L/O/G/O
PENDAHULUAN
LAKTOPEROKSIDASE
ENZIM
ENZIM LAKTASE
PROTEASE
PROTEIN SUSU & DAGING
Staphylococcus aureus
Salmonella sp. Escherichia coli
Susu merupakan salah satu bahan pangan yang kaya akan zat gizi. Kandungan protein, glukosa, lipida, garam mineral, dan vitamin dengan pH sekitar 6,80 menyebabkan mikroorganisme mudah tumbuh dalam susu.
SEJARAH LAKTOSA
Laktosa ditemukan pada susu pada tahun 1619 oleh Fabriccio Bartoletti, dan diidentifikasi sebagai gula pada tahun 1780 oleh Carl Wilhelm Scheele
ENZIM LAKTASE
Laktosa, galacotse 1,4 glukosa merupakan komposisi gula pada susu mammalia yang unik. Laktosa merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa
Enzim laktase memiliki fungsi untuk membantu mencerna laktosa, yang merupakan gula dalam susu dan produk susu. Laktosa tidak dapat diserap oleh tubuh kecuali diurai oleh laktase menjadi glukosa dan galaktosa.
ENZIM LAKTOPERIKSODASE
LAKTOPERIKSODASE
ENZIM
SUSU
ANTI BAKTERI
PEMANASAN
UHT
SUSU KEDELAI
5. Saponin:
Mengurangi pengumpulan radikal bebas yang menyebabkan resiko kanker
Menurut Gaman dan Sherrington (1992), daging merupakan bahan makanan berprotein yang berharga serta sumber penting vitamin B (terutama asam nikotinat) dan zat besi. Komposisi daging sangat bervariasi. Kadar lemak berkisar antara 10% sampai 50%. Kadar air berbanding terbalik dengan kadar lemak, artinya daging dengan kadar lemak tinggi mempunyai kadar air yang rendah.
Postmertem aging
Exogenous Enzyme
Marinading
cara memperbaiki keempukan dan menambah berbagai komponen rasa daging. Ingredien utama dari marinade adalah garam (kecap/soy sauce), asam (vinegar, lemon, salad dressing, atau soy sauce), dan enzim (papain, bromelin, ficin, atau jahe segar
Enzim Papain
Sumber Pepaya
Bromelin
ficin Bacillus protease Aspartic protease
Nanas
Figs Bacillus subtilis Aspergilus oryzae
Enzim yang ditambahkan untuk memacu proses pengempukan daging melakukan reaksi terpisah terhadap bagian myofibrilar dan jaringan ikat. Beberapa enzim dapat mendegrasi protein myofibrilar lebih baik dibandingkan dengan protein dari jaringan ikat (kolagen)
Bromelin
ficin Bacillus protease
50-80
45-75 50-65
65-75
60-70 55-60 55-60
4.0-7.0
5.0-9.0 5.0-9.0 2.5-7.0
5.0-6.0
7.0 7.0 <6.5
Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu dan pH, demikian pula enzim yang ditambahkan dengan tujuan untuk memacu proses pengempukan daging. Suhu merupakan faktor yang dapat dikontrol selama proses pengempukan. Kisaran suhu optimal untuk aktivitas enzim yang digunakan pada proses pengempukan daging adalah 50 70oC
Bacillus protease
Ficin
Papain
daging yang diberi enzim bromelin dalam suhu kamar lebih bekerja optimal mengempukkan daging sapi dibandingkan dengan daging sapi yang diberi enzim bromelin pada suhu lemari es. Ini berlaku pada daging yang diberi enzim bromalin yang disimpan selama 1 jam dan 2 jam. Berdasarkan percobaan, terbukti bahwa suhu berpengaruh terhadap optimalnya kerja enzim, dengan kata lain enzim bromelin dapat bereaksi optimal pada suhu kamar. Waktu juga mempengaruhi kerja enzim karena baik daging pada suhu ruang maupun suhu dingin yang disimpan selama 2 jam mempunyai tekstur lebih empuk dari pada daging yang disimpan selama 1 jam.
Bacillus protease
Ficin Bromelin
Dalam hasil analisa data diketahui bahwa daging yang diberi enzim papain dalam suhu kamar lebih bekerja optimal mengempukkan daging sapi dibandingkan dengan daging sapi yang ada pada suhu lemari es. Ini terjadi pada daging yang diberi enzim papain yang disimpan selama 1 jam dan 2 jam. Berdasarkan percobaan, terbukti bahwa suhu berpengaruh terhadap optimalnya kerja enzim, pada percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa enzim papain dapat bereaksi optimal pada suhu kamar. Waktu juga mempengaruhi kerja enzim karena baik daging pada suhu ruang maupun suhu dingin yang disimpan selama 2 jam mempunyai tekstur lebih empuk dari pada daging yang disimpan selama 1 jam. Hal ini sama dengan hasil percobaan yang dilakukan pada enzim bromalin Namun, jika dibandingkan dalam kemampuan melunakkan daging, enzim bromelin bekerja lebih kuat daripada enzim papain
Pre rigor
Rigor mortis
Post rigor
peristiwa terlepasnya lendir dari kelenjar di bawah permukaan kulit. Lendir yang dikeluarkan ini sebagian besar terdiri dari glukoprotein dan musin yang merupakan media ideal bagi pertumbuhan bakteri (Junianto 2003 .
mengejangnya tubuh ikan setelah mati. Kekejangan ini disebabkan alat-alat yang terdapat dalam tubuh ikan yang berkontraksi akibat adanya reaksi kimia yang dipengaruhi atau dikendalikan oleh enzim (Dwiari et al. 2008) .
permulaan dari proses pembusukan yang meliputi autolisis dan pembusukan oleh bakteri. Autolisis merupakan proses terjadinya penguraian daging ikan sebagai akibat dari aktivitas enzim dalam tubuh ikan (FAO 1995) .
Katepsin merupakan salah satu enzim proteolitik yang ditemukan pada jaringan hewan termasuk ikan yang dapat menghidrolisis protein menjadi polipeptida. Katepsin banyak ditemukan dalam jaringan otot ikan. Pada jaringan otot ikan, katepsin dan enzim penghidrolisis lainnya ditempatkan dalam organel sub selluler atau disebut lisosom dan dibagi dalam dua tempat, yakni pada serabut otot dan matriks ekstraselluler (Shahidi dan Botta 1994).
Kolagenase secara umum didefinisikan sebagai enzim yang mampu mendegradasi ikatan polipeptida. Enzim ini dibagi menjadi dua tipe yang berbeda berdasarkan pada fungsi fisiologisnya 1. Serin kolagenase 2. metallokolagenase
Serin kolagenase terlibat dalam produksi hormon dan farmakologi. Fungsi tersebut meliputi pencernaan protein, penggumpalan darah, fibrinolisis, aktivasi kompleks, dan fertilisasi
metallokolagenase terdiri dari zinc yang mengandung enzim yang membutuhkan kalsium untuk kestabilan
Enzim proteolitik mempunyai peran dalam mengontrol berbagai proses biologis dalam tubuh (Almeida et al. 2001). Peningkatan panas yang semakin tinggi sampai batas tertentu akan meningkatkan aktivitas enzim dalam hidrolisis protein Katepsin berperan penting dalam proses kemunduran mutu ikan selama masa post mortem. Ketika ikan mati (fase pre rigor), maka kondisi menjadi anaerob dan ATP terurai oleh enzim yang terdapat dalam tubuh ikan dengan melepaskan energi. Proses ini kemudian diikuti dengan peristiwa glikolisis yang menguraikan glikogen menjadi asam laktat. Katepsin mengurangi fleksibilitas daging
Aktivitas proteolitik dari katepsin diuji menggunakan hemoglobin terdenaturasi asam sebagai substratnya
Aktivitas enzim kolagenase dapat diukur dengan metode Moore dan Stein (1954) yang telah dimodifikasi dengan cara mereaksikan 5 ml kolagen dengan 1 ml 0,05 M Tris-HCl (pH 7,5) yang mengandung 5 mM CaCl2 dan 0,1 ml larutan enzim diinkubasi pada suhu 37 0C selama 1 jam Aktivitas enzim katepsin dapat dihitung dengan rumus berikut
Thank You!
L/O/G/O
www.themegallery.com