Anda di halaman 1dari 28

BAB TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Definisi HIV/AIDS 1.1.

1 Definisi HIV HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. Virus ini menyerang organ-organ vital sistem kekebalan tubuh manusia, seperti sel T4 D4! makro"ag, dan sel de ndr itik. HIV merusak sel T4 D4! se#ara langsung dan tidak langsung, sel T4 D4! dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat

ber"ungsi baik.$% Se&ak dilaporkan adanya kasus AIDS yang pertama oleh 'ottlieb dkk. di (os Angeles pada tangal % )uni $*+$, pada bulan )anuari $*+, (u# -ontagnier dkk. menemukan virus penyebab penyakit AIDS ini dan disebut dengan (AV .(ymphadenopathy Virus/. Hasil penelitian 'allo, -aret $*+4 di Amerika menyatakan penyebab penyakit ini adalah Human T (ymphotropi# Virus Type III, disingkat dengan HT(V III dan tahun $*+4 berdasarkan hasil penemuannya, ).(evy menamakan AIDS 0elated Virus .A0V/ sebagai penyebab penyakit ini. 1ada bulan -ei $*+2 3omisi Taksonomi Internasional menetapkan nama virus penyebab AIDS adalah Human Immunode"i#ien#y Virus, disingkat dengan HIV. , HIV adalah virus 04A yang termasuk dalam "amili 0etroviridae sub"amili (entivirinae. 0etrovirus mempunyai kemampuan menggunakan 04A-nya dan D4A pe&amu untuk membentuk virus D4A dan dikenali selama periode inkubasi yang pan&ang. $ Satu kali terin"eksi oleh retrovirus, maka in"eksi ini akan bersi"at permanen, seumur hidup., HIV merupakan retrovirus yang terdiri dari sampul dan inti. Virus HIV terdiri dari 5 sub-tipe, yaitu HIV-$ dan HIV-5. HIV-$ bermutasi lebih #epat karena replikasi nya lebih #epat. $ Se#ara struktural mor"ologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar. 1ada pusat lingkaran terdapat untaian 04A. HIV mempunyai , gen yang merupakan komponen "ungsional dan struktural yaitu gag .group antigen/, pol .polymerase/, dan env .envelope/.$,4

'ambar $.$ Anatomi Virus AIDS $.$.5 De"inisi AIDS AIDS merupakan singkatan dari A6uired Immune De"i#ien#y Syndrome. Syndrome berarti kumpulan ge&ala-ge&ala dan tanda-tanda penyakit. De"i#ien#y berarti kekurangan, Immune berarti kekebalan, dan A6uired berarti diperoleh atau didapat, dalam hal ini 7diperoleh8 mempunyai pengertian bah9a AIDS bukan penyakit keturunan. Seseorang menderita AIDS bukan karena ia keturunan dari penderita AIDS, tetapi karena ia ter&angkit atau terin"eksi virus penyebab AIDS. :leh karena itu, AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan tanda dan ge&ala penyakit akibat hilangnya atau menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang.$,5,4 AIDS merupakan suatu sindroma yang amat serius, dan ditandai oleh adanya kerusakan sistem kekebalan tubuh penderitanya.5 Dapat diartikan sebagai kumpulan ge&ala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat in"eksi oleh virus HIV .Human Immunode"i#ien#y Virus/. HIV. 5 AIDS merupakan tahap akhir dari in"eksi

1.2. Etiologi dan Patogenesis Virus HIV termasuk kedalam "amili 0etrovirus sub "amili (entivirinae. Virus "amili ini mempunyai en;im yang disebut reverse trans#riptase. <n;im ini menyebabkan retrovirus mampu mengubah in"ormasi genetiknya kedalam bentuk yang terintegrasi di dalam in"ormasi genetik dari sel yang diserangnya. )adi setiap kali sel yang dimasuki retrovirus membelah diri, in"ormasi genetik virus &uga ikut diturunkan., Virus HIV akan menyerang (im"osit T yang mempunyai marker permukaan seperti sel D4!, yaitu sel yang membantu mengaktivasi sel =, killer #ell, dan makro"ag saat D4! baik se#ara langsung maupun tidak langsung. Se#ara HIV yang disebut menghambat aktivasi sel yang terdapat antigen target khusus. Sel D4! adalah reseptor pada lim"osit T yang men&adi target utama HIV.55 HIV menyerang langsung, sampul HIV yang mempunyai e"ek toksik akan menghambat "ungsi sel T. se#ara tidak langsung, lapisan luar protein mempresentasikan antigen.$2 Setelah HIV mengi"eksi seseorang, kemudian ter&adi sindrom retroviral akut sema#am "lu disertai viremia hebat dan akan hilang sendiri setelah $-, minggu. Serokonversi .perubahan antibodi negati" men&adi positi"/ ter&adi $-, bulan setelah in"eksi.2 1ada masa ini, tidak ada di&umpai tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat serta test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini, tahap ini disebut &uga periode &endela .9indo9 periode/.5, 3emudian dimulailah in"eksi HIV asimptomatik yaitu masa tanpa ge&ala. Dalam masa ini ter&adi penurunan D4! se#ara bertahap. -ula-mula penurunan &umlah D4! sekitar ,>-2> sel?tahun, tetapi pada 5 tahun berikutnya penurunan men&adi #epat, %>$>> sel?tahun, sehingga tanpa pengobatan, rata-rata masa dari in"eksi HIV men&adi AIDS adalah +-$> tahun, dimana &umlah D4! akan men#apai @5>> sel?A(.5,%

'ambar 5.5. 'ra"ik hubungan antara &umlah HIV dan &umlah D4 3eterangan gambarB &umlah lim"osit T D4! .sel?mmC/ &umlah 04A HIV per m( plasma Dalam tubuh :DHA .:rang Dengan HIV AIDS/, partikel virus bergabung dengan D4A sel pasien, sehingga satu kali seseorang terin"eksi HIV, seumur hidup ia akan tetap terin"eksi. Dari semua orang yang terin"eksi HIV, sebagian berkembang masuk tahap AIDS pada , tahun pertama, %>D berkembang men&adi penderita AIDS sesudah $> tahun, dan sesudah $, tahun hampir semua orang yang terin"eksi HIV menun&ukkan ge&ala AIDS, dan kemudian meninggal. 1er&alanan penyakit tersebut menun&ukkan gambaran penyakit yang kronis, sesuai dengan perusakan sistem kekebalan tubuh yang &uga bertahap. 5 Seiring dengan makin memburuknya kekebalan tubuh, :DHA mulai menampakkan ge&ala akibat in"eksi opurtunistik seperti penurunan berat badan, demam lama, pembesaran kelen&ar getah bening, diare, tuberkulosis, in"eksi &amur, herpes, dll. Virus HIV ini yang telah berhasil masuk kedalam tubuh seseorang, &uga akan mengin"eksi berbagai ma#am sel, terutama monosit, makro"ag, sel-sel mikroglia di otak, sel-sel hob"our plasenta, sel-sel dendrit pada kelen&ar lim"a, sel-sel epitel pada usus, dan sel (angerhans di kulit. <"ek dari in"eksi pada sel mikroglia di otak adalah en#e"alopati dan pada sel epitel usus adalah diare kronis.+

1.3. E ide!iologi HIV/AIDS


4

$.,.$. Distribusi dan Erekuensi HIV?AIDS a. =erdasarkan :rang -enurut hin .5>>>/, tidak diketahui adanya kekebalan orang terhadap in"eksi

HIV?AIDS, tetapi kerentanan setiap orang terhadap HIV?AIDS diasumsikan bersi"at umum, tidak dipengaruhi oleh ras, &enis kelamin dan kehamilan, sehingga setiap orang mungkin untuk terserang HIV?AIDS.4 1enelitian Hall, dkk tahun 5>>% dalam )ournal A#6uired Immune De"i#ien#y Sindrome .5>>*/ di ,, negara bagian Amerika Serikat, diperoleh bah9a 0as 3ulit hitam * kali berisiko menderita AIDS dibanding 0as 3ulit putih dengan 0esiko 0elative .00/ *,$2 dan 0as Hispanik mempunyai risiko , kali lebih tinggi daripada 0as 3ulit 1utih .00 ,,>%/. 0isiko menderita AIDS 5 kali lebih tinggi pada orang Indian Amerika?penduduk asli Alaska dari pada orang Asia?3epulauan 1asi"ik .00 5,>%/. Di anada, 00 AIDS %,% kali lebih tinggi pada 0as 3ulit hitam dibandingkan pada 0as 3ulit putih .00 %,%4/ dan 4 kali lebih tinggi pada orang Aborigin dibandingkan I0 0as 3ulit putih .00 4,,2/.5% =erdasarkan data F4AIDS .5>>+/, 2GD in"eksi HIV di dunia terdapat di Sub-Sahara A"rika. Dari 5,G &uta kasus baru pada tahun 5>>+, 2+D terdapat pada orang de9asa. Sebesar 2,4D prevalensi HIV terdapat pada perempuan.% =erdasarkan data dari Dit&en 11 H 1( Depkes 0I .5>>*/, terdapat $*.*G, &umlah kumulati" kasus AIDS dengan 4*,>GD terdapat pada kelompok umur 5>-5* tahun, ,>,$4D pada kelompok umur ,>-,* tahun, +,+5D pada kelompok umur 4>-4* tahun, ,,>%D pada kelompok umur $%-$* tahun, 5,4*D pada kelompok umur %>-%* tahun, >,%$D pada kelompok umur I 2> tahun, 5,2%D pada kelompok umur @ $% tahun dan ,,5GD tidak diketahui. 0asio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah ,B$.$>. -enurut lapo ran Dit&en 11 H 1( Depkes 0I .5>>*/, 4>,5D penderita AIDS terdapat pada kelompok 1engguna 4ap;a Suntik atau IDF. 3umulati" kasus AIDS pada 1engguna 4ap;a Suntik di Indonesia hingga tahun 5>>* adalah G.*22 kasus, G.,$5 kasus adalah laki-laki .*$,+D/, 2>% kasus perempuan .G,2D/ dan 4* kasus tidak diketahui &enis kelaminnya .>,2D/. 24,$D terdapat pada kelompok umur 5>-5* tahun, 5G,$D pada kelompok umur ,>-,* tahun, ,,%D pada kelompok umur 4>-4* tahun, $,%D pada kelompok umur $%-$* tahun, >,2D pada kelompok umur %>-%* tahun, pada kelompok umur %-$4 tahun dan I2> tahun masing-masing >,$D dan 5,+D tidak diketahui kelompok umurnya.$> 1enelitian yang dilakukan oleh Hamdan di 3ota =atam .5>>,/, desain #ase series, terdapat $24 penderita HIV?AIDS, $52 penderita .G2,*D/ berada pada kelompok umur 5>-4>
5

tahun, 25,+D ber&enis kelamin perempuan, ,G,5D ber&enis kelamin laki-laki, berpendidikan S(T1 ,,,%D, S(TA ,5,,D, SD $*,%D, tidak sekolah $5,5D dan berpendidikan Akademi?1T 5,4D.52 =erdasarkan data dari 3omisi 1emberantasan AIDS .31A/ Dinas 3esehatan 1rovinsi Sumatera Ftara .5>>*/, se&ak $**5 hingga April 5>>* terdapat $.2+> &umlah kumulati" HIV?AIDS, $.,,* kasus pada pria .G*,G>D/ dan ,4$ kasus pada perempuan .5>,,>D/, *5$ kasus pada kelompok umur 5>-5* tahun .%4,+5D/ dan %5, kasus pada kelompok umur ,>-,* tahun .,$,$,D/, $5$ kasus pada kelompok umur 4>-4* tahun .G,5>D/, 42 kasus pada kelompok umur $>-$* tahun .5,G4D/, 4$ kasus pada kelompok umur I%> tahun .5,44D/, + kasus pada kelompok umur $-4 tahun .>,4GD/, masing-masing % kasus pada kelompok umur %-* tahun dan @$ tahun .>,5*D/.$5 b. =erdasarkan Tempat -enurut data dari )oint Fnited 4ation 1rogram on HIV?AIDS .F4AIDS/ tahun 5>>+, di ka9asan Sub-Sahara A"rika terdapat 55,4 penderita HIV?AIDS, dengan 10 pada orang de9asa sebesar %,5D. Di Asia Selatan dan Asia Tenggara terdapat ,,+ &uta :DHA dengan 10 pada orang de9asa sebesar >,,D. Di Asia Timur terdapat +%>.>>> penderita HIV?AIDS dengan &umlah kematian %*.>>> kasus.% -enurut hin .5>>>/, dari sekitar ,,,4 &uta penderita HIV?AIDS di dunia tahun $***, 55,% &uta diantaranya terdapat di negaranegara Sub-Sahara A"rika, dan 2,G &uta ada di Asia Selatan dan Asia Tenggara, $,4 &uta terdapat di Amerika (atin dan 22%.>>> di AS.4 =erdasarkan data S<A0: .5>>*/, prevalensi HIV?AIDS lebih tinggi di daerah perkotaan daripada di daerah pedesaan. =erdasarkan hasil survei rumah tangga yang dilakukan di enam kota di India, ditemukan bah9a prevalensi HIV?AIDS 4>D lebih tinggi di perkotaan dibanding dengan daerah pedesaan. 1ada tahun 5>>+, dari *2 kasus baru yang dilaporkan di Sri (anka, 2$D berasal dari olombo yang merupakan ibukota Sri (anka. + =erdasarkan data dari Dit&en 11 H 1( Depkes 0I .5>>*/, ter#atat $*.*G, kumulati" kasus AIDS ter&adi di ,5 provinsi dan ,>> kabupaten?kota di seluruh Indonesia. 1rovinsi dengan rate kumulati" kasus AIDS per $>>.>>> penduduk tertinggi adalah 1apua .$,,,>G/, =ali .4%,4%/, D3I )akarta .,$,2G/, 3epulauan 0iau .55,5,/ 3alimantan =arat .$2,*$/, -aluku .$4,5$/, =angka =elitung .$$,,2/, 1apua =arat dan )a9a Timur .+,*,/ dan 0iau .+,,2/. $> 1rovinsi yang memiliki proporsi AIDS terbanyak hingga Desember 5>>* adalah )a9a =arat .$+,>$D/, )a9a Timur .$2,$2D/, D3I )akarta .$4,$2D/, 1apua .$4,>%D/, dan =ali .+,>*D/. 1ada kelompok pengguna nap;a suntik, proporsi AIDS terbanyak dilaporkan dari 1rovinsi
6

)a9a =arat ,5,**D, D3I )akarta 5%,$,D, )a9a Timur $5,+5D, =ali ,,5GD, Sumatera =arat 5,+$D.$> #. =erdasarkan Jaktu AIDS atau SIDA .Sindrom Imuno De"isiensi Akuisita/ adalah suatu penyakit yang dengan #epat telah menyebar ke seluruh dunia .pandemik/. 5G Se&ak ditemukan kasus AIDS pertama di Indonesia tahun $*+G, perkembangan &umlah kasus HIV?AIDS yang dilaporkan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Sampai dengan tahun $**> perkembangan kasus AIDS masih lambat, namun se&ak tahun $**$ &umlah kasus AIDS lebih dua kali lipat dari tahun sebelumnya. 3asus AIDS se&ak a9al tahun 5>>2 sampai ,$ Desember 5>>2 men#apai 5.+G, kasus mengalami peningkatan 5,% kasus dari tahun sebelumnya.+ -enurut data dari Dit&en 11- H 1( Depkes 0I .5>>*/, trend ke#enderungan &umlah kasus AIDS senantiasa mengalami peningkatan. 1ada tahun 5>>% terdapat 5.2,* kasus baru, tahun 5>>2 meningkat men&adi 5.+G, kasus baru, tahun 5>>G meningkat men&adi 5.*4G kasus baru, pada tahun 5>>+ meningkat men&adi 4.*2* kasus baru, hingga tahun 5>>* terdapat ,.+2, kasus baru. Sampai ,$ Desember 5>>* se#ara kumulati" pengidap in"eksi AIDS men&adi $*.*G, kasus.$> $.,.5. Determinan HIV?AIDS a. Eaktor Host In"eksi HIV?AIDS saat ini telah mengenai semua golongan masyarakat, baik kelompok risiko tinggi maupun masyarakat umum. 3elompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi adalah pengguna narkoba suntik .In&e#ting Drug Fse/, kelompok masyarakat yang melakukan promiskuitas .hubungan seksual dengan banyak mitraseksual/ misalnya J1S .9anita pen&a&a seks/, dari satu J1S dapat menular ke pelanggan-pelanggannya selan&utnya pelanggan-pelanggan J1S tersebut dapat menularkan kepada istri atau pasangannya. (aki-laki yang berhubungan seks dengan sesamanya atau lelaki seks lelaki .(S(/. 4arapidana dan anak-anak &alanan, penerima trans"usi darah, penerima donor organ tubuh dan petugas pelayan kesehatan &uga me&adi kelompok yang ra9an tertular HIV. + =erdasarkan data Dit&en 11 H 1( Depkes 0I .5>>*/, rasio kasus AIDS antara lakilaki dan perempuan adalah ,B$. 1roporsi penularan HIV?AIDS melalui hubungan
7

heteroseksual sebesar %>,,D, IDF 4>,5D, (elaki Seks (elaki .(S(/ ,,,D, perinatal 5,2D, trans"usi darah >,$D dan tidak diketahui penularannya ,,%D.$> 0isiko penularan dari suami pengidap HIV ke istrinya adalah 55D dan istri pengidap HIV ke suaminya adalah +D. 5G Salah satu "aktor yang dapat mempengaruhi perkembangan in"eksi HIV men&adi AIDS adalah usia pada saat in"eksi. :rang yang terin"eksi HIV pada usia muda, biasanya lambat menderita AIDS, dibandingkan &ika terin"eksi pada usia lebih tua.54 Dalam Adisasmito .5>>G/, risiko transmisi transplasental yaitu transmisi dari ibu kepada bayi?&aninnya saat hamil atau saat melahirkan adalah %>D, yaitu apabila seorang ibu pengidap HIV melahirkan anak, maka kemungkinan anak itu terlular HIV.5% 4amun demikian, &ika sang ibu memiliki akses terhadap terapi antiretrovirus dan melahirkan dengan #ara bedah #aesar, tingkat penularannya hanya $D.$% 1etugas kesehatan yang terluka oleh &arum suntik atau benda ta&am lainnya yang mengandung darah yang terin"eksi virus HIV, mereka dapat menderita HIV?AIDS, angka serokonversi mereka @>,%D.54 b. Eaktor Agent Virus HIV se#ara langsung maupun tidak langsung akan menyerang sel D4!.

In"eksi HIV akan menghan#urkan sel-sel T, sehingga menggangu sel-sel e"ektor imun yang lainnya, daya tahan tubuh menurun sehingga orang yang terin"eksi HIV akan &atuh kedalam stadium yang lebih lan&ut.2 Selama in"eksi primer &umlah lim"osit D4! dalam darah menurun dengan #epat. Target

virus ini adalah lim"osit D4! pada nodus lim"a dan thymus, yang membuat individu yang terin"eksi akan terkena in"eksi opurtunistik. )umlah virus HIV yang masuk sangat menentukan penularan, penurunan &umlah sel lim"osit T berbanding terbalik dengan &umlah virus HIV yang ada dalam tubuh. 2 AIDS adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya karena mempunyai ase Eatality

0ate $>>D dalam lima tahun, artinya dalam 9aktu lima tahun setelah diagnosis AIDS ditegakkan, semua penderita akan meninggal. 5G 1roporsi kasus AIDS yang dilaporkan telah meninggal di Indonesia hingga Desember 5>>* adalah $*,,D.$>

#. Eaktor <nvironment -enurut data F4AIDS .5>>*/, dalam survei yang dilakukan di negara bagian Sub8

Sahara A"rika antara tahun 5>>$ dan 5>>%, prevalensi HIV lebih tinggi di daerah perkotaan daripada di daerah pedesaan, dengan rasio prevalensi HIV di kota B pedesaan yaitu $,GB$. -isalnya di <thiopia, orang yang tinggal di areal perkotaan + kali lebih mudah terin"eksi HIV dari pada orang-orang yang tinggal di pedesaan.% 1enelitian Silverman, dkk .5>>2/ desain ase re#ords di -umbai, pada $G% orang perempuan korban perdagangan seks di rumah pela#uran di India, %4,,D diantaranya berasal dari India, 5*,GD berasal dari 4epal, 4D berasal dari =angladesh dan $5D tidak diketahui asalnya. Dari 5+,4D perempuan India korban perdagangan seks yang positi" HIV, perempuan yang berasal dari 3ota 3arnataka dan -aharashtra lebih mungkin terin"eksi HIV daripada perempuan yang berasal dari 3ota =engal =arat dengan :dds 0atio .:0/ G,,%. Hal ini dikarenakan 3ota 3arnataka dan -aharashtra merupakan daerah dengan prevalensi HIV yang tinggi. )adi perempuan korban perdagangan seks yang berasal dari daerah dengan prevalensi HIV yang tinggi kemungkinan untuk telah terin"eksi HIV sebelumnya lebih besar.* 1.". T#ans!isi ata$ %a#a Pen$la#an HIV/AIDS Transmisi HIV?AIDS ter&adi melalui #airan tubuh yang mengandung virus HIV yaitu melalui hubungan seksual, baik homoseksual maupun heteroseksual, &arum suntik pada pengguna narkotika, trans"usi komponen darah dan dari ibu yang terin"eksi HIV ke bayi yang dilahirkannya. :leh karena itu kelompok risiko tinggi terhadap HIV?AIDS dapat diketahui, misalnya pengguna narkotika, peker&a seks komersial dan pelanggannya, serta narapidana.5$ $.4.$. Transmisi Seksual Transmisi HIV se#ara seksual ter&adi ketika ada kontak antara sekresi #airan vagina atau #airan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual resepti" tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual inserti" tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. 3ekerasan seksual se#ara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering ter&adi trauma "isik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.% ara hubungan seksual anogenital merupakan perilaku seksual dengan risiko tertinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi mitra seksual yang pasi" menerima e&akulasi semen dari seorang pengidap HIV. Hal ini disebabkan karena tipisnya mukosa rektum sehingga mudah sekali mengalami perlukaan saat berhubungan seksual ano-genital. 0isiko perlukaan ini semakin bertambah apabila ter&adi
9

perlukaan dengan tangan ."isting/ pada anus?rektum. Tingkat risiko kedua adalah hubungan oro-genital termasuk menelan semen dari mitra seksual pengidap HIV. istri yang salah seorang telah mengidap HIV.G 5.4.5. Transmisi 4on Seksual HIV dapat menular melalui transmisi parenteral yaitu akibat penggunaan &arum suntik dan alat tusuk lainnya seperti alat tindik yang terkontaminasi HIV. 1enggunaan &arum suntik yang berganti-gantian menyebabkan tingginya kasus HIV?AIDS pada kelompok pengguna nap;a suntik .IDF/.5G 1ada umumnya, ibukota dan kota-kota metropolitan mempunyai &umlah pengguna nap;a suntik yang besar.+ Di negara berkembang, #ara ini &uga ter&adi melalui &arum suntik yang dipakai oleh petugas kesehatan.G =erbagi dan menggunakan kembali &arum suntik yang mengandung darah yang terkontaminasi merupakan penyebab sepertiga dari semua in"eksi baru HIV.
%

Tingkat risiko

ketiga adalah hubungan genito-genital?hetero seksual, biasanya ter&adi pada hubungan suami

Transmisi parenteral lainnya adalah melalui donor?trans"usi

darah yang mengandung HIV. 0isiko tertular in"eksi HIV le9at trans"usi darah adalah I*>D, artinya bila seseorang mendapat trans"usi darah yang terkontaminasi HIV maka dapat dipastikan orang tersebut akan menderita HIV sesudah trans"usi itu.G Di negara ma&u resiko penularan HIV pada penerima trans"usi darah sangat ke#il, hal ini dikarenakan pemilihan donor yang semakin bertambah baik dan pengamatan HIV telah dilakukan. 4amun demikian, mayoritas populasi dunia tidak memiliki akses terhadap darah yang aman. Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat ter&adi melalui rahim .in utero/ selama masa perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan.% HIV tidak menular melalui peralatan makanan, pakaian, handuk, sapu tangan, toilet yang dipakai se#ara bersama-sama, #iuman pipi, ber&abat tangan, hidup serumah dengan penderita HIV yang bukan mitra seksual dan hubungan sosial lainnya. Air susu ibu pengidap HIV, saliva?air liur, air mata, urin serta gigitan nyamuk belum terbukti dapat menularkan HIV?AIDS.2

1.&. Diagnosis Se&ak tanggal % )uni $*+$, banyak de"inisi yang mun#ul untuk penga9asan
10

epidemiologi AIDS, seperti de"inisi =angui dan de"inisi Jorld Health :rgani;ation .JH:/ tentang AIDS tahun $**4. 4amun demikian, kedua sistem tersebut sebenarnya ditu&ukan untuk pemantauan epidemi dan bukan untuk penentuan tahapan klinis pasien, karena de"inisi yang digunakan tidak sensiti" ataupun spesi"ik. Di negara-negara berkembang, sistem JH: untuk in"eksi HIV digunakan dengan memakai data klinis dan laboratorium, sementara di negara-negara ma&u digunakan sistem klasi"ika si . D / Amerika Serikat. $.%.$. Tes Diagnostik a. <(ISA .en;yme-linked immunoabsorbent assay/ Tes skrining yang digunakan untuk mendiagnosis HIV adalah <(ISA .en;yme-linked immunoabsorbent assay/. Fntuk mengidenti"ikasi antibodi terhadap HIV, tes <(ISA sangat sensiti", tapi tidak selalu spesi"ik, karena penyakit lain &uga bisa menun&ukkan hasil positi" sehingga menyebabkan "alse positi", diantaranya penyakit autoimun ataupun karena in"eksi.$2 Sensivitas <(ISA antara *+,$D-$>>D dan dapat mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV dalam darah., b. Jestern =lot Jestern =lot memiliki spesi"isitas .kemampuan test untuk menemukan orang yang tidak mengidap HIV/ antara **,2D - $>>D. 4amun pemeriksaannya #ukup sulit, mahal dan membutuhkan 9aktu sekitar 54 &am.,> Tes Jestern =lot mungkin &uga tidak bisa menyimpulkan seseorang menderita HIV atau tidak. :leh karena itu, tes harus diulangi setelah dua minggu dengan sampel yang sama. )ika test Jestern =lot tetap tidak bisa disimpulkan, maka test Jestern =lot harus diulangi lagi setelah 2 bulan. #. 1 0 .1olymerase #hain rea#tion/ 1 0 untuk D4A dan 04A virus HIV sangat sensiti" dan spesi"ik untuk in"eksi HIV. Tes ini sering digunakan bila hasil tes yang lain tidak &elas.2 enters "or Disease ontrol

$.%.5. Diagnosis HIV pada orang De9asa2 Ada dua sistem klasi"ikasi yang biasa digunakan untuk de9asa dan rema&a dengan
11

in"eksi HIV yaitu menurut JH: dan D . entre "or Diseases ontrol and 1revention/ a. 3lasi"ikasi menurut D D mengklasi"ikasikan HIV?AIDS pada rema&a .I$, tahun dan de9asa/

berdasarkan dua sistem, yaitu dengan melihat &umlah supresi kekebalan tubuh yang dialami pasien serta stadium klinis. )umlah supresi kekebalan tubuh ditun&ukkan oleh lim"osit D4!. Sistem ini terdiri dari tiga kategori yaitu B a.$. 3ategori 3linis A B D4! I %>> sel?ml -eliputi in"eksi HIV tanpa ge&ala .asimptomatik/, (im"adenopati generalisata yang menetap, in"eksi HIV akut primer dengan penyakit penyerta atau adanya ri9ayat in"eksi HIV akut. a.5. 3ategori 3linis = B D4! 5>>-4** sel?ml Terdiri atas kondisi dengan ge&ala .simptomatik/ pada rema&a atau orang de9asa yang terin"eksi HIV yang tidak termasuk dalam kategori dan memenuhi paling sedikit satu dari kriteria berikut yaitu keadaan yang dihubungkan dengan in"eksi HIV atau adanya kerusakan kekebalan dengan perantara sel .#ell mediated immunity/, atau kondisi yang dianggap oleh dokter telah memerlukan penanganan klinis atau membutuhkan penatalaksanaan akibat komplikasi in"eksi HIV. Termasuk kedalam kategori ini yaitu Angiomatosis basilari, 3andidiasis oro"aringeal, 3andidiasis vulvovaginal, Dysplasia leher rahim, Herpes ;oster, 4europati peri"er, penyakit radang panggul. a.,. 3ategori 3linis B D4! @ 5>> sel?ml

-eliputi ge&ala yang ditemukan pada pasien AIDS dan pada tahap ini orang yang terin"eksi HIV menun&ukkan perkembangan in"eksi dan keganasan yang mengan#am kehidupannya, meliputi B Sarkoma 3aposi, 3andidiasis bronki?trakea?paru, 3andidiasis esophagus, 3anker leher rahim invasi", o##idiodomy#osis, Herpes simpleks, ryptosporidiosis, 0etinitis virus sitomegalo, <nse"alopati yang berhubungan dengan HIV, =ronkitis?<so"agitis atau 1neumonia, (im"oma =urkitt, (im"oma imunoblastik dan (im"oma primer di otak, 1neumonia 1neumo#ystis #arinii. b. 3lasi"ikasi menurut JH: 1ada beberapa negara, pemeriksaan lim"osit D4! tidak tersedia, dalam hal ini
12

seseorang dapat didiagnosis berdasarkan ge&ala klinis, yaitu berdasarkan tanda dan ge&ala mayor dan minor. Dua ge&ala mayor ditambah dua ge&ala minor dide"inisikan sebagai in"eksi HIV simptomatik. 'e&ala mayor terdiri dari B penurunan berat badan I $>D, demam yang pan&ang atau lebih dari $ bulan, Diare kronis, Tuberkulosis. 'e&ala minor terdiri dariB 3andidiasis oro"aringeal, batuk menetap lebih dari $ bulan, kelemahan tubuh, berkeringat malam, hilang na"su makan, in"eksi kulit generalisata, (im"adenopati generalisata, Herpes ;oster, in"eksi Herpes simpleK kronis, 1neumonia, Sar#oma 3aposi. JH: mengklasi"ikasikan HIV?AIDS pada orang de9asa men&adi 4 stadium klinis, yaitu B b.$. Stadium I =ersi"at asimptomatik, aktivitas normal dan di&umpai adanya (im"adenopati generalisata. b.5. Stadium II Simptomatik, aktivitas normal, berat badan menurun @$>D, terdapat kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti Dermatitis seroboik, 1rorigo, :nikomikosis, Flkus yang berulang dan 3heilitis angularis, Herpes ;oster dalam % tahun terakhir, adanya in"eksi saluran na"as bagian atas seperti Sinusitis bakterialis. b.,. Stadium III 1ada umumnya kondisi tubuh lemah, aktivitas di tempat tidur @ %>D, berat badan menurun I$>D, ter&adi diare kronis yang berlangsung lebih dari $ bulan, demam berkepan&angan lebih dari $ bulan, terdapat 3andidiasis oro"aringeal, T= paru dalam $ tahun terakhir, in"eksi bakterial yang berat seperti 1neumonia dan 1iomiositis. b.4. Stadium IV 1ada umumnya kondisi tubuh sangat lemah, aktivitas ditempat tidur I%>D, ter&adi HIV 9asting syndrome, semakin bertambahnya in"eksi opurtunistik seperti 1neumonia 1neumo#ystis #arinii, Toksoplasmosis otak, Diare 3riptosporidiosis lebih dari $ bulan, 3ript ospor idiosis ekstrapu lmonal, 0etinitis virus sitomega lo, Herpes simpleks mukomutan I$ bulan, (eukoense"alopati multi"o#al progresi", -ikosis diseminata seperti histopasmosis, 3andidiasis di esophagus, trakea, bronkus dan paru, Tuberkulosis di luar paru, (im"oma, Sarkoma 3aposi, serta <nse"alopati HIV.

13

$.%.,. Diagnosis HIV pada =ayi =ayi yang tertular HIV dari ibu bisa sa&a tampak normal se#ara klinis selama periode neonatal. 1enyakit penanda AIDS tersering yang ditemukan pada anak adalah pneumonia yang disebabkan 1neumo#ystis #arinii. 'e&ala umum yang ditemukan pada bayi dengan in"eksi HIV adalah gangguan tumbuh kembang, 3andidiasis oral, Diare kronis, atau Hepatosplenomegali. Tes paling spesi"ik untuk mengidenti"ikasi in"eksi HIV pada bayi adalah 1 0 .1olymerase #hain rea#tion/, hal ini disebabkan karena antibodi ibu yang masih bisa dideteksi pada bayi sampai bayi berusia $+ bulan, maka tes <(ISA dan Jestern =lot akan positi" meskipun bayi tidak terin"eksi HIV. $.%.4. Diagnosis HIV pada Anak$2 Anak-anak berusia I$+ bulan bisa didiagnosis dengan menggunakan kombinasi antara ge&ala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Anak dengan HIV sering mengalami in"eksi bakteri kambuh-kambuhan, gagal tumbuh atau 9asting, (im"adenopati menetap, keterlambatan berkembang, saria9an pada mulut dan "aring. Terdapat dua klasi"ikasi yang biasa digunakan untuk mendiagnosis anak dengan HIV yaitu B a. 3lasi"ikasi menurut D a.$. 3ategori 4 B ge&ala ringan Anak yang tidak mempunyai tanda dan ge&ala sebagai akibat in"eksi HIV atau hanya mempunyai satu keadaan yang terdapat pada kategori A. a.5. 3ategori A B ge&ala sedang Anak dengan 5 atau lebih kriteria seperti (im"adenopati .I>,%#m/, Hepatomegali, Splenomegali, Dermatitis, 1arotitis, In"eksi perna"asan bagian atas menetap atau berulang, Sinusitis, atau :titis media, namun tidak menun&ukkan adanya kondisi yang tertera pada kategori = dan .

a.,. 3ategori = B ge&ala sedang Anak dengan ge&ala selain daripada yang tertera pada kategori A atau yang
14

menun&ukka n adanya in"eksi HIV, misalnya Anemia .@+g?dl/, 4eutropenia .@$>>>?mm,/, atau Trombositopenia .$>>.>>>?mm,/ menetap I,> hari, -eningitis bakterial, 1neumonia atau sepsis, 3andidiasis oro"aringeal yang menetap .I5 bulan/ pada anak usia I 2 bulan, Diare kronis yang berulang, Hepatitis, Stomatitis virus Herpes simpleK berulang .I5 episode dalam $ tahun/, =ronkitis, 1neumonitis, terserang Herpes ;oster sampai 5 kali atau lebih, (eiomiosarkoma, 1neumonia interstitial lim"oid atau 4e"ropati, demam lebih dari $ bulan, Varisella berat. a.4. 3ategori B ge&ala berat lymphoid hyperplasia #ompleK,

Anak yang menun&ukkan ge&ala seperti yang tertera pada de"inisi kasus HIV, ke#uali 1neumonia interstitial lim"oid .masuk kategori =/. Di&umpai adanya in"eksi bakteri berat, sering atau kambuh-kambuh, 3andidiasis esophagus atau paru .trakeal, bronkus, dan paru/, o##idiomi#osis berat, 1neumonia akibat 1neumo#ystis #arinii, Toksoplasmosis otak, Diare 3riptosporidiosis lebih dari $ bulan, <nse"alopati, Histoplasmosis berat, Sar#oma 3aposi, (im"oma terutama di otak, Tuberkulosis, (eukoense"alopati multi"o#al progresi", Tuberkulosis di luar paru, HIV 9asting syndrome yaitu penurunan == I $>D, disertai diare dan demam I,> hari terus menerus. b. 3lasi"ikasi JH: JH: mengembangkan diagnosis HIV hanya berdasarkan penyakit klinis dengan mengelompokkan tanda dan ge&ala dalam kriteria mayor dan minor. Seorang anak yang mempunyai 5 ge&ala mayor dan 5 ge&ala minor bisa didiagnosis HIV meskipun tanpa pemeriksaan <(ISA atau tes laboratorium lainnya. =erikut ini adalah tanda-tanda ge&ala mayor dan minor untuk mendiagnosis HIV berdasarkan klasi"ikasi JH:. b.$. 'e&ala mayor 'agal tumbuh kembang atau penurunan berat badan, Diare kronis, demam meman&ang tanpa sebab serta Tuberkulosis.

b.5. 'e&ala minor (im"adenopati, 3andidiasis oral, batuk menetap, Distress pernapasan?1neumonia,
15

in"eksi berulang, serta in"eksi kulit generalisata. 1.'. Pe!e#i(saan Pen$n)ang HIV/AIDS Terdapat beberapa metode yang biasa digunakan dalam pengambilan darah untuk tes HIV sebagai pemeriksaan penun&ang, yaitu B $.2.$. Fnlinked Anonymous Fnlinked Anonymous adalah pemeriksaan anti HIV terhadap sampel darah yang diambil untuk pemeriksaan-pemeriksaan lain, dan setelah menghilangkan semua identitas penderita. Hasil pemeriksaan ini tidak dapat dihubungkan kembali dengan si penderita. $.2.5. Voluntary Anonymous -etode ini dilakukan dengan pemberian sampel darah se#ara sukarela oleh seseorang setelah yang bersangkutan menandatangani surat persetu&uan. 1ada sampel ini hanya diberikan nomor kode. Hasil pemeriksaan dapat dilihat oleh yang bersangkutan dari pengumuman hasil tanpa seorang lainpun mengetahuinya, termasuk petugas surveilans. $.2.,. Voluntary on"idential -etode ini dilakukan dengan sukarela oleh seseorang untuk diperiksa darahnya tetapi hasilnya hanya diketahui oleh petugas kesehatan tertentu dan petugas ini harus merahasiakannya. $.2.4. -andatory -etode ini dilakukan terhadap semua orang yang mempunyai maksud tertentu. 1emeriksaan ini dilandasi suatu dasar hukum sehingga tidak ada yang dapat menghindar dari pemeriksaan ini. $.2.%. ompulsatory -etode ini biasa dilakukan pada kelompok masyarakat yang kemerdekaannya dibatasi, misalnya seperti narapidana, pusat rehabilitasi narkotika, para resosialisasi 1S3. 3elompok ini biasanya di9a&ibkan untuk mengikuti pemeriksaan anti HIV. 1.*. Pen+ega,an HIV/AIDS $.G.$. 1en#egahan 1rimer
16

1en#egahan tingkat pertama ini merupakan upaya agar orang sehat tetap sehat atau men#egah orang sehat men&adi sakit., 1en#egahan primer merupakan hal yang paling penting, terutama dalam merubah perilaku. =eberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain B 5+ a. 1en#egahan dilakukan dengan tindakan seks yang aman dengan pendekatan 7A= 8 yaitu, Abstinen#e, artinya absen seks ataupun tidak melakukan hubungan seks bagi orang yang belum menikah merupakan metode paling aman untuk men#egah penularan HIV?AIDS melalui hubungan seksual, &ika tidak memungkinkan pilihan kedua adalah =e Eaith"ul, artinya tidak berganti-ganti pasangan. )ika kedua hal tersebut tidak memungkinkan &uga, maka pilihan berikutnya adalah penggunaan kondom se#ara konsisten .Fse ondom/. b. =erhenti men&adi pengguna 4A1LA terutama narkotika suntikan atau mengusahakan agar selalu menggunakan &arum suntik yang steril serta tidak mengunakannya se#ara bersama-sama. #. Di sarana pelayanan kesehatan harus dipahami dan diterapkan ke9aspadaan universal .universal pre#aution/ untuk mengurangi risiko penularan HIV melalui darah. 3e9aspadaan universal ini meliputi #u#i tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan tindakan pera9atan, penggunaan alat pelindung yang sesuai untuk setiap tindakan, pengelolaan dan pembuangan alat ta&am se#ara hati-hati, pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan melakukan dekontaminasi, desin"eksi dan sterilisasi dengan benar. d. 1en#egahan penyebaran melalui darah dan donor darah dilakukan dengan skrining adanya antibodi HIV, demikian pula semua organ yang akan didonorkan, serta menghindari trans"usi, suntikan, &ahitan dan tindakan invasi" lainnya yang kurang perlu. e. JH: men#anangkan empat strategi untuk men#egah penularan vertikal dari ibu kepada anak yaitu dengan #ara men#egah &angan sampai 9anita terin"eksi HIV?AIDS, apabila sudah terin"eksi HIV?AIDS mengusahakan supaya tidak ter&adi kehamilan, bila sudah hamil dilakukan pen#egahan supaya tidak menular dari ibu kepada bayinya dan bila sudah terin"eksi diberikan dukungan serta pera9atan bagi :DHA dan keluarganya.2

17

$.G.5. 1en#egahan Sekunder+ In"eksi HIV?AIDS menyebabkan menurunnya sistem imun se#ara progresi" sehingga mun#ul berbagai in"eksi opurtunistik yang akhirnya dapat berakhir pada kematian. Sementara itu, hingga saat ini belum ditemukan obat maupun vaksin yang e"ekti". sehingga pengobatan HIV?AIDS dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut B a. 1engobatan suporti" yaitu pengobatan untuk meningkatkan keadaan umum penderita. 1engobatan ini terdiri dari pemberian gi;i yang baik, obat simptomatik dan pemberian vitamin. b. 1engobatan in"eksi opurtunistik merupakan pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit in"eksi dan kanker yang menyertai in"eksi HIV?AIDS. 5+ )enis-&enis mikroba yang menimbulkan ToKoplasma, dan #ytomegalovirus? -V, in"eksi sekunder adalah proto;oa .1neumo#ystis #arinii, ryptotosporidium/, 1apovirus/ &amur .3andidiasis/, virus .Herpes, T= , dan bakteri .-y#oba#terium

-y#oba#terium ovium intra #ellular, Strepto#o##us, dll/. 1enanganan terhadap in"eksi opurtunistik ini disesuaikan dengan &enis mikroorganisme penyebabnya dan diberikan terus-menerus.G #. 1engobatan antiretroviral .A0V/, A0V beker&a langsung menghambat en;im reverse trans#riptase atau menghambat kiner&a en;im protease. 1engobatan A0V terbukti berman"aat memperbaiki kualitas hidup, men&adikan in"eksi opurtunistikmen&adi &arang dan lebih mudah diatasi sehingga menekan morbiditas dan mortalitas dini, tetapi A0V belum dapat menyembuhkan pasien HIV?AIDS ataupun membunuh HIV. $.G.,. 1en#egahan Tersier2 :rang yang didiagnosis HIV biasanya banyak menerima diskriminasi saat membutuhkan pengobatan HIV ataupun bantuan dari "asilitas rehabilitasi obat, selain itu &uga dapat mendatangkan trauma emosi yang mendalam bagi keluarganya. :DHA perlu diberikan dukungan berupa dukungan psikososial agar penderita dapat melakukan aktivitas seperti semula?seoptimal mungkin. -isalnya B a. -emperbolehkannya untuk membi#arakan hal-hal tertentu dan mengungkapkan perasaannya b. -embangkitkan harga dirinya dengan melihat keberhasilan hidupnya atau mengenang
18

masa lalu yang indah #. -enerima perasaan marah, sedih, atau emosi dan reaksi lainnya d. -enga&arkan pada keluarga untuk mengambil hikmah, dapat mengendalikan diri dan tidak menyalahkan diri atau orang lain e. Selain itu perlu diberikan pera9atan paliati" .bagi pasien yang tidak dapat

disembuhkan atau sedang dalam tahap terminal/ yang men#akup B pemberian kenyamanan .seperti relaksasi dan distraksi, men&aga pasien tetap bersih dan kering, memberi toleransi maksimal terhadap permintaan pasien atau keluarga/, pengelolaan nyeri .bisa dilakukan dengan teknik relaksasi, pemi&atan, distraksi, meditasi, maupun pengobatan antinyeri/, persiapan men&elang kematian meliputi pen&elasan yang memadai tentang keadaan penderita, dan bantuan mempersiapkan pemakaman.

1.-. Pengo.atan 1enatalaksanaan in"eksi HIV?AIDS meliputi fisik, psikologis dan sosial.

1enatalaksanaan medik terdiri atasB $/ 1engobatan suporti" 5/ 1en#egahan serta pengobatan in"eksi oportunistik ,/ 1engobatan Antiretroviral

A4TI0<T0:VI0A( Indikasi pemberian A0V yaitu pada in"eksi HIV akut . :DHA yang menun&ukkan ge&ala klinis atau :DHA tanpa ge&ala klinis yang memiliki D4 @ %>>?mm,M 04A HIV I 5>.>>>?ml. serta pada 11< .pen#egahan post eksposure/ HIV. 4u#leoside reverse trans#rpitase inhibitor menghambat reverse trans#riptase HIV shg pertumbuhan rantai D4A dan replikasi HIV terhenti. 4on4u#leoside reverse trans#rpitase -enghambat transkripsi 04A HIV mn&d D4A pd virus inhibitor protease -enghambat protease HIV yg men#egah pematangan virus HIV in"eksiosa.

19

3ombinasi A0V merupakan dasar penatalaksanaan pemberian antivirus terhadap Inhibitor 0everse Trans#riptase 4ukleosida Lidovudin ..LDV atau ALT/ Didanosin.DDI/ Aba#avir Stavudin .d4T/ (amivudin .<pivir/ Inhibitor 0everse Trans#riptase 4on4ukleosida .440TI/ 4evirapin <"aviren; Inhibitor protease Indinavir 0itronavir 4el"ina"ir SaNuinavir +>> mg?$>> mg setiap $5 &am 3apsul $>> mg, larutan oral 4>> mg?% ml $5%> mg setiap $5 &am $>>> mg?$>> mg setiap $5 &am atau $2>> mg?5>> mg sekali sehari 5>> mg sekali sehari $4 hari pertama, kemudian 5>> mg setiap $5 &am 2>> mg sekali sehari ,>> mg setiap $5 &am 5%> mg sekali sehari &ika == @ 2> 3g ,>> mg setiap $5 &am atau 4>> mg sekali sehari 4> mg setiap $5 &am atau ,> mg setiap $5 &am bila == @ 2> 3g $%> mg setiap $5 &am, atau ,>> mg sekali sehari

:DHA karena dapat mengurangi resistensi, menekan replikasi HIV se#ara e"ekti" sehingga ke&adian penularan?I:?komplikasi lainnya dapat dihindari, dan meningkatkan kualitas serta harapan hidup :DHA. Terapi obat A0V adalah sebagai berikut B

20

$.$ 3ombinasi A0V adalah sebagai berikut B

K#ite#ia Ko!.inasi

Peng,a!.at Reverse Transcriptase

Peng,a!.at P#otease

Sangat Dian&urkan

Didanosin!(amivudin Didanosin!Stavudin Didanosin!Lidovudin Didanosin!<"iren;! (amivudin? Stavudin? Lidovudin (amivudin!Lidovudin (amivudin ! Stavudin

Indinavir Indinavir!0itonavir (opinavir!0itovanir 4el"inavir 0itonavir!Sa6uinavir

21

Altemati"

Lidovudin!Lalsitabin

Amprenavir 4el"inavir!Sa6uinavir 0itonavir Sa6uinavir

Tidak dian&urkan

Stavudin!Lidovudin Lalsitabin!Didanosin Lalsitabin ! (amivudin Lalsitabin ! Stavudin

1./. P#ognosis 1rognosa yang terin"eksi HIV individu sangat bervariasi. 1ada kebanyakan orang de9asa, rata-rata 9aktu antara masuknya virus ke dalam tubuh dan perkembangan AIDS adalah $>-$$ tahun. 4amun, dalam beberapa individu .sekitar 5>D/, AIDS mani"ested 9aktu % tahun in"eksi $5D dari individu tetap bebas AIDS selama 5> tahun. =anyak tes laboratorium telah dikembangkan untuk menilai prognosa AIDS 4amun, se&auh ini indikator yang paling dapat diandalkan adalah persentase atau &umlah mutlak D4
!

sel. 1arameter lain yang digunakan adalah &umlah HIV-$ 04A dalam plasma segera setelah

terpa&an virus. 1rognosis AIDS tergantung durasi HIV, komplikasi yg menyertai, periode kesembuhan HIV?AIDS, angka kehidupan H kematian. 1rognosis buruk &ika B )umlah D4 tetap mengalami penurunan

22

3eadaan klinis yang memburuk Terdapatnya e"ek samping A0V 1.10. Ed$(asi HIV/AIDS $.$>.$. De"inisi V T .Voluntary ounseling and Testing/ 3onseling HIV?AIDS adalah dialog antara seseorang .klien/ dengan pelayan kesehatan .konselor/ yang bersi"at rahasia, sehingga memungkinkan orang tersebut mampu menyesuaikan atau mengadaptasikan diri dengan stress dan sanggup membuat keputusan bertindak berkaitan dengan HIV?AIDS+ 3onseling dalam V T adalah kegiatan konseling yang menyediakan dukungan psikologis, in"ormasi dan pengetahuan HIV?AIDS, men#egah penularan HIV, mempromosikan perubahan perilaku yang bertanggung&a9ab, pengobatan A0V dan memastikan peme#ahan berbagai masalah terkait dengan HIV?AIDS. ,, V T adalah proses konseling pra testing, konseling post testing, dan testing HIV se#ara sukarela yang bersi"at #on"idential dan se#ara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV. 3onseling pra testing memberikan pengetahuan tentang HIV dan man"aat testing, pengambilan keputusan untuk testing, dan peren#anaan atas isu HIV yang akan dihadapi. 3onseling post testing membantu seseorang untuk mengerti dan menerima status .HIV!/ dan meru&uk pada layanan dukungan.$>

$.$>.5. Tu&uan V T$2 V T mempunyai tu&uan sebagai berikut B a. Fpaya pen#egahan HIV?AIDS. b. Fpaya untuk mengurangi kegelisahan, meningkatkan persepsi?pengetahuan klien tentang "aktor-"aktor risiko penyebab seseorang terin"eksi HIV. #. Fpaya pengembangan perubahan perilaku klien, sehingga se#ara dini mengarahkan klien menu&u ke program pelayanan dan dukungan termasuk akses terapi antiretroviral, serta membantu mengurangi stigma dalam masyarakat. $.$>.,. Tahap V T a. Sebelum Deteksi HIV .1ra 3onseling/
23

1ra konseling disebut &uga konseling pen#egahan AIDS. Dua hal yang penting dalam konseling ini, yaitu aplikasi perilaku klien yang menyebabkan klien dapat berisiko tinggi terin"eksi HIV?AIDS dan apakah klien mengetahui HIV?AIDS dengan benar. Tu&uan konseling pra tes HIV ini adalah agar klien memahami benar kegunaan tes HIV?AIDS, klien dapat menilai risiko dan mengerti persoalan dirinya, klien dapat menurunkan rasa ke#emasannya, klien dapat membuat ren#ana penyesuaian diri dalam kehidupannya, klien memilih dan memahami apakah ia akan melakukan tes darah HIV?AIDS atau tidak.2 b. In"ormed onsent O Testing HIV In"ormed onsent .1ersetu&uan Tindakan -edis/ adalah persetu&uan yang diberikan

oleh orang de9asa yang se#ara kognisi dapat mengambil keputusan dengan sadar untuk melaksanakan prosedur .tes HIV dan tindakan medik lainnya/ bagi dirinya atau atas spesimen yang berasal dari dirinya. )uga termasuk persetu&uan memberikan in"ormasi tentang dirinya untuk suatu keperluan penelitian. Semua klien sebelum men&alani testing HIV harus memberikan persetu&uan tertulisnya. Fntuk klien yang tidak mampu mengambil keputusan bagi dirinya karena keterbatasan dalam memahami in"ormasi maka tugas konselor untuk berlaku &u&ur dan obyekti" dalam menyampaikan in"ormasi sehingga klien memahami dengan benar dan dapat menyatakan persetu&uannya. Tes HIV adalah tes darah yang dilakukan untuk memastikan apakah seseorang sudah positi" terin"eksi HIV atau belum. Hal ini perlu dilakukan agar seseorang bisa mengetahui se#ara pasti status kesehatannya, terutama status kesehatan yang menyangkut risiko perilaku seksualnya selama ini.2 1rinsip Testing HIV adalah sukarela dan ter&aga kerahasiaanya. Testing dimaksud untuk menegakkan diagnosis. Testing yang digunakan adalah testing serologis untuk mendeteksi antibodi HIV dalam serum atau plasma. Spesimen adalah darah klien yang diambil se#ara intravena, plasma atau serumnya. Tu&uan testing HIV ada 4 yaitu untuk membantu menegakkan diagnosis, pengamanan darah donor .skrining/, untuk surveilans, dan untuk penelitian., #. 3onseling 1as#a Testing 3onseling pas#a testing merupakan kegiatan konseling yang harus diberikan setelah hasil tes diketahui, baik hasilnya positi" maupun negati", konseling pas#a tes sangat penting untuk membantu klien yang hasilnya positi" agar dapat mengetahui #ara menghindarkan penularan HIV kepada orang lain. ara mengatasinya dan men&alani hidup se#ara positi".
24

=agi mereka yang hasil tesnya HIV negati", maka konseling pas#a tes berman"aat untuk membantu tentang berbagai #ara men#egah in"eksi HIV di masa mendatang.$2 $.$>.4. 1rinsip 1elayanan V T,, 1rinsip 1elayanan 3onseling dan Testing HIV?AIDS Sukarela .V T/, terdiri dariB a. Sukarela dalam melaksanakan testing HIV. 1emeriksaan HIV hanya dilaksanakan atas dasar kerelaan klien, tanpa paksaan, dan tanpa tekanan. 3eputusan untuk dilakukan testing terletak ditangan klien. 3e#uali testing HIV pada darah donor di unit trans"usi dan transplantasi &aringan, organ tubuh dan sel. Testing dalam V T bersi"at sukarela sehingga tidak direkomendasikan untuk testing 9a&ib pada pasangan yang akan menikah, peker&a seksual, IDF, rekrutmen pega9ai?tenaga ker&a Indonesia, dan asuransi kesehatan. b. Saling memper#ayai dan ter&aminnya kon"idensialitas. (ayanan harus bersi"at pro"esional, menghargai hak dan martabat semua

klien. Semua in"ormasi yang disampaikan klien harus di&aga kerahasiaannya oleh konselor dan petugas kesehatan, tidak diperkenankan didiskusikan di luar konteks kun&ungan klien. Semua in"ormasi tertulis harus disimpan dalam tempat yang tidak dapat di&angkau oleh mereka yang tidak berhak. Fntuk penanganan kasus klien selan&utnya dengan sei&in klien, in"ormasi kasus dari diri klien dapat diketahui.

#. -empertahankan hubungan relasi konselor-klien yang e"ekti". 3onselor mendukung klien untuk kembali mengambil hasil testing dan mengikuti pertemuan konseling pas#a testing untuk mengurangi perilaku berisiko. Dalam V T dibi#arakan &uga respon dan perasaan klien dalam menerima hasil testing dan tahapan penerimaan hasil testing positi". d. Testing merupakan salah satu komponen dari V T. JH: dan Departemen 3esehatan 0I telah memberikan pedoman yang dapat digunakan untuk melakuka n testing HIV. 1enerimaan hasil testing senantiasa diikut i
25

oleh konseling pas#a testing oleh konselor yang sama atau konselor lainnya yang disetu&ui oleh klien.

26

DA1TA2 PUSTAKA

$. D&uanda, Adhi. 5>>G. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi %. =alai 1enerbit E3 FI, )akarta. 5. Harahap, -a9arli. 5>>>. Ilmu Penyakit Kulit. .Hipokrates. )akarta.

,. Siregar, 0. S. 5>>%. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Ed. 2. <' , )akarta. 4. Juwono R . Petunjuk pencegahan dan penularan 2012. %. Anonim . 5>$5. AIDS. Available "rom F0( B Sumber B httpB??ml.s#ribd.#om?do#?2,2,2%+G?0e"erat-Aids-$-0epaired. diakses tanggal 4 )uni 5>$5. 2. Anonim. 5>$5. AIDS. Available "rom F0( B Sumber httpB??ml.s#ribd.#om?do#?4G%>2+G+?re"erat-HIV-siti. diakses tanggal 4 )uni 5>$5 G. Anomin. 5>$5. AIDS. Availabe "rom F0( B Sumber httpB??id.9ikipedia.org?9iki?AIDS. diakses tanggal 4 )uni 5>$5 +. Anonim. 5>$5. Available "rom F0(. Sumber httpB??en.9ikipedia.org?9iki?HIV?AIDS. diakses tanggal 4 )uni 5>$5 *. -erati,T.1, Somia I3A, Ftama S. 1enatalaksanaan AIDS pada orang de9asa dengan kegagalan terapi kombinasi A0V lini pertama. Diunduh dari httpB??do#s.google.#om?vie9erP aQvH6Q#a#heB 5- nKtnJA)B999.sandarmais.org?"iles?3asusD5%5>HIV D5%5>Substitusi D5%5>(ini.pd"!penatalaksanaan!AIDS!pada!orang!de9asa!dengan!kegagalan!ter api!merati, pada )uli 5>$5. 10. #joer'an ,+ #jau-$ .. /!#. d$ !ndone)$a. #ala0% .udo1o /2+ .et$1ohad$ 3+ /lw$ !+.$0ad$'rata 4+ .et$at$ . 5ed$tor6. 3uku /jar !l0u Pen1ak$t #ala0.7d$)$ !" J$l$d !!!. Jakarta%89:!+ 2007.hl0.1825.
27

!". #$unduh dar$

http%&&www.kal'e.co.$d&($le)&cdk&($le)&cdk *075*a$d).pd(+ pada Jul$

28

Anda mungkin juga menyukai