Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Stem Cell Stem cell (dalam bahasa Indonesia disebut juga sel batang atau sel induk)

adalah sel yang dapat terdifernsiasi dari sel asalnyal. Stem cell memiliki kemampuan untuk membelah atau untuk berdiferensiasi menjadi jenis sel lain, dengan berbagai jenis variasi. Beberapa Stem cell berdiferensiasi hanya pada sel jaringan tertentu, sementara yang lain dapat berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel. Stem cell pada dasarnya adalah blok pembangun (building block) pada tubuh manusia. Stem cell di dalam embrio pada akhirnya akan berkembang menjadi sel, organ dan jaringan di dalam tubuh janin. Tidak seperti sel biasa, yang hanya bisa mereplikasi untuk membuat sel sejenis, stem cell bersifat pluripotent. Ketika terbelah, stem cell bisa menjadi salah satu dari 220 sel yang berbeda dalam tubuh manusia. Stem cell juga memiliki kemampuan untuk memperbaharui diri sendiri mereka dapat mereproduksi diri berkali-kali. Stem cell memiliki 2 sifat, yaitu : Kemampuan untuk berdiferensasi menjadi sel lain. Dalam hal ini stem cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka dan sel pancreas. Selain itu juga memiliki kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi diri sendiri. Dalam hal ini stem cell dapat membuat salinan sel yang persisi sama dengan dirinya melalui pembelahan sel. Stem cell dikelompokkan sesuai dengan kemampuannya untuk berdiferensiasi dan asal Stem cell tersebut. Stem cell yang dapat berdifensiasi dengan cepat adalah ovum yang telah dibuahi. Ini merupakan asal dari semua jenis jaringan dan akan berkembang dalam tubuh manusia. Terdapat dua jenis stem cell, yaitu Stem cell embrionik dan Stem cell dewasa (Somatik steam cell) yang memiliki kemampuan yang terbatas untuk berdiferensisasi menjadi bentuk sel yang lainnya. Sel stem embrionik adalah sel yang diambil dari inner cell mass - suatu kumpulan sel yang terletak di satu sisi blastocyst yang berumur 5 hari dan terdiri dari 100 sel. Sel stem ini mempunyai sifat dapat berkembang biak secara terus menerus dalam media kultur optimal dan pada keadaan tertentu dapat diarahkan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai sel yang terdiferensiasi seperti sel jantung, sel kulit, neuron, hepatosit dan sebagainya Pada prinsipnya, stem cell dapat berdiferensiasi menjadi suatu sel atau jenis jaringan tetapi mereka tidak dapat membentuk embrio yang akan berkembang menjadi seorang individu.

Terdapat cukup banyak Stem cell pada janin yanag sedang berkembang. Sel induk janin dapat diisolasi dari janin yang diperoleh dari kehamilan terminasi (kehamilan yang dihentikan), dengan syarat wanita yang bersangkutan memberikan persetujuan tertulisnya untuk mereka gunakan dalam penelitian. Di Finlandia banyak penelitian yang dilakukan dari stem cell saraf janin. Stem cell juga terdapat dalam organ individu yang sepenuhnya dapat dikembangkan, dalam hal ini Stem cell dianggap sebagai jenis sel induk dewasa. Sel-sel ini memiliki kemampuan yang terbatas untuk berdiferensiasi. Sumber utama dari Stem cell dewasa adalah sumsum tulang, dimana Stem cell darah mudah untuk diisolasi. Faktor pertumbuhan yang cepat pada sumsum tulang Stem cell dapat mempengaruhi kemampuannya untuk berdiferensiasi dan dilepaskan ke aliran darah, tempat Stem cell dapat dikumpulkan. Banyak jaringan lain juga memiliki Stem cell, misalnya kulit dan jaringan saraf, tetapi jaringan ini merupakan sel individual yang tidak mudah untuk diisolasi. Jumlah Stem cell bervariasi antara jaringan yang berbeda dan juga sesuai dengan usia individu : di usia yang lebih mudah akan meningkatkan proporsi Stem cell dengan kapasitas jaringan tersebut untuk berregenerasi. Darah bayi yang baru lahir mengandung sejumlah besar Stem cell darah. Setelah dilahirkan, Stem cell dapat diisolasi dari plasenta, yang dinyatakan adalah sisa kelahiran yang tidak berguna lagi. Di Finlandia Palang Merah menyediakan pelayanan darah untuk mempertahankan Stem cell darah yang diperoleh dari plasenta .

Produksi Stem cell dari embrio setelah proses kehamilan. Berdasarkan pada National Bioethics Advisory Commission: Ethical Issues in Human Stem Cell Research, Volume I, 1999, p. 11).

Anda mungkin juga menyukai