1. Bagaimana mengatasi permasalahan kepadatan lalu lintas ? 2. Bagaimana memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat ? 3. Bagaimana memaksimalkan kinerja lalu lintas ?
1.3 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini adalah : Bagi Mahasiswa : 1. Dapat memperluas pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa tentang kecerdasan buatan 2. 3. Sebagai tugas presentasi dalam mata kuliah Pemodelan Sistem Sebagai acuan dalam pengambilan skripsi Memberikan kenyamanan dalam menggunakan lalu lintas Membantu kelancaran lalu lintas Mengurangi angka kecelakaan di jalan raya
1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam sistem pengaturan lampu lalu lintas berbasis fuzzy logic ini hanya sebatas menganalisa pada sistem pengaturan lalu lintas, yang memiliki kecerdasan buatan yang menggunakan metode fuzzy Logic.
Menggunakan teori himpunan fuzzy, logika bahasa dapat diwakili oleh sebuah daerah yang mempunyai jangkauan tertentu yang menunjukkan derajat keanggotaannya (fungsi keanggotaan). Untuk kasus disini, sebut saja derajat keanggotaan itu adalah u(x) untuk x adalah jumlah kendaraan. Derajat keanggotaan tersebut mempunyaii nilai yang bergradasi sehingga mengurangi lonjakan pada system ini. Sistem pengendalian fuzzy yang dirancang untuk pengaturan lampu
laulintas ini mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Masukan adalah jumlah kendaraan pada suatu jalur yang sedang diatur dan jumlah kendaraan pada jalur lain, sedangkan keluaran berupa lama nyala lampu hijau pada jalur yang diatur. Penggunaan dua masukan dimaksudkan supaya sistem tidak hanya memperhatikan sebaran kendaraan pada jalur yang sedang diatur saja, tetapi juga memperhitungkan kondisi jalur yang sedang menunggu. Pencuplikan dilakukan pada setiap putaran (lewat 8 sensor yang dipasang pada semua jalur). Satu putaran akan dianggap selesai apabila semua jalur secara bergilir telah mendapat pelayanan lampu. Masukan berupa himpunan kepadatan kendaraan oleh logika fuzzy diubah menjadi fungsi keanggotaan masukan dan fungsi keanggotaan keluaran (lama lampu hijau). Bentuk fungsi keanggotaan dapat diatur sesuai dengan distribusi data kendaraan. Menerapkan logika fuzzy dalam sistem pengendalian lampu lalulintas, membutuhkan tiga langkah, yaitu : Fusifikasi (Fuzzyfication) Evaluasi kaidah Defusifikasi (Defuzzyfication) Fusifikasi adalah proses mengubah masukan eksak berupa jumlah kendaraan menjadi masukan fuzzy berupa derajat keanggotaan u(x). Evaluasi kaidah yaitu mengevaluasi Kaidah-kaidah yang akan digunakan untuk mengatur lalulintas ditulis secara subyektif dalam FAM, yang memuat hubungan antara kedua masukan yang menghasilkan keluaran tertentu. Kaidah-kaidah ini dikonsultasikan kepada pihakpihak yang berpengalaman dalam bidang pengendalian lampu lalulintas, seperti Polisi Lalulintas dan DLLAJR. Di sini dipakai kaidah hubungan sebab akibat dengan dua masukan yang digabung menggunakan operator DAN yaitu : Jika (masukan 1) DAN (masukan 2), maka (keluaran), dan ditabelkan dalam Tabel FAM. Sebagai contoh, jika TP(0,25) dan KP(0,75), maka AC(0,25). Di sini keluaran fuzzy adalah Agak Cepat yaitu AC(0,25). Masukkan -1 Masukkan -2 TP KP CP P SP C C C C C AC AC AC AC AC S S S S AC AL AL AL S S L L AL AL S TP KP CP P SP
Keterangan : Masukan-1 adalah jumlah kendaraan pada jalur yang diatur Masukan-2 adalah jumlah kendaraan pada jalur lain, Setelah diperoleh keluaran fuzzy, proses diteruskan pada defusifikasi. Defusifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturanaturan fuzzy, dimana output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan pada domain fuzzy tersebut. Proses defusifikasi ini bertujuan untuk mengubah keluaran fuzzy menjadi keluaran eksak (lama nyala lampu hijau). Karena keluaran fuzzy biasanya tidak satu untuk selang waktu tertentu, maka untuk dihasilkan keluaran eksaknya dipilih keluaran dengan harga yang terbesar. Bila terdapat dua buah derajat keanggotaan berbeda pada akibat yang sama, diambil harga yang terbesar. Sistem pengatur lalulintas yang dirancang ini, juga utama, mempertimbangkan masukan interupsi sebagai prioritas sehingga pengaturan lalulintas yang sedang berjalan akan dihentikan sementara untuk melayani jalur yang menyela. Fasilitas ini digunakan untuk keadaan darurat atau mendesak, misalnya seperti pelayanan mobil pemadam kebakaran atau mobil ambulance. Pendeteksian interupsi dilakukan secara terus menerus (residen). Jika lebih dari satu jalur memberi interupsi, maka jalur yang akan adalah yang pertama menekan tombol interupsi. Perancangan dan Pembuatan Sistem Peralatan dilayani lebih dulu. Desain Hardware Desain Software Perangkat lunak (software) yang dibuat dibagi menjadi beberapa bagian besar antara lain meliputi algoritma pengambilan dan masukan, pengiriman data keluaran, pengolahan data secara fuzzy, dan proses kendalinya. Perangkat lunak ini direalisasikan menggunakan Turbo Pascal. Algoritma program utama mengikuti proses sebagai berikut : mula-mula PPI diinialisasi dengan mengirimkan control word ke register kendali PPI. Dengan mengirimkan nilai 90h ke register kendali PPI, maka port A akan berfungsi sebagai masukan dan port B serta port C akan berfungsi sebagai keluaran.Selanjutnya akan dikirimkan pulsa reset ke semua input ADC, pada saat awal seluruh jalur akan diberi lampu merah. Setelah proses ini, program melakukan proses yang berulang-ulang, yaitu proses pengambilan data pada tiap sensor, pengolahan data dan proses pengaturan fuzzy menggunakan prinsip-prinsip yang telah dibahas di atas dan menjalankan pengaturan sesuai dengan tabel kendali yang telah dibuat.
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan Logika fuzzy terbukti dapat digunakan untuk memenuhi tujuan system pengaturan lalulintas secara optimal. sistem pengendalian lampu lalulintas berbasis fuzzy logic terdiri dari tiga langkah yaitu fusifikasi, evaluasi kaidah, dan defusifikasi. Sistem yang dihasilkan relatif sederhana dan mempunyai fleksibilitas tinggi. Sistem ini dapat diterapkan di kondisi jalan yang berbeda, yaitu lewat penyesuaian ranah (domain) himpunan fungsi keanggotaan masukan dan keluaran dan kaidah-kaidah kendali pada Fuzzy Associative Memory (Tabel FAM).
Miniatur Sistem Pengaturan Lampu Lalulintas ini dapat diperluas, misalnya : 1. Komputer dibuat terpusat dengan tugas mengkoordinasi
beberapa persimpangan, terutama yang berdekatan, dengan tujuan supaya sistem-sistem saling membantu dan
memperlancar sebaran kendaraan pada suatu daerah. 2. Dikembangkan ke arah sistem yang adaptif, yaitu bila kondisi kepadatan berubah, maka sistem akan melakukan perubahan bentuk fungsi keanggotaan masukan dan keluaran, serta tabel FAM secara otomatis. 3. Digunakan sistem minimum yang salah satunya bisa berupa aplikasi Microcontroler 8031 sehingga sistem tidak lagii
DAFTAR PUSTAKA
1. B. Kosko, Neural Network and Fuzzy System, chapter 8, Prentice Hall, 1992 2. E. Cox, Fuzzy Fundamentals, spectrum IEEE, October 1992 3. K. Sri, Artificial Intelegence, Graha Ilmu, Jogjakarta, 2003 4. Gupta, Sandipan dan M. Chakraborty. Job Evaluation in Fuzzy Environment. Journal in Fuzzy Set & Systems 100 (71-76). 1998 5. S. Marsh et al., Fuzzy Logic Education Program, Center of Emerging Computer Technologies, Motorola Inc., 1992