Anda di halaman 1dari 5

1. Mengapa tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi?

Jawab : Mudah dan nyaman digunakan untuk pasien,presisi dosis yang tinggi, dapat diproduksi skala industry besar, kualitas konstan dan reprodusibel, stabil karena sediaannya kering,ongkos kirimnya rendah. 2. Salah satu keterbatasan sediaan tablet adalah apabila zat aktif memiliki kelarutan yang terbatas dalam air, jelaskan hubungan kelarutan dengan efek terapi suatu obat.

3. Sebutkan sifat fisika dan kimia tablet yang dihasilkan itu seperti apa, serta jelaskan evaluasi masing-masing sifat fisika dan kimia tersebut. Uji yang dilakukan terhadap tablet yang sudah jadi meliputi : a. Keseragaman Bobot Menurut FI III (1979), Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet. Dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rataratanya lebih besar dari 5 % (CV < 5%). Dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-ratanya. b. Kekerasan Tablet Tujuan dilakukan uji kekerasan tablet adalah untuk memperoleh gambaran tetang ketahanan tablet melawan : - Tekanan mekanik (goncangan) - Tekanan pada saat pembungkuran, pengangkutan,dan penyimpanan. Kekerasan tablet yang baik berkisat 4-8 kg dan 7-12 kg untuk tablet kunyah. Alat yang digunakan untuk uji kekerasan tablet adalah Stokes Monsanto Hardness Tester. Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi vertikal, kemudian spiral pada bagian bawah skala diputar perlahan-lahan sampai tablet pecah. Dibaca skala yang dicapai pada tablet tepat hancur (Gauhar, 2006). c. Kerapuhan Tablet (Friability Test) Friability test adalah sebuah metode untuk menentukan / mengukur kekuatan fisik tablet non salut terhadap tekanan mekanik atau gesekan. Uji kerapuhan tablet menggunakan alat friability atau abrasive test. Cara penggunaan alat : 20 tablet yang telah dibebasdebukan dan ditimbang dimasukkan ke dalam alat dan diputar selama 4 menit, 25 rpm. Tablet dikeluarkan dari alat dan ditimbang bobot masing-masing tablet. Hitung prosentasi kehilangan bobot yang dialami tablet oleh alat tersebut. Tablet yang baik mempunyai kerapuhan kurang dari 0,8% atau 1%.

d. Keseragaman Kandungan Untuk zat aktif kurang dari 50% bobot total tablet atau dosis kecil keseragaman kandungan dicek satu persatu.

e. Waktu Hancur Waktu hancur merupakan waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet menjadi partikel-partikel penyusunnya bila kontak dengan cairan. Waktu hancur tablet juga menggambarkan cepat lambatnya tablet hancur dalam cairan pencernaan (Gauhar, 2006) Dimasukkan 5 tablet ke dalam tabung berbetuk keranjang, kemudian diturunnaikkan tabung secara teratur 30 kali setiap menit dalam medium air dengan suhu antara 36-38 derajat celcius. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kaca. Dicatat lama waktu hancur tablet (Anonim, 1979). Alat yang digunakan sama dengan alat yang digunakan pada uji disolusi tablet. f. Disolusi Disolusi adalah proses melarutnya zat padat dalam cairan medium tertentu. Parameter yang dapat ditentukan dari proses disolusi adalah kecepatan disolusi. Kecepatan disolusi atau kecepatan pelarutan merupakan kecepatan larut zat aktif dari sediaan farmasi atau granul atau partikel sebagai pecahnya bentuk sediaan tersebut setelah berhubungan dengan cairan pelarut. Bila suatu tablet atau sediaan obat lainnya dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air atau dimasukkan ke dalam saluran cerna, obat tersebut mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya. Kalau tablet tersebut tidak dilapisi polimer, matriks dapat juga mengalami disintegrasi menjadi granul-granul dan granul-granul ini mengalami pemecahan menjadi partikel-partikel yang halus. Disintegrasi, degradasi, dan disolusi bisa berlangsung serentak dengan melepasnya suatu obat dari bentuk dimana obat tersebut diberikan. g. Daya serap -untuk mengamati pengaruh bahan penghancur di dalam formula tablet -Dinyatakan berat air yang diserap sampai di setiap menit tertentu 4. Tuliskan kriteria eksipien dalam sediaan tablet. Jawab : Tidak beracun, murah, stabil secara kimia maupun fisik, bebas dari mikroba, warna yang kompatibel, tidak memiliki efek pada bioavailabilitas obat. 5. Jelaskan fungsi bahan pengisi dan cotohnya. Jawab : - Bahan pengisi ditambahkan bila jumlah bahan aktif sedikit dan tidak bobot total tablet. - Contoh : laktosa, amilum, manitol, sorbitol, mikrokristalin selulosa (brand avicel, ceolus), disbasik kalsium fosfat dihidrat, sucrosa-based. 6. Jelaskan fungsi bahan pengikat beserta contohnya. Jawab :

Untuk meningkatkan gaya kohefisitas serbuk (yang mungkin diperlukan untuk membentuk granul) sehingga jika di kompresi akan membentuk massa yang kohesif dan kompak sebagai tablet. Contoh : PVP/kolidon, gelatin, amilum, selulosa (misal MC maupun CMC)

7. Jelaskan fungsi bahan penghancur dan sebutkan contohnya. Jawab : - Fungsi bahan penghancur : Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran pencernaan. Dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian. Umumnya prinsip kerja dari bahan penghancur adalah melawan gaya ikat dari bahan pengikat dan pengaruh kompresi mesin tablet. - Contoh bahan penghancur : amilum/pati kentang , primojel, avicel dan asam sitrat 8. Jelaskan mekanisme hancurnya tablet. Jawab : 1) Pengembangan (swelling) Air merembes ke dalam tablet melalui celah antar pertikel yang dibentuk bahan penghancur dengan adanya air maka bahan penghancur akan mengembang dimulai dan menjadikan tablet pecah dan hancur. 2) Perubahan bentuk (deformasi) Pada saat pengempaan tablet beberapa partikel ada yang mengalami deformasi plastik, masuknya air ke dalam tablet akan memacu partikel kembali ke bentuk semula akhirnya tablet akan hancur. 3) Aksi kapiler (wicking) Tablet kontak dengan air maka air akan masuk melalui saluran pori yang terbentuk selama proses pentabletan karena sifat hidrofilisitas bahan penghancur, maka pembesaran akan lebih cepat dan efektif sehingga akan memisahkan partikel-partikel granul dan menghancurkan tablet. 4) Peregangan (repulsion) Air yang masuk ke dalam pori-pori tablet dapat menetralisir muatan listrik antar partikel yang terbentuk pada saat pengempaan. Muatan listrik berubah sehingga akan saling tolak menolak, gaya penolakan ini yang akan menyebabkan hancurnya tablet (Rudnick and Kottke, 1996). 9.Jjelaskan 3 fungsi dari lubrikan beserta contohnya. 10. Apa upaya yang di lakukan dalam formulasi untuk mendapatkan ke 3 fungsi dari lubrikan diatas! Jawab :

pemakaian lubrikan harus dalam jumlah yang tepat dan waktu pencampurannya dengan seluruh eksipien (serta zat aktif) harus dalam waktu yang tepat pula agar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap waktu hancur dan disolusi zat aktifnya. Lubrikan adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara permukaan dinding/tepi tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi. Lubrikan ditambahkan pada pencampuran akhir/final mixing, sebelum proses pengempaan. Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet padapunch atas dan punch bawah 11.Bagaimana cara penambahan lubrikan dalam proses manufaktur sedian tablet! Jawab : Lubrikan dapat ditambahkan pada pencampuran akhir sebelum di cetak dan bisa dengan cara penyemprotan lapis tipis pada permukaan alat cetak tablet. 12. Desain Formula a. Asetaminofen 500 mg, dengan bobot total 650 mg

Formulasi : Asetaminofen sebagai Zat Aktif Avicel pH 102 sebagai Bahan Penghancur 68% dari 150 g Kolidon sebagai Bahan Pengikat Mg Stearat sebagai Lubrikan 1,5% Aerosil 200 (2% dari 150 g) 102 mg 43,75 mg 2,25 mg 2 mg 650 mg 500 mg

b. Prednison dosis 5 mg, bobot total 100 mg (Kempa langsung)

Formula : Prednisone sebagai zat aktif Avicel 102 Starch sebagai penghancur Mg. Stearat sebagai lubrikan Talk sebagai glidant 5 mg qs 10% 1% 2%

c. Asam ascorbat dosis 100 mg, bobot total 150 mg (Granulasi kering) Formula : Fase Internal 97% : Asam askorbatsebagai zat aktif Amilum sebagai penghancur Avicel 102 sebagai pengisi/pengikat 100 mg 10% qs

Fase Eksternal 3% : Mg. Stearat sebagai lubrikan Talk sebagai glidant 1% 2%

Daftar Pustaka : 1. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi II, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2. Gauhar, A., 2006, Optimasi Formula Tablet Kunyah Susu Kuda Liar dengan Bahan Pengisi Serbuk Jahe (Zingiber officinale, Rose) Instan dan Manitol dengan Metode Simplex Lattice Design. Skripsi, Yogyakarta : UAD

Anda mungkin juga menyukai