaan sendi dan pertumbuhan tulang rawan sendi di tepi tulang. b. Reumatoid arthritis : penyakit inflamasi non bilateral yang bersifat sistemik progresif cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi simetris. c. Osteoporosis: kelainan metabolik tulang dimana terjadi penurunan massa tulang tanpa disertai kelainan matriks tulang. d. Gout : penyakit akibat gangguan metabolik purin yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut yang berulang.

Anda mungkin juga menyukai