Anda di halaman 1dari 14

Tanatologi

1. Definisi Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Tanatologi merupakan ilmu paling dasar dan paling penting dalam ilmu kedokteran kehakiman terutama dalam hal pemeriksaan jenazah (visum et repertum). 2. Jenis-Jenis Kematian Jenis kematian ada 5 yaitu : a. Mati klinis somatis ! Terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga system penunjang kehidupan yaitu sistem pernafasan" kardiovaskuler" dan persarafan ! #itandai dengan tidak adanya gerakan" refleks!refleks" $$% mendatar selama 5 menit" serta tidak berfungsinya jantung dan paru!paru. ! &rgan ' organ belum tentu mati" masih bisa dimanfaatkan untuk transplantasi. b. Mati suri (apparent death) - keadaan yang mirip dengan kematian somatis" akan tetapi gangguan yang terdapat pada ketiga sistem bersifat sementara. - (asus seperti ini sering ditemukan pada kasus kera)unan obat tidur" tersengat aliran listrik dan tenggelam. ). Mati seluler molekuler ! *roses kematian organ jaringan setelah mati klinis. ! +aktu kematian tiap jaringan organ berbeda. &tak merupakan organ yang paling sensitif yaitu sekitar ,!5 menit. Jaringan otot akan mengalami mati seluler setelah - jam dan kornea masih dapat diambil dalam jangka .aktu / jam setelah seseorang dinyatakan mati somatis. ! *enentuan mati seluler ini terutama penting dalam hal transplantasi organ. d. Mati )erebral ! 0aitu proses kematian yang ditandai dengan kerusakan kedua hemisfer otak dan serebellum" sedangkan kedua system penunjang lainnya yaitu pernapasan dan kardiovaskuler masih berfungsi dengan bantuan alat e. Mati otak - 1ila terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intra)ranial yang ireversibel" termasuk batang otak dan serebelum 3. Manfaat Tanatologi (epentingan mempelajari tanatologi adalah untuk menetapkan : a. +aktu kematian

b. 2ebab kematian pasti 3ontoh : kera)unan 3& akan terdapat kulit merah terang (terjadi perubahan .arna kulit) ). 3ara kematian (homo)ide" sui)ide" a))ident) d. Transplantasi (donor organ) 2yarat: ! 4da izin dari korban keluarganya ! 2udah meninggal 4. Diagnosa Kematian 5ntuk mendiagnosa perubahan )epat dari kematian digunakan beberapa alat antara lain stetoskop" lampu senter" palu reflek" $$%" dan $3%. *rinsipnya adalah mendeteksi traktus respiratorius dan denyut jantung. 1eberapa tes yang dapat digunakan adalah : a. Tes kardiovaskuler. 6. Magnus test. (arena jantung berhenti maka sirkulasi juga berhenti. 3aranya dengan mengikat menutup ujung jari korban dengan karet" lalu dilepaskan" maka tidak tampak adanya perubahan .arna dari pu)at menjadi merah. 7. #iaphonos test. 3aranya dengan menyinari ibu jari korban dengan lampu senter dan tidak terlihat ada sirkulasi (.arna merah terang). ,. 8luores)in test. 3aranya dengan menyuntikkan zat .arna fluores)in maka zat .arna fluores)in akan terlokalisir di tempat suntikan karena tidak ada aliran darah. -. Tes lilin. 1agian tubuh korban ditetesi lilin )air maka tidak akan terjadi vasodilatasi (hiperemi) sebagai reaksi terhadap rangsang panas karena sirkulasi tidak ada. 5. $(% dan 2tetoskop. b. Tes pernafasan. 6. (a)a. Tidak tampak uap air ketika ka)a diletakkan di depan hidung atau mulut korban. 7. 1ulu!bulu halus. Tidak terdapat reaksi bersin geli ketika bulu!bulu halus diletakkan di depan hidung korban. ,. +inslo. test #ilakukan pada orang yang pernafasannya agonal (tinggal satu!satu nafasnya) dengan )ara menempatkan )ermin di dada korban dan disinari dengan lampu senter. 1ila bernafas maka sinar lampu senter akan ikut bergerak dengan syarat pemeriksa tidak boleh bergerak. 4tau bisa menggunakan baskom berisi air yang akan bergerak bila ada pergerakan di dada.

-. 2tetoskop. ). Tes 2araf 6. 7. Memeriksa refle9 : refle9 kornea $$%

5. Perubahan-perubahan yang Ter a!i "etelah Kematian 4da 7 fase perubahan post mortem yaitu fase )epat (early) dan fase lambat (late). *erubahan )epat (early) : ! Tidak adanya gerakan. ! Jantung tidak berdenyut (henti jantung). ! *aru!paru tidak bergerak (henti nafas). ! (ulit dingin dan turgornya menurun. ! Mata tidak ada reflek pupil dan tidak bergerak. ! 2uhu tubuh sama dengan suhu lingkungan lebam mayat (post mortal lividity). ! :ebam mayat. *erubahan lambat (late) ; ! (aku mayat (post mortal rigidity). ! *embusukan (de)omposition). ! *enyabunan (adipo)era). ! Mummifikasi. a. Perubahan Mata *erubahan mata setelah kematian dapat berupa : ! <ilangnya refleks kornea" refleks konjungtiva" dan refleks )ahaya. ! (ornea menjadi pu)at opa=ue keruh. ! (elopak mata biasanya tertutup setelah kematian karena kekakuan primer dari otot ! Tekanan intraokuler tidak ada. ! 1ola mata menjadi lunak dan )enderung untuk masuk ke dalam fossa orbital. ! (adar kalium yang tinggi karena )airan bola mata keluar (jumlah kalium yang keluar berhubungan dengan .aktu kematian). ! (edudukan pupil. >efleks )ahaya menghilang segera saat nukleus batang otak mengalami iskemik. ?ris mengandung jaringan otot yang banyak sehingga kehilangan tonus dengan )epat dan iris biasanya relaksasi. ! *erubahan pembuluh darah retina melalui pemeriksaan ophtalmoskop retina akan dapat menentukan satu tanda pasti kematian a.al. 2etelah mati" aliran darah pembuluh darah retina menjadi segmen seiring dengan tekanan darah yang hilang menyebabkan aliran darah terbagi menjadi beberapa segmen. b. Perubahan Kulit *erubahan yang terjadi pada kulit setelah kematian dapat berupa :

! (ulit menjadi pu)at. (arena sirkulasi darah berhenti setelah kematian" darah merembes keluar dari pembuluh darah ke)il sehingga kulit tampak pu)at. (ulit menjadi pu)at" be.arna putih abu dan kehilangan elastisitasnya. ! $lastisitas (turgor) kulit menurun sampai menghilang. 2ehingga bisa menetapkan apakah luka pada tubuh korban didapat intravital atau post mortem" yaitu : :uka pada intravital akan berbekas dengan ukuran lebih ke)il daripada ukuran senjata" dermis ber.arna merah" antara epidermis dan dermis masih ada perekatnya. :uka post mortem membekas dengan ukuran lebih besar daripada ukuran senjata" bahkan menganga" dermis pu)at" epidermis lebih mudah mengelupas. ! *ada kasus tenggelam" kulit tangan keriput (washer woman hand). Jika terjadi pada ujung jari saja maka kematian - jam yang lalu. Jika terjadi pada telapak tangan dan seluruh jari maka kematian 7jam yang lalu. Jari tangan yang sudah terlepas digunakan untuk sidik jari. #. Penurunan "uhu Tubuh $%lgor Mortis & Post Mortem 'ooling( 8aktor yang mempengaruhi penurunan suhu mayat Temperatur dari tubuh saat mati. *erbedaan temperatur tubuh dan lingkungan. (eadaan fisik tubuh serta adanya pakaian atau penutup mayat. 5kuran tubuh. 4liran udara dan kelembapan. Post mortem caloricity adalah kondisi dimana terjadi peningkatan temperatur tubuh sesudah mati sebagai pengganti akibat pendinginan tubuh tersebut.

>umus perkiraan saat kematian berdasarkan penurunan suhu mayat pada suhu lingkungan sebesar @A derajat 8ahrenheit (76 derajat )el)ius)" adalah sebagai berikut : 2aat (ematian B CD"/ o 8 ' 2uhu >ektal 6"5

2e)ara umum 6"5 o 8 6 o 3 per jam" teori lain : A"D o 8 per jam. 6"5 o 8 6 o 3 per jam / jam pertama" 6 o 8 jam / kedua" A"/ o 8 per jam / jam ketiga" setelah 67 jam men)apai suhu sama dengan suhu lingkungan (untuk kulit). 2edangkan untuk organ ' organ dalam : 7- jam baru bias sama dengan suhu lingkungan. 1ila tenggelam dalam air : / jam sudah men)apai suhu lingkungan. !. )ebam Mayat $)i*or Mortis & Post Mortem +ypostasis( :ebam mayat atau livor mortis adalah salah satu tanda postmortem yang )ukup jelas. 1iasanya disebut juga post mortem hypostasis, post mortem lividity, post mortem staining, sugillations, vibices, dan lain ' lain. (ata hypostasis itu sendiri mengandung arti kongesti pasif dari sebuah organ atau bagian tubuh. :ebam terjadi sebagai akibat pengumpulan darah dalam pembuluh ' pembuluh darah ke)il" kapiler" dan venula" pada bagian tubuh yang terendah. #engan adanya penghentian dari sirkulasi darah saat kematian" darah mengikuti hukum gravitasi. (umpulan darah ini bertahan sesuai pada area terendah pada tubuh" memberi perubahan .arna keunguan atau merah keunguan terhadap area tersebut. #arah tetap )air karena adanya aktivitas fibrinolisin yang berasal endotel pembuluh darah. Timbulnya livor mortis mulai terlihat dalam ,A menit setelah kematian somatis atau segera setelah kematian yang timbul sebagai ber)ak keunguan. (ejadian ini akan lengkap dalam / !67 jam. 2ehingga setelah mele.ati .aktu tersebut" tidak akan memberikan hilangnya lebam mayat pada penekanan. 2ebaliknya" pembentukan livor mortis ini akan menjadi lambat jika terdapat anemia" kehilangan darah akut" dan lain ' lain. 1esarnya lebam mayat bergantung pada jumlah dan keen)eran dari darah. #istribusi lebam mayat bergantung pada posisi mayat setelah kematian. #engan posisi berbaring terlentang" maka lebam akan jelas pada bagian posterior bergantung pada areanya seperti daerah lumbal" posterior abdomen" bagian belakang leher" permukaan ekstensor dari anggota tubuh atas" dan permukaan fleksor dari anggota tubuh ba.ah. 4rea ' area ini disebut juga areas of contact flattening. #alam kasus gantung diri" lebam akan terjadi pada daerah tungkai ba.ah" genitalia" bagian distal tangan dan lengan. :ebam mayat lama kelamaan akan terfiksasi oleh karena adanya kaku mayat. *ertama ' tama karena ketidakmampuan darah untuk mengalir pada pembuluh darah menyebabkan darah berada dalam posisi tubuh terendah dalam beberapa jam setelah kematian. (emudian saat darah sudah mulai terkumpul pada bagian ' bagian tubuh" seiring terjadi kaku

mayat. 2ehingga hal ini menghambat darah kembali atau melalui pembuluh darahnya karena terfiksasi akibat adanya kontraksi otot yang menekan pembuluh darah. 2elain itu dikarenakan bertimbunnya sel ' sel darah dalam jumlah )ukupbanyak sehingga sulit berpindah lagi. 1iasanya lebam mayat ber.arna merah keunguan. +arna ini bergantung pada tingkat oksigenisasi sekitar beberapa saat setelah kematian. *erubahan .arna lainnya dapat men)akup: - 3herry pink atau merah bata ()herry red) terdapat pada kera)unan oleh )arbonmonoksida atau hydrocyanic acid. - 3oklat kebiruan atau )oklat kehitaman terdapat pada kera)unan kalium )hlorate" potassium bi)hromate atau nitrobenzen" aniline" dan lain ' lain. - 3oklat tua terdapat pada kera)unan fosfor. - Tubuh mayat yang sudah didinginkan atau tenggelam maka lebam akan berada didekat tempat yang bersuhu rendah" akan menunjukkan ber)ak pink muda kemungkinan terjadi karena adanya retensi dari o9yhemoglobin pada jaringan. - (era)unan sianida akan memberikan .arna lebam merah terang" karena kadar oksi hemoglobin (<b&7) yang tinggi.

Perbe!aan antara lebam mayat !an memar

:okasi *ermukaan 1atas +arna

*enyebab $fek penekanan 1ila dipotong

:ebam Mayat 1agian tubuh terba.ah Tidak menimbul Tegas (ebiru ' biruan atau merah keunguan" .arna spesifik pada kematian karena kasus kera)unan #istensi kapiler ' vena 1ila ditekan memu)at 4kan terlihat darah yang terjebak antara pembuluh darah" tetesan akan perlahan ' lahan

Memar #imana saja 1isa menimbul Tidak tegas #ia.ali dengan merah yang lama kelamaan berubah seiring bertambahnya .aktu $kstravasasi darah dari kapiler akan Tidak ada efek penekanan

Mikroskopis

Terlihat perdarahan pada jaringan dengan adanya koagulasi atau darah )air yang berasal dari pembuluh yang ruptur 5nsur darah ditemukan 5nsur darah ditemukan
6

$nzimatik (epentingan medi)olegal

diantara pembuluh darah dan tidak terdapat peradangan Tidak ada perubahan

diluar pembuluh darah dan tampak bukti peradangan *erubahan level dari enzim pada daerah yang terlibat Memperkirakan .aktu Memperkirakan )edera" kematian dan posisi saat senjata yang digunakan mati

e. Ka,u Mayat $-igor Mortis & Post Mortem "tiffening( (aku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada otot yang kadang ' kadang disertai dengan sedikit pemendekkan serabut otot" yang terjadi setelah periode pelemasan relaksasi primer. (aku mayat mulai terdapat sekitar 7 jam post mortal dan men)apai pun)aknya setelah 6A ' 67 jam post mortal" keadaan ini akan menetap selama 7- jam" dan setelah 7- jam kaku mayat mulai menghilang sesuai dengan urutan terjadinya" yaitu dimulai dari otot ' otot .ajah" leher" lengan" dada" perut" dan tungkai. (ekakuan pertama ditemukan pada otot ' otot ke)il" bukan karena itu terjadi pertama kali disana" melainkan karena adanya sendi yang tidak luas" seperti )ontohnya tulang rahang yang lebih mudah diimobilisasi. (elenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena metabolisme tingkat seluler masih berjalan berupa peme)ahan )adangan glikogen otot yang menghasilkan energi. $nergi ini digunakan untuk meme)ah 4#* menjadi 4T*. 2elama masih terdapat 4T* maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. 1ila )adangan glikogen dalam otot habis" maka energi tidak terbentuk lagi" aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku. 8aktor ' faktor yang memper)epat terjadinya kaku mayat adalah aktifitas fisik sebelum mati" suhu tubuh yang tinggi" bentuk tubuh yang kurus dengan otot ' otot ke)il dan suhu lingkungan yang tinggi. (aku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. (aku mayat mulai tampak kira ' kira 7 jam setelah mati klinis" dimulai dari bagian luar tubuh (otot ' otot ke)il) ke arah dalam (sentripetal). Teori lama menyebutkan bah.a kaku mayat ini menjalar kraniokaudal. 2etelah mati klinis 67 jam" kaku mayat menjadi lengkap" dipertahankan selama 67 jam dan kemudian menghilang dalam urutan yang sama. (aku mayat umumnya tidak disertai pemendekan serabut otot" tetapi jika sebelum terjadi kaku mayat otot berada dalam posisi teregang" maka saat kaku mayat terbentuk akan terjadi pemendekan otot. *roses terjadinya kaku mayat dapat melalui beberapa fase : - .ase pertama 2esudah kematian somatik" otot masih dalam bentuk yang normal.
7

Tubuh yang mati akan mampu menggunakan 4T* yang sudah tersedia dan 4T* tersebut diresintesa dari )adangan glikogen. Terbentuknya kaku mayat yang )epat adalah saat dimana )adangan glikogen dihabiskan oleh latihan yang kuat sebelum mati" seperti mati saat terjadi serangan epilepsi atau spasme akibat tetanus" tersengat listrik" atau kera)unan stry)hnine. - .ase ,e!ua 2aat 4T* dalam otot berada diba.ah ambang normal" kaku akan dibentuk saat konsentrasi 4T* turun menjadi D5E" dan kaku mayat akan lengkap jika berada diba.ah 65E. - .ase ,etiga (ekakuan menjadi lengkap dan irreversible. - .ase ,eempat #isebut juga fase resolusi. 2aat dimana kekakuan hilang dan otot menjadi lemas. 2alah satu pendapat terjadinya hal ini dikarenakan proses denaturasi dari enzim pada otot. Metode yang sering digunakan untuk mengetahui ada tidaknya rigor mortis adalah dengan melakukan fleksi atau ekstensi pada persendian tersebut. .a,tor yang mempengaruhi ,e#epatan ter a!inya rigor mortis (ondisi rata ' rata yang sering dialami pada rigor mortis : - Jika tubuh mayat terasa hangat dan tidak kaku" maka orang itu sudah mati tidak sampai , jam. - Jika tubuh mayat terasa hangat dan kaku" maka orang itu sudah mati , ' D jam lamanya. - Jika tubuh mayat terasa dingin dan kaku" maka orang itu sudah mati D ' ,/ jam lamanya. - Jika tubuh mayat terasa dingin dan tidak kaku" maka orang itu sudah mati lebih dari ,/ jam. /entu, - /entu, !ari Ke,a,uan yang Menyerupai -igor Mortis +eat "tiffening - 0aitu kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh panas. - *rotein pada otot akan terkoagulasi pada temperatur diatas 6-C derajat 8ahrenheit atau /5 derajat )el)ius. - &tot!otot ber.arna merah muda" kaku" tetapi rapuh (mudah robek).

- (eadaan ini dapat dijumpai pada korban mati terbakar. pada heat stiffening serabut!serabut ototnya memendek sehingga menimbulkan fleksi leher" siku" paha" dan lutut membentuk sikap petinju (pugilistic attitude). - <eat stiffening ini tidak dapat dipatahkan dengan menggerakan ke arah sikap ekstensi seperti halnya pada rigor mortis" dan akan menetap sampai timbulnya pembusukan 'ol! "tiffening - *enurunan temperatur pada mayat diba.ah ,"5 derajat )el)ius atau -A derajat 8ahrenheit akan menghasilkan memadatnya lemak subkutan dan otot. - 2aat tubuh diba.a untuk dihangatkan" akan timbul true rigor mortis. Membedakan orang mati karena kedinginan dengan orang yang telah mati sebelum kedinginan : 1ila orang mati di kutub kematian terjadi karena kedinginan. #ingin membuat suhu tubuhnya menjadi kaku" belum terjadi rigor mortis kaku mayat. 2ehingga apabila nanti dihangatkan" tubuh mayat akan lemas dan kemudian terjadi rigor mortis (kaku mayat). 1ila orang yang mati duluan" kemudian dibuang ditempat yang dingin tubuh mayat yang dibuang akan tetap kaku karena udara dingin" tetapi setelah dihangatkan tubuh mayat akan tetap lemas. Tidak akan terjadi rigor mortis. 'a!a*eri# "pasm - 3adaveri) spasm terjadi pada kematian yang disebabkan jika seseorang berada ditengah aktifitas fisik atau emosi yang kuat" yang kemudian menuntun pada kekakuan post ' mortem instan yang sedikit kurang dapat dipahami. - <al ini harus dia.ali dengan aktifitas saraf motorik. 1iasanya terjadi hanya pada 6 daerah otot" )ontohnya otot fleksor tangan" dibanding seluruh tubuh. sesungguhnya merupakan kaku mayat yang timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer. - *enyebabnya adakah akibat habisnya )adangan glikogen dan 4T* yang bersifat setempat pada saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal. Perbe!aan antara rigor mortis !engan #a!a*eri# spasm >igor Mortis 3adaveri) 2pasm &nset #ikarenakan perubahan (eadaan lanjut dari otot sesudah kematian kontraksi otot sesudah

&tot yang terlibat ?ntensity #urasi 8aktor predisposisi Mekanisme pembentukan <ubungan medikolegal

seluler" didahului dengan primary fla))idity 2emua otot dalam tubuh Moderate 67 ' 7- jam ! *enurunan 4T* diba.ah level kritis Mengetahui .aktu kematian

mati" dimana otot dalam kondisi mati seketika &tot tertentu" sesuai keadaan kontraksi saat mati 2angat kuat 1eberapa jam" sampai digantikan posisinya oleh rigor mortis >angsangan" ketakutan" kelelahan Tidak diketahui Mengetahui )ara kematian" bisa karena bunuh diri" ke)elakaan" atau pembunuhan

f. Pembusu,an $De#omposition0 Putrefa#tion( Merupakan tahap akhir pemutusan jaringan tubuh mengakibatkan han)urnya komponen tubuh organik kompleks menjadi sederhana. *embusukan terjadi akibat autolysis dan kerja bakteri. %utolisis - Merupakan proses melunaknya jaringan bahkan pada keadaan steril yang diakibatkan oleh kerja enzim digestif yang dikeluarkan sel setelah kematian dan dapat dihindari dengan membekukan jaringan. - *erubahan autolisis a.al dapat diketahui pada organ parenkim dan kelenjar. - *elunakan dan ruptur perut dan ujung akhir esofagus dapat terjadi karena adanya asam lambung pada bayi baru lahir setelah kematian. *ada de.asa juga dapat terlihat. Proses Pembusu,an /a,teri. - Merupakan proses dominan pada proses pembusukan dengan adanya mikroorganisme" baik aerobik maupun anaerobik. - 1akteri pada umumnya terdapat dalam tubuh" akan memasuki jaringan setelah kematian. - (ebanyakan bakteri terdapat pada usus" terutama Clostridium welchii. 1akteri lainnya dapat ditemukan pada saluran nafas dan luka terbuka. - *ada kasus kematian akibat penyakit infeksi" pembusukan berlangsung lebih )epat. (arena darah merupakan media yang sangat baik untuk perkembangan bakteri maka organ yang mendapat banyak suplai darah dan dekat dengan sumber bakteri akan terdapat lebih banyak bakteri dan mengalami pembusukan terlebih dahulu. - 1akteri menghasilkan berbagai ma)am enzim yang berperan pada karbohidrat" protein" dan lemak" dan han)urnya jaringan. 2alah satu
10

enzim yang paling penting adalah le)ithin yang dihasilkan oleh Clostridium welchii, yang menghidrolisis le)ithin yang terdapat pada seluruh membran sel termasuk sel darah dan berperan pada pembentukan hemolisis pada darah post mortem. $nzim ini juga berperan dalam hidrolisis post mortem dan hidrogenasi lemak tubuh. 4ktifitas pembusukan berlangsung optimal pada suhu antara @A sampai 6AA derajat 8ahrenheit dan berkurang pada suhu diba.ah @A derajat 8ahrenheit. &leh sebab itu" penyebaran a.al pembusukan ditentukan oleh dua faktor yaitu sebab kematian dan lama .aktu saat suhu tubuh berada diba.ah @A derajat 8ahrenheit. Tanda awal pembusukan adalah tampak adanya warna hijau pada kulit dan dinding perut depan, biasanya terletak pada sebelah kanan fossa iliaca, dimana daerah tersebut merupakan daerah colon yang mengandung banyak bakteri dan cairan. Warna ini terbentuk karena perubahan hemoglobin menjadi sulpmethaemoglobin karena masuknya H ! dari usus ke jaringan. Warna ini biasanya muncul antara " # "$ jam pada keadaan panas dan " # hari pada keadaan dingin dan lebih tampak pada kulit cerah. +arna hijau ini akan menyebar ke seluruh dinding perut dan alat kelamin luar" menyebar ke dada" leher" .ajah" lengan" dan kaki. >angkaian ini disebabkan karena luasnya distribusi )airan atau darah pada berbagai organ tubuh. *ada saat yang sama" bakteri yang sebagian besar berasal dari usus" masuk ke pembuluh darah. #arah didalam pembuluh akan dihemolisis sehingga akan me.arna pembuluh darah dan jaringan penujang" memberikan gambaran marbled appearen)e. +arna ini akan tetap ada sekitar ,/ ' -D jam setelah kematian dan tampak jelas pada vena superfi)ial perut" bahu dan leher. *ada saat perubahan .arna pada perut" tubuh mulai membentuk gas yang terdiri dari )ampuran gas tergantung dari .aktu kematian dan lingkungan. %as ini akan terkumpul pada usus dalam 67 ' 7- jam setelah kematian dan mengakibatkan perut membengkak. #ari 7- ' -D jam setelah kematian" gas terkumpul dalam jaringan" )avitas sehingga tampak mengubah bentuk dan membengkak. Jaringan subkutan menjadi emphysematous" dada" skrotum" dan penis" menjadi teregang. Mata dapat keluar dari kantungnya" lidah terjulur diantara gigi dan bibir menjadi bengkak. 3airan berbusa atau mukus ber.arna kemerahan dapat keluar dari mulut dan hidung. *erut menjadi sangat teregang dan isi perut dapat keluar dari mulut. 2phin)ter relaksasi dan urine serta feses dapat keluar. 4nus dan uterus prolaps setelah 7 ' , hari. %as terkumpul diantara dermis dan epidermis membentuk lepuh. :epuh tersebuh dapat mengandung )airan ber.arna merah" keluar dari pembuluh darah karena tekanan dari gas. 1iasanya lepuh terbentuk lebih dahulu diba.ah permukaan" dimana jaringan mengandung banyak )airan karena oedema hipostatik. $pidermis

11

menjadi longgar menghasilkan kantong berisi )airan bening atau merah muda disebut skin slippage yang terlihat pada hari 7 ' ,. - 4ntara , ' @ hari setelah kematian" peningkatan tekanan gas pembusukan dihubungkan dengan perubahan pada jaringan lunak yang akan membuat perut menjadi lunak. %igi dapat di)abut dengan mudah atau keropos. (ulit pada tangan dan kaki dapat menjadi Fglove and stockingG. >ambut dan kuku menjadi longgar dan mudah di)abut. - 5 ' 6A hari setelah kematian" pembusukan bersifat tetap. Jaringan lunak menjadi masa semisolid ber.arna hitam yang tebal yang dapat dipisahkan dari tulang dan terlepas. (artilogi dan ligament menjadi lunak - (eadaan yang mempengaruhi onset dan lama pembusukan : a. .a,tor 1,sogen - Temperatur atmosfer umumnya" proses pembusukan berlangsung optimal pada suhu @A sampai 6AA derajat 8ahrenheit - 4danya udara dan )ahaya. - Terbenam dalam air. - Mengapung diatas air. - Terkubur dalam tanah. b. .a,tor 1n!ogen - 2ebab kematian. - (ondisi tubuh. - *akaian pada tubuh. - 5mur dan jenis kelamin. g. Penyabunan $%!ipo#era( #ikenal juga sebagai Fgrave .a9G. 4diposera berasal dari bahasa latin" adipo untuk lemak dan cera untuk lilin) ber.arna utih kelabu setelah meninggal dikarenakan dekomposisi lemak yang dikarenakan hidrolisis dan hidrogenasi dan lemak (sel lemak) yang terkumpul di jaringan subkutan yang menyebabkan terbentuknya le)hitinase" suatu enzim yang dihasilkan oleh Clostridium welchii" yang berpengaruh terhadap jaringan lemak. #engan demikian akan terbentuk asam ' asam lemak bebas (asam palmitat" stearat" oleat)" ph tubuh menjadi rendah dan ini akan menghambat bakteri untuk pembusukan dengan demikian proses pembusukan oleh bakteri akan terhenti. Tubuh yang mengalami adiposera akan tampak ber.arna putih ' kelabu" perabaan li)in dengan bau yang khas" yaitu )ampuran bau tanah" keju" amoniak" manis" tengik" mudah men)air" larut dalam alkohol" panas" eter" dan tidak mudah terbakar" bila terbakar mengeluarkan nyala kuning dan meleleh pada suhu 7AA derajat 8ahrenheit. 8aktor ' faktor yang mempermudah terbentuknya adiposera adalah :

12

- (elembapan. - :emak tubuh. 2edangkan yang menghambat adalah air yang mengalir. h. Mumifi,asi *erubahan ' perubahan yang terjadi pada tubuh akibat dekomposisi dapat dihambat dan digantikan dengan mumifkasi. Mayat yang mengalami mumifikasi akan tampak kering" ber.arna )oklat" kadang disertai ber)ak .arna putih" hijau atau hitam" dengan kulit yang tampak tertarik terutama pada tonjolan tulang" seperti pada pipi" dagu" tepi iga" dan panggul. &rgan dalam umumnya mengalami dekomposisi menjadi jaringan padat ber.arna )oklat kehitaman. 2ekali mayat mengalami proses mumifikasi" maka kondisinya tidak akan berubah" ke)uali bila diserang oleh serangga. 2. 3ang !apat !itemu,an pa!a 4a,tu 5topsi 6. :arva lalat 2iklus : - Telur (D ' 6- jam) - :arva (C ' 67 hari) - (epompong ( H67 hari) - :alat de.asa I 2yarat pemeriksaan : I Tidak boleh ada kepompong I #i)ari larva lalat yang paling besar I 1ila umur larva sudah ditentukan maka dapat ditentukan "lama korban telah meninggal. I Misalnya : #idapatkan larva yang berumur , hari. 2aat kematian korban adalah : (, hari J 6 hari) B - hari yang lalu 7. *roses pen)ernaan makanan dalam lambung. 1ila ditemukan : :ambung tak berisi makanan " >e)tum penuh dengan fe)es" (andung seni penuh #iperkirakan korban meninggal .aktu masih pagi sebelum bangun 1ila lambung ditemukan berisi makanan kasar artinya korban meninggal dalam .aktu 7 ' - jam setelah makan terakhir. 1ila ditemukan lambung tak terisi makanan" duodenum dan ujung atas usus halus berisi makanan yang telah ter)erna" berarti korban meninggal dalam .aktu H 7 ! - jam setelah makan terakhir.

13

6. Per,iraan saat ,ematian 2elain perubahan pada mayat tersebut diatas" beberapa perubahan lain dapat digunakan untuk memperkirakan saat kematian. 6. *erubahan pada mata Terjadi kekeruhan kornea" kekeruhan ini akan akan menetap sejak kira!kira / jam pas)a mati Tekanan bola mata menurun"distorsi bola mata pada penekanan *erubahan pada retina yang menunjukkan saat kematian hingga 65 jam pas)a mati

7. *erubahan dalam lambung ,. *erubahan rambut Mengingat bah.a ke)epatan pertumbuhan rambut rata!rata A"- mm hari" panjang jenggot dan kumis dapat digunakan untuk memperkirakan saat kematian. 3ara ini hanya dapat digunakan bagi pria yang mempunyai kebiasaan men)ukur kumis atau jenggotnya dan diketahui saat terakhir ia men)ukur -. *ertumbuhan kuku (e)epatan pertumbuhan kuku rata!rata A"6 mm hari" dapat digunakan untuk memperkirakan saat kematian bila diketahui saat terakhir ia memotong kuku. 5. *erubahan dalam )airan serebrospinal /. *eningkatan kadar kalium dalam )airan vitreus @. *erubahan komponen darah setelah kematian D. >eaksi supravital

14

Anda mungkin juga menyukai