Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akhir akhir ini perkembangan mobilitas pemakaian kendaraan bermotor sangat pesat kemajuannya. Hal ini menyebabkan terjadinya kemacetan yang cukup serius. Belum lagi permasalahan kecelakaan yang terjadi dijalan raya akibat . Suatu system peralatan yang dikendalikan oleh komputer, terasa lebih canggih, lebih pintar, lebih otomatis, lebih praktis, lebih efisien, lebih aman, lebih teliti dan sebagainya yang menunjukkan keuntungan-keuntungan bila dibandingkan dengan pengerjaan yang dilakukan secara manual oleh manusia. Kecerdasan buatan atau system yang dikendalikan oleh komputer tidak akan berubah sepanjang sistem komputer & program tidak mengubahnya. Untuk menciptakan suatu peralatan yang ditangani oleh komputer maka kita harus mempelajari suatu ilmu yaitu kecerdasan buatan. Ilmu ini mengkaji bagaimana suatu komputer bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang biasa dilakukan oleh menusia. Tujuan utama dari kecerdasan buatan, yaitu: mengetahui dan memodelkan proses-proses berfikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan kelakuan manusia tersebut. Kemampuan komputer dapat diberdayakan melalui peningkatan kemampuan unjuk kerja perangkat keras (hardware) atau pada perangkat lunak (software) atau perpaduan dari keduanya. Kemampuan inilah yang menjadi syarat untuk mewujudkan Modul sistem Peralatan Pengaturan Lampu Lalulintas Berbasis Fuzzy Logic. System pengaturan Lampu lalulintas sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk itulah dibuat berbasis fuzzy logic agar dapat mempermudah kehidupan kita. Dengan adanya system pengaturan lampu lalulintas ini maka akan meningkatkan kelancaran lalulintas serta keamanan dalam transportasi darat. Sistem pengendalian lampu lalulintas yang baik akan secara otomatis menyesuaikan diri dengan kepadatan arus lalulintas pada jalur yang diatur. Dengan penerapan logika fuzzy hal-hal semacam ini sangat memungkinkan untuk dilakukan

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana mengatasi permasalahan kepadatan lalu lintas ? 2. Bagaimana memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat ? 3. Bagaimana memaksimalkan kinerja lalu lintas ?

1.3 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini adalah : Bagi Mahasiswa : 1. Dapat memperluas pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa tentang kecerdasan buatan 2. 3. Sebagai tugas presentasi dalam mata kuliah Pemodelan Sistem Sebagai acuan dalam pengambilan skripsi Memberikan kenyamanan dalam menggunakan lalu lintas Membantu kelancaran lalu lintas Mengurangi angka kecelakaan di jalan raya

Bagi Masyarakat Umum : 1. 2. 3.

1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam sistem pengaturan lampu lalu lintas berbasis fuzzy logic ini hanya sebatas menganalisa pada sistem pengaturan lalu lintas, yang memiliki kecerdasan buatan yang menggunakan metode fuzzy Logic.

BAB II LANDASAN TEORI


1.4Fuzzy Logic
Logika fuzzy / fuzzy Logic adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input, ke dalam suatu ruang output (Kusumadewi dan Purnomo, 2004). Logika fuzzy dalam pengaturan lampu lalulintas amat diperlukan untuk memperlancar arus lalulintas. Dengan adanya system yang bekerja secara otomatis diharapkan angka kecelakaan yang disebabkan oleh masalah lampu lalulintas dapat berkurang. Selain itu dengan adanya lampu lalulintas yang otomatis tentu saja akan mengurangi tugas polisi lalulintas, sehingga mereka bisa mengerjakan hal-hal lain yang belum teratasi. Permasalahan utama dalam perancangan dan pembuatan model sistem peralatan pengaturan lampu lalulintas berbasis Fuzzy Logic ini, adalah perangkat keras tambahan yang terdiri dari : sensor, OpAmp, ADC 0809, Interfacing PPI 8255, Driver, Relay dan Lampu lalulintas (LL). Sedangkan sebagai dasar pengendalian dari sistem yang dijalankan, digunakan algoritma logika fuzzy. Untuk memudahkan pengendalian lampu lalulintas, ada beberapa istilah yang digunakan dalam pengendaliannya antara lain, untuk kepadatan jumlah kendaraan adalah : Tidak Padat (TP), Kurang Padat (KP), Cukup Padat (CP), Padat (P) dan Sangat Padat (SP). Sedangkan untuk lama nyala lampu LL adalah : Cepat (C), Agak Cepat (AC), Sedang (S), Agak Lama (AL) dan Lama (L). Jelas istilah-istilah tersebut dapat menimbulkan makna ganda (ambiguity) dalam pengertiannya. Logika Fuzzy dapat mengubah makna ganda tersebut ke dalam model matematis sehingga dapat diproses lebih lanjut untuk dapat diterapkan dalam sistem kendali.

2.1.1 Himpunan Fuzzy

Menggunakan teori himpunan fuzzy, logika bahasa dapat diwakili oleh sebuah daerah yang mempunyai jangkauan tertentu yang menunjukkan derajat keanggotaannya (fungsi keanggotaan). Untuk kasus disini, sebut saja derajat keanggotaan itu adalah u(x) untuk x adalah jumlah kendaraan. Derajat keanggotaan tersebut mempunyaii nilai yang bergradasi sehingga mengurangi lonjakan pada system ini. Sistem pengendalian fuzzy yang dirancang untuk pengaturan lampu

laulintas ini mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Masukan adalah jumlah kendaraan pada suatu jalur yang sedang diatur dan jumlah kendaraan pada jalur lain, sedangkan keluaran berupa lama nyala lampu hijau pada jalur yang diatur. Penggunaan dua masukan dimaksudkan supaya sistem tidak hanya memperhatikan sebaran kendaraan pada jalur yang sedang diatur saja, tetapi juga memperhitungkan kondisi jalur yang sedang menunggu. Pencuplikan dilakukan pada setiap putaran (lewat 8 sensor yang dipasang pada semua jalur). Satu putaran akan dianggap selesai apabila semua jalur secara bergilir telah mendapat pelayanan lampu. Masukan berupa himpunan kepadatan kendaraan oleh logika fuzzy diubah menjadi fungsi keanggotaan masukan dan fungsi keanggotaan keluaran (lama lampu hijau). Bentuk fungsi keanggotaan dapat diatur sesuai dengan distribusi data kendaraan. Menerapkan logika fuzzy dalam sistem pengendalian lampu lalulintas, membutuhkan tiga langkah, yaitu : Fusifikasi (Fuzzyfication) Evaluasi kaidah Defusifikasi (Defuzzyfication) Fusifikasi adalah proses mengubah masukan eksak berupa jumlah kendaraan menjadi masukan fuzzy berupa derajat keanggotaan u(x). Evaluasi kaidah yaitu mengevaluasi Kaidah-kaidah yang akan digunakan untuk mengatur lalulintas ditulis secara subyektif dalam FAM, yang memuat hubungan antara kedua masukan yang menghasilkan keluaran tertentu. Kaidah-kaidah ini dikonsultasikan kepada pihakpihak yang berpengalaman dalam bidang pengendalian lampu lalulintas, seperti Polisi Lalulintas dan DLLAJR. Di sini dipakai kaidah hubungan sebab akibat dengan dua masukan yang digabung menggunakan operator DAN yaitu : Jika (masukan 1) DAN (masukan 2), maka (keluaran), dan ditabelkan dalam Tabel FAM. Sebagai contoh, jika TP(0,25) dan KP(0,75), maka AC(0,25). Di sini keluaran fuzzy adalah Agak Cepat yaitu AC(0,25). Masukkan -1 Masukkan -2 TP KP CP P SP C C C C C AC AC AC AC AC S S S S AC AL AL AL S S L L AL AL S TP KP CP P SP

1.1Tabel FAM (Fuzzy Associate Memory) untuk kepadatan Lalulintas

Keterangan : Masukan-1 adalah jumlah kendaraan pada jalur yang diatur Masukan-2 adalah jumlah kendaraan pada jalur lain, Setelah diperoleh keluaran fuzzy, proses diteruskan pada defusifikasi. Defusifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturanaturan fuzzy, dimana output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan pada domain fuzzy tersebut. Proses defusifikasi ini bertujuan untuk mengubah keluaran fuzzy menjadi keluaran eksak (lama nyala lampu hijau). Karena keluaran fuzzy biasanya tidak satu untuk selang waktu tertentu, maka untuk dihasilkan keluaran eksaknya dipilih keluaran dengan harga yang terbesar. Bila terdapat dua buah derajat keanggotaan berbeda pada akibat yang sama, diambil harga yang terbesar. Sistem pengatur lalulintas yang dirancang ini, juga utama, mempertimbangkan masukan interupsi sebagai prioritas sehingga pengaturan lalulintas yang sedang berjalan akan dihentikan sementara untuk melayani jalur yang menyela. Fasilitas ini digunakan untuk keadaan darurat atau mendesak, misalnya seperti pelayanan mobil pemadam kebakaran atau mobil ambulance. Pendeteksian interupsi dilakukan secara terus menerus (residen). Jika lebih dari satu jalur memberi interupsi, maka jalur yang akan adalah yang pertama menekan tombol interupsi. Perancangan dan Pembuatan Sistem Peralatan dilayani lebih dulu. Desain Hardware Desain Software Perangkat lunak (software) yang dibuat dibagi menjadi beberapa bagian besar antara lain meliputi algoritma pengambilan dan masukan, pengiriman data keluaran, pengolahan data secara fuzzy, dan proses kendalinya. Perangkat lunak ini direalisasikan menggunakan Turbo Pascal. Algoritma program utama mengikuti proses sebagai berikut : mula-mula PPI diinialisasi dengan mengirimkan control word ke register kendali PPI. Dengan mengirimkan nilai 90h ke register kendali PPI, maka port A akan berfungsi sebagai masukan dan port B serta port C akan berfungsi sebagai keluaran.Selanjutnya akan dikirimkan pulsa reset ke semua input ADC, pada saat awal seluruh jalur akan diberi lampu merah. Setelah proses ini, program melakukan proses yang berulang-ulang, yaitu proses pengambilan data pada tiap sensor, pengolahan data dan proses pengaturan fuzzy menggunakan prinsip-prinsip yang telah dibahas di atas dan menjalankan pengaturan sesuai dengan tabel kendali yang telah dibuat.

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 METODOLOGI PENELITIAN 1. Metodologi Studi Pustaka 2. Metodologi Studi Lapangan 3. Metodologi Studi Literatur Metodologi Pengembangan Sistem Dalam perancangan dan pembangunan sistem pendukung keputusan berbasis web ini, metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah metodologi terstruktur dengan model pengembanganSDLC (System Development Life Cycle) menurut teori Ladjamudin (2005), yang berfungsi untuk menggambarkan tahap-tahap utama dan langkah-langkah dari setiap tahap yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu: 1. Analisis 2. Desain 3. Implementasi Metodologi Perancangan Model Dalam merancang dan membangun sistem pendukung keputusan berbasis web ini, metodologi perancangan model yang digunakan adalah model

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan Logika fuzzy terbukti dapat digunakan untuk memenuhi tujuan system pengaturan lalulintas secara optimal. sistem pengendalian lampu lalulintas berbasis fuzzy logic terdiri dari tiga langkah yaitu fusifikasi, evaluasi kaidah, dan defusifikasi. Sistem yang dihasilkan relatif sederhana dan mempunyai fleksibilitas tinggi. Sistem ini dapat diterapkan di kondisi jalan yang berbeda, yaitu lewat penyesuaian ranah (domain) himpunan fungsi keanggotaan masukan dan keluaran dan kaidah-kaidah kendali pada Fuzzy Associative Memory (Tabel FAM).

Miniatur Sistem Pengaturan Lampu Lalulintas ini dapat diperluas, misalnya : 1. Komputer dibuat terpusat dengan tugas mengkoordinasi

beberapa persimpangan, terutama yang berdekatan, dengan tujuan supaya sistem-sistem saling membantu dan

memperlancar sebaran kendaraan pada suatu daerah. 2. Dikembangkan ke arah sistem yang adaptif, yaitu bila kondisi kepadatan berubah, maka sistem akan melakukan perubahan bentuk fungsi keanggotaan masukan dan keluaran, serta tabel FAM secara otomatis. 3. Digunakan sistem minimum yang salah satunya bisa berupa aplikasi Microcontroler 8031 sehingga sistem tidak lagii

tergantung pada penyediaan komputer sebagai otak sistem pengendali.

DAFTAR PUSTAKA
1. B. Kosko, Neural Network and Fuzzy System, chapter 8, Prentice Hall, 1992 2. E. Cox, Fuzzy Fundamentals, spectrum IEEE, October 1992 3. K. Sri, Artificial Intelegence, Graha Ilmu, Jogjakarta, 2003 4. Gupta, Sandipan dan M. Chakraborty. Job Evaluation in Fuzzy Environment. Journal in Fuzzy Set & Systems 100 (71-76). 1998 5. S. Marsh et al., Fuzzy Logic Education Program, Center of Emerging Computer Technologies, Motorola Inc., 1992

Anda mungkin juga menyukai