Anda di halaman 1dari 11

CORAK PEMIKIRAN POLITIK DALAM DUNIA ISLAM

ZAMAN KLASIK, PERTENGAHAN dan KONTEMPORER1

1.

Pendahuluan Setiap zaman memiliki sejarah yang berbeda, pemikiran-pemikiran yang berbeda

dan tokoh-tokoh yang berbeda jua. Islam yang diklaim sebagai agama yang komprehensif, baik dari kalangan intern maupun kalangan ekstern- bahkan orientalis sekalipun juga mempunyai cerita tersendiri dalam sejarah ke-tata negaraannya. Bermula sejak Nabi telah memilki konsep dasar dalam bernegara , terbukti dengan adanya penyebutan dalam sejarah yaitu adanya negara Madinah, yang dianggap merupakan praktek bernegara pertama yang dilakukan Nabi, dengan konsep diantaranya, ak !zazi Manusia, serta penanaman sikap tenggang rasa antar sesama umat beragama-diakatakan demikian, karena pada saat itu umat "ahudi juga berdampingan dengan umat Islam di Madinah, dalam !l-#uran sendiri tidak ditemukan adanya petunjuk eksplisit pada ayatayatnya mengenai tata cara bernegara dalam Islam, melainkan hanya melalui penyebutan prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari. $ada fase setelah %afat Nabi, dunia peraturan politik dan tata negara mengalami berbagai perubahan, seperti pada masa &halifah al-'!rba(ah, system negara memakai pola &hilafah, namun setelah terjadinya pengkudetaan di masa !li, sistem kenegaraan berubah menjadi monarki atau kerajaan yang dimasa-masa selanjutnya kekuasaan selalu diserahkan kepada putra mahkota, dimulai dengan pemegangan tampuk kekuasaan Mua%iyah bin !bi Sufyan dengan putra mahkotanya "azid. !da ungkapan setiap zaman pasti memiliki pemikir yang disebut sebagai anak zaman, dan dari tiap pemikir tersebut pasti akan menghasilkan berbagai konsepsi yang berbeda-beda, bukan tidak mungkin kita yang ada pada saat ini, hanya suatu saat nanti akan menjadi tokoh terkemuka dalam dunia perpolitikan Islam, seperti halnya !l-)arabi dengan konsepnya yang sama dengan *Negara Sempurna+ $lato atau Muhammad !bduh yang menganut pemikiran sekularistik, tapi jelas yang diharapkan bukan pemikiran-pemikiran yang sifatnya mem-plagiat pendapat orang lain ataupun yang
,

$embagian dari tiap-tiap zaman, pemakalah merujuk pada arun Nasution, yang menetapkan periode klasik- ./0 1 ,2/0 M, pertengahan- ,2/0 1 ,300 M, kontemporer- 4 ,300 M. 5ih. arun Nasution, Islam: Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, 6ilid I, 76akarta- 8I $ress, ,9:;<, h. /0

keluar dari koridor Islam, melainkan bentuk pemikiran *=tentik Islamiyyah+ yang mampu menja%ab segala permasalahan yang terjadi pada masyarakat kita. 6adi, bersiaplah> 2. FlashBack Tiga Zaman Sejarah mencatat bah%a dunia politik bukan hanya dimulai sejak turunnya Islam, namun jauh sebelum itu. ?alam kisah Nabi-nabi terdahulu 2, manusia sudah mengenal system pemerintahan, seperti zaman Nabi Ibrahim dengan rajanya *Namrudz+ yang terkenal lalim. @mpat belas abad sudah Islam bertahan sebagai agama yang dipegang di daerah 6azirah !rab, tentunya bukan merupakan %aktu yang singkat, dan seiring %aktu yang terus berputar, segala permasalahan yang belum terjamah oleh sejarah-sejarah Islam sebelumnya, menjadi sebuah problematika dalam kehidupan, dan terdesak untuk dilegitimasikan oleh Islam, maka muncul para pemikir yang handal serta menggagaskan konsep pemikirannya dan sampailah kepada kita buah tangan dari mereka yang siap dikaji ulang serta siap untuk diperbaharui oleh kita melihat dari situasi dan kondisi kita saat ini. A. Era Kla i! dan Per"engahan ?imulai dengan masa Khulafaurrasyidin- di masa Nabi konsep bernegara dikenal dengan Negara Madinah, yang akan diulas pada pembahasan selanjutnya- corak praktek dalam bernegara belum memiliki teori-teori yang utuh, maka dari itu mekanisme penggantian &halifah pun berubah-ubah dari masa !bu Bakar kepada 8mar dengan cara %asiat, 8mar kepada 8sman dengan tim formatur, 8sman kepada !li dengan cara aklamasi. Setelah itu, akhirnya kekuasaan Islam diambil alih oleh Mu(a%iyah dan menga%ali sistem monarki dalam pemerintahan. $ada &halifah !bbasiyah lah dimana ilmu pengetahuan berkembang pesat dan kebebasan berfikir yang diberikan pemerintah, para ahli ilmu mulai bermunculan, termasuk para pemikir politik, tokoh-tokoh yang terkenal sebagaimana disebutkan

!hmad al-8sairy, Sejarah Islam: Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad ,76akarta- !kbar Media @ka Sarana, 200A< h. 2.. Nabi Ibrahim hidup antara tahun ,:00-2000 SM. $ada peradaban orang-orang Sumeria.

Suyuthi $ulungan yaituA Al#$a%illani 7%. ,0,A M<, Al#$aghdadi 7%. ,0A: M<, I&n A&i Ra&i 7 idup pada masa &halifah !l-Mu(tashim 3AA-3;2 M<, Al#Ma'ardi 79:;-,0/3 M<, Al#(u'aini 7,023-,03: M<, Al#)ha*ali 7,0/3-,,,, M<, I&n Taimi+ah 7,2.2,A23 M< dan I&nu Khaldun 7,AA2-,;0. M< yang terakhir disebutkan hidup pada abad pertengahan. Menurut !zyumardi !zra dalam bukunya ; !l-Ma%ardi memberikan gambaran ideal mengenai kekhalifahan. Namun diklaim bah%a para pemikir ini sama sekali tidak membuat sistem politik atau garis-garis besar aturan pemerintahan yang komprehensif, melainkan sekedar membuat gambaran ideal moral bagi para penguasa dan kekuasaannya. ?ia%ali dengan pemikiran mengenai proses terbentuknya negara, para ahli mendominasi pemikiran dari alam pikiran "unani, bah%a manusia adalah makhluk sosial, saling membutuhkan satu sama lain guna memenuhi hajat dalam kehidupan. ?itambah dengan pernyataan-pernyataan lanjutan yang kelihatannya terjadi satu sama lain antara satu tokoh dengan tokoh yang lain, namun dalam pola piker para ahli juga di%arnai dengan pengaruh-pengaruh dari aBidah Islam, namun dalam pola pikir para ahli juga di%arnai dengan pengaruh-pengaruh dari aBidah Islam, seperti !l-Ma%ardi yang menganggap proses berdirinya negara bukan hanya didasari sekadar untuk membentuk regenarasi manusia pada satu komunitas. Namun juga untuk mengingatkan manusia pada !llah, bah%a manusia diciptakan sebagai makhluk yang lemah, karenanya saling membutuhkan. Menurut !l-Ma%ardi/, manusia adalah makhluk yang paling memerlukan bantuan pihak lain dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain. =leh karena banyak binatang misalnya yang sanggup hidup sendiri dan mandii lepas dari binatang sejenisnya, sedangkan manusia selalu memerlukan manusia lain. ?an ketergantungannya satu sama lain merupakan suatu yang tetap dan langgeng. &emudian dengan criteria memilih dan mengangkat pemimpin, para tokoh juga lebih mengedepankan pemikiran yang Islam kental. ?engan memberikan berbagai kriteria yang hampir-hampir menyerupai manusia yang sempurna, seperti menurut !lA

6. Suyuthi $ulungan, !i"h Siyasah: Ajaran, Sejarah dan #emikiran, 76akarta- $C Daja Erafindo $ersada, ,99A<, h. 2,.-2,:. $ada buku ini dalam catatan kaki terdapat juga nama lengkap dari masing-masing tokoh. ; !zyurmadi !zra, #erg$lakan #litik Islam: Dari !undementalisme, %$dernisme dan #$st %$dernisme 76akarta- $aramadina, ,99.<, h. ; / Muna%ir Syadzali, Islam dan &ata Negara, 76akarta- I8 $ress, ,990< Fet-G. h. .0

)arabi yang menetapkan bah%a seorang pemimpin harus memiliki ,2 kualitas luhur .lengkap anggota badannya, baik daya pemahamannya, tinggi itelektualitasnya, pandai mengemukakan pendapatnya, dll. Bila kriteria yang ada dua belas itu dimiliki semuanya oleh seseorang, maka ia berhak untuk ditunjuk kepala negara apabila ada lebih dari satu orang maka yang lain menunggu giliran untuk menjadi pengganti. Namun apabila dalam satu %ilayah tidak ada yang memiliki kriteria tersebut secara sempurna maka pemimpin negara dipikul secara kolektif. 8ntuk lebih mudah melihat beberapa perbedaan atau persamaan apa saja yang terdapat pada pemikiran pakar politik periode klasik dan pertengahan, dapat dilihat melalui kolom berikutPemi!iran T,!,h I&n Ra&i. Manusia, sosial E! i "en i Negara E! i "en i Ke-ala Negara makhluk =toritas !llah adalah $en"u! Pemerin $emikirann ya berpenagru h pada pemerintaha n &halifah Mu(tashim. Al#/ara&i Memenuhi hajat Seorang dari kepala haruslah golongan &onsepsiny a yang 8topian. Lain#lain

"ahan Daja Monarki mandate Cuhan,

menciptakan manusia dari cenderung berkumpul !l-#uran. dan bermasyarakat.

dengan %atak yang didasari dari nash

hidup manusia, untuk negara dunia dan akhirat.

kelas atas.

5ebih lengkap lih. Muna%ir Syadzali, Ibid, h. /..

Al#Ma'ardi

&ebutuhan meneruskan roda adapun mekanismenya manusia menggunakan

untuk Seorang roda- negara kehidupan, mempunyai

kepala

Ceori kontrak sosial.

kredibilitas dalam bernegara agama. dan

Al#)ha*ali

akalnya. )aktor regenarasi.

&epala adalah Bumi kepala adalah yang

negara Ceokrasi. !gama dan bayangjabatan negara sesuatu raja adalah ibarat anak kembar, agama adalah fondasi dan raja adalah penjaganya. dua

bayang Cuhan di

suciH%u"addas.

I&n Taimi+ah

Selain karena faktor Mempunyai sosial, juga karena kepala amanat dari Cuhan. yang urgen. negara sangat manusia mengemban adalah satu hal

$emikirann ya zahid pada penegakan keadilan. Ceori Ashabiyah yang dan puritan, penekanan

I&nu Khaldun

&odrat

manusia &eefektifan pelaksanaan syari(at Islam.

&hilafah atau Imamah

saling membutuhkan dalam satu sama lain.

Melihat dari penjabaran yang telah disebutkan diatas mengenai beberapa pemikiran-pemikiran para pakar, dalam literature dikatakan, adanya sebuah realita bah%a tiap tokoh tersebut tidak memberikan penjabaran yang eksplisit mengenai mekanisme pengangkatan dan pemberentian seorang kepala negara. ?an menjadi sebuah pertanyaan, adakah pemikir Islam yang nantinya berani menggagas secara gambling mengenai mekanisme baku bernegara dalam Islam, sehingga pengharapan dengan adanya penyeragamana umat Islam dalam bermasyarakat ter%ujud. Cidak ada pengklasifikasian yang jelas mengenai karakteristik pemikiran pada zaman ini, namun bisa ditarik pernyataan bah%a pendapat para tokoh tersebut,: $ertama, cenderung di%arnai oleh pemikiran dari alam "unani, terutama konsep $lato, meskipun kadar pengaruh itu tidak sama antara satu pemikir dengan pemikir yang lain. &edua, selain !l-)arabi, mereka mendasarkan pikirannya atas penerimaan terhadap sistem kekuasaan yang ada pada zaman mereka masing-masing. Bahkan diantara mereka ada yang dalam penyajian gagasannya bertitik tolak pada pemberian legitimasiH keabsahan kepada sistem pemerintahan yang ada, atau mempertahankan status "u$ bagi kepentingan penguasa, dan baru kemudian mena%arkan saran-saran perbaikan dan reformasi. $. Era K,n"em-,rer Setelah sekian lama dunia Islam tenggelam tertutp oleh peradaban barat 7$asca takluknya ?inasti !bbasiyah, selaku pusat pemerintahan Islam, ketangan bangsa Mongol< kemudian tersadarlah para leader Islam 7sejak abad IGIII M<. Bah%a pada saat itu Islam sudah tertinggal jauh dari peradaban lainnya. ?an bangkitlah mereka dengan berbagai upaya untuk menghidupkan kembali dunia pemikiran Islam. Berbeda dengan dua masa sebelumnya, para tokoh dimasa ini tidak mengemukakan kembali dasar-dasar berdirinya negara, dll. Melainkan lebih terfokus pada praktek berpolitik praktis, seperti !l-Maududi yang mengembangkan konsep 6ihad 7 h$ly 'ar< guna

Ibid, ;2

pengembalian keeksistensian Islam. Sekalipun konsep jihad ini mempunyai pandangan yang negatiJe dari barat kepada pemeluknya. Fita-cita yang luhur tersebut ditandai dengan munculnya para tokoh dan beberapa organisasi beserta pemikiran-pemikiran yang mengutamakan re(i(alisasi ajaran Islam, diantara tokoh-tokoh yang terkenal adalah Sa+id (amal Al#Din Al# A0ghani 7,3A3-,39: M<, Muhammad A&duh 7,3;9-,90/ M<, Muhammad Ra +id Ridha 7,3./-,9A/ M<, Ali A&d Al#Ra*i% 7,333-,9.. M<, 1a an Al#$anna 7,90.,9;9 M<, Sa++id 2u"h& 7,90.-,9.. M<. ?ua nama yang disebut terakhir adalah termasuk aktifis dari organisasi !l-Ikh%an !l-Muslimin, A&u Al#A.la Al#Maududi 7,90A-,9:9 M<. $ara tokoh dalam upaya re(i(alisasi ini terbagi kepada tiga corakK Sekuleristik, Moderat, Integralistik. ?iantara yang me%akili dasar pemikiran sekuleristik sebenarnya hal ini jalan sekuleristik merupakan bukan *barang+ baru lagi dalam Islam, mengingat pada pembahasan sebelumnya ada pemikiran Ibnu Caimiyah 7dikutip dari buku Muna%ir Syadzali< yang menyetujui pendapat, bah'a se$rang kepala negara yang adil 'alaupun tidak beragama Islam itu lebih baik, daripada kepala negara muslim namun berbuat )alim adalah !li !bd !l-DaziB. Beliau mengemukakan pada bagian kedua kesimpulan dibukunya3 yang menyatakan bah%a Nabi Muhammad itu hanya seorang utusan Cuhan dan tidak diperintah untuk mendirikan sebuah negara. 6elas, tergambar pada pernyataan DaziB diatas, Islam tidak mencampuri urusan dunia%i. DaziB mengambil dalil dari pernyataan dia yaitu hadits Nabi yang berbunyi, * Kalian lebih mengetahui urusan dunia Kalian+. ?alam pemikirannya pun DaziB banyak dipengaruhi dari sang guru, Muhammad !bduh. "ang akhirnya dia kembangkan sendiri menjadi pemikiran sekuler, selain itu melihat dari basi* pendidikan dia pernah mengenyam pendidikan barat. $ada perkembangannya pemikiran DaziB sangat ditentang oleh orang-orang dari golongan Islami* +riented, yang mulanya sangat bersemangat untuk menanamkan kembali sendi-sendi Islam pada setiap elemen kehidupan, namun ketika melihat dari pengaruh DaziB mereka menjadi takut kalau-kalau pemikiran tersebut, memiliki pengaruh yang sangat luas nantinya.
3

Ibid, h. ,;2-,;A. 8ntuk mengetahui teks yang aslinya dapat melihat langsung dari buku karangan DaziB yaitu Al,Islam -a .sul Al,Hukm.

&emudian, pada golongan M,dera" yang menganggap bah%a Islam tidak sepenuhnya mencampuri urusan ketatanegaraan ialah ?r. Muhammad usin aikal dan Muhammad !bduh9. Meskipun Islam tidak memberikan bentuk baku dalam pr$t$type bernegara, namun memberikan asas-asas yang nantinya dipergunakan dalam bernegara. =leh karena itu mereka memberikan keleluasaan umat Islam untuk melihat pola bernegara yang dipakai oleh Barat, tentunya dengan pemikiran yang masih satu rel dengan Islam. "ang ketiga, tipologi yang dipakai adalah tipe in"egrali "i!, dimana Islam dan agama menyatu. Eolongan ini merujuk kepada pemikiran-pemikiran klasik, juga pola pemerintahan yang dianjurkan menurut golongan ini adalah tipe pemerintahan yang dicontohkan oleh Dasulullah 7negara-kota Madinah<, dan juga pola pemerintahan pada masa Khulafaurrasyidin, mereka tidak menghendaki umat Islam meniru pada pola pemeritahan yang dipakai oleh Barat. Cokohnya adalah !bu !l-!(la !l-Maududi, Sayyid #uthb, dan ikh%annya, Muhammad Dasyid Didha. Cerdapat kegelisahan pemakalah, apakah pola pemerintahan seperti ini masih bisa diterapkan, mengingat alur kehidupan pada saat ini yang tergolong majemuk. ?an menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas. ?alam pola ini Maududi mencetuskan gagasan rakyat mempunyai otoritas dalam hal pengambilan kebijakan pada pemerintahan. Namun dibatasi oleh ketetapan yang telah dicantumkan oleh nash, meminjam dari istilah Muna%%ir Syadzali, tipe negara ini disebut &e$dem$krasi. $emakalah pun lebih condong kepada pemikiran kedua yang mengedepankan keseimbangan antara segi agama dan kemashlahatan. C. Le"a! Distings C,ra! Dalam Tiga Zaman Cidak ada dalam literatur yang kami ambil, menyebutkan secara spesifik corak pemerintahan dari tiap zaman, namun sebagaimana dengan pembahasan yang telah kami uraikan diatas, kami menyimpulkan beberapa perbedaan yang tampak jelas!. $emikiran $eriode &lasik

Ibid. h. 203

a. &ebanyakan para ahli yang menjelaskan tentang asal-usul berdirinya sebuah negara, artinya hal-hal yang bersifat esensi sekali dalam bersosialisasi masih menjadi topik pembahasan utama. b. $emikiran para ahli yang memiliki kecenderungan terpengaruh oleh ajaranajaran dari alam "unani, sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Sebagai contoh, pendapat $lato yang mengatakan bah%a manusia adalah makhluk sosial. c. $ada umumnya para ahli di periode ini, ide pemikirannya berpengaruh pada pemerintahan yang berkuasa dimana mereka hidup. d. Forak pemikiran integralistik !gama dan politik menyatulah yang me%arnai pemikiran politik pada masa ini, maka tidak heran ada tokoh yang mengatakan, */aja adalah baying,bayang &uhan di muka bumi + 7!lEhazali<. B. $emikiran $eriode $ertengahan a. Cidak banyak tokoh yang muncul pada masa ini, hanya Ibn Caimiyah dan Ibn &haldun lah yang bisa dikatakan sebagai per%akilan dari tokoh pertengahan ini, itupun jika kita melihat pada pembagian periode yang dirujuk dari arun Nasution. !dapun pemikiran pada dua tokoh yang me%akili zaman ini, tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh zaman klasik. Mengingat dua tokoh yang dianggap sebagai %akil dari zaman pertengahan ini, masih sama-sama hidup pada kondisi masyarakat yang sama dengan para tokoh kalsik. Mungkin kalaupun harus ada perbedaan corak pada zaman ini kita harus melihat pada sejarah Islam setelah runtuhnya ?inasti !bbasiyah. "ang mana pada saat itu Islam terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Namun sayangnya pada masa ini Islam mengalami saat-saat kembali ke titik nadirnya. &etika Barat bangkit dengan reformasi gerjanya sementara dunia Islam sedang sibuk mengurusi kekuasaan masing-masing dan dunia pengetahuan mengalami kemunduran. Sehingga tidak muncul para tokoh yang membuat ide brilian yang bersifat progresif. F. $emikiran $eriode &ontemporer

a. $ara tokoh tidak lagi terfokus pada tema bagaimana asal mula negara ini terjadi. b. Ceori politik praktislah yang dimunculkan pada masa ini, buktinya dengan munculnya beberapa ide pemikiran pada masa ini, diantaranya- Integralistik, Moderat, dan Sekuleristik. c. $emikiran para tokoh pun disinyalir terpengaruh dengan ide-ide yang dicetuskan pemikir barat 7$rancis, 6erman, dll< seperti pada pola pikir yang menganut paham sekuleristik. d. Mengenai bentuk bernegara yang ideal para ahli tidak menentukan apakah harus &hilafah, Imamah atau Monarki. !kan tetapi lebih mengutamakan bagaiamana syariat Islam itu bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya di %ilayah tersebut. 3. Penu"u*+rang Barat lebih melihat ke bumi, $rang &imur lebih melihat ke langit+ Bunyi ungkapan yang dikutip dari Sayid Muhammad BaBr !sh-Shadr, ini merupakan justifikasi yang memang terjadi pada realita kehidupan saat ini. =rang barat yang tergila-gila dengan konsep imperialisnya, yang menghendaki pemenuhan kepuasan kepada materi sementara orang Islam berpolitik di muka bumi sebagai &halifah sebagaimana titah dari langit, sehingga bertendensi religius. Mungkin ini hanya pengkalaiman sepihak dari kita, namun pertanyaan tadi memaksa kita untuk tetap menjaga kemurnian dari tujuan berpolitik umat Islam dan menghindari dari upaya Islam sebagai bentuk pe-legitimasi-an dalam berpolitik, padahal banyak terdapat kebusukan-kebusukan yang dilakukan para oknum birokrat. 5ayaknya nikmat allah yang tak dapat dihitung, ilmu pengetahuan juga seperti itu. Masih banyak mungkin bentuk-bentuk pemikiran yang belum sempat diangkat oleh manusia. =leh karena itu, kita selaku generasi Islam jangan hanya diam, bersiaplah untuk menja%ab segala permasalahan dimasa nanti. ?an mencatatkan kita pada tinta emas kesejatrahan Islam.

,0

DA/TAR PUSTAKA !l-6abiri, Muhammad !bid. 200,. Agama, Negara: Dalam #enerapan Syariah . "ogyakarta- )ajar $ustaka Baru. !l-8sairy, !hmad. 200A. Sejarah Islam- Sejak Laman Nabi !dam II. 6akarta- !kbar Media @ka Sarana. ingga !bad

!sh-Shadr, Sayid Muhammad BaBir. 200,. Sistem #$litik Islam: Sebuah #engantar. 6akarta- 5entera. !zra, !zyumardi, ?r. ,99.. #erg$lakan #$litik Islam: Dari !undamentalisme, %$dernisme Hingga #$st,%$dernisme. 6akarta- $aramadina. Nasution, arun, $rof. ?r. ,9:;. Islam- ?itinjau ?ari Berbagai !spek, 6ilid I. 6akarta- 8I $ress. $ulungan, 6. Suyuthi. ?r. ,99A. !i"h Siyasah: Ajaran Sejarah Dan #emikiran . 6akarta- $C. Daja Erafindo $ersada. Syadzali, Muna%ir. $ress. Syarif, Mujar Ibnu. ?rs. M.!g. 200A. Hak,Hak #$litik %in$ritas N$n %uslim Dalam K$munitas Islam: &injauan Dari #respektif #$litik Islam. Bandung- !ngkasa. . M.!. ,990. Islam Dan &ata Negara, Fet G. 6akarta- 8I

,,

Anda mungkin juga menyukai