: B2
Soal
1. Terdapat berita di Surat Kabar, bahwa terdapat 8 orang
siswa SD mengalami muntah-muntah dan buang air besar
setelah mengkonsumsi bubur di kantin sekolah. Sebagai
mahasiswa yang sudah memperoleh materi mikrobiologi
terapan, lakukanlah apa dan bagaimana Anda menyikapi hal
ini.
Jawab :
Makanan jajanan merupakan salah satu makanan yang sangat
dikenal dan umum dikonsumsi oleh masyarakat, tidak terkecuali anak
sekolah. Hasil dari beberapa penelitian di Indonesia, penelitian Hermina
(2000) menunjukkan bahwa sebagian murid SD membeli sendiri makanan
jajanan disekolah dan dikonsumsi sebelum masuk kelas. Hasil survey
Badan POM RI tahun 2008 menunjukkan bahwa 78 % anak sekolah jajan
di
lingkungan
sekolah,
baik
dikantin
maupun
dari
penjaja
jajan
karena kasus tersebut adalah salah satu dampak negatif dari adanya
jajanan disekolah.
Dalam kasus ini salah satu hal yang perlu diteliti adalah makanan
berupa bubur yang dikonsumsi oleh siswa SD tersebut, dari gambaran
kasus tersebut bisa kita diagnosis bahwa 8 siswa SD tersebut mengalami
keracunan dari makanan yang dimakan.
Kajian secara mikrobiologi terapan yang bisa dilakukan adalah
dilakukan penelitian tentang bubur yang akan dikaji secara biologis.
Makanan
yang
telah
dihinggapi
mikroorganisme
itu
mengalami
spesifik,
lingkungan
dan
tergantung
cara
dari
jenis
penyimpanannya
bahan
dalam
pangannya,
batas-batas
kondisi
tertentu
mempengaruhi
sendiri.
4.
ini
misalnya Escherichia
coli, Salmonellatyphi
dan Shigella
dysentriae.
Untuk menyebabkan penyakit, jumlah sel bakteri patogen yang
dikonsumsi harus memadai. Dosis infeksius ini bervariasi antarorganisme
dan antarindividu. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan pada
E.coli,
bermacam-macam
misalnya
untuk
menyebabkan
penyakit
dan
kerentanan
individu.
Bakteri
yang
tergolong
misalnyaStaphylococcus
ke
aureus,
dalam
bakteri
Clostridium
penyebab
perfringens,
yaitu
non
patogenik
dan
patogenik.
Bakteri
ini
dapat
dalam
dilakukan.
terhadap
produksi
Bagaimana
produksi
argumentasi Anda
tempe
Anda
tempe
dan
dapat
dan
nata
masih
melakukan
nata
?.
perlu
inovasi
bagaimana
Jawab:
1. Inovasi pada Tempe
Salah satu inovasi yang bisa dilakukan dalam memproduksi tempe
adalah pembuatan sosis tempe memiliki prospek yang baik mengingat
banyaknya konsumsi tempe di tanah air, sehingga membuka peluang
usaha untuk mengolah tempe menjadi aneka makanan olahan yang lebih
variatif dan menarik seperti sosis tempe ini.
Tempe adalah sumber protein dalam pembuatan sosis tempe. Tempe
merupakan makanan yang kaya manfaat diantaranya adalah melancarkan
pencernaan, mempunyai gizi yang tinggi, zat gizinya mudah diserap
dalam tubuh, mengandung zat yang menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab infeksi, sebagai senyawa antioksidan yang berfungsi sebagai
penangkal radikal bebas, mempunyai sifat dapat menurunkan kadar
kolesterol darah (Darwin, 1995).
Tempe bisa menjadi bahan dasar sosis. Produk ini sangat cocok bagi
vegetarian atau orang yang diet kolesterol. Penjualan pun melimpah
karena harga jual yang tentunya lebih murah. Sosis merupakan salah satu
produk olahan daging yang memiliki banyak penggemar. Selama ini kita
sering mendapati makanan ini berbahan daging sapi atau ayam. Namun,
kini bermunculan produk sosis rasa lokal dengan bahan dasar dari tempe.
Sebagai bentuk variasi makanan, tempe bisa juga menjadi bahan baku
sosis. Kedelai yang merupakan bahan baku tempe bersifat hidrofolik.
Kedelai mampu menyerap dan menahan air, membentuk selaput,
membentuk gel, mempunyai daya rekat tinggi, dan bersifat pengental.
Selain itu, Indonesia juga merupakan negara produsen tempe terbesar di
dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Alhasil, sosis tempe juga
punya prospek cerah.
Untuk membuat sosis tempe, bahan-bahan yang dipersiapkan yaitu:
1. Tempe
2. Putih telur
3. Air es
4. Tepung tapioka
5. Minyak jagung.
6. Bumbu-bumbu ( Bawang putih 0,44 gram, garam 2,50 gram, gula
pasir 0,68 gram, lada )
Cara Pembuatan :
1. Timbang tempe 71,38 gram lalu dipotong-potong menjadi beberapa
potongan kecil, lalu dihaluskan dengan cara digiling atau ditumbuk.
2. Masukkan 37,5 gram putih telur, bumbu, air es 7,3 gram dan juga
tepung tapioka 7,5 gram.
3. Tuangkan 28,62 gram minyak jagung ke dalam campuran bahan
sambil diaduk-aduk hingga menjadi adonan yang menyerupai pasta.
4. Masukkan adonan itu ke dalam casing (selongsong) sepanjang 10
cm lalu diikat ujungnya dengan benang erat-erat.
5. Setelah itu, sosis tempe dimasak. Pemasakan dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti perebusan, pengukusan, pengasapan,
pemasakan
kombinasi
secara
dari
kering
cara-cara
dengan
tersebut.
menggunakan
oven
serta
Penggunaan
asap
pada
Nah, setelah dibungkus dengan plastik tipis, sosis tempe dikemas dengan
sistem kedap udara. Cara ini untuk menghindari masuknya organisme dan
bisa memperpanjang daya tahan sosis.
2. Inovasi pada Nata
Selanjutnya inovasi untuk pembuatan nata de coco, Proses pembuatan
tahu dan tempe menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Limbah
padatan
pada
industri
tahu
berupa
ampas
tahu
yang
umumnya
nata
de
soya
merupakan
salah
satu
solusi
mengatasi
membantu
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
masyarakat.
Limbah cair industri tahu dan tempe mengandung protein dan karbohidrat
yang cukup tinggi, kandungan protein dan karbohidrat dalam limbah cair
tahu dan tempe tersebut dapat menjadi media hidup yang sangat baik
bagi bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri ini mengubah karbohidrat dan
protein dalam limbah cair tahu-tempe menjadi serat selulosa dengan
tekstur yang kenyal. Limbah air tahu (whey tahu) dan limbah cair tempe
selain mengandung protein juga mengandung vitamin B terlarut dalam
air, lestin dan oligosakarida. Berdasarkan kandungan unsur kimiawinya.
Limbah cair tahu-tempe menjadi salah satu aliterernatif bahan baku untuk
pembuatan produk nata. Nata berbahan baku limbah kedelai memiliki
karakteristik
produk
yang
secara
kenampakan
sedikit
kekuningan, cita rasa yang khas kedelai, kenyal namun lebih mudah putus
dibandingkan dengan nata de coco lebih ulet, dan kandungan seratnya
cukup
Prospek
tinggi.
Pasar
Nata
De
Soya
Nata de soya memiliki tekstur yang cukup baik, tidak kalah dengan nata
de coco. Kadar seratnya yang cukup tinggi dan memiliki cita rasa yang
nikmat sebagai bahan baku minuman instan sehingga nata de soya
mampu bersaing dengan nata de coco. Sebagaimana kita ketahui bahwa
pasar nata de coco sebagai produk pangan yaitu minuman kemasan dan
aneka produk olahan lainnya sangat tinggi baik pasar domestik maupun
pasar luar negeri. Permintaan bahan nata oleh pabrik minuman kemasan
sangat tinggi per hari mencapai ratusan ton bahan mentah nata berupa
lembaran atau potongan. Kebutuhan produk nata yang sangat tinggi
tersebut, menjadi peluang bisnis bagi para petani nata untuk bermitra
dengan perusahaan besar yang ada di tanah air. Selain sebagai produk
pangan, di negara maju seperti Jepang, saat ini nata telah dikembangkan
sebagai produk non-pangan yaitu bahan baku elektronik dan komposit
baja
ringan.
paling
Produksi
Nata
tinggi.
De
Soya
Limbah cair industri tahu-tempe yang telah didiamkan kurang lebih 2-3
hari (agar pH turun 3-4 sehingga asam), disaring dengan kain kasa agar
kotoran-kotoran dan partikel kasar dapat dipisahkan, kemudian direbus
dengan panci dengan tungku berbahan bakar kayu, setelah mendidih
ditambahkan ZA 80 gram, gula pasir 100 gram, asam cuka 120 ml
untuk media 50 liter limbah cair tahu atau tempe, diaduk-aduk kurang
lebih 10-15 menit kemudian dituangkan kedalam nampan yang sudah
disiapkan dengan penutup koran yang telah diikat dengan karet ban.
Susun nampan yang telah diisi media larutan tersebut pada rak. Nampan
dapat disusun bertingkat 5-10 nampan dengan bersilangan. Setalah
dingin kurang lebih 5-7 jam, media larutan dalam nampan tersebut
diinokulasi dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylnum kurang
lebih 10% dari media larutan dalam nampan. Proses fermentasi akan
berlangsung 8 10 hari. Lakukan pemanenan. Tampung nata de soya hasil
panen dalam drum plastik yang diisi dengan air. Penyimpanan akan dapat
bertahan lama apabila selalu diganti dengan air.