Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN PUNCAK INDAH KECAMATAN MALILI

KABUPATEN LUWU TIMUR TAHUN 2012 Factors Associated With The Occurrence Of Diarrhea In Village Pinnacle Society Pad Worderful Town In The Malili Lakes East Luwu Regerency In The Year 2012

Darmawati ( 141 280 278 ) Fairus Prihatin Idris, SKM., M.Kes ( Pembimbing I ) Drs. Haeruddin, SKM., M.Kes ( Pembimbing II )

Alamat Koresponden: Dusun -- Desa Kecamatan -Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan Negara Indonesia 085255559230

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2012

Darmawati ( 141 280 278 ) Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012
1

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN PUNCAK INDAH KECAMATAN MALILI KABUPATEN LUWU TIMUR TAHUN 2012 Factors Associated With The Occurrence Of Diarrhea In Village Pinnacle Society Pad Worderful Town In The Malili Lakes East Luwu Regerency In The Year 2012

PENULIS Darmawati* Fairus Prihatin Idris, SKM., M.Kes ** Drs. Haeruddin, SKM., M.Kes **

NAMA INSTANSI *) Mahasiswa Epidemiologi FKM UMI **) Staf Pembimbing FKM UMI

Alamat Koresponden: Dusun -- Desa Kecamatan -Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan Negara Indonesia 085255559230

Darmawati ( 141 280 278 ) Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012
2

PENDAHULUAN Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (umumnya tiga kali dalam sehari atau lebih) dengan atau tanpa darah tanpa lendir dalam tinja (Mendrofa, 2006). Diare merupakan penyakit menular, dalam pandangan Islam. Berikut adalah siroh/sejarah perkembangan penyakit menular pendapat tentang penularan mula-mula dikemukakan ikemukakan oleh Ibnul Khatib, beliau seorang intelektual muslim dan dokter pengarang di Spanyol, 100 tahun kemudian pendapat ini diikuti oleh orang Eropa. Abad ke-19 ke baru dapat dibuktikan, bahwa contagium itu bukan zat mati, melainkan makhluk yang amat kecil k (Akbar, 2010). Penyakit diare disebabkan oleh beberapa

Klasifikasi diare ada beberapa macam. Berdasarkan waktu, ktu, diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronik. Berdasarkan manifestasi klinis, diare akut dibagi menjadi disentri, kolera dan diare akut (bukan disentri maupun kolera). Sedangkan, diare kronik dibagi menjadi diare persisten dan diare kronik. Berdasarkan Berdas derajat dehidrasi, diare dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi, diare dengan dehidrasi ringan-sedang ringan dan diare dengan dehidrasi berat. Berdasarkan waktu, diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronik. Diare akut adalah kumpulan gejala diare berupa defikasi dengan tinja cair atau lunak dengan atau tanpa darah atau lendir dengan frekuensi tiga kali atau lebih per hari dan berlangsung kurang dari 14 hari dan frekuensi kurang dari empat kali per bulan. RataRata rata 95% diare akut terjadi dalam tiga sampai dengan lima hari, karena itu ada istilah diare prolong dimana diare yang melanjut lebih dari tujuh hari. Dikatakan diare kronik bila diare

faktor diantaranya faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan lingkungan, penyerapan zat gizi), dan faktor sosial

makanan/minuman

ekonomi (Admin, 2011). Penyakit diare merupakan salah satu

berlangsung lebih dari 14 hari. Setiap diare akut yang disertai darah dan atau lender dianggap disentri yang disebabkan an oleh shigelosis sampai terbukti lain. Sedangkan kolera, memiliki

penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa faktor yang dominan, yaitu: sarana air bersih, pembuangan tinja, sanitasi penanganan makanan, pembuangan air limbah, dan kondisi rumah. Faktor-faktor faktor tersebut akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila fak faktor

manifestasi klinis antara lain diare profus seperti cucian air beras, berbau khas seperti bayklin, umur anak lebih dari tiga tahun dan ada KLB dimana penyebaran pertama pada orang dewasa kemudian baru pada anak. Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara

lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare.

berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan Kejadian Luar

Darmawati ( 141 280 278 ) Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012
3

Biasa (KLB) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. ingkat. Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris dua dari lima orang menderita diare setiap tahunnya dan tiga dari enam orang pasien yang ng berobat ke praktek umum menderita diare. Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar tiga juta penduduk setiap tahun. Di Afrika orang terserang diare infeksi tujuh kali setiap tahunnya di banding di negara berkembang lainnya mengalami mi serangan diare tiga kali setiap tahun. WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 33 4 juta pertahun (Zein, 2004). Di Indonesia diperkirakan kejadian diare meliputi 200 - 400 per 1000 penduduk pertahun. Kejadian an di hampir sepanjang tahun, diare menjadi penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima pada semua kelompok umur (Aditya, 2010). 2010) Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya diare namun yang paling sering kita temui adalah faktor sanitasi lingkungan, begitu pula pada Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili 70% faktor penyebab terjadinya diare adalah sanitasi lingkungan diantaranya diantarany kualitas air bersih yang belum menyebar secara merata dan masih rendahnya rumah yang memiliki saluran pembuangan air limbah (SPAL) (Profil Kesehatan Puskesmas Malili). Profil Puskesmas Malili tahun 2010 pada Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Melili

menggunakan PDAM sebanyak 191 KK dengan presentase 30,80%, sedangkan yang menggunakan air sumur gali sebanyak 78 KK dengan presentase 12,58% dan yang lainnya seperti menggunakan air yang langsung dari peggunungan yang dialirakan ke rumah-rumah rumah sebanyak 351 KK dengan presentase 56,61 %. Pada penggolahan

pembuangan air limbah sebanyak 569 KK dengan presentase 96,13% sudah memiliki saluran

pembuangan air limbah (SPAL) namun tidak semua memiliki SPAL yang sehat sebanyak 371 37 KK dengan presentase 16,71 % tidak memiliki SPAL sesuai dengan syarat SPAL yang sehat. Pada kepemilikan jamban dan tempat sampah 85% KK sudah memiliki. Higene sanitasi makanan juga tidak lepas dari faktor penyebab diare, tempat umum dan pengolahan makanan makana (TUMP) sebanyak 48 TUMP yang terdiri dari 34 restoran atau rumah makan dan TUMP lainnya sebanyak 48 TUMP namun tidak semua TUMP dapat diketegorikan sehat. Melihat tingginya kasus penyakit diare dan kemungkinan faktor yang menyebabkan diare pada masyarakat at di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili, peneliti memilih maka ini menjadi alasan kabupaten Luwu Timur Indah yang pada

Kecamatan Malili Kelurahan Puncak kesebagai berhubungan tempat dengan penelitian kejadian faktor diare

masyarakat di Kabupaten Luwu Luw Timur Kecamatan Malili Kelurahan Puncak Indah tahun 2012. BAHAN DAN METODE Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik dengan metode pendekatan cross sectional study.

terdapat apat 627 kepala keluarga (KK) dan yang

Darmawati ( 141 280 278 ) Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012
4

Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur tahun 2012. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah KK yang ada di Kelurahan Pucak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur yaitu sebanyak 627 KK. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa KK yang ada di Kelurahan Pucak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Metode Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak yaitu dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu bahwa setiap ap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

diseleksi sebagai sampel. HASIL PENELITIAN . Penelitian dilaksanakan selama dua bulan mulai dari tanggal 19 Januari 2012 sampai dengan 19 Maret 2012 di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur dengan jumlah sampel 144 orang dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas air bersih, higiene sanitasi makanan, saluran pembuangan air limbah dengan kejadian diare. Tabel 1 Hubungan Variabel Independen dengan Dependen Pada Masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012

No. 1

Variabel Kualitas Air Bersih Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi

Diare N %

Tidak Diare n % n

Total %

P Value

13 53

56,5 43,8

10 68

43,5 56,5

23 121

100 100

0,371

Higiene Sanitasi Makanan Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi 4 62 16,7 51,7 20 58 83,3 48,3 24 120 100 100 0,004

SPAL Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Data Primer 2012 11 55 24,4 55,6 34 44 75,6 44,4 45 99 100 100 0,001

PEMBAHASAN

1.

Hubungan Kualitas Air Bersih Dengan Kejadian Diare

Darmawati ( 141 280 278 ) Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012
5

Hasil

yang

didapatkan

peneliti

pada

Tempat penyimpanan air minum juga dapat berpengaruh, tidak saja pengaruh air minum yang dimasak ataupun tidak dimasak tempat

penelitian ini

menunjukkan bahwa dari 144

penduduk yang kualitas airnya memenuhi syarat sebanyak 23 penduduk (16,0%) dan kualitas airnya tidak memenuhi syarat yang sebanyak 121 penduduk (84,0), namun Hasil uji statistik statisti diperoleh nilai probabilitas (p value = 0,371) < alpha ( = 0,05) sehingga Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara kualitas air bersih dengan kejadian diare, ini dapat dilihat pada tabel yang menunjukan bahwa dari 23 penduduk yang kualitas airnya memenuhi syarat ada anggota keluarga yang pernah menderita diare sebanyak 13 orang (56,5%) dan yang tidak pernah menderita diare sebanyak 10 orang (43,5%) sedangkan dari 121 penduduk yang yang kualitas airnya tidak memenuhi syarat ada anggota keluarga yang g pernah menderita diare sebanyak 53 orang (43,8%) dan yang tidak pernah menderita diare sebanyak 68 orang (56,5%). Hubungan antara kualitas air dengan

penyimpanan air minum yang digunakan dan seberapa sering mencuci tempat penyimpanan air minum pendudukpun berbeda-beda, berbeda ini terlihat

pada tabel 5.13 yang menunjukkan bahwa dari 144 penduduk sebanyak 39 penduduk (27,1%) menyimpan air minum di ember, sebanyak 10 penduduk (6,9%) menyimpan air minum di kendi, sebanyak 19 penduduk (13,2%) menyimpan air minum di teko dan sebanyak di galon gal sebanyak 79 penduduk (52,8%) menyimpan air minum di galon sedangkan seberapa sering mencuci tempat

penyimpanan air minum dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukan sebanyak 7 penduduk (4,9%) mencuci tempat penyimpanan air minum setiap hari, sebanyak anyak 68 penduduk (47,2%) mencuci tempat penyimpanan air minum dua kali dalam seminggu, sebanyak 61 penduduk (42,4%) mencuci tempat penyimpanan air satu minggu satu kali, dan sebanyak 8 penduduk (5,6%) mencuci tempat penyimpanan air minum sebulan sekali. 2. Hubungan ubungan Higiene Sanitasi Makanan

kejadian diare tidak berhubungan dikarenakan sumber air yang digunakan sebagian dari

penduduk tidak dikonsumsi secara langsung ini dapat dilihat pada tabel 5.11 yang menunjukkan bahwa dari 144 penduduk, sebanyak 52 penduduk (36,1%) memasak air sebelum dikonsumsi dan sebanyak 92 penduduk (63,9%) tidak memasak air sebelum dikonsumsi, namun penduduk yang tidak t memasak air terlebih dahulu di karenakan mengkonsumsi air isi ulang/galon ini dibuktikan dengan hasil penelitian penelti yang menunjukan dari 92 penduduk yang tidak memasak air sebelum dikonsumsi sebanyak 76 penduduk (52,8%) menggunakan air isi ulang.

Dengan Kejadian Diare Pada penelitian ini peneliti mendapatkan hasil penduduk yang menyimpan sebanyak bahan 66

makananpun penduduk

berbeda berbeda-beda, (45,8%)

menyimban

makanan

jadi/masak di meja makan, sebanyak 60 penduduk (41,7%) %) di lemari penyimpana makan, sebanyak 18 penduduk (12,5%) di dalam panci dan semuanya dalam keadaan tertutup. Selain tindakan

penyimpanan

makanan

jadi/masak

Darmawati ( 141 280 278 ) Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012
6

penduduk terhadap makanan yang sudah dingin pun harus diperhatikan, apabila ingin menyimpan sisanya ya maka pastikan menyimpannya dengan baik dan panaskan kembali jika ingin dikonsumsi tindakan ini merupakan perlindungan untuk mengurangi jumlah mikroba yang mungkin berkembang menemukan (49,3%) dipanaskan selama bahwa langsung ung terlebih penyimpanan. sebanyak 71 Peneliti penduduk tanda 66

yang SPALnya memenuhi syarat ada anggota keluarga yang pernah menderita diare sebanyak 11 orang (24,4%) dan yang tidak pernah menderita diare sebanyak 34 orang (75,6%) sedangkan dari 99 penduduk yang yang SPALnya memenuhi syarat ada anggota keluarga yang pernah menderita diare sebanyak 55 orang (55,6%) dan yang tidak pernah menderita diare sebanyak 44 orang (44,4%). Hasil uji statistik sta diperoleh nilai probabilitas (p value = 0,001) < alpha ( = 0,05) sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan antara saluran pembuangan air limbah dengan kejadian diare. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil penelitian menunjukan (p value =

mengkonsumsi dahulu, sebanyak

penduduk (45,8%) memanaskan telebih dahulu, sebanyak 7 penduduk (4,9%) tidak mengkonsumsi lagi makanan yang sudah dalam keadaan dingin. Berdasarkan hasil penelitian uji statistik diperoleh nilai ai probabilitas (p value = 0,004) < alpha ( = 0,05) sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan antara higiene sanitasi makanan dengan kejadian diare, ini terlihat pada tabel bahwa dari 144 penduduk yang higiene sanitasi makanannya memenuhi syarat ada anggota ta keluarga yang pernah menderita diare sebanyak 4 orang (16,7%) dan yang tidak pernah menderita diare sebanyak 24 orang (83,3%) sedangkan dari 120 penduduk yang yang higiene sanitasi makanannya tidak memenuhi syarat ada anggota keluarga yang pernah menderita ita diare sebanyak 62 orang (51,7%) dan yang tidak pernah menderita diare sebanyak 58 orang (48,3%). 3. Hubungan Saluran Pembuangan Air

0,371) > alpha ( = 0,05) artinya, tidak ada hubungan antara kualitas air bersih dengan kejadian diare pada masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur tahun 2012. 2. Hasil penelitian menunjukan (p value =

0,004) < alpha ( = 0,05) artinya, artin ada hubungan antara higiene sanitasi makanan dengan kejadian diare pada masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur tahun 2012. 3. Hasil penelitian menunjukan (p value =

0,001) < alpha ( = 0,05) artinya, ada hubungan antara saluran pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur tahun 2012. Saran

Limbah Dengan Kejadian Diare Hasil penelitian peneliti menunjukkan hasil bahwa penduduk yang SPALnya tidak menenuhi syarat menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan yang memenuhi syarat, ini terlihat Tabel 5.23 menunjukan bahwa dari 45 penduduk

Darmawati ( 141 280 278 ) Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012
7

1.

Pada penelitian ini meskipun tidak ada

dilaksanakan

secara

terpadu

antara

instansi

hubungan antara kualitas air bersih dengan kejadian diare namun pemerintah setempat dan petugas kesehatan bersama dengan masyarakat harus lebih memperhatikan kualitas air bersih baik secara fisik yang ditinjau dari segi keruh, bau, rasa, dan warna maupun secara bakteriologis serta kimia yang digunakan untuk keperluan sehari-hari s agar air dapat digunakan dengan aman serta bebas dari bakteri dan virus penyebab diare. 2. Dalam proses pemilihan bahan makanan,

kesehatan dan instansi terkait lainnya untuk memberikan emberikan pengertian akan pentingnya saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat dalam pencegahan penyakit diare. DAFTAR PUSTAKA Aditya Ahmad, 2008, Diagnosa Diare dan Klasifikasi Dehidrasi (Online),

htthttp://medicastore.com/diare/diagnosa_ diare.htmp://reshaardianto.student.umm.a c.id/2010/02/04/klasifikasi c.id/2010/02/04/klasifikasi-diare/. Diakses tanggal 19 Januari 2012. Admin, 2011, Diare (Online),

penyimpanan bahan makanan, pengolahan bahan makanan, penyimpanan makanan jadi/masak, dan penyajian makanan harus lebih diperhatikan kebersihanya seperti menyimpan bahan makanan di tempat yang bersih dan aman, menggunakan air yang bersih untuk mengolah bahan makanan, memilih bahan makanan yang segar dan

http://www.peutuah.com/makalah http://www.peutuah.com/makalahdiare/.html.com diare/.html.com. januari 2012. Akbar Muhammad, 2010, Studi Kualitatif Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit Diare Pada Kanak-Kanak, Kanak Makassar. Arifin, 2010, Hubungan Sanitasai Lingkungan Lingkunga Dengan Kejadian Diare Di Desa Diakses tanggal 20

berkualitas, mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum mengolah dan an menyiapkan

makanan, mencuci bersih bahan-bahan bahan makanan sebelum diolah, menyimpan makanan jadi/masak di tempat yang bersih dan aman serta selalu dalam keadaan tertutup, jika ada makanan sisa yang ingin dikomsumsi kembali hendaknya dipanaskan terlebih dahulu ahulu agar tidak terkontaminasi atau tercemar bakteri dan virus penyebab diare. 3. Perlunya kesadaran masyarakat tentang

Bongganan

Kecamatan

Tinungkung

Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2010, Universitas

Hasanuddin, 2010 Arman, 2010, Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Bara-Baraya Bara Makassar Tahun 2010, universitas Hasanuddin, Maksssar. Asang Mahyuddin, Lingkungan Masyarakat 2008, Penderita Kelurahan Studi Diare Sanitasi Pada

kepemilikan saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat serta saluran pembuangan air limbah harus sering dibersihkan agar tidak menimbulkan imbulkan genangan tidak berbau, dan tidak menjadi tempat perkembangbiakan serangga dan juga perlu dilakukan penyuluhan secara terus menerus dan berkesinambungan yang

Hassanudin

Kecamatan Mandai Kabupaten Maros Tahun 2007, Universitas Hasanuddin, Makassar

Darmawati ( 141 280 278 ) Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012
8

Bahar Tatik, 2008, Sanitasi Lingkungan (Online), http://tatikbahar.blogspot.com/2011/04/hu bungan-sanitasi-lingkungan-dengan.html dengan.html. Diakses tanggal 23 Januari 2012. Departemen Kesehatan RI, 2011, Profil Kesehatan Indonesia 2010, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 1990, Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor :

Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI, 2004. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. Makassar. Farida, 2009, Konsep Higiene Makanan, Hal 2020 30, Semarang. Fery, 2009, Diare (Online), http://midwiferymaterials.blogspot.com/2009/05/makalah.html.co m. . Diakses tanggal 20 Januari 2012 Idris Shall, 2009 Faktor Faktor-Faktor Yang

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang SyaratSyarat syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Departemen Kesehatan RI, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011

Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009, Akper Depkes Baturaja, Sumatra Selatan.

Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Departemen Agama, 2009, Al-Quran Quran Dan

Muhajirin, 2007, Hubungan

Antara

Praktek

Terjemahan. Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan, 2009, Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2008, Makassar. Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan, 2011, Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2010, Makassar. Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Timur, 2010, Profil Kesehatan Kabupaten Luwu Timur Tahun 2010, Malili. Djaffar, M.H, 2000, Penyediaan Air Bersih Ber (PAB), , Jurusan Kesehatan Lingkungan, FKM-UNHAS, Makassar. Djamal Ismail, 2008, Analisis Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Masyarakat Pantai Kecamatan Abeli Kota Kendari Tahun 2007, Universitas

Personal Hygiene Ibu Balita Dan Sarana Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap, Hal 1-10, 1 Semarang. Mendrofa Kasinudin, 2006, Karakteristik Balita Penderita Diare Yann Berobat di

Puskesmas Tetehosi Foa Kecamatan Gido Kabupaten Nias Tahun 2005, 1-6 1 Medan. Notoatmodjo, S., 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, , Jakarta. Notoatmodjo S. 2003. Ilmu Kesehatan Penerbit Renika Cipta,

Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta. Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Ilmu

Metodologi

Penelitian

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Profil Kelurahan, 2011, Profil Kelurahan Puncak Indah Tahun 2010, Malili

Hasanuddin, Makassar.

Darmawati ( 141 280 278 ) Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012
9

Pusat Kesehatan esehatan Masyarakat Malili, 2010, Profil Kesehatan Tahun 2010, , Malili Pusat Kesehatan Masyarakat Malili, 2011, Profil Kesehatan Tahun 2011, , Malili. Prabu Putra, 2008, Higene dan Sanitasi Makanan (Online), http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/ 27/higiene-dan-sanitasimakanan/html.com. . Diakses tanggal 23 Januari 2012. Sam Arianto, 2009, Pengertian Gastroentritis / Diare (Online),

Kecamatan Tahuna Kabupaten Sangihe Provinsi Sulawesi Utara Tahun Ta 2006, Universitas Hasanuddin, Makassar. Soemirat, J., 2002, Kesehatan Lingkungan,

cetakan kelima, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Warman Yance, 2009, Hubungan Ekonomi Faktor Dan

Lingkungan

Sosial

Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Diare Akut Pada Pad Balita Di Kelurahan Pekan Arba Kecamatan Tembilahan Kabupaten Tahun 2008, Universitas Riau, Pekanbaru. Wulandari Anjar, 2009, Hubungan Antara Faktor Lingkungan Dan Faktor

http://sobatbaru.blogspot.com/2008/09/pe ngertian-gastroentritis-diare.html.com diare.html.com. Diakses tanggal 19 Januari 2012. Santoso, , 2008, Diare (Online),

Sosialdemografi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo ejo 2009, Kabupaten Sragen Tahun

http://secondking.wordpress.com/2008/11 /15/diare-2/.html.com. . Diakses tanggal 20 Januari 2012. Siruddin, 2007, Studi Sanitasi Lingkungan

Universitas

Muhammadiyah,

Surakarta, Surakarta Yudhasmara, 2009, Atasi Diare Pada Orang Dewasa (Online),

Dengan Kejadian Diare Anak Balita Pada Masyarakat Di Desa Batu Pu Putih

Kecamatan Mallawa Kebupaten Maros Tahun 2007, Universitas Hasanuddin, Makassar. Soedarbe Wasono, 2007, Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Kelurahan Mahena

http://koranindonesiasehat.wordpress.com /2009/11/29/atasi /2009/11/29/atasi-diare-pada-orangdewasa-perlukah perlukah-obat/.com. tanggal 19 Januari 2012. Zein Umar, 2004, Diare Akut Disebabkan Bakteri, Universitas Sumatra Utara. Diakses

Darmawati ( 141 280 278 ) Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Masyarakat di Kelurahan Puncak Indah Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012
10

Anda mungkin juga menyukai