Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENELITIAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(CLASSROOM ACTION RESEARCH)

PENGGUNAAN DIAGRAM UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS RECOUNT
BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VII 1
SMP NEGERI 1 RANAH BATAHAN

OLEH

RUSTON
Penelitian ditulis untuk memenuhi sebahagian persyaratan
pengusulan kenaikan pangkat/jabatan guru

SMP NEGERI 1 RANAH BATAHAN


KABUPATEN PASAMAN BARAT
SUMATERA BARAT
2005

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berkomunikasi secara lisan dan tertulis dengan menggunakan
ragam bahasa yang sesuai dengan lancar dan akurat dalam wacana
interaksional dan/atau monolog pendek terutama wacana yang
berbentuk naratif, deskriptif, dan recount sederhana adalah standar
kompetensi untuk kelas VII yang dinyatakan dalam Kurikulum 2004.
Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan berwacana,
yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan
dan/atau

tulis

yang

direalisasikan

dalam

empat

keterampilan

berbahasa. Membaca merupakan satu dari empat keterampilan


berbahasa yang tercakup dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.
Keterampilan berbahasa lainnya adalah mendengar, berbicara dan
menulis.

Keempat

keterampilan

ini

sangat

penting

untuk

dikembangkan agar siswa dapat berkomunikasi secara lisan dan tulis.


Kemampuan memahami/menghasilkan teks bahasa Inggris
sangat penting dimiliki oleh siswa. Kemampuan memahami teks
lisan/tulis

dikembangkan

(listening)

dan

melalui

keterampilan

keterampilan

membaca

mendengarkan

(reading).

Sedangkan

kemampuan untuk mengahasilkan teks lisan/tulis dikembangkan


melalui keterampilan berbicara (speaking) dan menulis (writing).
Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

2
Kemampuan memahami teks tulis sangat dibutuhkan untuk
mendapatkan informasi baik bidang ilmu pengetahuan maupun
teknologi.

Karena

itu

(kemampuan membaca)

kemampuan

memahami

teks

tulis

ini

sangat perlu dikembangkan. Dengan

kemampuan ini siswa akan dapat mengembangkan dirinya dengan


membaca teks-teks yang dicetak dalam bahasa Indonesia maupun
bahasa Inggris.
Dalam

mata

pelajaran

bahasa

Inggris

tingkat

Sekolah

Menengah Pertama (SMP), siswa dituntut untuk dapat memahami dan


menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei
berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report.
Masing-masing jenis teks ini memiliki langkah-langkah retorika
tersendiri. Teks berbentuk recount berbeda langkah retorikanya bila
dibandingkan dengan teks descriptive, procedure, narrative, atau

report. Dengan demikian, cara memahami teks-teks tersebut akan


berbeda pula.
Siswa sering menemui kesulitan dalam kegiatan membaca. Hal
ini disebabkan berbagai aspek: tidak memiliki strategi membaca yang
tepat, minimnya penguasaan kosakata, kurangnya minat membaca,
kurang tersedianya bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan siswa, metode mengajar yang monoton,
media pembelajaran.

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

3
Faktor lain yang menyebabkan siswa sulit dalam memahami
teks bahasa Inggris adalah kurangnya pengetahuan tentang langkahlangkah retorika untuk masing-masing jenis teks. Pembekalan
pengetahuan kepada siswa tentang langkah-langkah retorika sangat
efektif sebelum diberikan kegiatan membaca pemahaman. Di samping
itu perlu juga dibekali dengan faktor-faktor pendukung lainnya seperti
kosakata, frase, dan struktur kalimat yang lazim digunakan dalam teks
tertentu.
Penelitian tindakan kelas (action research) terhadap membaca
pemahaman terutama memahami berbagai jenis teks berbahasa
Inggris untuk siswa Sekolah Menegah Pertama beserta aspek-aspek
yang berhubungan dengan membaca pemahaman sangat penting
dilakukan. Dengan demikian siswa akan mampu menggali informasi
apa yang terkandung dalam bahan bacaan yang dibaca siswa. Hal ini
akan membantu untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam proses
belajar mengajar.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan
beberapa masalah yang berkaitan dengan kemampuan memahami
berbagai jenis teks bahasa Inggris yakni: 1) siswa tidak memiliki
strategi membaca yang tepat, 2) minimnya penguasaan kosakata, 3)
kurangnya minat membaca, 4) kurang tersedianya bahan-bahan
Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

4
bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa, 5)
metode mengajar yang monoton,6) media pembelajaran, 7) kurangnya
pengetahuan tentang langkah-langkah retorika untuk masing-masing
jenis teks.

C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang memiliki pengaruh terhadap
kemampuan memahami berbagi jenis teks bahasa Inggris, maka
penelitian ini dibatasi pada kemampuan memahami teks recount dan
penggunaan diagram sebagai media pembelajaran. Pembatasan ini
dilakukan karena kedua faktor ini dianggap faktor yang dominan yang
berhubungan dengan kemampuan memahami teks berbahasa Inggris
pada siswa kelas VII SMP.

D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah penggunaan diagram dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami teks recount?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas tujuan penelitian
adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks

recount dengan menggunakan diagram.


Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

5
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Guru bahasa Inggris dalam rangka meningkatkan kemampuan
siswa untuk memahami teks recount.
2. Siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan dalam rangka
meningkatkan kemampuan memahami teks recount dengan
menggunakan diagram.

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
Ur (2000: 138) mengatakan bahwa: reading means reading and

understanding. Sedangkan Mikulecky (1990: 72) mengatakan bahwa


untuk mendapatkan pemahaman yang baik dalam membaca suatu
artikel atau esei siswa harus dapat membedakan content words
dengan function words. Function word ini adalah aspek yang paling
penting dalam pengembangan kosakata yang terdiri dari kata ganti
(pronoun), sinonim, hiponim, dan summary words sebagai penanda
hubungan antara ide-ide dari suatu teks (seperti however, then, also,

etc.).
Agustien (2004:39-40) menyatakan bahwa mengajar bahasa
Inggris atau bahasa apapun berarti mengajarkan dua ragam bahasa:
lisan dan tulis. Kita tidak dapat berasumsi bahwa jika kita telah
mengajar bagaimana membentuk kalimat dan mengenalkan kosakata
serta ucapannnya maka otomatis siswa dapat menggunakannya dalam
bahasa lisan dan tulis.
Elliott (1996: 384) mendefinisikan membaca pemahaman
sebagai:

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

Reading comprehension, which is the ultimate object


in any type of reading instruction, means that a reader
not only recognizes words, but understands the
concepts that the words represent. Reading a text,
comprehending it, and later recalling it involve
complex strategies (perceptual, linguistic, and
conceptual operations) that take years to develop.
Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang kompleks dan
aktif yang membutuhkan keaktifan pembaca baik sebelum, ketika dan
sedang membaca sehingga hasil yang akan didapat dari kegiatan
membaca tersebut dapat maksimal (McWhorter, 1992: 377). Sejalan
dengan itu, Grellet (1990:3) mengatakan bahwa membaca atau
memahami teks tertulis berarti mendapatkan informasi dari teks
tersebut seefisien mungkin.
McWhorter (1986: 121-122) mengatakan bahwa bila membaca
artikel dan esei, yang pertama sekali dilakukan adalah memahami
materi bacaan. Membaca akan menjadi lebih mudah bila kita
mengenal kerangka dan jenis artikel atau esei yang dibaca. Ada lima
bagian utama dari sebuah artikel/esei yaitu 1) judul, 2) pendahuluan,
3) pernyataan utama, 4) informasi pendukung, dan 5) kesimpulan atau
ringkasan.
Selanjutnya McWhorter (1986: 49-50) mengatakan bahwa
grafik, tabel, dan gambar memberikan informasi yang sangat penting
dari sebuah bahan bacaan. Dengan memperhatikan grafik, tabel, dan
gambar tersebut akan memudahkan kita memahami teks. Membuat
gambar, mewarnai, menandai peta, membuat daftar kejadian, dan/atau
Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

8
membuat diagram yang mengilustrasikan isi sebuah teks merupakan
kegiatan membaca yang sangat mendukung untuk meningkatkan
kemampuan memahami bahan bacaan (Ur, 2000: 146).
Hornby (1985: 238) mengatakan bahwa diagram adalah
gambar,

desain,

atau

rencana

untuk

menerangkan

atau

mengilustrasikan sesuatu.
Dengan demikian dalam pembelajaran membaca pemahaman
dibutuhkan alat bantu yang dapat mempermudah siswa untuk
memahami sebuah teks bahasa Inggris salah satu di antaranya adalah
diagram.

B. Kerangka Berfikir
Secara skematis kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Penggunaan Diagram
(X)

Peningkatan Kemampuan
Memahami Teks Recount
(Y)

Gambar 1. Kerangka konseptual hubungan kedua variabel

C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas maka hipotesis pada penelitian
ini adalah: Dengan menggunakan diagram dapat meningkatkan
kemampuan memahami teks recount bahasa Inggris siswa kelas VII 1
SMP Negeri 1 Ranah Batahan.

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang
berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
teks recount dengan menggunakan diagram.
B. Subjek Penelitian
Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ranah Batahan tahun pelajaran
2005/2006 terdiri dari 3 (tiga) rombongan belajar yang berjumlah 87
orang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 yang berjumlah 30
orang. Sedangkan guru dan observer dalam penelitian ini adalah guru
bahasa Inggris yang berlatar belakang jurusan bahasa Inggris.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang belajar VII 1 SMP Negeri 1
Ranah Batahan. Sedangkan pelaksanaannya

dilakukan pada akhir

semester 1 tahun pelajaran 2005/2006 yaitu dari Oktober sampai


dengan Nopember 2005 seperti terlihat pada tebel berikut.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
NO
1
2
3
4
5
6
7
8

KEGIATAN

BULAN / MINGGU KE
Oktober 2005
Nopember 2005
1
2
3
4
1
2
3
4
5

Penyusunan Proposal
Persiapan perangkat/ media
Pelaksanaan siklus 1 dan refleksi
Pelaksanaan siklus 2 dan refleksi

Penulisan laporan tiap siklus


Penulisan laporan akhir
Seminar
Perbaikan laporan akhir

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

10
10
D. Prosedur Penelitian
Proses penelitian tindakan kelas ini melalui 4 (empat) tahapan
pokok yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan
refleksi.
1. Perencanaan
a. Rencana Tindakan pada Siklus I
Dalam tahap rencana tindakan pada siklus I ini kegiatankegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1) Menyusun persiapan mengajar.
2) Menyusun tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa.
3) Menyediakan kertas kerja siswa.
b. Rencana Tindakan pada Siklus II
Rencana tindakan yang dilakukan pada tahap ini
ditetapkan setelah refleksi tindakan pada siklus I dengan
memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang ditemukan.
Kekuatan yang ada pada siklus I lebih dioptimalkan dan
kelemahan diminimalkan.
2. Pelaksanaan
Kegiatan
mempersiapkan

yang
segala

dilakukan
sesuatu

pada
yang

tahap

ini

dibutuhkan

adalah
untuk

melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu kesiapan guru


sebagai peneliti, siswa sebagai subjek penelitian, materi, dan
media pembelajaran. Secara lebih rinci kegiatan-kegiatan tersebut
adalah:
Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

11
11
a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang matang.
b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
c. Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran secara serius
tetapi

tidak

terpaksa

dengan

cara

menjelaskan

tujuan

pembelajaran.
d. Menyediakan kertas kerja untuk kegiatan pembelajaran.
e. Mengelola kelas dengan baik agar siswa tidak merasa dibedabedakan.
f.

Siswa mengerjakan tugas-tugas sesuai dengan petunjuk yang


diberikan.

g. Semua kegiatan dilaksanakan pada saat belajar tatap muka


reguler.
3. Pemantauan
Pengamatan

dilakukan

oleh

teman

sejawat

sebagai

observer. Jenis instrumen yang digunakan adalah format/lembar


observasi yang memuat:
a. interaktif guru - siswa, siswa guru, dan siswa siswa.
b. aktivitas guru selama proses pembelajaran.
c. catatan lapangan.
4. Evaluasi dan Refleksi
Data yang diperoleh pada siklus I dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk melakukan tindakan pada siklus II. Sedangkan
Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

12
12
evaluasi pada siklus II dijadikan sebagai bahan untuk penyusunan
laporan penelitian tindakan kelas ini.

E. Instrumen Pengumpulan Data


1. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat
berjumlah 30 orang dengan latar belakang yang beragam.
2. Instumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah:
-

Lembaran observasi yang diadopsi dari Richards (2002).

Tes yang dilakukan setiap pertemuan.

F. Teknik Pengolahan Data


Untuk mengukur kemampuan memahami teks recount bahasa
Inggris siswa kelas VII 1 digunakan rumus:

Skor rata-rata
PR =

X 100
Skor maksimum

Pencapaian

responden

tabel berikut (Sudjana, 1982).

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

dikategorikan/dikelompokkan seperti

13
13
Tabel 2. Kelas Ketercapaian
No

% Ketercapaian

1
2
3
4
5

90 100
80 89
65 79
55 64
0 54

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

Kategori
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Tidak baik atau gagal

14
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 2 siklus. Berikut ini


disajikan pelaksanaan tindakan yang meliputi perencanaan, implementasi
tindakan, refleksi dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis.
A. Siklus I
1. Perencanaan Penelitian
Gambar, tabel dan grafik dapat memberikan informasi
penting tentang isi bacaan. Dengan memperhatikan gambar, tabel
dan atau grafik sangat membantu dalam memahami sebuah teks.
Dengan demikian, materi bacaan berbentuk teks deskriptif pada
setiap proses pembelajaran diberikan gambar sebagai alat bantu
untuk mempermudah memahami teks.
2. Implementasi Tindakan
a. Persiapan
Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan sesuai
dengan rencana tindakan maka perlu dipersiapkan semua
aspek yang meliputi: kesiapan guru, siswa, materi, media dan
observer.

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

14

15
15
Sebelum pelaksanaan tindakan, guru mempersiapkan
perangkat

pembelajaran:

silabus,

rencana

pelaksanaan

pembelajaran, handout, alat/media pembelajaran, dan alat


penilaian pencapaian tujuan.
b. Pelaksanaan
Alokasi waktu untuk mata pelajaran bahasa Inggris kelas
VII per minggu selama 180 menit atau 4 jam tatap muka yang
dibagi menjadi 2 tatap muka. Pelaksanaan tindakan dimulai
pada minggu petama Oktober 2005 yaitu setiap Senin dan
Kamis dari jam 07.30 sampai dengan 09.00 WIB di ruang kelas
VII 1.
c. Pemantauan Penelitian
Pemantauan/observasi dilakukan oleh rekan sejawat
yang bertindak sebagai kolaborator sekaligus menjadi observer.
Observer memiliki latar pendidikan Bahasa Inggris. Observer
memantau kegiatan pembelajaran secara langsung di dalam
ruang

belajar

selama

proses

pembelajaran.

Observer

berpedoman kepada lembar observasi yang didiskusikan sehari


menjelang tatap muka. Monitoring dilakukan setiap tatap muka.
Hasil monotoring langsung diberikan observer kepada peneliti
setelah selesai pembelajaran setiap hari.

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

16
16
d. Refleksi Hasil Penelitian
Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran,
maka dilakukan tes setiap tatap muka. Deskripsi hasil penilaian
pada tes yang diberikan pada siklus I secara umum dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Descriptive Statistics Siklus I
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Nilai 1.2

30
30

40
40

80
90

56.67
60.33

11.842
11.885

Nilai 1.3

30

40

90

60.33

11.290

Valid N (listwise)

30

Nilai 1.1

Gambaran yang lebih rinci tentang distribusi nilai


masing-masing tes yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dan
histogram berikut ini.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 1
Frequency
Valid

40

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

23.3

23.3

23.3

50

13.3

13.3

36.7

60
70

13

43.3

43.3

80.0

13.3

13.3

93.3

80

6.7

6.7

100.0

30

100.0

100.0

Total

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak


berada pada nilai 60 sebanyak 43,3%, sedangkan frekuensi
paling sedikit berada pada nilai 80 sebanyak 6,7%.

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

17
17
Berikut ini dapat digambarkan histogram distribusi
frekuensi nilai siklus I pertemuan 1 seperti terlihat pada gambar
2 berikut.
14

12

10

Std. Dev = 11.84


Mean = 56.7

N = 30.00
40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

Nilai 1.1

Gambar 2. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 1


Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata
sebesar 56,7 dan simpangan baku sebesar 11,84 serta tingkat
pencapaian skor sebesar 70,88% dari skor ideal, dan masuk ke
dalam kategori cukup.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 2
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

40
50

6.7

6.7

6.7

30.0

30.0

36.7

60

30.0

30.0

66.7

70

7
2

23.3
6.7

23.3
6.7

90.0
96.7
100.0

80
90
Total

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

3.3

3.3

30

100.0

100.0

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak


berada pada nilai 50 dan 60 sebanyak 30%, sedangkan
frekuensi paling sedikit berada pada nilai 90 sebanyak 3,3%.
Di

bawah ini dapat pula digambarkan histogram

distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 2 seperti terlihat


pada gambar 3.
10

2
Std. Dev = 11.89
Mean = 60.3
0

N = 30.00
40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

Nilai 1.2

Gambar 3. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 2


Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata
sebesar 60,3 dan simpangan baku sebesar 11,89 serta tingkat
pencapaian skor sebesar 67% dari skor ideal, dan masuk ke
dalam kategori cukup.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 3

Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

40
50

10.0

10.0

10.0

16.7

16.7

26.7

60

13

43.3

43.3

70.0

70

7
1

23.3
3.3

23.3
3.3

93.3
96.7
100.0

80
90
Total

3.3

3.3

30

100.0

100.0

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak


berada pada nilai 60 sebanyak 43,3%, sedangkan frekuensi
paling sedikit berada pada nilai 80 dan 90 masing-masing
sebanyak 3,3%.
Histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 3
dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 4 berikut.
14

12

10

Std. Dev = 11.29


Mean = 60.3

N = 30.00
40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

Nilai 1.3

Gambar 4. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 3

20
20
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata
sebesar 60,3 dan simpangan baku sebesar 11,29 serta tingkat
pencapaian skor sebesar 67% dari skor ideal, dan masuk ke
dalam kategori cukup.

B. Siklus II
1. Perencanaan Penelitian
Berdasarkan hasil refleksi siklus I yang dilakukan secara
berkolaborasi dengan observer rekan sejawat, hal-hal yang perlu
disempurnakan dalam tindakan pembelajaran pada siklus II
sebagai berikut:
a. Membuat gambar dengan memberikan label pada setiap bagian
gambar.
b. Mengalokasikan waktu yang lebih banyak untuk mendiskusikan
gambar dan bagian-bagiannya.

2. Implementasi Tindakan
a. Persiapan
Sama halnya dengan

rencana tindakan pada siklus I,

maka pada siklus II perlu pula dipersiapkan semua aspek yang


meliputi: kesiapan guru, siswa, materi, media dan observer.

21
21
Sebelum pelaksanaan tindakan, guru mempersiapkan
perangkat

pembelajaran:

silabus,

rencana

pelaksanaan

pembelajaran, handout, alat/media pembelajaran, dan alat


penilaian pencapaian tujuan.
b. Pelaksanaan
Rencana tindakan pada siklus II dilaksanakan pada
ruang kelas dan subjek serta periode (jam pelajaran) yang
sama dengan siklus I. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk
siklus II sama dengan alokasi waktu siklus I yaitu 2 x 45 menit
setiap tatap muka. Namun alokasi waktu yang digunakan untuk
mendiskusikan gambar dan bagian-bagiannya lebih banyak bila
dibandingkan dengan waktu yang dipakai pada siklus I.
c. Pemantauan Penelitian
Pemantauan/observasi dilakukan oleh rekan sejawat
yang bertindak sebagai kolaborator dan observer pada siklus I.
Observer memantau kegiatan pembelajaran secara langsung di
dalam ruang belajar selama proses pembelajaran. Observer
berpedoman kepada lembar observasi yang diisi setiap tatap
muka. Hasil monotoring langsung diberikan observer kepada
peneliti setelah selesai pembelajaran setiap hari.
d. Hasil Penelitian

22
22
Deskripsi hasil penilaian pada tes yang diberikan
pada siklus II secara umum dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Descriptive Statistics Siklus II
N

Minimum

Maximum

Sum

Mean

Std.
Deviation

SCORE_1

29

50

90

2170

74.83

11.219

SCORE_2

29

60

90

2130

73.45

8.975

SCORE_3

30

60

100

2420

80.67

9.072

Valid N

28

Gambaran yang lebih rinci tentang distribusi nilai


masing-masing tes yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dan
histogram berikut ini.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 1
Frequency
Valid

Valid Percent

Cumulative
Percent

50

3.3

3.4

3.4

60

16.7

17.2

20.7

70
80

26.7

27.6

48.3

30.0

31.0

79.3
100.0

90
Total
Missing
Total

Percent

System

20.0

20.7

29

96.7

100.0

3.3

30

100.0

Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak


berada pada nilai 80 sebanyak 31%, sedangkan frekuensi
paling sedikit berada pada nilai 50 sebanyak 3,4%.
Histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 1
dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 5 di bawah ini.

23
23
10

2
Std. Dev = 11.22
Mean = 74.8
0

N = 29.00
50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

SCORE_1

Gambar 5. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 1


Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata
sebesar 74,8 dan simpangan baku sebesar 11,22 serta tingkat
pencapaian skor sebesar 83,11% dari skor ideal, dan masuk ke
dalam kategori baik.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 2
Frequency
Valid

Total

Valid Percent

Cumulative
Percent

60

16.7

17.2

17.2

70

12

40.0

41.4

58.6

80
90

30.0

31.0

89.7

10.0

10.3

100.0

29

96.7

100.0

Total
Missing

Percent

System

3.3

30

100.0

Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak


berada pada nilai 70 sebanyak 41,4%, sedangkan frekuensi
paling sedikit berada pada nilai 90 sebanyak 10,3%.

Berikut ini dapat pula digambarkan histogram distribusi


frekuensi nilai siklus II pertemuan 2 seperti terlihat di bawah ini.
14

12

10

Std. Dev = 8.97


Mean = 73.4

N = 29.00
60.0

70.0

80.0

90.0

SCORE_2

Gambar 6. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 2


Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata
sebesar 73.4 dan simpangan baku sebesar 8,97 serta tingkat
pencapaian skor sebesar 81,56% dari skor ideal, dan masuk ke
dalam kategori baik.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 3
Frequency
Valid

60

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

3.3

3.3

3.3

70

20.0

20.0

23.3

80
90

15

50.0

50.0

73.3

20.0

20.0

93.3
100.0

100

6.7

6.7

Total

30

100.0

100.0

Tabel

10

di

atas

menunjukkan bahwa

frekuensi

terbanyak berada pada nilai 80 sebanyak 50%, sedangkan


frekuensi paling sedikit berada pada nilai 60 sebanyak 3,3%.
Histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 3
dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 7 berikut.
16
14
12
10
8
6
4
Std. Dev = 9.07

Mean = 80.7
N = 30.00

0
60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

SCORE_3

Gambar 7. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 3


Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata
sebesar 80,7 dan simpangan baku sebesar 9,07 serta tingkat
pencapaian skor sebesar 80,7% dari skor ideal, dan masuk ke
dalam kategori baik.
C. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Dengan
menggunakan diagram dapat meningkatkan kemampuan untuk

memahami teks recount bahasa Inggris siswa kelas VII 1 SMP Negeri
1 Ranah Batahan.
Secara umum perolehan setiap siswa pada tes yang dilakukan
pada siklus II lebih besar bila dibandingkan dengan perolehan pada
siklus I seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 11. Rekapitulasi Nilai Siklus I dan II
No.
urut
siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

SIKLUS I

RT Sik II
RT Siklus I

SIKLUS II

II

III

JLH

RT

II

III

JLH

RT

50
50
40
60
40
60
50
70
60
60
60
50
40
40
60
40
80
60
60
70
70
40
60
80
40
60
60
60
60
70

50
60
50
60
50
70
50
60
80
50
60
60
60
50
50
40
90
60
60
70
80
40
70
70
50
70
50
70
60
70

60
60
50
60
40
60
60
70
60
60
50
60
50
60
60
40
90
50
60
70
70
50
70
80
40
70
60
60
70
70

160
170
140
180
130
190
160
200
200
170
170
170
150
150
170
120
260
170
180
210
220
130
200
230
130
200
170
190
190
210

53.33
56.67
46.67
60.00
43.33
63.33
53.33
66.67
66.67
56.67
56.67
56.67
50.00
50.00
56.67
40.00
86.67
56.67
60.00
70.00
73.33
43.33
66.67
76.67
43.33
66.67
56.67
63.33
63.33
70.00

80
.
50
70
60
90
80
90
70
70
70
80
60
60
70
70
90
80
80
80
80
60
80
90
60
70
80
70
90
90

80
70
70
60
60
90
80
80
70
80
60
70
60
70
70
60
90
80
70
80
70
.
70
90
70
70
70
80
80
80

90
80
70
60
80
90
70
80
90
80
80
80
80
80
70
70
100
90
80
80
80
70
90
100
70
80
80
80
80
90

250
150
190
190
200
270
230
250
230
230
210
230
200
210
210
200
280
250
230
240
230
130
240
280
200
220
230
230
250
260

83.33
75.00
63.33
63.33
66.67
90.00
76.67
83.33
76.67
76.67
70.00
76.67
66.67
70.00
70.00
66.67
93.33
83.33
76.67
80.00
76.67
65.00
80.00
93.33
66.67
73.33
76.67
76.67
83.33
86.67

30.00
18.33
16.67
3.33
23.33
26.67
23.33
16.67
10.00
20.00
13.33
20.00
16.67
20.00
13.33
26.67
6.67
26.67
16.67
10.00
3.33
21.67
13.33
16.67
23.33
6.67
20.00
13.33
20.00
16.67

76,22

17,11

59,11

Pada tabel 11 kelihatan bahwa rata-rata pada siklus I adalah


59,11. Sedangkan rata-rata pada siklus II adalah 76,22. Terdapat
selisih antara kedua siklus sebesar 17,11 yang berarti bahwa
perolehan siswa pada siklus II lebih tinggi dari siklus I.
Selanjutnya persentase ketercapaian siswa pada siklus II lebih
tinggi dibandingkan dengan ketercapaian pada siklus I seperti terlihat
pada tabel berikut.
Tabel 12. Rekapitulasi Skor Perolehan Siswa
Siklus

Pertemuan ke

% Ketercapaian

Kategori

70,88

Cukup

67

Cukup

67

Cukup

83,11

Baik

81,56

Baik

80,70

Baik

II

Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian


tindakan kelas ini dapat diterima.
D. Diskusi
Berdasarkan

hasil

penelitian

di

atas

ternyata

bahwa

penggunaan diagram dapat meningkatkan kemampuan memahami


teks recount. Hal ini sesuai dengan pendapat McWhorter (1986: 49-50)
mengatakan bahwa grafik, tabel, dan gambar memberikan informasi
yang

sangat

penting

dari

sebuah

bahan

bacaan.

Dengan

mempergunakan grafik, tabel, dan gambar (diagram) tersebut akan


memudahkan siswa memahami teks.

Membuat gambar, mewarnai, menandai peta, membuat daftar


kejadian, dan/atau membuat diagram yang mengilustrasikan isi sebuah
teks merupakan kegiatan membaca yang sangat mendukung untuk
meningkatkan kemampuan memahami bahan bacaan (Ur, 2000: 146).
Jadi pembelajaran dengan menggunakan diagram dapat
meningkatkan kemampuan memahami teks recount bahasa Inggris
siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan.

29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada BAB IV
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan diagram dapat meningkatkan kemampuan siswa
untuk memahami teks recount dalam mata pelajaran bahasa
Inggris.
2. Pemberian time sequence pada diagram dan didiskusikan sebelum
kegiatan membaca pemahaman dapat membantu siswa untuk
memahami teks recount.
3. Penguasaan siswa

untuk

memahami teks

recount dengan

menggunakan diagram sebesar 68,29% dan masuk kategori cukup.


Sedangkan penguasaan dengan menggunakan diagram dan time

sequence sebesar 81,79% dan ini masuk kategori baik.


B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran
sebagai berikut:
1. Diagram sebaiknya digunakan sebagai alat bantu untuk memahami
teks recount dalam mata pelajaran bahasa Inggris.
2. Diagram sebaiknya diberikan time sequence yang dibutuhkan
untuk lebih mudah memahami teks recount karena siswa kelas VII
Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

29

30
30
masih tergolong pemula dalam mempelajari bahasa Inggris
khususnya membaca pemahaman.
3. Agar kemampuan siswa memahami teks recount menjadi lebih
baik, maka guru bahasa Inggris diharapkan terus mengembangkan
kemampuannya untuk membelajarkan siswa.

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

31
31
DAFTAR PUSTAKA

Agustien, Helena I.R. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Inggris.


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Elliott, Stephen N. 1996. Educational Psychology: Effective teaching
effective learning. Maison: Brown & Benchmark Publishers.
Grellet, Francoise. 1990. Developing Reading Skills: A Practical Guide
to Reading Comprehension Exercises. Cambridge: Cambridge
University Press.
Hornby, AS. 1985. Oxford Advanced Learners Dictinary of Current
English. Oxford: Oxford University Press .
McWhorter, Kathleen T. 1986. Guide to College Reading. Boston: Little
Brown and Company.
. 1992. Efficient and Flexible Reading. New York: Harper Collins
Publishhers.
Mikulecky, Beatrice, S. 1990. A Short Coursed in Teaching Reading Skills.
New York: Addison-Wesley Publishing Company.
Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan Menggunakan SPSS 12. Jakarta: PT Elexmedia
Computindo.
Richards, Jack C. 2002. Curriculum Development in Language Teaching.
Cambridge: Cambridge University Press.
Sudjana. 1982. Teknik Analisis Korelasi dan Regresi. Bandung: Transito.
Ur, Penny. 2000. A Course in Language Teaching: Practice and Theory.
Cambridge: Cambridge University Press.

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

Anda mungkin juga menyukai