Anda di halaman 1dari 4

Pengembangan Metode baru dalam Ekstraksi dan Isolasi Piperin dari Piper nigrum Piper nigrum (lada hitam)

telah banyak digunakan dalam bumbu rumah tangga dan juga di berbagai sistem obat tradisional. Lada terdiri dari alkaloid piperin (3-9%), resin tajam (6,0%), minyak atsiri ( -!,"%), piperidin dan pati (sekitar 30%). #iperin adalah alkaloid utama dari lada hitam yang berasal dari $amili #ipera%eae yang dapat digunakan untuk anti-in$lamasi, analgesik, antiartritik, &&# depresan, dan antikon'ulsan. (etode lama yang digunakan untuk mengekstraksi piperin kurang e$isiensi, dengan metodologi isolasi yang mahal, piperine ter$otodegradasi, dan lain-lain. )leh karena itu sebuah metode yang sederhana, %epat dan e$isien telah dikembangkan untuk isolasi piperin dari buah Piper nigrum. (etode-metode dalam penelitian melibatkan ekstraksi piperin dengan berbagai pelarut seperti etanol, asam asetat glasial dan diklorometana. *emudian isolasi dan pemurnian diikuti oleh metode klasik yang terpisah untuk masing-masing ekstrak. +ibandingkan dengan dua metode lainnya, metode baru dengan menggunakan asam asetat glasial terbukti e$ekti$ dalam mengisolasi piperin dengan hasil dan kemurnian yang lebih tinggi. )leh karena itu ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan pelarut asam asetat glasial selanjutnya dimurnikan dengan kromatogra$i kolom. ,khirnya penghilangan -at pengotor dan pembentukan kristal di$asilitasi oleh rekristalisasi dengan pelarut eter setelah di%u%i dengan alkali. *emudian identi$ikasi senya.a dilakukan oleh berbagai metode analisis, yaitu /L0, titik leleh, 12-'is spektro$otometer, 3/-45, 6#L0 dan membandingkannya dengan piperin otentik.

a. (etode ekstrasi #iperin a. &oklet b. 5e$luks %. 7kstraksi dengan pelarut asam asetat glasial +ilakukan maserasi dingin !" mg serbuk lada hitam dengan menggunakan asam asetat glasial 300ml. (eserasi dengan pelarut asam asetat glasial merupakan metode ekstraksi menggunakan pelarut organi% karena asam asetat merupakan pelarut organi%. Prinsip metode ekstraksi menggunakan pelarut organik adalah bahan yang akan diekstrak mengalami kontak langsung dengan pelarut pada waktu tertentu, kemudian diikuti dengan pemisahan pelarut dari bahan yang terekstrak (Parhusip, 2006). elama berlangsungnya maserasi terjadi peme%ahan dinding sel bahan akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga senya.a yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organi%, dimana proses ini akan berlangsung hingga ter%apai kesetimbangan konsentrasi antara tekanan diluar sel dan di dalam sel, sehingga akan diperoleh ekstrak dalam kadar yang tinggi. +igunakan asam asetat glasial 300ml dengan simplisia !" mg bertujuan agar pelarut yang kontak dengan permukaan sampel dan menembus dinding sel terjadi dalam

jumlah yang banyak sehingga hasil yang diperoleh semakin banyak. &elain asam asetat glasial juga dapat dengan mudah melarutkan alkaloid dan piperin termasuk golongan alkaloid. 7kstrak yang diperoleh dien%erkan dengan 'olume yang sama dari air dan dipartisi dengan kloro$orm dalam %orong pisah. *emudian 7kstrak kloro$orm di%u%i dengan 0% natrium bikarbonat dan kemudian dengan air. 7kstrak kemudian dipekatkan dengan 5ota e'aporator dan kemudian dikeringkan pada natrium sul$at anhidrat. +igunakan natrium sul$at anhidrat untuk menaik molekul-molekul air yang masih tertinggal didalam ekstrak. #emurnian ekstrak dilakukan dengan kromatogra$i kolom dengan menggunakan toluen8 etil asetat (983) sebagai pelarut. #engotor resin dibersihkan dengan larutan natrium hidroksida dan kemudian dengan air untuk menghilangkan kelebihan &odium hidroksida. 7kstrak direkristalisasi dengan menggunakan dietil eter.
b. Isolasi dan Pemurnian dengan !romatogra"i !olom Preparasi sampel # Preparasi sampel dari Ekstrak $sam asetat glasial (%E) digunakan dalam kromatogra"i kolom dengan adsorbsi %E pada ilika %el (60&'0)yang bersi"at polar, yang telah diakti(asi pada suhu )*0o+ selama ,0 menit dengan perbandingan masing&masing )#)0. -u.uan akti(asi ilika adalah untuk mengakti"kan sisi akti" pada silika gel agar diperoleh pemisahan yang baik. ilika gel di.aga agar tetap kering didalam o(en sampai materialnya terbentuk. pesi"ikasi !olom dan Pelarut # Metode kering digunakan dalam preparasi sampel ke dalam kolom kromatogra"i, dengan ukuran kolom ka/a ,0 1 2.* /m yang dimasukkan ilika %el 60 mesh (si3e# 604)205) /m, dalam "ase gerak # -oluene # Etil asetat (6#,), dengan toluene bersi"at non polar sedangkan etil asetat bersi"at semipolar -oluene dan etil asetat merupakan /ampuran "ase gerak yang digunakan untuk pemisahan senyawa lipo"il ( tahl, )'0*). ampel ekstrak $sam asetat glasial (%E) kemudian dimasukkan kedalam kolom melalui bagian atas kolom. etelah sampel mengendap, "raksi ( masing&masing 20ml dalam 0 drop7menit ) dikumpulkan dan pelarut pada "raksi tersebut dihilangkan dengan e(aporasi (penguapan) pada suhu ,*o+. 8raksi kemudian dimonitoring dengan metode -9+ dengan pelarut yang sama, dan digunakan :2 ;2 sebagai reagen semprot /. $nalisis dengan !romatogra"i 9apis -ipis &eluruh $raksi yang didapat kemudian ditotolkan pada plat *L/ &ilika gel :3 !"; (!0 < 0 %m) bersi$at polar dengan eluen %ampuran dari toluena 8 etil asetat sebanyak 983 yang bersi$at non polar. *emudian dielusi dan dan direaksikan dengan pereaksi semprot berupa 6 !&);. *romatogra$i lapis tipis adalah metode pemisahan se%ara $isikokimia (&tahl, 9="). *romatogra$i lapis tipis digunakan untuk pemisahan senya.a yaitu piperin se%ara %epat, dengan menggunakan -at penjerap berupa silika gel :3!"; berupa serbuk halus yang dilapiskan rata pada lempeng aluminium. #rinsip dasar kromatogra$i lapis tipis yaitu pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip partisi dan adsorpsi se%ara selekti$ karena adanya perbedaan daya serap terhadap adsorben yaitu silika

gel :3!"; dan kelarutan komponen kimia terhadap %airan pengelusi yang terdiri dari toluena8 etil asetat (983). &elain itu prinsip kerja dari kromatogra$i ini adalah memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara piperin dengan pelarut yang digunakan. +imana silika gel :3!"; yang bersi$at polar akan mengelusi senya.a > senya.a yang non polar naik bersama eluen yang digunakan, sedangkan senya.a > senya.a polar akan tertahan pada sili%a gel :3!";. &etelah menghitung nilai 5$ maka didapatkan dari 0 $raksi yang ditotolkan sebagai berikut8 ?o. 3raksi Larutan &tandar /rail ! 3 ; " 6- 0 ! @umlah &pot &etelah direaksikan dengan 6!&); (erah darah (erah darah (erah darah (erah darah ?ilai 5$ 0,"" 0,6! 0,"9 0,;! 0," 0,"3 0,;; -

+ari data yang diperoleh hasil isolasi piperin dari lada hitam menggunakan etil asetat dalam maserasi kemudian dipisahkan $raksi-$raksi tersebut menggunakan kolom kromatograpi didapatkan hasil yang positi$ menggunakan metode kromatographi lapis tipis. +ari kesepuluh sampel terdapat 3 sampel yang menunjukan .arna sama setelah direaksikan dengan 6 !&); yaitu $aksi !,3 dan ; namun dibandingkan dengan larutan standar dari segi nilai 5$ satupun tidak memiliki nilai 5$ yang sama. *etiga $raksi tersebut memiliki nilai 5$ yang berdekatan sehingga dapat diindikasikan bah.a itu adalah senya.a piperin mengingat perbedaan nilai 5$ dari ketiga $raksi dengan larutan standar tersebut sangatlah ke%il.

d. <ekristalisasi dengan pelarut eter = Menghasilkan kemurnian tinggi (9inda) e. $nalisis :P9+

/eknik 6#L0 (6igh #er$orman%e LiAuid 0hromatography) sangat sering digunakan karena dapat digunakan untuk pemurnian (misalnya untuk keperluan sintesis) senya.a organik dalam skala besar. ,nalisis 6#L0 dilakukan dengan menggunakan kolom 6iB &il 0 =C dan $ase gerak yaitu metanol 8 air (908 30) dengan rata-rata aliran mlDmin. (etanol menyerap

panjang gelombang diba.ah !0" nm dan air di ba.ah 90 nm. #enggunaan metanol-air sebagai pelarut, maka harus menggunakan panjang gelombang lebih besar dari !0" nm untuk men%egah pemba%aan yang salah dari pelarut. Caktu retensi dari piperin standar adalah 6.!;6 min, sedangkan .aktu retensi dari piperin yang diisolasi adalah 6.!3!min. *7&4(#1L,?

Anda mungkin juga menyukai