Anda di halaman 1dari 75

1

JUDUL: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar 1. A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kemampuan profesionalisme guru untuk meningkatkan hasil belajar murid berkaitan dengan berbagai aspek yang kadang terabaikan oleh guru. Sering terjadi kegagalan murid dalam belajar, rendahnya minat belajar serta merosotnya disiplin murid yang berpengaruh terhadap hasil belajarnya dan keadaan yang mengecewakan lainnya, hanya semata-mata diorientasikan pada kegiatan mengajar atau kurangnya fasilitas belajar yang menunjang, padahal terdapat kemungkinan bahwa keadaan yang tidak menggembirakan itu disebabkan oleh pendekatan, metode pembelajaran sampai kegagalan guru dalam pengelolaan pembelajaran. Pemecahan masalah terhadap uraian di atas dapat dilakukan dengan berbagai langkah pembaharuan antara lain dengan pelaksanaan pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pengajaran, perbaikan sarana dan prasarana, serta meningkatkan sistem manajemen sekolah (Aqib, 2009:124). Guru di sekolah adalah ujung tombak keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas dan mempunyai peran utama dalam mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana pembelajaran dengan baik sehingga guru dituntut harus profesional dalam melaksanakan tugas pembelajarannya.

Pemahaman konsep IPA yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya, sehingga dituntut kemampuaan guru untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental murid. Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu murid untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. Sobel dan Maletsky (Muchtar, 2004:2) menjelaskan bahwa: Banyak sekali guru IPA yang menggunakan waktu pelajaran dengan kegiatan membahas tugas-tugas, lalu memberi pelajaran baru, memberi tugas kepada murid. Pembelajaran seperti di atas yang rutin dilakukan hampir tiap hari dapat dikategorikan sebagai 3M, yaitu membosankan, membahayakan dan merusak seluruh minat murid. Apabila pembelajaran seperti ini terus dilaksanakan maka kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tidak akan dapat tercapai secara malsimal, padahal sasaran terlaksananya pembelajaran adalah meningkatnya pemahaman murid terhadap materi bahan ajar sehingga hasil belajar murid-pun menjadi baik. Dengan demikian, diperlukan suatu metode pembelajaran yang tepat dan lebih menarik perhatian dan minat murid tanpa mengurangi fungsi media pembelajaran secara umum. Mata pelajaran IPA sendiri yang diajarkan kepada murid kelas V di SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar dilakukan dengan cara teoritis dan pelaksanaan praktikum. Khusus praktikum, dilaksanakan dengan keterbatasan alat peraga, mengingat alat peraga yang disiapkan di sekolah masih sangat kurang memadai untuk pelaksanaannya. Sehingga proses pembelajaran banyak dilakukan secara teoritis. Pembelajaran teoritis yang dilakukan guru dilakukan dengan pendekatan konvensional dimana kombinasi metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas menjadi pandangan yang umum ditemui di dalam kelas. Pembelajaran secara

konvensional (ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas) dalam mata pelajaran IPA tentu saja terasa kurang relevan dan cenderung memungkinkan timbulnya kejenuhan dan kurangnya pemahaman murid terhadap materi bahan ajar, dan untuk mengatasi hal ini diperlukan proaktif guru dalam mengatasi permasalahan yang muncul. Berdasarkan hasil observasi peneliti, diperoleh bahwa hasil belajar murid kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo tahun ajaran 2010/2011 pada semester 1 khusus untuk mata pelajaran IPA jika nilai semua murid diakumulasikan maka jumlah nilainya 900 dari 15 jumlah murid dengan rata-rata 60,00. Bila mengacu kepada standar nilai KKM yang diterapkan di sekolah tersebut 65, maka masih perlu perbaikan pembelajaran agar nilai hasil belajar murid dapat meningkat. Pembelajaran yang dilaksanakan secara efektif dengan strategi pembelajaran yang tepat guna mampu menciptakan suasana proses pembelajaran yang kondusif dan merancang aktivitas belajar murid terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Karena bagaimanapun hasil belajar murid tidak dapat dicapai secara maksimal jika kondisi dan situasi proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak memberikan ruang dan gerak kepada murid dalam menggali dan mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Dalam proses pembelajaran guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran serta media yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru

mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Selanjutnya perlu dikembangkan suatu perbaikan pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada murid kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo berupa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Devision (STAD). Pembelajaran tersebut memberikan kesempatan kepada murid dalam mengemukakan gagasan terhadap pemecahan suatu masalah dalam kelompoknya masing-masing, disamping itu pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki beberapa keuntungan jika digunakan dalam pembelajaran IPA antara lain: kemampuan murid bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, disamping itu kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran, membaiknya hubungan sosial, meningkatkan kemahiran kepemimpinan, meningkatkan kemahiran sosial, dan meningkatkan keyakinan diri. Berdasarkan uraian di atas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar.

B.

Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Apakah melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatan hasil belajar IPA pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar 2. Pemecahan Masalah Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, peneliti merancang pemecahan masalah melalui tindakan perbaikan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPA. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar IPA melalui pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada murid kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dalam pengelolaan pembelajaran sehingga mampu menciptakan proses pembelajaran yang baik. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis a) Bagi akademisi/lembaga pendidikan, menjadi bahan informasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada Program Studi PGSD FIP UNM. b) Bagi kepala sekolah, untuk menjadi bahan acuan di dalam membimbing bawahannya dalam memilih model-model pembelajaran. c) Bagi tenaga pendidik/guru sebagai sarana pengembangan teori dan implementasi pembelajaran kooperatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah terkait dengan upaya meningkatkan hasil belajar murid. d) Bagi instansi, khususnya pada SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo merupakan bahan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatan hasil belajar. 2. Manfaat Praktis a) Penelitian ini diharapkan guru sekolah dasar mendapatkan pengalaman langsung dalam menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar murid terhadap pembelajaran IPA di sekolah dasar. b) Penelitian ini diharapkan pula bagi mahasiswa peneliti agar mendapatkan pengalaman nyata melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar murid dalam mengajar nanti.

II. A.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Kajian Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan

sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama murid dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang tersusun dan sistematis, dimana murid belajar dalam kelompok-kelompok kecil bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Menurut Slavin (Asma, 2006:5) mendefenisikan tentang pembelajaran kooperatif yang mengandung arti bahwa dalam belajar kooperatif murid belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggungjawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu atau kelompok. Halnya dengan Newman (Asma, 2006:11) mendefinisikan pembelajaran kooperaitf adalah suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari murid yang bekerjasama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka.

Sementar itu, Johnson (Rusman, 2010:204) mengemukakan pengertian pembelajaran kooperatif bahwa: Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yaang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah mendasarkan pada suatu ide bahwa murid bekerjasama dalam belajar kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggungjawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan para ahli penelitian untuk digunakan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin (Sanjaya, 2010:242) menyatakan bahwa: (1) Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar murid sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. (2) pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan murid dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah murid sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam penyelesaian tugas kelompoknya, setiap murid dalam kelompok harus saling bekerja

sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Untuk mencapai hasil belajar diterapkan 5 unsur dalam pembelajaran kooperatif sebagaimana dijelaskan Roger dan David Johnson (Rusman, 2010:212) sebagai berikut: 1.Prinsip ketergantungan positif, yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan. 2. Tanggung jawab perseorangan, yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersrebut. 3. Interaksi tatap muka, yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain. 4. Partisipasi dan komunikasi, yaitu melatih murid untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. 5. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Pembelajaran kooperatif mempunyai karakteristik sebagaimana yang

dikemukakan oleh Sanjaya, (2009:224) yaitu pembelajaran secara tim, didasarkan pada manajemen kooperatif, kemauan untuk bekerja sama, dan keterampilan bekerja sama. Karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pembelajaran Secara Tim. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim.Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap murid belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk

10

mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim 2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif. Sebagaimana pada umumnya manajemen mempunyai empat fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Fungsi perencanaan menenjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok, oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanan, melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes. 3) Kemauan untuk Bekerja Sama. Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu.

11

4) Keterampilan Bekerja Sama. Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktekkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, murid perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Murid perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap murid dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan memberikan kontribusi kepada keberhasilahn kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif murid belajar bersama dalam kelompokkelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang murid, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan murid, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih murid menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik, murid diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.

12

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins. STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan banyak digunakan dalam pembelajaran kooperatif. Slavin (Asma, 2006:51) menjelaskan bahwa : Pembelajaran Kooperatif dengan tipe STAD, murid ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang murid yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat murid yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan strategi belajar dengan

sejumlah murid sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Sejalan dengan hal itu, Slavin (Trianto, 2007:52) memberikan pengertian tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD bahwa: Pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang murid secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan berkelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model yang mengacu pada pembelajaran kelompok kecil yaitu murid ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Dalam menyelesaikan tugas kelompok,

13

setiap murid anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Lebih jauh Slavin (Rusman, 2010:214) memaparkan bahwa Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu murid agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. b. Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) memiliki keunggulan dalam proses pembelajaran. Keunggulan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dikemukakan oleh Ruhadi (2008:49) sebagai berikut: 1) Setiap anggota kelompok wajib mendapat tugas. 2) Ada interaksi langsung antar murid dengan murid dan murid dengan guru. 3) Murid dilatih untuk mengembangkan keterampilan sosial. 4) Mendorong murid untuk menghargai pendapat orang lain. 5) Dapat meningkatkan kemampuan akademik murid. 6) Melatih murid untuk berani berbicara di depan kelas. Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kekurangan. Selanjutnya akan diuraikan tentang kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagaimana dikemukakan Ruhadi (2008:49) sebagai berikut: 1) Jika ditinjau dari sarana kelas, maka untuk membentuk kelompok kesulitan mengatur dan mengangkat tempat duduk. 2) Karena rata-rata jumlah murid di dalam kelas, maka guru kurang maksimal dalam mengamati kelompok secara bergantian. 3) Guru dituntut bekerja cepat menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan murid, dan menentukan perubahan kelompok belajar.

14

4) Memerlukan waktu dan biaya yang banyak untuk mempersiapkan dan kemudian melaksanakan pembelajaran kooperatif tersebut. c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Peran dan fungsi guru dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD pada tingkat sekolah dasar khususnya pada pembelajaran IPA sangatlah penting, Rusman (2010:215) mengemukakan langkah-langkah tersebut sebagai berikut: 1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi murid untuk belajar 2) Pembagian Kelompok Murid dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 murid yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa tau etnik 3) Presentasi dari guru Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi murid agar dapat belajar aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan seharihari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemauan yang diharapkan dikuasai murid tugas dan pekerjaan harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.

15

4) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim) Murid belajar dalam kelompok yang dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semau anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi, selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dalam STAD. 5) Kuis atau Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar memenuhi pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap persentasi hasil kerja masingmasing kelompok. Murid diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerjasama. Ini dilakukan untuk menjamin agar murid secara individu bertanggungjawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal misalnya 60, 75, 84 dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan murid. 6) Penghargaan Penghargaan dilakukan setelah dilaksanakan kuis atau evaluasi yang diberikan untuk murid yang berprestasi. Tujuan utama dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah agar murid dapat dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk

16

mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. 3. Pembelajaran IPA di SD a. Hakikat IPA Kata IPA diterjemahan dengan Ilmu Pengetahuan Alam yang berasal dari kata natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi IPA dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam(Bundu, 2010:17). Selanjutnya Bundu dan Kasim, (2007:2) mengemukakan bahwa hakikat IPA itu sendiri adalah (1) IPA adalah sejumlah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematik tentang dunia sekitar, (2) IPA adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses kegiatan tertentu, dan (3) IPA adalah dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuwan menggunakan proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang mampu menjelaskan peristiwa yang terjadi di alam melalui pengamatan dan dapat diuji kebenarannya melalui percobaan IPA. Harlen, (Bundu, 2010:18) mengemukakan tiga karakteristik utama IPA yakni: 1) Memandang bahwa setiap orang mempunyai kewenangan untuk mengujin validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah. Meskipun kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis, teori dan prinsip hanya berguna jika sesuai dengan kenyataan yang ada. 2) Memberi pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang memungkinkan penyusunan prediksi sebelum

17

sampai pada kesimpulan. Teori yang disusun harus didukung oleh fakta-fakta dan data yang teruji kebenarannya. 3) Memberi makna bahwa teori IPA bukanlah kebenaran yang akhir tetapi akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini memberi penekanan pada kreativitas dan gagasan tentang perubahan yang telah lalu dan kemungkinan perubahan di masa depan, serta pengertian tentang perubahan itu sendiri. Muchtar, dkk (2004:5) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar sebagai berikut: a. Materi pembelajaran di susun berdasarkan penyesuaian terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi dan memiliki keterbacaan tinggi agar murid tidak bosan dalam membacanya. b. Pemberian ilustrasi. Dimaksudkan untuk memberikan penjelasan kepada murid dengan mempergunakan contoh-contoh gambar dari setiap materi belajar dan untuk menarik minat murid terhadap matapelajaran ilmu pengetahuan alam. c. Aktivitas kegiatan. Merupakan penerapan percobaan-percobaan yang dilakukqan murid baik individu maupun kelompok yang bertujuan agar murid memiliki pengalaman nyata dalam memahami suatu materi pelajaran yang diberikan. d. Aktivitas tugas. Pemberian tugas baik individu maupun kelompok dimaksudkan agar murid aktif dan dapat memecahkan masalah yang ditemukan.

b. Pengertian Belajar Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisiksosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Rober (Suprijono,

18

2009:3) belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Menurut Mappasoro, (2007:2) belajar merupakan aktivitas mental (psikhis) yang terjadi kerena adanya interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahanperubahan yang bersifat relatif tetap dalam aspek-aspek: kognitif, psikomotor, dan afektif. Perubahan tersebut dapat berupa sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan/peningkatan dari hasil belajar yang telah diperoleh sebelumnya. Belajar dapat pula diartikan sebagai suatu proses perubahan yang bersifat relatif tetap. Terkait dengan uraian tersebut, Hergenhahn dan Olson (Bundu, 2008:64) mengemukakan: (1) Belajar menunjuk pada suatu perubahan tingkah laku, (2) perubahan tingkah laku tersebut relatif menetap, (3) perubahan tingkah laku tidak segera terjadi setelah mengikuti pengalaman belajar, (4) perubahan tingkah laku merupakan hasil penglaman dan latihan, dan (5) pengalaman dan latihan harus diberi penguatan. Berdasarkan defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau tingkah laku yang dilakukan yang menyebabkan tejadinya perubahan pada diri pebelajar tesebut. Belajar adalah aktivitas mental yang menyebabkan terjadinya perubahanperubahan pada diri orang yang belajar. Sebagai suatu aktivitas, belajar dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Menurut Sumadi Suryabrata dan Rochman Natawidjaja (Mappasoro, 2007:9) faktor yang mempengaruhi hasil belajar murid ada dua yaitu faktor interen yakni faktor yang berasal dari dalam individu yang belajar, dan faktor eksteren yakni faktor-faktor yang berasal dari luar individu.

19

a. Faktor Interen, terdiri atas: 1) Faktor fisiologis pada umumnya (a) Keadaan fisiologis pada umumnya Keadaan fisiologis pada umumnya dari diri individu yang belajar yang mempunyai pengaruh yang besar. Keadaan jasmani yang segar misalnya sudah tentu akan memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan jasmani yang kurang atau tidak segar. (b) Keadaan pancaindera Melalui pancaindera, seseorang melakukan aktivitas belajar (membaca, mengamati, mendengar, merasakandan mengalami sesuatu dan berbagai bentukaktivitas lain). Pancaindera yang berfungsi dengan baik sudah tentu akan memberikan pengaruh positif bagi terlaksananya kegiatan belajar. 2) Faktor Psikologis Sebagai aktivitas mental, belajar dipengaruhi oleh sejumlah faktor psikologis, diantaranya: (a) Kematangan belajar merupakan sesuatu yang bersifat alamiah dan berhubungan dengan faktor biologis, karena hal ini terjadi diluar kontrol manusia. kematangan mempengaruhi proses belajar dalam arti bahwa proses belajar akan mencapai hasil optimal bila ditunjang oleh kematangan.

20

(b) Kumpulan persepsi dan pengertian dasar. Melalui interaksi aktif manusia memperoleh berbagaijnis persepsi dan pengertian-pengertiandasar yang merupakan cikal bakal dariproses

pembentukan kemampuan dan pengetahuan manusiamelalui proses belajar yang panjang. (c) Kapasitet (kemampuan) belajar. Setiap manusia dilahirkan dengan membawa kemampuan yang berbedabeda, sehingga dikenal misalnya anak cerdas dan sebaliknya. Faktor kapasitet merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar. (d) Minat dan Perhatian Minat dan perhatian mempengaruhi proses dan hasil belajar kiranya tidak sulit dipahami. Bagi seseorang yang tidakmempunyai minat dan perhatian didalam beljar tentu saja tidak dapat diharapkan akan memperoleh hasil yang baik. (e) Motivasi Motivasi diartikan sebagai kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk berbuat.Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seeorang untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor pendorong dari dalam individu, yang merupakan tenaga untuk membangkitkan dan mengarahkan kelakuan dalam belajar. Murid yang kuat motivasinya akan giat

21

dalam usaha, bahkan nampak tidak lelah dalam belajar dan mempunyai perhatian penuh. b. Faktor Eksteren, terdiri atas: 1) Faktor lingkungan belajar,yang meliputi: (a) Lingkungan yang bersifat alami atau non sosial. (b) Lingkungan sosial yaitu yang berkaitan dengan hubungan antara manusia. 2) Faktor instrumental yaitu faktor-faktor yang pengadaan dan penggunanya dirancang/diprogramkan sebagai sarana/alat (instrument) untuk

menunjang pencapaian tujuan-tujuan belajar,seperti: (a) Kurikulum (Garis-garis Besar Program Pengajaran dan semua perangkat pendukung). (b) Sarana dan fasilitas serta berbagai skema bagan yang relevan, OHP, ART dan sebagainya. (c) Berbagai bentuk program belajar-mengajar, mu;ai dari yang sangat umum sampai kepada yang terstruktur. (d) Berbagai bentuk tindakan didaktis-pedagogis baik yang secara sengaja dirancang/disispkan maupun muncul secara traksaksional yang diharapkan menunjang keefektivan proses belajar

22

c. Hasil Belajar IPA Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri murid, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat terjadi bila adanya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Hasil belajar menurut Suprijono (2010:5) adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menururt Sumaji (Bundu, 2010:29) memandang hasil belajar dari dua aspek yaitu: Aspek kognitif dan nonkognitif. Aspek kognitif adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan intelektual lainnya, sedangkan aspek nonkognitif erat kaitannya dengan sikap, emosi (afektif), serta keterampilan fisik atau kerja otot (psikomotor). Jika ditelaah tujuan pendidikan IPA di SD, dapat dikatakan bahwa tujuan tersebut telah berorientasi pada teori hasil belajar tersebut di atas yakni pada pencapaian IPA dari segi produk, proses, dan sikap keilmuwan. Dari segi produk, murid diharapkan dapat memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Dari segi proses, murid diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi sikap dan nilai, murid diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis,

23

mawas diri, bertanggung jawab dapat bekerja sama dan mandiri, serta mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Bundu (2010:30) bahwa hasil belajar IPA di SD hendaknya mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Penguasaan produk ilmiah atau produk IPA yang mengacu pada seberapa besar murid mengalami perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman tentang IPA baik berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, maupun teori. Aspek produk seperti fakta, konsep, yang sering disajikan dalam bentuk pengetahuan yang sudah jadi. 2. Penguasaan proses ilmiah atau proses IPA mengacu pada sejauh mana murid mengalami perubahan dalam kemampuan proses keilmuwan yang terdiri atas keterampilan proses IPA dasar dan keterampilan IPA terintegrasi. Untuk tingkat pendidikan dasar di SD maka penguasaan proses IPA difokuskan pada keterampilan proses IPA dasar (basic science process skills) yang meliputi keterampilan mengamati (observasi), menggolongkan (klasifikasi), menghitung (kuantifikasi), meramalkan (prediksi), menyimpulkan (inferensi), dan mengkomunikasikan (komunikasi). 3. Penguasaan sikap ilmiah atau sikap IPA merujuk pada sejauh mana murid mengalami perubahan dalam sikap dan sistem nilai dalam proses keilmuwan. Sikap ilmiah yang sangat penting dimiliki pada semua tingkatan pendidikan. Paling tidak ada empat sikap yang perlu dikembangkan yakni sikap ingin tahu (curiocity), penemuan (inventiveness), berpikir kritis (critical thinking), dan teguh pendirian (persistence). Keempat sikap ini sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya karena saling melengkapi. 4. Hasil belajar IPA SD adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada murid dalam bidang IPA sebagai hasil mengikuti proses pembelajaran IPA, yang biasanya dinyatakan dengan skor yang sesuai dengan dimensi hasil belajar IPA yang terdiri atas dimensi tipe isi (produk), dimensi tipe kinerja (proses), dan dimensi tipe sikap (sikap ilmiah).

24

d. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Mengajarkan Materi Sumber Daya Alam Pengajaran materi sumber daya alam dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Persiapan Pembelajaran a. Guru membuat lembar kegiatan siswa (LKS) dan lembar jawaban, serta lembar tes tentang topik sumber daya alam. b. Menyiapkan alat peraga yang berhubungan dengan materi pelajaran tentang sumber daya alam. c. Menyiapkan lembar observasi kegiatan murid dan guru. d. Membagi murid dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang murid. Pembagian ini dilakukan berdasarkan pada hasil tes murid sebelumnya. Setiap kelompok terdiri dari murid yang

berkemampuan tinggi, sedang, rendah, jenis kelamin yang berbeda. e. Menentukan skor dasar murid 2. Penyajian Materi Sebelum memulai materi, kepada murid disampaikan tujuan kelompok dan tes individual. Guru memberikan motivasi pada murid tentang pentingnya materi ini untuk dipelajari. Kemudian mengingatkan murid tentang materi prasyarat yang berhubungan dengan sumber daya alam. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pada murid. Selanjutnya, murid

25

diarahkan untuk dapat menerima materi pembelajaran tentang sumber daya alam. 3. Kegiatan Belajar Kelompok Setelah penyajian materi, murid duduk berdasarkan kelompok yang telah dibagi guru sebelumnya. Murid diminta untuk mendiskusikan dalam kelompok tentang materi yang diberikan dalam lembar kegiatan. Murid diberitahukan bahwa lembar kerja harus diisi dan dipelajari. Jika ada teman kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi, murid tersebut menanyakan pada teman kelompoknya. Jika seluruh anggota kelompok tidak menemui jawabannya, maka salah seorang murid dalam kelompok menanyakan pada guru.Saat murid berdiskusi dalam kelompok, guru mengelilingi setiap kelompok untuk melihat perkembangan murid, membetulkan konsep murid yang salah, dan mengecek pemahaman anggota kelompok. 4. Pemeriksaan terhadap Hasil Kegiatan Kelompok Setelah mengerjakan tugas kelompok, wakil dari setiap kelompok diminta untuk mempersentasekan hasil kegiatan kelompok di depan kelas. Pada tahap kegiatan ini diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok penyaji dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi jawaban kelompok tersebut. Setelah kegiatan ini dilakukan secara bergantian, guru memberikan kunci jawaban pada setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta memperbaiki jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

26

5.

Murid Mengerjakan Soal-soal Tes secara Individual Setelah kegiatan belajar kelompok, murid diberi tes secara individu. Hasil

tes ini akan mempengaruhi skor kelompok. Dalam kegiatan ini murid tidak diperkenankan bekerjasama. Masing-masing murid menyumbang skor untuk kelompok sesuai dengan kemampuan yang dicapai dalam tes, dibanding dengan skor dasar yang dimiliki murid. 6. Pemeriksaan Hasil Tes Guru memasukan hasil tes murid ke dalam daftar skor peningkatan setiap individu. Peningkatan rata-rata skor setiap individu merupakan sumbangan bagi kinerja pencapaian kelompok. 7. Penghargaan Kelompok Setelah skor tes ditentukan dan skor kelompok sudah dihitung, maka guru memberikan penghargaan bagi kelompok super dan kelompok hebat. B. Kerangka Pikir Keberhasilan seorang murid dalam belajar dapat dilihat ketika mereka mampu memperoleh pengetahuan berdasarkan informasi yang didapat. Dalam mengolah informasi tersebut setiap murid memiliki kemampuan yang berbeda, dan seiring sssdengan hal itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memotivasi dalam menerima pelajaran sehingga murid dapat meningkatkan hasil belajarnya. Hasil belajar murid merupakan salah satu indikator keberhasilan murid dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar juga dapat dikatakan sebagai hasil belajar yang

27

telah dicapai murid dalam suatu mata pelajaran tertentu dengan menggunakan tes sebagai alat pengukur keberhasilan murid. Untuk meningkatkan hasil belajar murid, guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Pencapaian proses dan hasil belajar dilakukan dalam beberapa tahap yaitu persiapan pembelajaran, penyajian materi, belajar kelompok, pemeriksaan hasil kegiatan kelompok, tes, pemeriksaan hasil tes, dan penghargaan kelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir di bawah ini:

28

Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Rendah

Aspek Guru 1.Pembelajaran konvensional 2.Kurang melibatkan murid secara aktif 3.Kurang membimbing murid dalam mengemukakan pertanyaan, gagasan, usul, sanggahan atapun jawaban

Aspek murid 1.Murid kurang aktif 2.Partisipasi murid dalam pembelajaran rendah dalam mengemukakan pertanyaan, gagasan, ide, usul, sanggahan dan jawaban terhadap permasalahan

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Meningkat

Gambar.2.1. Skema Kerangka Pikir Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesisnya adalah Jika pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) diterapkan, maka hasil belajar IPA meningkat pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar.

29

III. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana tujuan dari pada pendekatan ini untuk menentukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan yang diperoleh yaitu khususnya dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam peningkatan hasil belajar murid kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar. b. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Karakteristik dari tindakan kelas yakni tindakan-tindakan (aksi) yang berulang-ulang untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Suryanto (Muslich, 2009:9) bahwa, PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.

29

30

2.

Fokus Penelitian Untuk memberikan pemecahan yang tepat terhadap permasalahan

penelitian yang dikemukakan maka ada beberapa faktor yang akan diselidiki, yaitu: a. Murid: yaitu dengan melihat tingkat kemampuan murid dalam pembelajaran. b. Guru: yaitu dengan melihat bagaimana persiapan materi pelajaran yang relevan, dan kesesuaian pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Selain itu juga diamati proses pembelajaran, apa sudah berjalan sesuai dengan rencana atau belum. c. Hasil Belajar: yaitu dengan menganalisis hasil belajar IPA setelah melakukan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang diukur melalui pelaksanaan tes pada setiap akhir siklus. 3. Setting dan Subjek Penelitian a. Setting Penelitian Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo yang terletak di Kelurahan Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar. b.Subjek Penelitian Subyek penelitian yang akan diteliti adalah Murid Kelas V SD Inpres No.25 Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan

31

Selayar yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 5 perempuan.

4.

Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom

Actiont Research) , yaitu desain penelitian berdaur ulang (siklus). Proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan secara bertahap dimulai dari (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) pengamatan/observasi, (d) analisis dan refleksi. Pelaksanaan penelitian dilakukan karena adanya permasalahan yang dialami dalam pembelajaran, kemudian perencanaan tindakan untuk mengatasi dilakukan

permasalahan tersebut yang

dilanjutkan dengan upaya pelaksanaan tindakan dan observasi pelaksanaan. Hasil observasi selanjutnya direfleksi untuk mengetahui hasil pelaksanaan tindakan. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam siklus yang berdaur ulang seperti terlihat pada gambar berikut.

32

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Observasi

Siklus n Gambar.3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas oleh Hopkins (Muslich, 2009:43) Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, jika pada sikus I telah berhasil maka tidak dilanjutkan pada siklus ke II.

33

Demikian juga sebaliknya, apabila nilai hasil belajar murid belum berhasil maka dilanjutkan ke siklus II, dan jika pada siklus II nilai hasil belajar murid masih belum berhasil maka dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pelaksanaan siklus 1 dilakukan dalam dua kali pertemuan atau 4 jam pelajaran dengan alokasi waktu 4 x 35 menit, sedangkan siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan dan penyempurnaan dari hasil siklus I. Pelaksanaan siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan atau 4 jam pelajaran dengan alokasi 4 x 35 menit. Secara rinci siklus dapat dijabarkan sebagai berikut: a) Perencanaan Adapun kegiatan yang dilakukan tim peneliti pada tahap ini adalah: 1. Melaksanakan observasi awal untuk menentukan model dan format penerapan tindakan pada siklus 1. 2. Peneliti dan guru kelas mengkaji kurikulum atau silabus sebagai bahan dalam pembelajaran 3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. 4. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan pembelajaran kooperatif beserta soal-saol tes yang akan dibagikan kepada masing-masing murid. 5. Membuat lembar kerja siawa (LKS) dibagikan kepada masing-masing kelompok. 6. Membuat lembar observasi guru dan murid untuk mengamati proses pembelajaran selama penerapan tindakan Siklus I.

34

7. Membuat alat peraga. 8. Menyusun tes untuk mengukur hasil belajar murid selama tindakan penelitian diterapkan. 9. Menyusun rubrik penilaian atau pengskoran. b) Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPA sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. c.) Observasi dan Evaluasi Pada tahap ini, dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan format pengamatan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. . Pengamatan dilakukan terhadap prilaku guru dan aktivitas murid selama proses pembelajaran berlangsung dan dampak yang ditimbulkan dari prilaku guru terhadap murid selama proses pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir siklus pelaksanaan tindakan. Evaluasi tersebut ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya peningkatan pemahaman murid pada pokok bahasan sumber daya alam yang diajarkan. Alat evaluasi yang digunakan adalah tes hasil belajar yang disusun oleh peneliti. Jika semua murid memperoleh nilai 65,00 maka tindakan dianggap telah berhasil dilaksanakan

35

d)

Refleksi Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data, baik data observasi

maupun data hasil evaluasi. Peneliti bersama guru kelas menganalisis dan merenungkan hasil tindakan I. Refleksi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah kriteria yang telah ditetapkan tercapai atau belum. Jika telah berhasil maka siklus tindakan berakhir atau tidak berlanjut kesiklus berikutnya. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil, maka peneliti melanjutkan kesiklus berikutnya dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnya dan seterusnya sampai berhasil yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap dalam siklus II adalah sama dengan kegiatan pada siklus I. Perubahan yang mendasar adalah pada jenis tindakan yang diberikan sebagaimana sudah dikemukakan sebelumnya, rencana tindakan pada siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi dan analisis data pada siklus I. 5. Teknik Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang ingin diperoleh, yaitu melalui tes dan observasi. a. Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman murid terhadap pokok bahasan pemanfaatan sumber daya alam. Tes dilaksanakan pada awal penelitian yakni sebelum pelaksanaan tindakan dan pada akhir

36

setiap tindakan. Tes awal dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan murid tentang materi pemanfaatan sumber daya alam dan refleksi untuk tindakan selanjutnya. b. Observasi dilakukan untuk mengamati kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dan perencanaan yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki. Fokus pengamatan yaitu partisipasi murid dalam mengikuti pelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

6.

Teknik Analisis Data Data hasil observasi guru dan murid dianalisis secara kualitatif dan data

hasil belajar murid dianalisis secara kuantitatif. Sejalan dengan itu Herryanto (2007: 22) mengemukakan bahwa untuk mengetahui tingkat penguasaan murid terhadap suatu evaluasi yang di berikan, dapat menggunakan rumus: Tingkat penguasaan : Jumlah jawaban yang benar X 100 Jumlah soal Data dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif, meliputi 3 alur yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan seperti menurut Miles & Huberman (Muslich, 2009:91). Data yang diperoleh melalui perangkat pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis.

37

Data tereduksi ini akan disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan kesimpulan. 7. Indikator Keberhasilan Penelitian Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu aspek guru dan aspek murid. Keberhasilan guru dapat dilihat pada kemampuan mengimplementasikan perencanaan pembelajaran sumber daya alam dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kriteria keberhasilan dari aspek murid dapat dilihat pada proses pembelajaran dan hasil yang dicapai murid dalam mengikuti pelajaran IPA yaitu kemampuan murid mengemukakan pertanyaan, gagasan, usul, sanggahan, atau jawaban serta partisipasi murid selama mengikuti pembelajaran dengan baik, dan hasil yang dicapai dalam belajar pemanfaatan sumber daya alam, di mana secara klasikal mencapai tingkat 65. Setiap jenis objek yang dinilai diklasifikasikan dan ditentukan kecenderungan dalam kategori seperti pada kriteria standar yang diungkapkan Nurkancana (Muslich, 2009:135)

menyatakan bahwa tingkat penguasaan 90% - 100% dikategorikan sangat tinggi, 80% - 89% dikategorikan tinggi, 65% - 79% dikategorikan sedang, 55% - 64% dikategorikan rendah dan 0% - 54% dikategorikan sangat rendah.

38

8.

Jadwal Penelitian

Bulan/Tahun Febr. 2011 Kegiatan Minggu 1 Persiapan(pra penelitian) x Menyusun Proposal Melaksanakan Seminar Merevisi proposal hasil seminar Pelaksanaan PTK Seminar Hasil Penelitian Penyusunan Laporan akhir PTK 2 x 3 4 1 x x
x x x x x x x x

Maret 2011 Minggu 2 3 4

April 2011 Minggu 1 2 3 4

Mei 2011 Minggu 1 2 3 4 1

Juni 2011 Minggu 2 3 4

x x x x x x

39

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas. Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Bundu, Patta. 2008. Aplikasi Keterampilan Proses dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar (untuk Guru dan Calon Guru Sekolah Dasar). Makassar: CV Samudra Alif-Mim. Bundu, Patta. 2010. Asesmen Pembelajaran IPA. Makassar: Universitas Negeri Makassar. Bundu, Patta dan Kasim, Ratna. 2007. Konsep Dasar IPA I Teori dan Praktik. Makassar: Universitas Negeri Makassar. Haryanto. 2007. Sains; Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga Herryanto, Nar. 2007. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Mappasoro S. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Universitas Negeri Makassar. Mucthtar, dkk. 2004. Fenomena Sains.Ilmu Pemgetahuan Alam. Jakarta: Yudistira. Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Itu Indah. Jakarta: Bumi Aksara. Muslimin dan Umar, Alimin. 2008. Panduan Penulisan Skripsi. Makassar: Universitas Negeri Makassar. Ruhadi. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD; Salah Satu Alternatif Dalam Mengajarkan Sains IPA yang Menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. Vol 6 (1) Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
39

40

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Belajar. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

41

41

42

Lampiran I : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Pertemuan : SD Inpres No.25 Batangmata Sapo : IPA : V / II : 2 x 35 Menit : I

A. Standar Kompetensi. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan teknologi dan masyarakat. B. Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya. C. Indikator Menjelaskan pengertian sumber daya alam. D.Tujuan Pembelajaran. Setelah pembelajaran selesai, diharapkan murid dapat: 1. Menjelaskan pengertian sumber daya alam. 2. Mendeskripsikan jenis sumber daya alam E. Materi Pelajaran : Sumber Daya Alam F. Model dan Metode Pembelajaran. Model : Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah, dan pemberian tugas

43

G. Langkah-Langkah Pembelajaran: 1. Kegiatan Awal a. Salam pembuka b. Mempersiapkan murid untuk belajar c. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya. d. Guru memberikan motivasi kepada murid. e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang sumber daya alam. b. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan pengertian sumber daya alam. c. Membagi murid dalam kelompok heterogen. d. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru mengamati jalannya kegiatan kelompok. e. Dalam anggota kelompok, murid yang sudah menguasai materi pelajaran menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya. f. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan dalam LKS, salah satu anggota tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas dan saling memberikan tanggapan atas jawaban kelompok lain satu sama lain.

44

g. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok dan memeberikan kunci jawanan untuk diperiksa setiap kelompok dan memperbaiki kesalahan. h. Guru memberikan evaluasi/tes kepada masing-masing murid. Setiap murid mengerjakan secara individu tidak dan boleh dibantu oleh teman kelompoknya atau kerjasama. i. Guru memeriksa hasil tes. j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki poin tertinggi 3. Kegiatan Akhir a. Murid dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi b. Pemberian PR c. Motivasi d. Salam penutup H. Media dan Sumber Pembelajaran a. Media Media gambar b. Sumber Buku IPA Kelas V penerbit Erlangga, Yusdistira, dan Serangkai Lembar kerja siswa (LKS)

45

G. Penilaian 1. Tehnik penilaian : Proses dan hasil 2. Bentuk penilaian : Tertulis

Makassar, Maret 2011 Guru Kelas V Peneliti

Hj. Hasmiah, S. Pd NIip: 19651231 199401 2 013

Akhmad Erwin
Nim:074704 224

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Andi Padak Nip: 19500708 197401 1 007

46

Lampiran 2

: Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I

Materi Kelompok Petunjuk

: : :

Sumber Daya Alam

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Apa yang di maksud dengan sumber daya alam? Jawab:.................................................................................................................. ................................................................................................................................ ................................................................................................................................

2. Jelaskan perbedaan antara sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan yang tidak dapat diperbarui dan berikan contohnya? Jawab:.................................................................................................................. ................................................................................................................................ ................................................................................................................................

47

lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II Nama Sekolah : SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : V / II Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit Pertemuan : II

A. Standar Kompetensi. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan teknologi dan masyarakat. B. Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya. C. Indikator Penggolongan berbagai jenis sumber daya alam. D. Tujuan Pembelajaran. Setelah pembelajaran selesai, diharapkan murid dapat: 1. 2. Menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam. Menggolongkan jenis sumber daya alam di sekitar lingkungan E. Materi Pelajaran :
Sumber Daya Alam

F. Model dan Metode Pembelajaran. 1. Model : Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

48

2. Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah dan pemberian tugas. G. Langkah-Langkah Pembelajaran: A. Kegiatan Awal a. b. c. d. e. Salam pembuka Mempersiapkan murid untuk belajar Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya. Guru memberikan motivasi kepada murid. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

B. Kegiatan Inti a. Membagi murid dalam kelompok heterogen. b. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang jenis-jenis sumber daya alam. c. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan pengelolaan sumber daya alam yang ada di alam. d. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru mengamati jalannya kegiatan kelompok. e. Dalam anggota kelompok, murid yang sudah menguasai materi pelajaran menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya. f. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan dalam LKS, salah satu anggota tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas dan saling memberikan tanggapan atas jawaban kelompok lain satu sama lain.

49

g. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok dan memeberikan kunci jawanan untuk diperiksa setiap kelompok dan memperbaiki kesalahan. h. Guru memberikan evaluasi/tes kepada masing-masing murid. Setiap murid mengerjakan secara individu tidak dan boleh dibantu oleh teman kelompoknya atau kerjasama. i. Guru memeriksa hasil tes. j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki poin tertinggi C. Kegiatan Akhir a. b. c. d. Murid dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi Pemberian PR Motivasi Salam penutup

H. Media dan Sumber Belajar a. Media Media gambar b. Sumber Buku IPA kelas V penerbit Erlangga, Yudistira, dan Tiga Serangkai. Lembar kerja siswa (LKS).

50

I. Penilaian 1.Tehnik penilaian : Proses dan hasil

2. Bentuk instrument: Tertulis

Makassar, Maret 2011

Guru Kelas V

Peneliti

Hj. Hasmiah, S. Pd NIip: 19651231 199401 2 013

Akhmad Erwin Nim:074704 224

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Andi Padak Nip: 19500708 197401 1 007

51

Lampiran 4 Materi Kelompok Petunjuk : :

: Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II Sumber Daya Alam

Perhatikanlah gambar di bawah ini, kemudian kelompokkan ke dalam jenis sumber daya alam (bisa) dan (tidak) diperbarui serta berikan alasanmu!

Tumbuhan

Nikel

Batubara

Emas

Udara

Tembaga

Tanah

Minyak bumi

Kambing

Sapi

Hutan

Air

52

Lampiran 5 : Tes Akhir Siklus I Nama : NIS : Kelas : .

Hari/Tanggal : .....

Jawablah pertanyan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat! 1. Apa yang dimaksud dengan sumber daya alam? Jawab:......................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... 2. Jelaskan perbedaan antara sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui! Jawab:......................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... 3. Tuliskan 2 cara mengelola sumber daya alam yang dapat diperbaharui (kakao)! Jawab:......................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................

53

4. Tuliskan 2 contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui! Jawab:......................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................

5. Tuliskan 2 contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui! Jawab:......................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ..

54

Lampiran 6 : Teknik Pemberian Skor N Skor/ No . Sumber daya alam adalah semua kekayaan Kunci alam, baik makhluk 1 hidup maupun benda mati yang terdapat di alam dan dapat 1. dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang dapat diadakan kembali atau diganti dengan yang baru, 2 sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah .2 sumber daya alam berupa benda mati yang dapat habis apabila dipakai terus menerus. 3 .3 Cara mengelola kakao, yaitu biji kakao diolah menjadi bubuk 4 Jawaban Bobot

coklat. Bubuk coklat kemudian diolah menjadi makanan dan minuman. 4 1. Tumbuhan 2. Hewan 5 1. Batu bara 2. Minyak bumi Skor Total

.4

.5

20

Rumus:

55

Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Pertemuan A. Standar Kompetensi. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan teknologi dan masyarakat. B. Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya. C. Indikator 1. Mengidentifikasi manfaat sumber daya alam 2. Memberikan contoh pemanfaatan sumber daya alam dalam kehidupan sehari hari. D. Tujuan Pembelajaran. Setelah pembelajaran selesai, diharapkan murid dapat: 1. Menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam. 2. Menyebutkan contoh pemanfaatan sumber daya alam dalam kehidupan sehari hari. E. Materi Pelajaran : Sumber Daya Alam : SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo : IPA : V / II : 2 x 35 Menit :I

56

F. Model dan Metode Pembelajaran. 1. Model : Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). 2. Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah dan penugasan.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran: 1. Kegiatan Awal a. Salam pembuka b. Mempersiapkan murid untuk belajar c. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya. d. Guru memberikan motivasi kepada murid. e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti a. Membagi murid dalam kelompok heterogen. b. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang pemanfaatan sumber daya alam. c. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungan. d. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru mengamati jalannya kegiatan kelompok.

57

e. Dalam anggota kelompok, murid yang sudah menguasai materi pelajaran menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya. f. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan dalam LKS, salah satu anggota tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas dan saling memberikan tanggapan atas jawaban kelompok lain satu sama lain.
g. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok dan memeberikan kunci jawanan untuk diperiksa setiap kelompok dan memperbaiki kesalahan.

h. Guru memberikan evaluasi/tes kepada masing-masing murid. Setiap murid mengerjakan secara individu tidak dan boleh dibantu oleh teman kelompoknya atau kerjasama.
i. j. Guru memeriksa hasil tes. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki poin tertinggi.

3. Kegiatan Akhir a. Murid dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi b. Pemberian PR c. Motivasi d. Salam penutup

H. Media dan Sumber Belajar a. Media Media gambar.

58

b. Sumber Buku IPA kelas V penerbit Erlangga, Yudistira, dan Tiga Serangkai. Lembar kerja siswa (LKS). I. Penilaian 1. Tehnik penilaian : Proses dan hasil 2. Bentuk instrument: Tertulis

Makassar, Maret 2011

Guru Kelas

Peneliti

Hj. Hasmiah, S. Pd Nip: 19651231 199401 2 013

Akhmad Erwin Nim: 074 704 224

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Andi Padak Nip: 19590708 197401 1 007

59

Lampiran 8 : Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I

Materi Kelompok Petunjuk

: : :

Sumber Daya Alam

Tuliskan kegunaan dari berbagai jenis sumber daya alam berikut!

Jenis Sumber Daya Alam Batubara Minyak bumi Tanah Air Hutan

Manfaat

60

Lampiran 9 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas / Semester : Alokasi Waktu : Pertemuan : SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo IPA V / II 2 x 35 Menit II

A. Standar Kompetensi. Memahami hubungan antara sumberdaya alam dengan lingkungan teknologi dan masyarakat. B. Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya. C. Indikator 1. Mendeskripsikan cara pelestarian sumber daya alam 2. Memberikan contoh cara pelestarian sumber daya alam sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran. Setelah pembelajaran selesai, diharapkan murid dapat: 1. Menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam. 2. Menyebutkan contoh cara pelestarian sumber daya alam dalam kehidupan sehari hari. E. Materi Pelajaran : Sumber Daya Alam dalam kehidupan

61

F. Model dan Metode Pembelajaran. 1.Model : Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). 2.Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah dan penugasan.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran: 1. Kegiatan Awal a. Salam pembuka b. Mempersiapkan murid untuk belajar c. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya. d. Guru memberikan motivasi kepada murid. e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti a. Membagi murid dalam kelompok heterogen. b. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang cara melestarikan sumber daya alam. c. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan cara melestarikan sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungan. d. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru mengamati jalannya kegiatan kelompok.

62

e. Dalam anggota kelompok, murid yang sudah menguasai materi pelajaran menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya.
f. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan dalam LKS, salah satu anggota tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas dan saling memberikan tanggapan atas jawaban kelompok lain satu sama lain. g. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok dan memberikan kunci jawanan untuk diperiksa setiap kelompok dan memperbaiki kesalahan. h. Guru memberikan evaluasi/tes kepada masing-masing murid. Setiap murid mengerjakan secara individu tidak dan boleh dibantu oleh teman kelompoknya atau kerjasama. i. j. Guru memeriksa hasil tes. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki poin tertinggi.

3. Kegiatan Akhir a. b. c. d. Murid dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi Pemberian PR Motivasi Salam penutup

H. Media dan Sumber Belajar a. Media Media gambar. b.Sumber Buku IPA kelas V penerbit Erlangga, Yudistira, dan Tiga Serangkai.

63

Lembar kerja siswa (LKS). I. Penilaian 1.Tehnik penilaian : Proses dan hasil 2.Bentuk instrument: Tertulis

Makassar, Maret 2011

Guru Kelas

Peneliti

Hj. Hasmiah, S. Pd Nip: 19651231 199401 2 013

Akhmad Erwin Nim: 074 704 224

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Andi Padak Nip: 19590708 197401 1 007

64

Lampiran 10 : Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan II Materi Kelompok Petunjuk : : : Tuliskan cara melestarikan jenis sumber daya alam berikut! Sumber Daya Alam

a. Tanah

b. Air

c. Tumbuhan

d. Hewan

e. Udara

65

Lampiran 11 : Tes Akhir Siklus II Nama : NIS : Kelas : .

Hari/Tanggal : .....

Jawablah pertanyan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat! 1. Tuliskan 2 pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbaharui berupa tanah! Jawab:......................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... 2. Jelaskan 2 cara menjaga kelestarian lingkungan! Jawab:......................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... 3. Tuliskan 2 cara melestarikan hutan! Jawab:......................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... 4. Tuliskan 2 cara untuk menghemat penggunaan bensin! Jawab:......................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................

66

5. Tuliskan 2 manfaat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui berupa batu bara! Jawab:......................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................

67

Lampiran 12 : Teknik Pemberian Skor Skor /


No.

Kunci Jawaban Bobot 1. Sebagai lahan pertanian, berupa sawah, ladang, dan perkebunan.

1. 2. Kelestarian lingkungan, seperti hutan lindung dan hutan suaka. Cara menjaga kelestarian lingkungan, yaitu: 1. Dengan menggunakan sumber daya alam yang ada sesuai 2. kebutuhan 2. Melakukan reboisasi atau penghijauan Cara melestarika hutan, yaitu: 3. 1. Tidak menebang pohon sembarangan 2. Mengganti lahan yang gundul / reboisasi Cara menghemat penggunaan bensin, yaitu:
4.

1. Tidak menggunakan secara berlebihan 2. Mencari bahan bakar alternatif lainnya Manfaat batu bara, yaitu: 1. Sebagai bahan bakar alternatif

5. 2. Sebagai sumber bahan bakar untuk tungku hemat energi yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga atau industri kecil Skor Total Rumus:

20

68

Lampiran 13: LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN Materi Pelajaran Materi Pokok Siklus Petunjuk : IPA : Sumber daya alam : Nama Guru Hari, Tanggal pukul : : :

: Berilah tanda ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru melaksanakan pembelajaran. Dan berilah komentar atau catatan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Siklus I & II Pertemuan ke Pertemuan ke I II B B C C K B B C C K

keterangan

No

Aktivitas

1 2 3 4

5 6

Guru mempersiapkan kelas sebelum mengajar Guru menjelaskan materi pembelajaran Guru membentuk murid dalam kelompok heterogen Guru Memotivasi murid untuk aktif dalam kegiatan kelompok dan Tanya jawab dengan semua murid dalam kelas Guru memberikan evaluasi pada murid Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang mendapatkan nilai terbaik

69

Deskriptor/Rubrik Guru mempersiapkan kelas sebelum mengajar, kategori : B = Baik, jika guru sudah mempersiapkan kelasnya sesuai dengan prosedur yang ditetapkan C = Cukup, jika guru sudah mempersiapkan kelasnya tetapi kurang sesuai dengan prosedur yang ditetepkan K = Kurang, jika guru sama sekali tidak mempersiapkan kelasnya Guru menjelaskan materi pembelajaran, kategori : B = Baik, jika guru sudah menjelaskan materi pembelajaran dengan benar C = Cukup, jika guru sudah menjelaskan materi pembelajaran kurang tepat K = Kurang, jika guru sama sekali tidak menjalaskan materi pembelajaran Guru membentuk murid dalam kelompok heterogen, kategori : B = Baik, jika guru sudah membentuk kelompok secara heterogen C = Cukup, jika guru sudah membentuk kelompok tetapi belum maksimal K = Kurang, jika guru sama sekali tidak membentuk kelompok Guru memotivasi murid untuk aktif dalam kegiatan kelompok dan tanya jawab dengan murid lain dalam kelas, terkategori : B = Baik, jika memberikan motivasi tepat sasaran C = Cukup, jika diberikan bahasa terlalu umum dan seadanya (formalitas) K = Kurang, jika tidak ada upaya untuk memberikan motivasi kepada murid untuk belajar.

70

Guru memberikan evaluasi pada murid, kategori : B = Baik, jika guru sudah memberikan evaluasi pada murid dengan benar. C = Cukup, jika guru sudah memberikan evaluasi tetapi kurang tepat. K = Kurang, jika guru sama sekali tidak memberikan evaluasi pada murid

Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok, kategori : B = Baik, jika guru sudah memberikan penghargaan pada murid dengan tepat C = Cukup, jika guru sudah memberikan penghargaan pada murid tetapi kurang tepat K = Kurang, jika guru sama sekali tidak memberikan penghargaan pada murid

Peneliti

Akhmad Erwin Nim. 074704224

71

Lampiran 14: LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS MURID DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN Materi Pelajaran Materi Pokok Siklus : IPA : Sumber Daya Alam : Nama Guru Hari, Tanggal Pukul : : :

Petunjuk

: Berilah tanda ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru melaksanakan pembelajaran. Dan berilah komentar atau catatan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

No

Aktivitas

Siklus I & II Pertemuan ke Pertemuan ke I II B C C K K B C C K

Keterangan

1 2 3

Murid yang memperhatikan penjelasan dari guru Murid yang aktif dalam mengerjakan tugas Murid yang mampu bekerja sama dengan teman kelompoknya Murid mampu memberikan tanggapan atas hasil pekerjaan temannya Murid menjawab evaluasi yang diberikan Murid yang mampu membuat kesimpulan materi pembelajaran

72

Deskriptor/Rubrik i. Murid yang memperhatikan penjelasan guru, kategori : B = Baik, jika murid benar-benar sudah memperhatikan penjelasan dari guru C = Cukup, jika sebagian murid memperhatikan penjelasan dari guru K= Kurang, jika murid sama sekali tidak memperhatikan penjelasan guru ii. Murid yang aktif dalam mengerjakan tugas, kategori : B = Baik, jika murid benar-benar telah mengerjakan tugas dengan baik C = Cukup, jika murid sudah mengerjakan tugas tetapi belum tepat K = Kurang, jika sama sekali tidak mengerjakan tugas iii. Murid yang mampu bekerja sama dengan teman kelompok, terkategori: B = Baik, jika murid benar-benar bekerja sama dengan teman kelompok C =Cukup, jika murid telah bekerja sama dengan kelompoknya tetapi tidak maksimal K=Kurang, jika murid sama sekali tidak bekerja sama dengan teman kelompoknya iv. Murid mampu memberikan tanggapan atas pekerjaan temannya, kategori : B = Baik, jika murid mampu menanggapi pekerjaan temannya dengan baik C = Cukup, jika murid menanggapi pekerjaan temannya tetapi kurang tepat K = Kurang, jika murid sama sekali tidak bisa menanggapi pekerjaan temannya

73

v.

Murid menjawab evaluasi yang diberikan, kategori : B = Baik, jika semua murid bisa menjawab evaluasi dengan tepat C = Cukup, jika semua murid bisa menjawab evaluasi tetapi kurang tepat K = Kurang, jika sebagian murid bisa menjawab evaluasi dengan tepat

vi.

Murid yang mampu membuat kesimpulan pada materi pembelajaran, terkategori: B = Baik, jika murid mampu membuat kesimpulan dengan tepat C = Cukup, jika murid membuat kesimpulan tapi kurang tepat K = Kurang, jika murid tidak bisa membuat kesimpulan.

Peneliti

Akhmad Erwin Nip. 074704224

74

USULAN PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MURID KELAS V SD INPRES NO. 25 BATANGMATA SAPO KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Oleh:

AKHMAD ERWIN Nim. 074704224

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2011

75

PENGESAHAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Berdasarkan hasil telaah oleh tim penguji dalam seminar yang telah dilaksanakan pada 7 April 2011, maka usul penelitian untuk skripsi saudara: Nama Nim Jurusan/Prodi Fakultas Judul : Akhmad Erwin : 074 704 224 : Pendidikan Guru Sekolah Dasar : Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar : Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar.

Telah dilakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai ususl/saran para anggota penguji dalam seminar dan diperkenankan meneruskan kegiatan pada tahapan selanjutnya. Makassar, Pembimbing I April 2011

Pembimbing II

Dra. Hj. Hajar, S. Pd., M. Pd Nip. 19481117 197603 2 001

Drs. Lutfi B, M. Kes Nip. 19581231 198403 1 013

Mengetahui, Ketua UPP PGSD Tidung FIP UNM

Prof. Dr. H. Amir, M. Pd Nip. 19601231 198602 1 006

Anda mungkin juga menyukai