Anda di halaman 1dari 7

Oktorilla Fiskasianita 0906564183 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Program Profesi Ners 2013

LAPORAN PENDAHULUAN (Diabetic-Hypertension Chronic Kidney Disease)

A. Definisi Diabetes Melitus (DM) adalah kondisi klinis serius yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh memproduksi insulin yang cukup atau ketidakmampuan tubuh menggunakan insulin yang tersedia di dalam tubuh untuk metabolisme glukosa sehingga terjadi penumpukan kadar glukosa di dalam sirkulasi darah. Ada 2 tipe DM: DM Tipe 1/ Juvenile Diabetes/ Insulin Dependent Diabetes Melitus DM Tipe 1 hanya sebagaian kecil dari total kasus DM yaitu hanya mencakup kurang lebih 5-10 persen kasus DM. DM tipe 1 ditandai dengan tidak mampunya tubuh memproduki insulin karena terjadi kerusakan sel beta di pankreas. DM Tipe 2/ Non Insulin Dependent Diabetes Melitus DM Tipe 2 merupakan diabetes yang dapat dicegah dan biasanya disebabkan oleh faktor gaya hidup. Pada kasus DM tipe 2, tubuh mampu memproduksi insulin sendiri akan tetapi jumlahnya tidak cukup atau tubuh kehilangan kemampuan menggunakan insulin secara optimum untuk metabolisme. Gagal Ginjal Kronik adalah kondisi ketika ginjal mengalami kerusakan yang parah. Ginjal dapat mengalami kerusakan karena berbagai kondisi seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Gagal ginjal kronik ditandai dengan ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan internal tubuh karena kerusakan yang menyebabkan ginjal kehilangan kemampuan memfiltasi darah sehingga terjadi penumpukan sisa metabolisme protein dan ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh. Gagal ginjal diabetik atau dalam bahasa Inggris disebut Diabetic Kidney Disease (DKD) mengacu kepada penyakit gagal ginjal yang disebabkan oleh diabetes. Pada gagal ginjal akibat diabetes ditandai dengan diabetik nephropathy. Di Amerika Serikat diestimasikan bahwa sekitar 50 % pasien diabetes akan berpotensi mengalami DKD apabila tidak tertangani dengan benar.

Oktorilla Fiskasianita 0906564183 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Program Profesi Ners 2013

Hipertensi dalam CKD Hipertensi dan gangguan kardiovaskular lainnya berkaitan erat dengan progress perkembangan CKD. Hipertensi dapat mengawali CKD ataupun menjadi akibat dari CKD misalnya pada kasus-kasus hypertensive nephrosclerosis dan hipertensi pada CKD biasanya adalah hipertensi persisten. B. Etiologi dan Faktor Risiko Diabetes Melitus Ketika gula darah tidak terkontrol di dalam tubuh, maka jumlah glukosa dalam darah akan meningkat drastis yang biasa disebut dengan istilah hiperglikemia. Kadar gula darah yang terlalu tinggi di dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan pada berbagai organ termasuk ginjal. Salah satu komplikasi diabetes yang paling umum adalah diabetik nefropati yang dapat mengakibatkan gagal ginjal. Hipertensi Saat ini telah banyak studi retrospektif yang membuktikan bahwa hipertensi merupakan salah satu faktor risiko gagal ginjal. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kompensasi ginjal untuk memenuhi suplai O2 ketika sirkulasi terganggu akibat adanya hipertensi Merokok Sebuah penelitian dengan desain kasus kontrol di swedia membuktikan bahwa merokok merupakan salah sat faktor risiko kerusakan ginjal. Peningkatan risiko berbanding lurus dengan jumlah rokok yang dikonsumsi dan lamanya seseorang merokok. Penyakit Kardiovaskular Penelitian di US pada populasi berumur 65 tahun ke atas membuktikan bahwa mereka yang memiliki riwayat jantung koroner berpotensi terkena CKD 1.5 lebih besar daripada mereka yang tidak. Sedangkan, mereka dengan riwayat gagal jantung menjadi 2 kali lebih beresiko terkena CKD daripada mereka yang tidak. Usia

Oktorilla Fiskasianita 0906564183 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Program Profesi Ners 2013

Risiko CKD meningkat seiring dengan pertambahan usia dan semakin tua seseorang maka semakin berpotensi untuk peningkatan derajat CKD. Lain-lainnya Penggunaan anti-inflamasi non steroid dalam jangka waktu lama (11-14 tahun) juga memicu terjadinya CKD. Selain itu obesitas dan status sosioekonomi juga dipercaya dapat meningkatkan risiko CKD

C. Patofisiologi (Terlampir dalam bentuk WOC)

D. Tanda dan Gejala a) Kelainan Hemopoesis Anemia: Retensi toksin uremia, defisiensi eritropoetin b) Kelainan saluran cerna: Mual, muntah, hiccup, stomatitis, fetor uremikum c) Kelainan mata: visus, retina, saraf mata d) Kulit: Kering bersisik, gatal, uremic frost,, easy bruishing e) Neurologi: Kejang, imbalance elektrolit, uremik f) Kardiopulmonal: CHF, Hipertensi, Perikarditis, edema paru E. Komplikasi Malnutrisi Asidosis Metabolik Hiperkalemia CKD Mineral and Bone Mineral Disorder Anemia CVD

F. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Fisik Organ Terkait a) Sirkulasi Hipertensi, disritmia kardia, distensi vena jugularis, edema general (termasuk area periorbital, sakrum), Pallor b) Eliminasi

Oktorilla Fiskasianita 0906564183 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Program Profesi Ners 2013

Perubahan pola urin, perubahan warna urin seperti merah, keruh, pekat, dan oliguri c) Makanan/ Cairan Penambahan berat badan (edema), dehidrasi, mual, muntah, adanya penggunaan diuretik, perubahan turgor kulit, edema. d) Nyeri, terutama pada area kostovertebral/pinggang e) Pernapasan, dispnea, takipnea, adanya batuk produktif, edema paru,dan pernafasan kussmaul 2. Penunjang (Laboratorium/Diagnostik) Sedimen Urin Pengumpulan urin 24 jam untuk pemeriksaan bersihan kreatinin dan protein total untuk memperhitungkan fungsi ginjal residual dan eksresi protein urin. Biopsi Ginjal Untuk mementukan kelainan histologi yang terjadi Darah Penurunan Hb karena anemia, peningkatan BUN-Creatinin, penurunan protein albumin serum, peningkatan potassium, dan AGD. G. Analisa Data dan Masalah Keperawatan (Kemungkinan Masalah

Keperawatan yang Muncul) Data Data Subjektif: Klien mengeluhkan sesak Masalah Keperawatan Kelebihan volume cairan tubuh

Data Objektif: Pitting edema Peningkatan berat badan Peningkatan TD Pemnumpukan cairan di alveoli, Asites

Data Subjektif: kelemahan

Ketidakseimbangan Asam Basa dan Elektrolit

Oktorilla Fiskasianita 0906564183 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Program Profesi Ners 2013

Data Objektif: perubahan nilai elektrolit dalam darah (hipo/hiperntaremia,kalsium,dll) Data Subjektif: klien mengelih lemah Intoleransi Aktifitas

Data Objektif: Abnormal blood pressure (dropping) Abnormal heart rate (increasing) Perubahan EKG Nurtrisi Kurang dari

DS: Klien mengeluh lemas, lapar, mual Gangguan tidak nafsu makan DO Penurunan berat badan Hipo/hiperglikemia Penurunan protein darah

kebutuhan tubuh

DS: Keluhan sesak DO: Suara nafas krekels dan ronchi, AGD ph turun, napas cepat

Gangguan Pertukaran Gas

H. Penatalaksanaan Medis a) Farmakologi Obat-obatan antihipertensi seperti ACE Inhibitor, obat-obat antihipertensi dapat mengurangi beban kerja ginjal Obat-obatan antikolesterol misalnya statin Obat-obatan anemia: hormone erythropoietin (uh-rith-row-POY-uhtin), atau kadang-kadang zat besi tambahan Obat-obatan diuretik untuk mengurangi edema Obat-obatan untuk melindungi tulang seperti calcium dan vitamin D

b) Terapi Medis

Oktorilla Fiskasianita 0906564183 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Program Profesi Ners 2013

Hemodialisa Transplantasi Ginjal

c) Terapi lain Diet rendah protein Diet rendah potassium

Referensi

National Kidney Foundation. (2007). Diabetes and Chronic Kidney Disease. New York Kidney Learning System Wilkinson, J.M. (2002). Diagnosis keperawatan. Jakarta: EGC.

Oktorilla Fiskasianita 0906564183 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Program Profesi Ners 2013

Anda mungkin juga menyukai