Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH FARMASI KLINIK POLTEKKES KEMENES MAKASSAR JURUSAN FARMASI

KONSELING & PTO

DISUSUN OLEH: KELAS REGULER A KELOMPOK

DIAN PERMADANI MUSFIRAH NUREVA RAMLI ULMI FAJRI

(PO.71.3.251.11.1.016) (PO.71.3.251.11.1.030) (PO.71.3.251.11.1.032) (PO.71.3.251.11.1.047)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR JURUSAN FARMASI 2013


1

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Mahan Esa,karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai KONSELING & PTO Makalah ini telah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesarsebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik ysng dapat membangun kami. Kritik harapkan untuk penyempurnaan makalah sebelumnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua

Makassar,19 Desember 2013

PENYUSUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apotek sebagai tempat dilaksanakanya pekerjaan kefarmasian

mempunyai peran penting sebagai tempat untuk memperoleh informasi tentang obat.Pelayanan kefarmasian semakin berkembang, tidak terbatas hanya pada penyiapan obat dan penyerahan obat pada pelanggan, tetapi perlu melakukan interaksi atau komunikasi dengan pelanggan, dengan

melaksanakan pelayanan secara menyeluruh oleh tenaga farmasi.Konseling kepada pelanggan merupakan salah satu bagian dari pelayanan farmasi, karena baik tenaga farmasi maupun pelanggan memperoleh keuntungan dari kegiatan konseling.Masyarakat awam menganggap petugas apotek, apoteker atau asisten apoteker adalah orang yang paling mengetahui tentang segala hal yang menyangkut obat. Sering kita temui di apotek hanya sekedar sarana jual beli obat, dimana para pelanggan membeli obat yang dituju, kemudian membayar, dan urusan pun selesai, padahal terkadang pelanggan bingung bagaimana penggunaan obat tersebut, terlebih jika pelanggan belum pernah menggunakan obat tersebut, selain itu pelanggan yang datang juga membutuhkan kenyamanan secara psikis, karena sakit fisik yang merekalami terkadang sebagai akibat gangguan psikis2, sebut saja pelanggan yang mengalami sakit darah tinggi jika kita gali lebih dalam sesungguhnya yang membuat mereka sakit adalah karena mempunyai masalah dan tidak tahu cara penyelesaiannya. Dan tugas dari konselor adalah memberikan konseling kepada teman sejawat agar mampu memberikan pelayanan kefarmasian yang menggunakan keterampilan komunikasi dengan baik kepada pelanggan apotek. Komunikasi merupakan sebuah proses yang didalamnya kita dapat memahami orang lain dan pada gilirannya berusaha untuk dapat dipahami orang lain, komunikasi dalam kehidupan menjadi jembatan untuk mengantar kita pada berbagai kehidupan, karena itu komunikasi merupakan bagian dari

kehidupan, dalam keseharian, kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkomunikasi daripada aktivitas lainnya, dan dapat dipastikan bahwa kita berkomunikasi dalam semua aspek kehidupan bahkan bagi seseorang yang menggeluti suatu profesi, keterampilan komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan profesi seseorang tersebut. B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Konseling? 2. Mengapa konseling diperlukan? 3. Bagaimana langkah langkah dalam melakukan konseling yang baik? 4. Apakah tujuan dari PTO? 5. Bagaimana karakteristik obat yang perlu PTO?

C. Tujuan Penulisan
1. 2. 3. Agar pembaca mengetahui pentingnya konseling Agar pembacamengetahui cara & langkah langkah konseling yang baik Agar pembaca mengetahui tujuan PTO serta karakteristik obat yang perlu PTO 4. Menjadi modal dasar bagi pembaca untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Konseling Konseling berasal dari kata counsel yang artinya nasehat atau saran. Konseling berarti Suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan masalah. B. Tujuan dan Manfaat Konseling 1. Tujuan konseling a. Tujuan umum 1) Meningkatkan keberhasilan terapi 2) Memaksimalkan efek terapi 3) Meminimalkan resiko efek samping 4) Meningkatkan cost effectiveness 5) Menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi b. Tujuan khusus 1) Meningkatkan hubungan kepercayaan antara farmasis dengan pasien 2) Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien 3) Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengn obatnya 4) Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan dengan penyakitnya 5) Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan 6) Mencegah atau meminimalkan drug related problems 7) Meningkatkan kemampuan pasien untuk memecahkan masalahnya sendiri dalam hal terapi 8) Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan

9) Membimbing dan mendidik pasien dalam menggunakan obat sehingga dapat mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien. 2. Manfaat Konseling a. Bagi pasien 1) Membantu dalm merawat atau perawatan kesehatan sendiri 2) Menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan 3) Mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya 4) Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu 5) Menurunkan kesalahan penggunaan obat 6) Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terapi 7) Menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan 8) Meningkatkan efektifitas dan efesiensi biaya kesehatan b. Bagi farmasis 1) Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan 2) Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian sebagai tanggung jawab profesi farmasis 3) Menghindarkan apoteker dari tuntutan karena kesalahan

penggunaan obat (medication error) 4) Suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan sehingga menjadi upaya dalam memasarkan jasa pelayanan. C. Prinsip Dasar Konseling Prinsip dasar konseling adalah terjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien dengan apoteker sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara sukarela.Pendekatan Apoteker dalam pelayanan konseling mengalami perubahan model pendekatan dari pendekatan Medical Model menjadi Pendekatan Helping model.Hal hal yg perlu diperhatikan oleh apoteker :

MEDICAL MODEL

HELPING MODEL

1. Pasien pasif 2. Dasar dari kepercayaan ditunjukkan berdasarkan citra profesi. 3. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan solusi. 4. Pasien bergantung pada petugas kesehatan 5. Hubungan seperti ayah- anak.

1. Pasien terlibat secara aktif 2. Kepercayaan didasarkan dari hubungan pribadi yang berkembang setiap saat. 3. Menggali semua masalah dan memilih cara pemecahan masalah. 4. Pasien mengembangkan rasa percaya diriya untuk memecahkan masalah. 5. Hubungan setara (seperti teman).

D. Proses Konseling
1. Penentuan Prioritas Pasien Dalam kegiatan pelayanan kefarmasian sehari-hari, pemberian konseling tidak dapat diberikan pada semua pasien mengingatwaktu pemberian konseling yang cukup lama.Oleh sebab itudiperlukan seleksi pasien yang perlu diberikan konseling.Seleksipasien dilakukan dengan penentuan prioritas pasien-pasien yangdianggap perlu mendapatkan konseling. Prioritas pasien yangperlu mendapat konseling : a. Pasien dengan populasi khusus ( pasien geriatri, pasien pediatri,dll) b. Pasien dengan terapi jangka panjang (TBC, Epilepsi, diabetes,dll) c. Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi khusus(Penggunaan kortikosteroid dengan tappering down atautappering off ) d. Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan indeks terapi sempit (digoxin, phenytoin dll ) e. Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan menjalankan terapirendah.

2. Persiapan dalam melakukan Konseling Untuk menerapkan suatu konseling yang baik maka Apoteker harus memiliki persiapan.Apoteker sebaiknya melihat dahulu data rekam medik pasien.Ini penting agar apoteker dapat mengetahui kemungkinan masalah yang terjadi seperti interaksi obat maupun kemungkinanan alergi pada obatobatan tertentu.Selain itu apoteker juga harus mempersiapkan diri dengan informasi informasi terbaru yang berhubungan dengan pengobatan yangditerima oleh pasien. Persiapan yang dibutuhkan oleh seorang farmasis adalah sebagai berikut: a. Metode Konseling, terdiri dari 3 bentuk pertanyaan, yaitu: 1) Three Prime Questions Ada tiga pertanyaan utama umum (Three Prime Questions) yang dapat digunakan oleh Apoteker dalam membuka sesi konseling untuk pertama kalinya. Pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: a) What did your doctor tell you this medication was for? b) How did your doctor tell you to take this medication? c) What did your doctor tell you to expect? 2) Final Verification, bentuk konselingnya berupa: a) Meminta pasien untuk mengulang instruksi b) Untuk meyakinkan bahwa pesan tidak ada yang terlewat c) Koreksi bila ada misinformasi 3) Show and Tell, bentuk konselingnya berupa: a) Melakukan Cerita b) Melakukan Peragaan c) Malalui Gambar, Tayangan b. Clinical knowledge c. Communication skill (clinical) d. Product knowladge e. Experience f. Tools, 1) Cara pakai/minum obat

a) Kapan, bagaimana b) Obat khusus 1) Kapan minum obat 2) Obat dengan dosis yang harus diperhatikan 3) Obat dengan nama hampir sama & nama hampir sama = LASA (Look Alike sound Alike) 4) Obat yang tidak boleh digerus 5) Obat yang harus dimonitor, fungsi hati, ginjal dll 6) Obat yang tidak tepat untuk lansia 7) Obat yang tidak boleh untuk anak 8) Obat yang tidak boleh untuk wanita hamil 9) Obat yang tidak boleh untuk wanita menyusui 10) Interaksi obat dengan penyakit, makanan,obat lain 11) Form pengobatan mandiri 12) Form konseling 13) Pustaka, internet 3. Pertanyaan dalam Konseling Pemilihan kalimat tanya merupakan faktor yang penting dalammewujudkan keberhasilan komunikasi. Pertanyaan yang digunakansebaiknya adalah open-ended questions.Dengan pertanyaanmodel ini memungkinkan apoteker memperoleh beberapa informasiyang dibutuhkan dari satu pertanyaan saja. Pertanyaan denganjawaban ya atau tidak", sebaiknya dihindari. Begitu juga denganpertanyaan yang berasal dari pendapat Apoteker. Openendedquestions akan menghasilkan respon yang memuaskan

sebabpertanyaan ini akan memberikan informasi yang maksimal. Katatanya sebaiknya dimulai dengan bagaimana atau mengapa. E. Sasaran Konseling Pemberian maupunpasien konseling rawat ditujukan baik dapat untuk pasien rawat jalan pasien

inap.Konseling

diberikan

kepada

langsungatau melalui perantara.Perantara yang dimaksud disini adalah

keluargapasien, pendamping pasien, perawat pasien, atau siapa saja yangbertanggung jawab dalam perawatan pasien.Pemberian konseling

melaluiperantara diberikan jika pasien tidak mampu mengenali obat-obatan danterapinya, pasien pediatrik, pasien geriatrik. 1.
Konseling Pasien Rawat Jalan

Pemberian konseling untuk pasien rawat jalan dapat diberikan padasaat pasien mengambil obat di apotik, puskesmas dan di saranakesehatan lain. Kegiatan ini bisa dilakukan di counter pada saatpenyerahan obat tetapi lebih efektif bila dilakukan di ruang khususyang disediakan untuk konseling. Pemilihan tempat konselingtergantung dari kebutuhan dan tingkat kerahasian / kerumitan akanhal-hal yang perlu dikonselingkan ke pasien. Konseling pasienrawat jalan diutamakan pada pasien yang : a. Menjalani terapi untuk penyakit kronis, dan pengobatan jangkapanjang. (Diabetes, TBC, epilepsi, HIV/AIDS, dll ) b. Mendapatkan obat dengan bentuk sediaan tertentu dan dengancara pemakaian yang khusus Misal : suppositoria, enema, inhaler, injeksi insulin dll. c. Mendapatkan obat dengan cara penyimpanan yg khusus. Misal: insulin dll d. Mendapatkan obat-obatan dengan aturan pakai yang rumit,misalnya : pemakaian kortikosteroid dengan tapering down. e. Golongan pasien yang tingkat kepatuhannya rendah, misalnya: geriatrik, pediatri. f. Mendapatkan obat dengan indeks terapi sempit ( digoxin,phenytoin, dll ) g. Mendapatkan terapi

2. Konseling Pasien Rawat Inap Konseling pada pasien rawat inap, diberikan pada saat pasien akanmelanjutkan terapi dirumah. Pemberian konseling harus

lengkapseperti pemberian konseling pada rawat jalan, karena setelah

10

pulangdari rumah sakit pasien harus mengelola sendiri terapi obat dirumah. Selain pemberian konseling pada saat akan pulang, konseling padapasien rawat inap juga diberikan pada kondisi sebagai berikut : a. Pasien dengan tingkat kepatuhan dalam minum obat rendah.Kadangkadang dijumpai pasien yang masih dalam perawatantidak meminum obat yang disiapkan pada waktu yang sesuaiatau bahkan tidak diminum sama sekali. b. Adanya perubahan terapi yang berupa penambahan terapi,perubahan regimen terapi, maupun perubahan rute pemberian.

F. Strategi untuk Mencegah ketidakpatuhan Strategi untuk mencegah ketidakpatuhan pasien, sebagai berikut: 1. Apoteker bekerjasama dengan dokter untuk mempermudahjadwal pengobatan dengan menurunkan jumlah obat, menurunkaninterval dosis perhari dan penyesuaian regimen dosis untukpenggunaan terbaik pasien sehari-hari. 2. Menyediakan alat bantu pengingat dan pengaturan penggunaanobat, misalnya alarm, chart. 3. Mengingatkan pasien dengan telepon atau surat untuk pembelian(refill) obat kembali. 4. Mengembangkan pengertian dan sikap mendukung di pihakkeluarga pasien dalam mengingatkan penggunaan obat.

G. Komunikasi dalam Konseling Dalam konseling, terdapat dua jenis komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. 1. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan

11

(oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar.Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan. 2. Komunikasi Nonverbal Komunikasi non verbal adalah proses penyampaian pesan-pesan oleh seseorang yang dilakukan tidak dengan kata-kata atau bahasa verbal, melainkan melalui petunjuk-petunjuk atau tanda-tanda lain yang terjadi pada tubuh seseorang.komponen komunikasi nonverbal meliputi: kontak mata,ekspresi wajah, gerak isyarat, cara berdiri/ sikap tubuh, perilaku, jarak, umur, jenis kelamin, latar belakang budaya, etnik, nada suara, naik turun suara, cara berpkaian. H. Attitude 1. Farmasis bersikap secara profesional tetapi santai 2. Tidak terlihat sangat sibuk 3. Menggunakan bahasa nonverbal 4. Sikap penuh perhatian 5. Sikap penyampaian yang menarik 6. Lebih memperhatikan Berbicara dengan membesarkan hati pasien 7. Meningkatkan sikap percaya diri 8. Long life learner

12

I.

Proxemics Distance Appropriate relationship and activities

< 46 cm Personal distance : 46 cm 1.22 m Social distance :1.22 m 3.66 m

Intimate contact Close friends or acquaintances Impersonal, businesslike contact

Public distance : > 3.66 m

Formal contact

J.

Konsep Soler Bahasa tubuh anda memberitahu orang lain seberapa baik anda mendengarkan mereka. Misalnya jika anda sementara melayani resep sambil menjawab telepon maka pasien akan menganggap tidak diperhatikan. Hal ini dapat membuat mereka ragu-ragu untuk mengajukan pertanyaan atau untuk berbagi informasi dengan anda.Bahasa tubuh anda harus menunjukkan bahwa anda terbuka untuk mereka dan bersedia untuk membuat mereka terfokus pada anda. Menunjukkan bahasa tubuh yang positif, akan membuat komunikasi anda lebih efektif. Karena itu dibuat konsep SOLER untuk menjaga bahasa tubuh yang terbuka.

K. Tips untuk Berkomunikasi dengan Orang yang Hearing Loss Untuk menghadapi orang yang kurang dalam pendengaran atau hearing loss, berikut tips untuk menghadapinya: 1. Tentukan metode yang disukai komunikasi mereka 2. Berbicara dengan kecepatan moderat 3. Berbicaralah dengan nada normal 4. Berbicara langsung kepada orang yang memiliki gangguan pendengaran 5. Mempertahankan kontak mata 6. Ketika menggunakan catatan, tulisan harus jelas 7. Hindari tempat yang remang atau gelap
13

8. Hindari kebisingan 9. Tanyakan pertanyaan terbuka 10. Bersabarlah

L. Barrier Konseling Barrier atau hambatan-hambatan yang ditemui dalam konseling, meliputi: 1. Barrier Lingkungan a. Tingginya tempat peresepan yang memisahkan pasien dengan farmasis 1) Pasien ingin mengetahui keberadaan farmasis 2) Farmasis dapat mengawasi apotek secara periodik 3) Merupakan tempat bagi farmasis untuk bekerja 4) Barrier fisik: Ideally faces should be at about the same level. b. Kebisingan 1) Orang berbicara, telpon, suara musik 2) Menjawab telpon, didengar orang lain c. Keleuasaan 1) Ruang tertutuk 2) Ruang terbuka dengan tanaman gantung, taman, tau menciptakan tempat percakapan jauh dari keramaian 3) Posisi tubuh (menyingkir jauh dari tempat peresepan yang ramai d. Kehadiran kasir atau karyawan lain 1) Kalau pasien ingin berbicara dengan farmasis harus lewat kasir, dan farmasis memberikan jawaban lewat karyawan 2) Pasien diberi kesempatan untuk langsung bicara dengan farmasis

2.

Barrier Personal a. Kurang percaya diri b. Rendahnya rasa harga diri c. Malas d. Malu, cenderung menghindari komunikasi

14

e. Kemampuan berkomunikasi dapat dipelajari dan dibangun dalam komunikasi tetapi membutuhkan latihan dan pengalaman f. Adanya rasa takut g. Anggapan bahwa berbicara dengan pasien bukan merupakan prioritas tertinggi h. Tanggung jawab diberikan staf yang belum dilatih i. Merasa tertekan karena waktu j. Telah terikat dengan masalah lain k. Meniadakan barier personal dengan introspeksi diri dan menganalisa motivasi dan dan keinginan untuk berkomunikasi 3. Barrier Pasien a. Pasien menganggap farmasis tidak mau berbicara dengan pasien b. Pasien menganggap bahwa pelenggaraan pelayanan kesehatan sebagai kasus atau tingkat penyakit bukan sebagai individu. Tidak ada kesan empati yang diperlihatkan oleh para pemberi pelayanan kesehatan. Sehingga pasien kurang berminat untuk berkomunikasi c. Kondisi kesehatan/ kondisi fisik pasien juga menghambat

komunikasi d. Kesulitan untuk mengerti (pilih bahasa yang tepat) e. Buta huruf 4. Barrier Administrasi dan Keuangan a. Farmasis tidak dibayar langsung oleh pasien b. Mengecilkan interaksi farmasis-pasien c. Proses peracikan resep mengganggu jalannya komunikasi 5. Barrier Waktu a. Pemilihan waktu yang tidak tepat untuk berbicara dapat

menyebabkan kesalahan dalam berkomunikasi b. Pemilihan waktu yang tepat untuk berkomunikasi merupakan sesuatu yang sangat kritis c. Pasien sudah menunggu lama waktu periksa, farmasis baru banyak pasien

15

d. Diatasi dengan menelpon pasien, me e. Buat janji/ mengatur waktu, menyediakan pesan tertulis/ leaflet yang menguatkan pesan pendek saat keadaan sibuk

M. Sarana Penunjang Dalam melaksanakan kegiatan konseling dibutuhkan beberapa sarana untuk menunjang kegiatan.Sarana yang dibutuhkan tergantung dari jumlah pelayanan, kapasitas kegiatan, dan target yang ingin dicapai.Sarana penunjang terdiri dari :

1. Ruang atau tempat konseling Untuk melaksanakan kegiatan konseling yang efektif sebaiknya konseling tidak dilakukan hanya di counter pada saat penyerahan obat, tetapi

diruang khusus untuk konseling. Ruang yang disediakan untuk konseling sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Tertutup dan tidak banyak orang keluar masuk, sehingga privacy pasien terjaga dan pasien lebih leluasa menanyakan segala sesuatu tentang pengobatan. b. Tersedia meja dan kursi yang cukup untuk konselor maupunklien (pasien) c. Mempunyai penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yangbagus d. Letak ruang konseling tidak terlalu jauh dari tempat pengambilanobat (apotik) e. Jika jumlah pasien banyak dan mempunyai beberapa tenagaApoteker sebagai konselor, sebaiknya ruang konseling lebihdari satu. 2. Alat bantu konseling Agar konseling menjadi lebih efektif ada beberapa alat bantu yang dapat digunakan. Alat bantu yang digunakan terdiri dariperlengkapan yang diperlukan oleh apoteker sebagai konselordalam melakukan konseling maupun alat bantu yang diberikankepada pasien.

16

a. Perlengkapan Apoteker dalam melaksanakan konseling : 1) Panduan konseling, berisi daftar (check list) untuk

mengingatkanApoteker point-point konseling yang penting. 2) Kartu Pasien, berisi identitas pasien dan catatan kunjunganpasien 3) Literatur pendukung 4) Brosur tentang obat-obat tertentu, memberikan kesempatankepada pasien untuk membaca lagi jika lupa. 5) Alat peraga, dapat menggunakan audiovisual, gambar-

gambar,poster, maupun sediaan yang berisi placebo. 6) Alat komunikasi untuk mengingatkan pasien untuk

mendapatkanlanjutan pengobatan. b. Alat bantu yang diberikan kepada pasien : Alat bantu pengingat pasien minum obat biasanya diperlukan padapengobatan penyakit kronis atau penyakit-penyakit lain yang membutuhkan terapi jangka panjang dan dan memerlukankepatuhan dalam penggunaannya. Misalnya : penggunaan analgesikuntuk nyeri kanker, penggunaan obat anti TBC, penggunaan obatanti retroviral, terapi stroke, diabetes, dll.Alat bantu yang diberikan berupa : 1) Kartu pengingat pengobatan, kartu ini diberikan Apoteker kepada pasien untuk memantau penggunaan obat pasien. Pasien dapat memberikan tanda pada kartu tersebut setiap harinyasesuai dengan dosis yang diterimanya. Kartu tersebut memuatnama pasien, nama obat, jam minum obat, tanggal pasienharus mengambil (refill) obat kembali. 2) Pemberian Label, sebagian pasien membutuhkan bantuan untukmembaca padaobatnya. 3) Medication chart, berupa bagan waktu minum obat. label instruksi pengobatan yang terdapat

Biasanyadibuat untuk pasien dengan regimen pengobatan yang kompleksatau pasien yang sulit memahami regimen pengobatan.

17

4)

Pil dispenser, akan membantu pasien untuk mengingat jadwal minum obat dan menghindari kelupaan jika pasien

melakukanperjalanan jauh dari rumah. Wadah pil dispenser bisa untukpersediaan harian maupun mingguan. 5) Kemasan penggunaan obat per dosis unit, pengemasan obatper unit dosis membutuhkan peralatan yang mahal.

Dapatdilaksanakan jika regimen pengobatan terstandar dan merupakanprogram pemerintah.

N. Contoh Studi Kasus Konseling 1. Kasus pertama CJ adalah pasien baru yang datang ke apotek dengan membawa tiga resep . asisten apoteker memberitahu Anda untuk pesan dikirim kembali dari perusahaan asuransi .ada dua obat yang memerlukan otorisasi (yang di cek di Askes) dan satu memiliki Harga $ 50 . Anda memberitahu CJ,kamu perlu menghubungi perusahaan asuransi untuk persetujuan . Anda juga menunjukkan satu resep yang memiliki harganya tinggi dan Anda akan menghubungi dokter untuk melihat apakah dokter dapat

merubah obat anda dengan harga yang lebih murah. Ketika CJ mendengar hal-hal ini, ia menjadi sangat marah. Ia mulai memperlihatkan kondisi dengan menaikkan intonasi suaranya dan emosi. Dia mengatakan bahwa dia sudah menghabiskan dua jam di ruang dokter dan tidak mau mengerti mengapa dia harus menunggu di sini. Dia mengatakan dokter adalah "bodoh " mengapa resep perlu persetujuan oleh perusahaan asuransi yang begitu mahal. Dia mengatakan bahwa perusahaan asuransi adalah " perampok" karena mereka mengambil premi setiap bulan dan kemudian CJ masih harus membayar obat-obatan. Dia tidak mau mengerti mengapa dia harus berurusan dengan hal ini,katanya, orang tidak mau peduli bahwa aku sakit? Anda mendengarkan CJ untuk menentukan apakah yang dia ceritakan . Hal-hal yang Anda dengar adalah:

18

1. dia sakit 2. dia telah menghabiskan waktu lama di ruang dokter hari ini 3. dia tidak memikirkan itu tidak adil karena dia sudah membayar asuransi kemudian harus membayar lagi dengan harga tinggi 4. menurutnya dokter seharusnya menulis untuk obat yang tidak begitu mahal dan perlu disetujui. Anda merasakan apa yang dirasakan CJ dengan menempatkan diri pada posisinya. Anda menyadari bahwa jika Anda berada dalam posisi CJ, Anda tidak ingin menunggu lebih lama di apotek ketika Anda tidak merasa baik. Anda akan lelah mendapatkan perawatan dengan posisi seperti itu dan cemas untuk kembali rumah dengan perasaan yang tidak nyaman. Anda juga mungkin bertanya-tanya mengapa dokter menulis obat-obat seperti ini . CJ mungkin frustrasi bahwa dia harus menghabiskan begitu banyak uang.Sehingga sebaiknya Anda mengatakan kepada CJ , " Saya tahu bahwa Anda merasa tidak baik dan telah lelah untuk menunggu terlalu lama pada hari ini . Beberapa resep bisa sangat mahal .saya akan membantu menghubungi dokter untuk melihat apakah kita bisa mengubah beberapa resep Anda? . Jika Anda ingin,silahkan Anda duduk di kursi sementara saya menelepon. aku akan memberitahukan Anda informasinya segera mungkin. Jika Anda memilih untuk pulang ke rumah kami akan menghubungi anda. Anda bertanya-tanya dengan melangkah mundur. Anda tidak memaksa segalah sesuatunya, tapi menawarkan saran dan membiarkan pasien memutuskan apakah dia menerima atau tidak. Anda terlihat seperti gambar, yang hanya bisa member saran dan tidak bisa memaksakan. Anda mengenali bias Anda sendiri . Apakah CJ berpakaian dengan cara tertentu ? Apakah dia memilikiasuransi khusus tertentu? Apakah obatnya untuk kondisi tertentu ? Apakah Anda membuat asumsi berdasarkan apa yang dikatakan dokter? Apakah hari ini kerja Anda sudah sangat sibuk dan stres ?

19

Setelah Anda mengenali bias Anda sendiri, Anda mempertanyakan apakah kondisi-kondisi tersebut mempengaruhi interaksi anda dengan CJ.Apakah Anda lebih atau kurang toleran karena cara dia berpakaian atau asuransi yang dia punya? Apakah Anda bisa lebih memahami atau kurang karena adanya penyakit dia ? Apakah Anda berinteraksi dengan CJ dengan cara yang negatif karena berurusan sebelumnya dengan dokternya ?Setelah adanya interaksi selesai Anda berpikir cara Anda mengatasi kondisi ini. Apakah Anda berkomunikasi secara efektif dengan CJ ? Apakah Anda memperlakukan dia dengan baik sama dengan pasien lainnya? Apakah Anda menjaga intonasi suara Anda walaupun dia marah ? Tentukan apa yang Anda lakukan ini sudah baik dan apa yang Anda bisa anda tingkatkan lagi.

2. Kasus kedua

20

O. Contoh Konseling 1. Diskusi pertama Farmasis : Selamat pagi Ibu P, obat Ibu sudah selesai. Sepertinya semuanya baik-baik saja ya.Bagaimana kesehatan Anda? Ny P Farmasis : Ya, sangat baik , hanya sedikit lelah. : Kelihatannya seperti rendah Kalium. Anda kan sudah kami beri tahu untuk minum orange juice atau makan pisang setiap hari. Pasti Ibu lupa ya. Ny P kadang Farmasis : Ya, usahakan mengingatnya .Sampai jumpa 3 bulan lagi kalau obat ini habis. : (merasa malu mengakui kalau lupa). Oh ya, kadang-

2. Diskusi kedua Farmasis Ny.P Farmasis : Selamat pagi Ibu P. Bagaimana keadaan Ibu? : Ya, sangat baik , hanya sedikit lelah : Oh ya saya dapat memakluminya. Silahkan masuk, mari kita bahas obat Ibu beberapa menit, untuk menjamin Ibu mendapatkan manfaat terbaik dari obat ini Ny.P Farmasis : Terimakasih. : Ibu mendapat obat HCT dengan copy resep ini. Sepertinya Ibu sudah cukup lama minum obat ini ?.Bagaimana kerja obat ini menurut Ibu selama ini?

21

Ny.P

:Sepertinya baik saja. Obat ini membuat saya kehilangan cairan seperti seharusnya.Bahkan saya harus bangun pada malam hari ke kamar mandi.Wah sangat melelahkan.

Farmasis

: Ya Ibu mengatakan bahwa lelah. Tentu tidak nyaman ya Bu.

Ny.P

: Saya begitu lelah sampai saya hentikan minum obat untuk sementara. Saya tahu obat ini untuk menjega tekanan darah.Sebab itu saya berhenti beberapa hari, lalu mulai lagi.

Farmasis Ny P

: Oh begitu. Seberapa sering Ibu menghentikan obatnya? : Oh mungkin beberapa minggu. Kemudian pergelangan kaki Ibu bengkak lagi.

Farmasis

: Kedengarannya tidak baik ya Bu. Jadi masalahnya adalah Ibu merasa lelah, karena Ibu harus bangun malam hari ke kamar kecil.

Ny P Farmasis

: Ya : Mari kita coba pecahkan masalahnya. Kapan Ibu minum obat ini tiap hari?

Ny P Farmasis

: Biasanya pagi hari. : Umumnya kita ini kadang-kadang lupa minum obat. Seberapa sering Ibu lupa?

Farmasis

: Nah tentang rasa lelah. Dapat karena Ibu terbangun malam hari, ke kamar kecil, atau karena kadar Kalium rendah karena HCT tadi. Saya pernah meminta iBu untuk minum orange juice atau makan pisang setiap hari untuk menambah Kalium.Apakah selama ini makan cukup pisang maupun orange juice?

22

Ny P Farmasis

: Wah saya lupa akan hal itu sama sekali : Baik saya akan menilpon dokter, menceritakan keadaan Ibu, mungkin dokter akan menambah kadar Kalium kalau Ibu sudah memerikasakan darah.Ada pertanyaan ?

Ny P

:Tidak. Saya paham sekarang

P. PTO (Pemantauan Terapi Obat) Tujuan dari pemantauan terapi obat (TDM) adalah untuk mencapai manfaat terapeutik maksimal dari obat (efikasi ) sementara meminimalkan efek yang tidak diinginkan (ADR ). Teknologi untuk mengukur konsentrasi serum pada obat tapi TDM hanya cocok untuk obat yang memenuhi kriteria sebagaiberikut: 1. Indeks terapeutik rendah 2. Hubungan konsentrasi Respon yang baik 3. Tidak ada parameter fisik mudah diukur Namun, efek terapi dan tidak merugikan tepatnya diukur untuk semua obat , dan , dalam situasi klinis yang kompleks ,perkiraanaksi obat dapat merugikan . Karena clearance, paruh , akumulasi ,dan kadar plasma steadystate yang sulit diprediksi , pengukuran plasmatingkat sering berguna sebagai quide untuk dosis optimal .Hal ini terutama berlaku bilaada kisaran sempit antara kadar plasma menghasilkan terapi dan merugikanefek . Untuk obat yang memiliki karakteristik seperti itu, misalnya

digoxin,teofilin,aminoglikosidadan antikonvulsan - optimalisasi dosis harus melibatkanmodifikasi dosis standar atas dasar prinsip-prinsipfarmakokinetik .

23

Q. Karakteristik obat yang perlu TDM Digoxin Sekitar 70 sampai 80% dari dosis oral digoxin diserap , terutama di bagian proksimal dari usus kecil . Tingkat mengikat albumin serum adalah 20 sampai 30 % . Digoxin secara luas didistribusikan dalam jaringan , seperti tercermin dari besarnya volume distribusi . Konsentrasi tinggi ditemukan di jantung dan ginjal , tetapi otot rangka membentuk penyimpanan digoxin terbesar . Waktu paruh eliminasi pada orang sehat bervariasi antara 26 dan 45 jam . Rute utama eliminasi adalah ekskresi ginjal dari digoxin , yang berkorelasi erat dengan laju filtrasi glomerulus Selain itu, beberapa sekresi tubular dan mungkin tubular reabsorpsi terjadi . Hampir semua digoxin dalam urin diekskresikan tidak berubah , dengan sebagian kecil sebagai metabolit aktif. Signifikansi klinis dihydrodigoxin sebagai metabolit masih harus diselesaikan . Sekitar 25 sampai 28% dari digoxin dieliminasi oleh rute nonrenal . Ekskresi bilier akan naik hingga 30 % dari dosis yang diberikan , tapi enterohepatic siklus tampaknya menjadi kurang penting . Efek farmakodinamik digoxin , termasuk gejala toksik , yang berkorelasi dengan penyerapan digoxin di jantung setelah dosis tunggal dan dengan mapan konsentrasi serum digoxin selama terapi pemeliharaan. Gangguan fungsi ginjal adalah kondisi yang paling penting dengan pengaruh terhadap farmakokinetika digoxin.Selain pembersihan ginjal kreatinin , yang biovailability perumusan digoxin yang digunakan , volume distribusi , jumlah izin extrarenal , berat badan dan konsentrasi serum albumin , faktor-faktor lain yang dapat mengubah tingkat serum digoxin . Interaksi obat tertentu juga dapat terjadi selama fase serap . Prediksi Exact konsentrasi digoxin serum dengan berbagai perhitungan dosis

24

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan: 1. KONSELING adalahsuatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan masalah. 2. Proses Konseling, yaitu : a. Penentuan prioritas pasien b. Persiapan dalam melakukan konseling c. Pertanyaan dalam melakukan konseling 3. Tujuan dari pemantauan terapi obat (TDM) adalah untuk mencapai manfaat terapeutik maksimal dari obat (efikasi ) sementara meminimalkan efek yang tidak diinginkan (ADR ). B. SARAN Seorang farmasis hendaknya menggunakan metode yg tepat saat memberikan konseling dan hormati kondisi & situasi pasien. Dan yang terpenting seorang farmasis harus menguasai ilmu farmakoterapi obat.

25

LAMPIRAN 1. Gambar Ruang Konseling

2. Gambar Alat Bantu Konseling

Gambar 2.1 Pil Reminder Container

Gambar 2.2 Unit Of Use Packaging

26

Gambar 2.3 Asisted Labeling

Gambar 2.4 Dossing Aids

27

Gambar 2.5 Medication Remember Card

Gambar 2.6 Contoh Kartu Konseling

28

Gambar 2.7 Contoh Kartu minum obat

Gambar 2.8 Contoh Kartu Catatan Penggunaan Obat Khusus

29

Anda mungkin juga menyukai