Anda di halaman 1dari 4

SISTEM EKONOMI ISLAM sistem ekonomi islam merupakan ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktek (penerapan ilmu

ekonomi) sehari-harinya bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat, maupun pemerintah/penguasa dalam rangka mengorganisasi faktor produksi, distribusi, dan pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan tunduk dalam peraturan/perundang-undangan islam (sunnatullah). Sistem ekonomi islam adalah sistem ekonomi yang mandiri dan terlepas dari sistem ekonomi yang lainnya. Adapun yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah sebagaimana diungkapakan oleh Suroso imam zadjuli dalam Achmad ramzy tadjoedin (1992: 39) - Pemungutan pajak digunakan sebagai : 1. Alat untuk melaksanakan kebijakan Negara dalam bidang ekonomi dan sosial 2. Sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu yang letaknya di luar bidang keuangan TEORI UANG DAN SISTEM DALAM PANDANGAN ISLAM. Dalam sistem perekonomian Islam ada istilah barter yang transakasinya dilakukan dengan cara mempertukarkan barang dengan barang. Sistem barter terjadi karena pada waktu itu belum dikenal sama sekali alat tukar yang disebut uang. Menurut pandangan Islam, pemilikan uang tidaklah dilarang. Yang dilarang adalah menumpuk uang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain ( QS AtTaubah:34 ). Akan tetapi Islam tidak membolehkan siapapun menundukkan dan menindas atau mengeksploitasi orang lain dengan mengumpulkan atau menimbum uang lalu meminjamkannya kepada orang lain dengan memungut bunga (riba). Hal itu dapat memblokir serta menusuk perekonomian dan produksi, merampas hak-hak ekonomi yang bersifat menghalangi terciptanya proses kesejahteraan sosial (Mahmud Abu Saud,1991:41) sebab dengan penumpukan uang akan mengurangi kecepatan arus peredarannya bahkan dapat menghalangi pendistribusian di masyarakat, yang berarti telah menutup kesempatan bagi orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian , stabilitas arus pendistribusian uang akan terjaga dan meningkat sehingga harga dipasaran akan menjadi normal pada akhirnya bermuara pada keseimbangan permintaan dan penawaran. Sistem ekonomi ini didasarkan oleh agama dan berdasar pada nilai-nilai tauhid Prinsip-prinsip ekonomi Islam: 1. kebebasan individu:mengoptimalkan individu 2. hak atas harta 3. ketidak samaan ekonomi dalam batas wajar 4. jaminan sosial 5. distribusi kelayakan 6. larangan menumpuk kekayaan Tujuan ekonomi dibagi menjadi dua Tujuan ekonomi yang bersifat umum: 1. Untuk mendapat kegunaan yang optimal daripada sumber-sumber demi tercapinya kesejahteraan 2. Untuk mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnya Tujuan ekonomi menurut Islam 1. mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT 2. untuk kesejahteraan umat manusia 3. untuk sarana peribadatan Bentuk ekonomi dewasa ini yang dilarang dalam Islam seperti pemalsuan dan curang, suap menyuap,

penimbunan dan monopoli untuk menaikkan harga dan lain-lain. Bentuk penyebaran kekayaan Islam telah memberikan wadah-wadahnya seperti waris, hibah, zakat, infaq, sadakah, dan sebagainya. 2. SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL Sistem ini dikenali sebagai system perusahaan bebas. Di bawah system ini seseorang individu berhak menggunakan dan mengawal barang-barang ekonomi yang diperolehnya. Mencegah orang lain dari menggunakan barang-barang itu dan memutuskan bagaimana barang-barang itu diuruskan setelah dia mati. Dalam hal ini individu bebas berbuat apa saja dengan harta kekayaannya asal saja kegiatannya tidak mengganggu hak orang lain. Oleh kerena hak-hak memiliki harta dibenarkan oleh masyarakat, keseluruhannya hak-hak ini boleh dibatasi melalui tindakan masyarakat. Persaingan dianggap sebagai daya penggerak untuk menghasilkan operasi yang cukup. Pada umumnya persaingan dalam system konvensional ini merupakan daya yang kuat dan dibenarkan berjalan lebih bebas berbanding dengan system-sistem ekonomi yang lain. Sifat-sifat istimewa sistem ini ialah: 1. Ia menolak nilai-nilai akidah, syariat dan akhlak yang mulia 2. Pengambilan riba iaitu peminjaman wang melalui institusi kewangan (bank dan industri kredit) yang mengenakan riba (faedah) 3. Faktor-faktor ekonomi dikuasai oleh individu-individu tertentu secara terus menerus atau dipunyai oleh sekumpulan manusia yang tidak dikenali melalui system saham 4. Pemodal-pemodal bank yang besar mempunyai kuasa yang berlebihan ke atas aktiviti-aktiviti ekonomi dan seterusnya politik negara. Kuasa penentu dalam system kapitalisme dan demokrasi barat kebanyakannya mirip kepada pemilik modal 5. Sebahagian besar dari barang-barang dan perkhidmatan yang dihasilkan di bawah system kapitalisme telah dibebankan bukan sahaja dengan faedah-faedah riba, tetapi juga dengan bayaran-bayaran pengiklanan yang berlebihan 6. Kapitalisme mempunyai unsur-unsur mengasas monopoli, kerana adalah menjadi hasrat setiap pemodal untuk menguasai segalanya dan menghapuskan semua persaingan dengannya Rumusan Mubyarto tentang Sistem Ekonomi Pancasila

Perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral Ada kehendak masyarkaat untuk mewujudkan pemerataan sosial ekonomi Nasionalisme selalu menjiawi kebijaksanaan ekonomi Koperasi merupakan sokoguru perekonomian nasional Ada keseimbangan antara sentralisme dan desentralisme dalam kebijaksanaan ekonomi.

SEP tidak liberal-kapitalistik, juga bukan sistem ekonomi yang etastik. Meskipun demikian sistem pasar tetap mewarnai kehidupan perekonomian (Mubyarto, 1988).

Rumusan Emil Salim tentang Sistem Ekonomi Pancasila(mengacu pada Pancasila dan UUD 1945)

Sistem Ekonomi yang khas Indonesia sebaiknya berpegang pada pokok- pokok pikiran yang tercantum dalam Pancasila Dari Pancasila, sila keadilan sosial yang paling relevan untuk ekonomi.

Sila keadilan sosial mengandung dua makna : 1. Prinsip pembagian pendapatan yang adil 2. Prinsip demokrasi ekonomi

Pembagian pendapatann masa penjajahan tidak adil, karena ekonomi berlangsung berdasarkan free fight liberalisme Prinsip demokrasi ekonomi ditegaskan (diatur) dalam UUD 1945 pada pasal-pasal 23, 27, 33, 34.

Prinsip Dasar dalam Sistem Ekonomi Pancasila


Landasan Filosofis : PANCASILA Landasan Konstitusional : UUD 1945 Konsep ekonomika etik ekonomi Pancasila oleh Mubyarto dalam bukunya Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila dicirikan sebagai berikut: 1. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, moral dan sosial. 2. Ada kehendak kuat dari seluruh anggota masyarakat untuk mewujudkan keadaan kemerataan sosial ekonomi. 3. Prioritas kebijaksanaan ekonomi adalah pengembangan ekonomi nasional yang kuat dan tangguh, yang berarti nasionalisme selalu menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi. 4. Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional. 5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara sentralisme dan desentralisme Dr. Yusuf al-Qordhowi dalam kitabnya berjudul Daul al-Qiyam Wa al-Akhlaq fi al-Iqtishad alIslamy menyebutkan empat ciri khas sistem ekonomi Islam, yaitu: 1. 2. 3. Ekonomi Robbani (bersumber dan berorientasi pada Tuhan) Ekonomi Insani (menjunjung hak dan fitrah manusia) Ekonomi Akhlaqi (menjunjung moralitas)

4.

Ekonomi Wasathi (bersifat moderat atau menengah)

Nilai - nilai dasar ekonomi islam terdiri dari: A. Nilai dasar kepemilikan B. Nilai dasar keadilan C. Nilai dasar keseimbangan D. Nilai kebebasan E. Nilai kebersamaan Tujuan Ekonomi Islam Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam system Islam mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat. Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof.Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu: 1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya. 2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah. 3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa maslahah yang menjadi puncak sasaran di atas mencaku p lima jaminan dasar: keselamatan keyakinan agama ( al din) kesalamatan jiwa (al nafs) keselamatan akal (al aql) keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl) keselamatan harta benda (al mal) Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar: 1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia. 2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu. 3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama. 4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja. 5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai