Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Pemerintahan yang baik haruslah demokratis, demikian juga Indonesia mengakui konsep demokratis ini dalam penyelenggaraan negaranya, yang dikenal dengan konsep demokrasi konstitusional ( constitutional democracy). Dalam konsep ini terkandung gagasan bahwa pemerintahan yang demokratis adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan melakukan tindakan yang sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Dengan kata lain, pemerintahan yang berdasarkan dan dibatasi oleh konstitusi (constitutional government). Negara hukum yang demokratis diperlukan adanya pembagian kekuasaan yang bertujuan untuk adanya konsentrasi kekuasaan negara demi menghindari potensi penyelewengan profesionalitas penyelenggaraan negara yang ditujukan untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat. Pembagian kekuasaan, transparansi dan akuntabilitas yang rasional dan sistemik merupakan cara untuk mewujudkan demokrasi dalam proses-proses nyata

penyelenggaraan negara yang bersih, efesien dan efektif. Adapun beberapa lembaga-lembaga negara yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan tersebut adalah : KPU (komisi pemilihan umum), Komnas HAM ,TNI dan Kepolisian dan indonesia). Secara konsep lembaga-lembaga independen ini mempunyai tugas sebagai pelayan publik yang bersifat memenuhi kepentingan umum. Ia tidak berorientasi mencari keuntungan, tetapi membantu masyarakat indonesia dalam pekerjaan, kebutuhan ekonomi, mengembangkan masyarakat yang sejahtera. karya-karya masyarakat indonesia untuk mewujudkan BANK SENTRAL (bank sentral republik

BAB II PEMBAHASAN 1. KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) PENGERTIAN KPU Komisi pemilihan umum (KPU) adalah lembaga yg bersifat nasional, tetap dan mandiri untuk menyelenggarakan pemilu.KPU yang ada sekarang merupakan KPU ketiga yang dibentuk setelah Pemilu demokratis sejak reformasi 1998. KPU pertama (19992001)dibentuk dengan Keppres No 16 Tahun 1999 yang berisikan 53 orang anggota yangberasal dari unsur pemerintah dan Partai Politik dan dilantik oleh Presiden BJ Habibie.KPU kedua (2001-2007) dibentuk dengan Keppres No 10 Tahun 2001 yang berisikan 11orang anggota yang berasal dari unsur akademis dan LSM dan dilantik oleh PresidenAbdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tanggal 11 April 2001. KPU ketiga (20072012)dibentuk berdasarkan Keppres No 101/P/2007 yang berisikan 7 orang anggota yang berasal dari anggota KPU Provinsi, akademisi, peneliti dan birokrat. dilantik tanggal 23Oktober 2007 minus Syamsulbahri yang urung dilantik Presiden karena masalah hukum. Untuk menghadapi pelaksanaan Pemilihan Umum 2009, image KPU harus diubah sehingga KPU dapat berfungsi secara efektif dan mampu memfasilitasi pelaksanaanPemilu yang jujur dan adil. Terlaksananya Pemilu yang jujur dan adil tersebut merupakan faktor penting bagi terpilihnya wakil rakyat yang lebih berkualitas, dan mampumenyuarakan aspirasi rakyat.
TUGAS DAN KEWENANGAN KPU

merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta Pemilihan Umum membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS

menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah pemilihan; menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk DPR, DPRD I dan DPRD II

mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum; memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.

Tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum (Pasal 2 Kepres No. 16 Thn 1999) Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan KPU sebagai dimaksud dalam Pasal10.
VISI KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU)

Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umumyang memiliki integritas, profesional, mandiri,dan transparan demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
MISI KOMISI PEMILIHAN UMUM

1. Membangun

lembaga

penyelenggara

Pemilihan

Umum

yang

memiliki

kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan pemilihan umum; 2. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab; 3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum yang bersih, efisien dan efektif. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis. 2 . KOMNAS HAM KOMNAS HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggugugat siapapun.

Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM adalah sebuah lembaga mandiri di Idonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya dengan fungsi melaksanakan kajian, perlindungan, penelitian, penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan mediasi terhadap persoalan-persoalan hak asasi manusia. Komisi ini berdiri sejak tahun 1993 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993, tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Komnas HAM mempunyai kelengkapan yang terdiri dari Sidang paripurna dan Subkomisi. Di samping itu, Komnas HAM mempunyai Sekretariat Jenderal sebagai unsur pelayanan. Saat ini Komnas HAM diketuai oleh Otto Nur Abdullah

TUJUAN KOMNAS HAM Tujuan Komnas HAM adalah:

Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

Meningkatkan

perlindungan

dan

penegakan

hak

asasi

manusia

guna

berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. LANDASAN HUKUM KOMNAS HAM Dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenang guna mencapai tujuannya Komnas HAM menggunakan sebagai acuan instrumen-instrumen yang berkaitan dengan HAM, baik nasional maupun Internasional. Instrumen nasional: 1. UUD 1945 beserta amendemennya; 2. Tap MPR No. XVII/MPR/1998; 3. UU No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia;

4. UU No 26 tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM; 5. UU No 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis; 6. Peraturan perundang-undangan nasional lain yang terkait. 7. Keppres No. 50 tahun 1993 Tentang Komnas HAM. 8. Keppres No. 181 tahun 1998 Tentang Komnas Anti kekerasan terhadap Perempuan Instrumen Internasional: 1. Piagam PBB, 1945; 2. Deklarasi Universal HAM 1948; 3. Instrumen internasional lain mengenai HAM yang telah disahkan dan diterima oleh Indonesia. 3 . TNI DAN KEPOLISIAN PENGERTIAN TNI Tentara Negara Indonesia (TNI) adalah sebagai fungsi pertahanan negara (National Defence) yang mencangkup. komponen TNI terdiri dari prajurit TNI

AD,prajurit TNI AL,prajurit TNI AU dan prajurit Kepolisian Negara Republik Indonesia (Pasal 2 ayat 2). Situasi ini mendorong terjadi fungsi TNI sebagai kekuatan pertahanan keamanan negara dan kekuatan sosial politik,UU No 34/2004 maupun UU No 2/2002 tidak ada pendefinisian mengenai Keamanan Nasional secara pasti,yang ada hanyalah penjelasan mengenai peran,tugas, dan fungsi dari TNI dan Polri,yang secara gamblang memberikan perbedaan antara lembaga TNI dengan lembaga Polri.Hal ini memang sangat disayangkan beberapa kalangan pengamat,karena kedua lembaga ini baik TNI maupun Polri adalah alat negara yang sama-sama berkecimpung dalam ranah Keamanan Nasional itu sendiri.Namun setidaknya,apabila kita mencoba untuk mengupas dasar hukum tersebut,sesungguhnya terdapat hal yang secara prinsipil membedakan antara pengertian Kemanan yang dilihat dari sudut pandang TNI dan Polri. Seperti halnya yang kita ketahui bersama,Indonesia mengenal 3 bentuk kekuasaan dalam negara,yakni kekuasaan Legislatif, kekuasaan Eksekutif, dan kekuasaan Yudikatif.Dimana hal ini dibutuhkan agar tidak terjadi konsentrasi kekuasaan pada

lembaga-lembaga pemerintahan yang ada.Kekuasaan Eksekutif

merupakan rule

application function yang dijalankan oleh Presiden termasuk alat-alat negara yang berada dibawah Presiden langsung seperti Departemen Kementrian dan Polri itu sendiri. Dan hal yang perlu diingat adalah pasal 10 UUD 1945 menyatakan bahwa Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD,AL dan AU. Sehingga dapat kita katakana bahwa baik TNI maupun Polri dalam sistem ketatanegaraan dapat dimasukkan kedalam fungsi Eksekutif. Guna mewujudkan tujuan negara dalam melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,diperlukan sebuah tugas Pertahanan yang dijalankan dengan kekuatan Militer Professional sehingga penyelenggaraan National Defence dapat berjalan dengan baik.Tugas Pertahanan disini harus diartikan sebagai Keamanan dalam pemahaman strategic definition. Keamanan disini diletakkan sebagai nilai abstrak ,terfokus pada mempertahankan indepedensi dan kedaulatan negara.Dimensi yang digunakan memang harus dimensi Militeristik mengingat ancaman yang datang adalah berupa gangguan karena perang, pemberontakan, konflik komunal, huru-hara, terorisme, dan bencana alam. Maka sangatlah tepat ketika kita mendefinisikan keamanan dalam pengertian ini sebagai bagian dari tugas,fungsi dan peranan TNI sebagai alat negara dibidang pertahanan guna mewujudkan tujuan negara dalam melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
TUGAS TENTARA NEGARA INDONESIA (TNI)

1. TNI sebagai alat negara yang berperan sebagai alat Pertahanan NKRI dan Polri sebagai alat negara yang berperan memelihara Kamtibmas, menegakkan hukum, dan sebagai pelindung,pengayom dan pelayan masyarakat. 2. TNI yang membantu peran Polri dalam tugas Keamanan berdasarkan permintaan yang diatur oleh Undang-Undang dan Polri yang dalam keadaan darurat memberikanbantuan kepada TNI sesuai dengan ketentuan Undang-Undang. 3. Kedudukan TNI yang tunduk pada Peradilan Militer dan kedudukan Polri yang tunduk pada Peradilan Umum. 4. operasi militer untuk perang 5. mengatasi gerakan separatis bersenjata

6. mengatasi pemberontakan bersenjata 7. mengatasi aksi terorisme 8. mengamankan wilayah perbatasan 9. mengamankan obyek vital nasional yang bersifat strategi 10. melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri 11. mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluargany 12. memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta 13. membantu tugas pemerintahan di daerah 14. membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang 15. membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia 16. membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaa 17. membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue) 18. membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundupan
JATI DIRI TETNTARA NEGARA INDONESIA (TNI)

Sesuai UU TNI pasal 2, jati diri Tentara Nasional Indonesia adalah: 1. Tentara Rakyat adalah tentara yang anggotanya berasal dari warga negara Indonesia 2. Tentara Pejuang adalah tentara yang berjuang menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya 3. Tentara Nasional adalah tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi kepentingan negara di atas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan agama 4. Tentara Profesional adalah tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta

mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi PENGERTIAN KEPOLISIAN Sesuai dengan karakteristik utamanya sebagai aparat penegak hukum, Kepolisian Negara RI (Polri) memiliki wewenang yang cukup besar dalam menegakkan hukum. Jadi dapat di simpulkan bahwa polri adalah kepolisian nasional indonesia/lembaga penegak hukum. Sistem kepolisian suatu negara tidak terlepas dari sejarah panjang perjalanan suatu negara tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak Polri terpisah dari ABRI dan langsung kedudukannya di bawah Presiden, Polri memiliki tugas dan kewenanangan yang cukup luas sekaligus tanggung jawab yang besar dan berat. Tentunya kewenangan tersebut membawa konsekwensi positif maupun negatif baik secara internal Kepolisian maupun ekternal yang berasal dari instansi lain dan masyarakat. Konsekwensi positifnya yaitu Polri memliki kewenangan yang luas sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara independen dan tidak terbatas. System Kepolisian dalam ketata negaraan harus dapat menjawab tantangan masa depan dalam kecendrungan lingkungan strategis yang meliputi fenomena global (gejala umum), regional (kedaerahan) dan nasional. Organisasi Polri disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai ke kewilayahan. Organisasi Polri Tingkat Pusat disebut Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri); sedang organisasi Polri Tingkat Kewilayahan disebut Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah(Polda).

Unsur pimpinan Mabes Polri adalah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri). Kapolri adalah Pimpinan Polri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kapolri dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Wakil Kapolri (Wakapolri) SISTEM KEPOLISIAN DI BAGI TIGA DALAM NEGARA DEMOKRATIS Fragmented System of Policing (Sistem kepolisian terpisah atau berdiri sendiri) : Disebut juga system Desentralisasi yang ekstrim atau tanpa system, dimana

adanya kekhawatiran terhadap penyalahgunaan dari suatu organisasi Polisi yang otonom dan dilakukan pembatasan kewenangan Polisi. Sistem ini dianut oleh Negara-negara yaitu Belgia, Kanada, Belanda, Switzerland, Amerika Serikat. Centralized System of Policing (Sistem Kepolisian Terpusat). Berada langsung dibawah kendali pemerintah secara tersentral. Negara-negara yang menganut system ini adalah Perancis, Italia, Finlandia, Israel, Thailand, Taiwan, Irlandia, Denmark, Swedia. Integrated System of Policing (Sistem Kepolisian Terpadu), disebut juga system desentralisasi moderat atau kombinasi atau kompromi, merupakan system control yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah agar terhindar dari penyalahgunaan organisasi Polisi Nasional serta efektif, efisien, dan seragam dalam pelayanan. Negara yang menganut hal ini adalah Jepang, Australia, Brasil, dan Inggris. TUJUAN DAN PERAN POLRI

Polri bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Polri merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

4 . BANK INDONESIA Bank Indonesia (BI, dulu disebut De Javasche Bank) adalah bank sentral Republik Indonesia. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. BI juga menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkan uang di Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BI dipimpin oleh Dewan Gubernur. Untuk periode 2008-2013, Darmin Nasution menjabat posisi sebagai Gubernur BI menggantikan Boediono yang menjadi Wakil Presiden.

STATUS DAN KEDUDUDKAN BI Sebagai Lembaga Negara yang Independen Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya. Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

Sebagai Badan Hukum Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan. TUJUAN DAN TUGAS BI Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. Tiga Pilar Utama Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah:

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai