Anda di halaman 1dari 19

THOHAROH

I.

WUDHLU

Dalam ibadah shalat, sangat erat sekali hubungannya dengan wudhlu, shalat
seseorang akan tidak sah apabila wudhlunya tidak sempurna. Maka untuk memperoleh
shalat yang sah, kita harus memperhatikan sejak dari wudhlu.
Dasar perintah berwudhlu sebelum shalat
Firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 6.




65 .

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. [QS. Al-Maaidah : 6]

.

5


5

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Allah tidak menerima
shalat seseorang diantara kamu jika ia berhadats, sehingga ia berwudhlu. [HR.
Ahmad, Bukhari dan Muslim]
Mendahulukan membasuh anggota wudhlu sebelah kanan


5

102 51 .

Dari Aisyah RA, ia berkata, Adalah Rasulullah SAW suka memulai dari (anggota)
kanan pada waktu memakai sandal, dan bersisir, dan bersuci, dan pada semua
urusannya. [Muttafaq alaih].


5

102 :2

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, Apabila kamu memakai
pakaian dan apabila kamu berwudhlu, mulailah dari sebelah kananmu. [HR. Ahmad
dan Abu Dawud, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 201].
Banyak Basuhan/usapan

a. satu kali

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW berwudhlu sekali-sekali. [HR. AlJamaah, kecuali Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 208]
b. dua kali

Dari Abdullah bin Zaid RA, bahwasanya Nabi SAW berwudhlu dua kali-dua kali. [HR.
Ahmad dan Bukhari, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 203]
c. tiga kali

Dari Utsman RA, bahwasanya Nabi SAW berwudhlu tiga kali-tiga kali. [HR. Ahmad
dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 203]
d. sekali usap


: .


5

Dari Abu Hayyah RA, ia berkata, Saya melihat Ali berwudhlu. Maka dia membasuh
kedua telapak tangannya hingga bersih, kemudian bermadhmadhah tiga kali,
beristinsyaq tiga kali, membasuh muka tiga kali, dan hasta tiga kali. Kemudian
menyapu kepala sekali. Kemudian membasuh kedua kaki hingga kedua mata kaki.
Sesudah itu dia berkata : Saya ingin memperlihatkan kepadamu bagaimana cara
wudhlu Rasulullah SAW. [HR. Tirmidzi]

Cara wudhlu dengan sunnah-sunnahnya :


1. Membaca Basmalah



5




5



51 .
5
.

5
5

11

Dari Anas, ia berkata : Sebagian shahabat Nabi SAW mencari air untuk wudhlu, maka
Rasulullah SAW bersabda, Apakah diantara kalian mendapatkan air ?. Lalu beliau
memasukkan tangannya ke dalam air itu dan bersabda, Berwudhlulah dengan nama
Allah. Maka aku lihat air itu keluar dari sela-sela jari beliau sehingga mereka semua
berwudhlu hingga orang terakhir dari mereka. Tsabit (perawi yang mendapat hadits
dari Anas) bertanya, Berapa orang kah jumlah mereka ?. Ia menjawab, Kira-kira
tujuh puluh orang. [HR. Nasaai juz 1, hal. 61, shahih].

5
.


5
.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Tak ada shalat bagi
orang yang tidak berwudhlu, dan tidak ada wudhlu bagi orang yang tidak menyebut
nama Allah Taala atasnya. [HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah, dan ini lafadh
Abu Dawud, dlaif].

2. Membasuh kedua tangan hingga


mendahulukan yang sebelah kanan

pergelangan,

tiga

kali,

dengan

Dari Aus bin Aus Ats-Tsaqafiy RA, ia berkata, Aku melihat Rasulullah SAW
berwudhlu, maka beliau memulai dengan membasuh telapak tangannya tiga kali, yaitu

mencuci dua telapak tangan beliau. [HR. Ahmad dan Nasai].

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Apabila seseorang
diantara kamu bangun tidur, janganlah terus membenamkan (ke dalam bejana)
tangannya sehingga membasuhnya tiga kali (di luar bejana) karena ia tidak tahu
bagaimana tangannya semalam. [HR. Al-Jamaah kecuali Bukhari].

Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Apabila kamu
berwudhlu, maka gosoklah sela-sela jari-jari kedua tangan dan kakimu. [HR. Ahmad,
Tirmidzi dan Ibnu Majah, dan ini lafadh Tirmidzi].

Dari Ubaidillah bin Abu Rafi dari bapaknya RA, ia berkata, Sesungguhnya
Rasulullah SAW apabila berwudhlu, beliau memutar-mutar cincinnya. [HR. Ibnu
Majah dan Daruquthni, dan ini lafadh Ibnu Majah].
3. Berkumur-kumur dan menaikkan air ke hidung tiga kali
Caranya :

Ambil air seciduk dengan tapak tangan kanan, separuh dimasukkan ke


mulut untuk berkumur-kumur serta menggosok gigi dan separuhnya lagi
dinaikkan ke hidung untuk membersihkan hidung dengan tangan kiri.

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Apabila seseorang
diantara kamu berwudhlu hendaklah ia memasukkan air ke hidungnya kemudian ia
hembuskan. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dan ini lafadh Bukhari].

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Sesungguhnya Rasulullah SAW menyuruh


berkumur dan menghirup air ke hidung. [HR. Ad-Daruquthni].
4. Membasuh muka sampai rata tiga kali.

Caranya :
rata.

Ambil air seciduk dengan dua tapak tangan, lalu mambasuh muka sampai

Dari Amr dari bapaknya, ia berkata : Aku menyaksikan Amr bin Abu Hasan bertanya kepada
Abdullah bin Zaid tentang wudhlunya Nabi SAW. Kemudian ia (Abdullah bin Zaid) minta
diambilkan bejana berisi air, lalu dia (memperagakan) wudhlunya Nabi SAW kepada mereka.
Dia menciduk air dengan tapak tangannya di bejana itu, lalu membasuh tangannya tiga kali.
Kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam bejana lalu berkumur, menghirup air ke
hidung dan menghembuskannya tiga kali (cidukan). Kemudian ia memasukkan tangannya,
lalu membasuh mukanya tiga kali, lalu membasuh kedua tangannya sampai ke siku-siku dua
kali, kemudian ia memasukkan tangannya lalu mengusap kepala dengan kedua tangannya ke
depan dan ke belakang sekali saja, kemudian ia membasuh kedua kakinya hingga kedua
mata kaki. [HR. Bukhari 1 : 55]

Dari Ibnu Abbas bahwasanya ia berwudhlu. Lalu dalam membasuh muka ia berbuat
demikian : Kemudian ia mengambil seciduk air, lalu berkumur, dan menghirup ke
hidung dengan itu, lalu dia mengambil seciduk air, lalu berbuat demikian : Dia
menggabungkan tangannya yang satu dengan yang lain, lalu membasuh muka
dengan kedua tangan itu. Kemudian ia mengambil seciduk air lalu membasuh tangan
kanannya, lalu mengambil seciduk air lagi untuk membasuh tangan kirinya. Kemudian
ia mengusap kepalanya, lalu mengambil seciduk air untuk menyiram kakinya yang
kanan dan mencucinya, kemudian ia mengambil seciduk air untuk mencuci kakinya
yang kiri. Kemudian Ibnu Abbas berkata, Demikianlah aku melihat Rasulullah SAW
berwudhlu. [HR. Bukhari]
5. Membasuh tangan sampai dengan siku-siku, tiga kali.

Caranya : Ambil air seciduk dengan tapak tangan kanan atau dengan dua tangan
untuk mencuci tangan kanan dengan rata sampai siku-siku, kerjakan
demikian tiga kali. Lalu ambil seciduk dengan tangan kiri atau dengan dua
tangan untuk mencuci tangan kiri dengan rata sampai siku-siku, kerjakan
demikian tiga kali.
Abdullah bin Zaid dalam memperagakan wudhlunya Rasulullah SAW demikian :

kemudian ia masukkan tangannya (untuk menciduk air) lalu ia keluarkan, terus


dicucinya kedua tangannya sampai siku-sikunya. [HR. Muslim 1 : 210]

6. Menyapu kepala sampai rata, sekali saja, sekaligus sambil mengusap telinga
kanan dan kiri
Caranya : Basahkan dua tapak tangan dan letakkan di kepala sebelah depan, lalu
sapukan tangan tersebut ke belakang kepala, kemudian kembalikan
menyapu kedepan, lalu turunkan tangan itu, terus disapukan/diusapkan
pada dua telinga, yaitu dengan memasukkan jari telunjuk ke dalam telinga
untuk menyapu/ mengusap daun telinga yang sebelah dalam, dan ibu jari
untuk menyapu/mengusap daun telinga sebelah luar.




133 51 .

Dari Abdullah bin Zaid bahwasanya Rasulullah SAW mengusap kepalanya dengan

dua tangannya, yaitu beliau menjalankan kedua tangannya ke belakang dan


mengembalikannya, yaitu beliau mulai dari bagian depan kepalanya, kemudian
menjalankan kedua tangannya ke tengkuknya, lalu mengembalikan kedua tangannya
tadi ke tempat dimana beliau memulai. [HR. Jamaah, dalam Nailul Authar juz 1, hal.
183]




5

.

Telah berkata Rubayyi, Saya pernah melihat Rasulullah SAW berwudhlu . Lalu
beliau mengusap kepala dari sebelah depan (ke belakang), dan dari belakang (ke
depan), dan dua pelipis atas dan dua telinganya sekali saja. [HR. Abu Dawud]





5 .


Bahwasanya Ibnu Abbas pernah melihat Rasulullah SAW berwudhlu, dan beliau
menyapu kepalanya dan dua telinganya dengan sekali usap. [HR. Ahmad dan Abu
Dawud] Dan dalam riwayat lain, Beliau mengusap kepalanya dan dua telinganya,
bagian dalam dengan kedua telunjuknya, sedang bagian luar dengan kedua ibu
jarinya.
7. Membasuh/mencuci kaki
Caranya : Basuhlah kaki kanan lebih dahulu sampai dengan mata kaki hingga
bersih, tiga kali, kemudian basuhlah kaki kiri sampai bersih, tiga kali.
Abdullah bin Zaid dalam memperagakan wudhlu Rasulullah SAW demikian :

kemudian ia mencuci dua kakinya sampai dua mata kakinya . [HR. Bukhari dan
Muslim]
8. Membaca syahadat


5

5



.
5


102 :2 .

Dari Umar bin Khaththab RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Tidaklah


seseorang diantara kalian yang berwudhlu dengan menyempurnakan wudhlunya,
lalu membaca, Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu
anna muhammadan abduhu wa rosuuluh. (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada
Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi
bahwasanya Muhammad itu hamba-Nya dan Rasul-Nya) melainkan dibukakan
baginya pintu-pintu surga yang delapan, ia boleh masuk dari pintu manasaja yang ia
kehendaki. [HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud, dalam Nailul Authar juz 1, hal.
204].

kecuali Allah

dan aku bersaksi

dan utusan-Nya

tidak ada Tuhan

bagi-Nya

hamba-Nya

bahwa

tidak ada sekutu

nabi Muhammad

aku bersaksi

Maha Esa

bahwasanya

Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna
Muhammadan abduhu wa rosuuluh.
Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya, Dan saya bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah hamba-Nya
dan utusan-Nya.
Hal-hal yang membatalkan wudhlu
Dalam Al-Quran secara garis besarnya yang
diterangkan ada dua, yaitu : buang air dan bersetubuh.

membathal-kan

wudhlu

Firman Allah SWT dalam surat An-Nisaa : 43

...



435

.atau seseorang diantara kamu datang dari tempat buang air, atau kamu
menyentuh perempuan (bersetubuh) lalu tidak mendapatkan air, maka hendaklah

kamu bertayammum dengan tanah yang bersih/suci.. [QS. An-Nisaa : 43]


Maksud ayat tersebut, bahwa orang yang sudah wudhlu, lalu datang dari tempat
buang air atau bersetubuh dengan perempuan, maka bathallah wudhlunya.
Perkataan datang dari tempat buang air itu maksudnya berhadats kecil. Dan hadats
kecil itu ditafsirkan oleh hadits-hadits yaitu : keluar angin (kentut), kencing, berak dan
keluar madzi dan wadi.
Sedangkan perkataan menyentuh perempuan (bersetubuh) itu maksudnya
berhadats besar.
Beberapa hal yang termasuk hadats besar, ditafsirkan oleh hadits-hadits yaitu :
bersetubuh, keluar mani, datang bulan atau haidl (menstruasi), kedatangan darah nifas
(melahirkan).
Secara ringkas, hal-hal yang membathalkan wudhlu ada delapan macam, yaitu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kentut/keluar angin.
Kencing.
Berak.
Keluar madzi dan wadi.
Keluar mani.
Datang bulan atau haidl (menstruasi).
Nifas (melahirkan).
Bersetubuh (coitus).

Bagi orang yang sudah wudhlu, kemudian mengerjakan salah satu perbuatan dari
delapan macam diatas, bathal (gugur) lah wudhlunya.
Untuk orang yang kentut, atau kencing, atau berak, atau keluar madzi/wadi, apabila
hendak mengerjakan shalat, cukup wudhlu saja.
Sedangkan, bagi orang yang keluar mani, datang bulan (haidl), nifas dan bersetubuh,
apabila hendak mengerjakan shalat wajib mandi (janabat) lebih dahulu.
Keluar angin/kentut

.

5


5

.
5





5

222 51

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Allah tidak akan
menerima shalat seseorang diantara kamu apabila berhadats sehingga ia
berwudhlu. Lalu ada seorang dari Hadlaramaut bertanya, Apa yang dikatakan
hadats itu, ya Abu Hurairah ?. Abu Hurairah menjawab, (Hadats itu ialah) kentut
yang tidak bersuara ataupun kentut yang bersuara. [HR. Ahmad, Bukhari dan
Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 220].

Abu Hurairah menerangkan bahwa yang dimaksud dengan hadats itu adalah
kentut, baik bersuara maupun tidak, ini bermaksud menerangkannya dengan singkat
tetapi mencakup keseluruhan.
Tegasnya, beliau bukan bermaksud mengatakan bahwa hadats itu hanya
mengeluarkan angin (kentut) saja, tetapi dengan menerangkan bahwa mengeluarkan
angin yang bersuara atau tidak bersuara itupun sudah termasuk hadats, apalagi yang
lebih berat dari itu.
Buang air (kencing dan berak)

15 .

..atau seseorang diantara kamu datang dari tempat buang air atau kamu
menyentuh perempuan, .. [QS. Al-Maidah : 6].

Datang dari tempat buang air itu yang dimaksud ialah mengeluarkan sesuatu dari
dua jalan kotoran (kencing dan berak), dimana biasanya seseorang mengeluarkannya
di tempat buang air.
Keluar madzi/wadi





5
242 51 .
5

Dari Ali, ia berkata : Aku adalah seorang yang banyak mengeluarkan madzi, tetapi
aku malu bertanya kepada Nabi SAW mengingat aku adalah suami putrinya, maka
aku menyuruh Miqdad bin Aswad supaya bertanya kepada Nabi SAW. Beliau
bersabda, Hendaklah ia mencuci kemaluannya dan berwudhlu. [HR. Muslim]
Catatan :

Madzi ialah air putih bergetah yang keluar sewaktu ada rangsangan sex, misal ketika
ingat setubuh atau ketika sedang bercanda. Kadang-kadang keluarnya itu tidak terasa.
Wadi, ialah air putih kental yang keluar mengiringi kencing. Baik madzi maupun wadi
termasuk benda najis, maka wajib dibersihkan/dicuci.
Keluar mani




5 .

Dari Khaulah binti Hakim, bahwasanya ia bertanya kepada Nabi SAW, tentang
perempuan yang bermimpi sebagaimana laki-laki. Jawab Nabi SAW, Tidak wajib
mandi kalau ia tidak keluar maninya, sebagaimana laki-laki juga tidak wajib mandi,
kalau tidak keluar maninya. [HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Nasai]


5

.

Dari Anas bin Malik, ia berkata : Ada seorang wanita bertanya kepada Rasulullah
SAW tentang seorang wanita yang bermimpi (keluar mani) sebagaimana orang lakilaki bermimpi (keluar mani). Maka Rasulullah SAW bersabda, Apabila terjadi dari
wanita itu sebagaimana yang terjadi pada laki-laki, maka hendaklah dia mandi. [HR.
Muslim]


. 5
5



5

. 5

Dari Ummu Salamah, ia berkata : Ummu Sulaim datang kepada Nabi SAW lalu
berkata, Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu menerangkan kebenaran.
Apakah seorang wanita wajib mandi apabila dia bermimpi (keluar mani) ?. Rasulullah
SAW bersabda, Ya, apabila wanita itu melihat air (mani). Lalu Ummu Salamah
bertanya, Ya Rasulullah, apakah seorang wanita juga bermimpi (keluar mani) ?.
Nabi SAW bersabda, Berdebu kedua tanganmu, lalu dengan apa anaknya itu
menyerupainya (jika tidak keluar mani) ?. [HR. Muslim]
Haidl





.



5


Dari Aisyah bahwasanya Fathimah binti Abu Hubaisy bertanya kepada Nabi SAW. Ia
berkata, Sesungguhnya aku adalah seorang wanita yang beristihadlah, maka aku
tidak suci. Apakah aku boleh meninggalkan shalat ?. Nabi SAW bersabda, Jangan,
sesungguhnya yang demikian itu adalah gangguan urat, akan tetapi tinggalkanlah
shalat selama hari-hari yang biasa kamu haidl padanya, kemudian mandilah dan
shalatlah. [HR. Bukhari, dalam kitab Haidl]

5




5
.


Dari Aisyah ia berkata : Nabi SAW bersabda, Apabila datang haidl, maka
tinggalkanlah shalat, dan apabila telah selesai haidl, maka bersihkanlah darah darimu,
dan shalatlah. [HR. Bukhari, dalam kitab Haidl]

Nifas (melahirkan)

Dari Ummu Salamah, ia berkata, Adalah perempuan-perempuan yang nifas


(melahirkan) di jaman Rasulullah SAW tidak shalat empat puluh hari, dan kami
memberi pilis dari tumbuh-tumbuhan warnanya merah kehitaman pada wajah-wajah
kami. [HR. Tirmidzi]

.

Nabi SAW bersabda, Perempuan yang nifas itu perlu menunggu empat puluh hari,
kecuali kalau ia itu bersih sebelumnya. Maka jika sudah sampai empat puluh hari
tetapi belum juga berhenti, hendaklah ia mandi. [HR. Abnu Adi]

Bersetubuh, baik mengeluarkan mani maupun tidak

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda, Apabila salah
seorang kamu duduk antara dua kaki dan dua tangan seorang perempuan (dua betis
dan pahanya), kemudian dia menyetubuhinya, maka sungguh telah wajib mandi
atasnya, walaupun ia tidak mengeluarkan mani. [HR. Bukhari dan Muslim]

Hal-hal yang dianggap Membatalkan Wudhlu

Menyentuh perempuan tidak membathalkan wudhlu

Aisyah RA berkata, Sesungguhnya Nabi SAW pernah mencium salah seorang


istrinya (beliau sendiri), kemudian terus shalat dengan tidak berwudhlu lagi. [HR.
Ahmad]

Catatan :
Dalam hal hukum thaharah (bersuci) ini menyentuh perempuan baik mahramnya sendiri
maupun bukan mahramnya, memang tidak membathalkan wudhlu, tetapi kalau
menyentuh wanita bukan mahramnya tetap berhukum dosa. (Mahram : ialah orang
yang haram dikawin, lihat QS. An-Nisaa : 22-23)

Menyentuh kemaluan tidak bathal wudhlunya


5





5

.

5


Dari Thalq bin Ali, ia berkata, Seorang laki-laki telah berkata : Saya telah menyentuh
kemaluan saya, atau ia berkata, Seorang laki-laki menyentuh kemaluannya di dalam
shalat, adakah wajib atasnya berwudhlu. Maka Nabi SAW bersabda, Tidak,
hanyasanya ia merupakan sepotong dari padamu. [HR. Khamsah]
Tidur tidak membathalkan wudhlu

Anas bin Malik RA berkata, Para shahabat Rasulullah SAW menanti shalat Isyak
sambil duduk di dalam masjid, sehingga condonglah kepala-kepala mereka (karena
kantuk), kemudian setelah Nabi SAW datang, mereka bangun, terus shalat dengan
tidak berwudhlu lagi. [HR. Ahmad]


.

5


.

Ibnu Abbas telah berkata, . Kemudian Nabi SAW berbaring hingga tertidur sampai
mendengkur (biasanya Nabi kalau tidur mendengkur), lalu (Bilal) adzan untuk shalat
maka Nabi terus shalat dengan tidak berwudhlu lagi. [HR. Bukhari]
Ringkasan
Cara wudhlu dengan sunnat-sunnatnya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Membaca Basmalah (Bismilaahir rohmaanir rohiim).


Membasuh dua tangan sampai pergelangan.
Berkumur-kumur dan menaikkan air ke hidung, lalu menghembuskannya.
Membasuh muka sampai rata.
Membasuh kedua tangan sampai siku-siku.
Menyapu/mengusap kepala sampai rata dan langsung telinga.
Membasuh/mencuci kaki.
Membaca syahadat.

Catatan :
Semua yang tersebut diatas boleh dikerjakan sekali-sekali, dua kali-dua kali, atau tiga
kali-tiga kali, kecuali nomor 1, 6 dan 8, hanya sekali saja.

A. TAYAMUM
Tarif Tayamum
Tayammum ialah suatu syariat agama sebagai pengganti wudhlu/mandi janabat bagi
yang hendak melaksanakan shalat karena sesuatu keadaan.
Cara tayamum

Cara yang dituntunkan oleh Nabi SAW untuk melakukan tayamum adalah :
1. Menepukkan tangan ke tempat yang suci dan mengandung debu dengan satu kali tepukan.
2. Kemudian mengusapkannya ke muka dan pada kedua tangan hingga pergelangan.
3. Boleh pula dengan meniup-niupnya terlebih dahulu.

Sabda Nabi SAW


.
. 5

.


5



232 51 .

Dari Ammar bin Yasir RA, ia berkata, Rasulullah SAW pernah mengutus saya untuk suatu
keperluan. Kemudian dalam perjalanan itu saya berjunub, akan tetapi tidak memperoleh air,
lalu saya berguling di tanah sebagaimana binatang berguling. Setelah pulang saya
menghadap Nabi SAW serta menceritakan pengalaman saya tersebut. Beliau bersabda,
Hanyasanya kamu cukup bertayamum dengan kedua tanganmu demikian. Kemudian beliau
menepukkan tangannya ke bumi satu kali, lalu menyapu telapak tangan kanannya dengan

tangan kirinya, dan punggung kedua telapak tangannya serta wajahnya. [Muttafaq alaih,
lafadh dari Muslim juz 1 hal. 280].

32 51 .

Lalu Nabi SAW menepukkan kedua tangannya ke bumi lalu meniup keduanya,
kemudian menyapukannya ke wajah dan dua tangannya (hingga pergelangan
tangan). [HR. Bukhari I : 87].
Keterangan :
Fungsi/kegunaan tayammum sama dengan wudhlu. Maksudnya sekali tayammum
bisa digunakan untuk beberapa shalat, selama belum bathal.
Adapun hal-hal yang membathalkan tayammum sama dengan hal-hal yang
membathalkan wudhlu.

Syarat-syarat Seseorang yang boleh tayammum


1. Orang sakit yang akan membahayakan atau memper-lambat kesembuhannya bila
terkena air.
2. Orang yang sedang dalam perjalanan atau yang biasa disebut musafir.
3. Orang muqim yang tidak mendapat air. Termasuk dalam pengertian tidak ada air
ini yaitu walaupun ada, tetapi tempatnya sangat jauh menurut ukuran yang umum,
atau tempatnya berbahaya. Atau walaupun ada, tetapi sangat sedikit dan
dipergunakan untuk keperluan penting lainnya (minum, memasak dan lain-lain),
sehingga adanya sama dengan tidak ada.
Firman Allah SWT :

15 43 5 .

Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air
atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci). [QS. An-Nisa : 43, AlMaaidah : 6].

B. MANDI JANABAH
Pengertian mandi janabah
Mandi janabah atau yang biasa pula dinamakan mandi besar/mandi kramas dan
sebagainya adalah mandi yang disyariatkan oleh agama bagi orang-orang yang
hendak shalat bila berhadats besar.

Cara Mandi Janabah


Bagi laki-laki

Membaca bismilaahir rahmaanir rahiim,


Mencuci kedua tangan,
Mencuci kemaluan,
Berwudhlu,
Menyiram kepala tiga kali sampai rata,
Meratakan air ke seluruh tubuh,
Mencuci kedua kaki.

Dalil pelaksanaannya

Dari Aisyah RA, ia berkata, Adalah Rasulullah SAW apabila mandi janabat, beliau
memulai dengan mencuci dua tangannya, kemudian beliau menuangkan air dengan
tangan kanannya pada tangan kirinya, lalu mencuci kemaluannya, kemudian beliau
berwudhlu seperti wudhlunya untuk shalat, lalu mengambil air (dengan tangan) dan
memasukkan jari-jari beliau itu pada pangkal-pangkal rambut, sehingga apabila

dirasanya sudah merata, baru beliau menyiram kepala beliau tiga kali dengan kedua
tangan, kemudian beliau menyiram seluruh tubuhnya, lalu mencuci kedua kaki beliau.
[HR. Muslim I : 253].
Catatan :
Mengenai dalil membaca Basmalah, lihat dalil pada bab wudhlu.

Bagi wanita

Bagian kepala cukup dengan disiram tiga kali, tanpa harus membuka
sanggulrambutnya.
Kemudian menyiramkan air ke seluruh tubuhhingga rata.



5






5

2415 1 .

Dari Ummu Salamah, ia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah SAW, Ya


Rasulullah, saya adalah seorang wanita yang menjalin (Jawa : nglabang) rambut
saya, oleh karena itu apakah saya harus membukanya untuk mandi janabat ?.
Rasulullah SAW bersabda, Tidak, cukup bagimu hanya kamu menyiram kepalamu
tiga kali siraman, kemudian kamu menyiramkan air ke seluruh tubuhmu. Dengan
begitu kamu sudah bersih. [HR. Jamaah kecuali Bukhari, Nailul Authar I : 291].

5

5



.
.

242 51 .

Dari Ubaid bin Umair, ia berkata, Telah sampai khabar kepada Aisyah RA
bahwasanya Abdullah bin Amr menyuruh para wanita apabila mandi supaya membuka
(sanggul) rambutnya. Maka Aisyah RA berkata, Saya heran kepada Ibnu Amr, dia
menyuruh para wanita bila mandi supaya membuka (sanggul) rambutnya. Mengapa dia
tidak menyuruh para wanita untuk mencukur rambutnya saja ?. Sungguh saya pernah
mandi bersama Rasulullah SAW dari satu bejana, sedang saya tidak lebih menyiram

pada kepala saya dari tiga kali cidukan. [HR. Ahmad dan Muslim, Nailul Authar I : 292].

Anda mungkin juga menyukai