Anda di halaman 1dari 1

Dinding penahan tanah (retaining wall) merupakan suatu dinding penahan untuk mencegah suatu kelongsoran pada daerah

yang mengalami perbedaan tinggi. Studi lapangan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan konstruksi dinding penahan tanah yaitu tentang metode penulangan, pengecoran, bekisting, pengecoran, dan perawatan beton setelah pengecoran. Manfaat dari studi lapangan ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pengajaran dalam bidang Teknik Sipil tentang dinding penahan tanah. Dinding penahan tanah dapat ditinjau dari tiga kategori dasar yaitu dinding gravitasi (gravity wall), dinding rusuk penguat (counterfort wall), dinding konsol (cantilever wall). Studi lapangan ini dilaksanakan pada proyek pembangunan Convention Hall di Universitas Negeri Malang, jl. Surabaya No 6 Malang. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, tanya jawab, dokumentasi (foto), dan dokumen pekerjaan (RKS dan RAB). Dari hasil studi lapangan disimpulkan bahwa jenis dinding penahan tanah (retaining wall) pada proyek ini dilihat dari fungsi dan ukuran merupakan dinding penahan konsol (cantilever wall). Pada pekerjaan pembesian dinding penahan tanah (retaining wall) ini dilaksanakan di lapangan. Tulangan yang dipakai untuk dinding penahan tanah (retaining wall) ini adalah dengan tulangan polos ? 12 dan tulangan ulir D 13 mm. Penulangan dinding penahan ini tidak menggunakan beugel, tetapi menggunakan kursen. Pelaksanaan bekisting menggunakan bahan yang meliputi; kayu dengan ukuran 5/7 dan 6/12 serta triplek dengan tebal 10 mm. Alat yang akan digunakan antara lain adalah: palu, paku, pensil, meteran, unting-unting dan gergaji. Pada proyek ini pengecoran dilakukan dengan menggunakan Readymix yang langsung didatangkan dari perusahaan SPU Mix dengan mutu beton K 225. Teknis pengecoran dengan cara manual yaitu tenaga manusia dengan menggunakan timba atau ember untuk menuangkan kedalam bekisting. Pe Berdasarkan studi ini dapat disarankan dalam pelaksanaan pekerjaan dinding penahan tanah (retaining wall) untuk penggunaan besi tulangan hendaknya diperhatikan dalam pemilihan dan penggunaannya, dalam pembuatan dan pembongkaran bekisting harus lebih hati-hati dalam memperhitungkan penggunaan penyangga pada bekisting, dalam pengecoran jika menggunakan cara manual, harus lebih cepat dan lebih hati-hati, karena pendistribusian adonan beton ke bekisting membutuhkan waktu dan adanya kemungkinan tercecer, dan sebaiknya perawatan beton yang dilakukan setelah pengecoran lebih maksimal yaitu menyiram air pada permukaan beton.

Studi lapangan pelaksanaan konstruksi dinding penahan tanah (retaining wall) pada pembangunan gedung convention hall di Universitas Negeri Malang / Yo Author : Yoyok Suwiknyo

Page 1

Anda mungkin juga menyukai