Anda di halaman 1dari 1

Daftar Pertanyaan 1. Apakah Narasumber pernah menangani kasus yang terdapat unsur gabungan tindak pidana / samenloop ?

2. Jika sudah, apakah narasumber menerapkan asas-asas atau teori-teori tentang gabungan tindak pidana ?

3. Jika belum, apakah narasumber akan menerapkan asas atau teori tersebut dalam kasus yang ditangani berikutnya ? alasan ?

4. Apa saja hambatan yang dihadapi saat menangani kasus yang berkaitan dengan gabungan tindak pidana ini ?

5. Apakah proses penyidikan terkait kasus gabungan tindak pidana dilakukan secara terpisah atau digabung ?

6. `Apakah dalam menangani gabungan tindak pidana mengenai delik berlanjut apakah jenis perbuatannya harus selalu tunggal ?

7. Jika tidak, bisa sebutkan contoh kasusnya ?

8. Bagaimana apabila dalam suatu gabungan tindak pidana, salah satu dari tindak pidana itu kesulitan mendapatkan atau kekurangan alat bukti dalam proses penyidikannya. Apakah berkas perkara terkait tindak pidana tersebut diserahkan kepada kejaksaan secara terpisah atau tetap disatukan dalam satu berkas perkara ?

9. Dalam menangani kasus gabungan tindak pidana, ada kalanya dua tindak pidana yang berbeda mempunyai alat bukti yang sama ( locus delicti dan tempus delicti nya sama ). Jika kedua kasus ini diajukan ke pengadilan secara terpisah, apakah ini melanggar prinsip nebis in idem ?

Anda mungkin juga menyukai