Anda di halaman 1dari 2

Sebuah Cerita dari Perjalanan Cinta

Sebagaimana bahtera, navigator telah melengkapi sang nahkoda, beranjaklah dua peradaban yang bersatupadu dengan bekal taqwa dan ikatan miitsaaqan ghaliizhaa Maka kisah berikutnya adalah lambaian haru para pengantar di semenanjung pelabuhan Maka kisah berikutnya adalah riak-riak kecil yang lalu menggelombang di muka samudera kehidupan Maka kisah berikutnya adalah angin yang menguji arah, dan badainya menantang luluh lantak, menguji ketenangan Namun peta perjalanan sudah dipatri, manuskrip akhirat dicengkeram kuat di kanan dan di kiri Hingga sejauh apapun perjalanan Seberat apapun gelayut beban Setinggi gunungpun gelombang tantangan Sedahsyat apapun badai menggoyahkan Perjalanan dua peradaban ini bertumpu pada iman dan kerinduan yang sama, Kerinduan pada Sang Maha Cinta, Allaahu 'azza wa jalla *****

Sebagaimana kepak dua sayap, berdampingan sepasang yang berbeda Bergerak beriringan saling mengerti; Bahwa beban yang dibawa telah sama berat dibagi, Bahwa arah yang dituju akan sama jauh ditempuh Berbahagialah sebuah perjalanan, yang terbang menembus angan-angan Beriringan menyaksikan horison kehidupan Di bawah lazuardi yang sama, lazuardi semesta Maha Cinta Di garis jalinan yang barakah Dalam curah rona sakiinah, mawaddah, dan rahmah _Sawangan, 14 Desember 2013 / 09 Shafar 1435 H_

*Puisi ini dibuat sekitar 30 menit sebelum ditampilkan, by request panitia walimah nikahnya 2 orang guruku, mbak Fauziyatul Muslimah & mas Dimas Rinto Mahardika. Tiba-tiba ditodong di tempat buat nampilin puisi. Dadakan tapi menyenangkan, udah lama gak bikin puisi akhirnya bikin lagi :D Baarakallaahu lakumaa, wa baaraka 'alaikumaa, wa jama'a bainakumaa fii khairin aamiin Yaa Mujiibassaa`iliin..

Anda mungkin juga menyukai