Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang1,2 Saat ini, penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan WHO telah menetapkan dekade ini (2000-2010) menjadi Dekade Tulang dan Persendian. Penyebab fraktur terbanyak adalah karena kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas ini, selain menyebabkan fraktur, menurut WHO, juga menyebabkan kematian 1,25 juta orang setiap tahunnya,

dimana sebagian besar korbannyaadalah remaja atau dewasa muda.

Di Indonesia, permasalahan yang sering terjadi apabila ada kejadian cedera atau penyakit medis yang menyebabkan kegawatdaruratan adalah salahnya pemberian pertolongan terhadap korban dan bahkan memperburuk kondisi korban khususnya ketika memindahkan korban ke lokasi yang lebih aman. Pertolongan pertama yang diberikan secara dini dimana masyarakat awam merupakan garis terdepan dalam penanggulangan kasus gawat darurat. Namun pertolongan pertama yang dilakukan dengan cara yang salah, walaupun tidak disengaja, berpotensi menyebabkan kondisi korban bertambah parah bahkan kematian.Pemasangan neck collar adalah memasang alat neck collar untuk immobilisasi leher (mempertahankan tulang servikal). Tujuan dilakukannya pemasangan neck collar adalah mencegah pergerakan tulang servik yang patah (proses imobilisasi serta mengurangi kompresi pada radiks saraf), mencegah bertambahnya kerusakan tulang servik dan spinal cord, mengurangi rasa sakit, dan mengurangi pergerakan leher selama proses pemulihan.

Pemasangan neck collar merupakan pengetahuan bagi mahasiswa kedokteran baik secara teori maupun praktik. Dalam modul Pertolongan Pertama pada Kegawat dan Kedaruratan tentang pemasangan neck collar sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari terutama pada waktu menghadapi kasus-kasus kecelakaan yang berakibat fraktur atau yang lainnya sehingga dapat mengurangi angka kematian yang terjadi.

1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum tentang pemasangan neck collar imobillisasi dan transportasi ini adalah untuk mengetahui tata cara pemasangan neck collar imobillisasi dan transportasi secara benar dalam pertolongan pertama

kegawatdaruratan. 1.3 Manfaat Manfaat dari praktikum ini agar dapat melatih mahasiswa dalam melakukan pemasangan neck collar imobillisasi dan transportasi pada pertolongan pertama kegawatdaruratan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian3,4 Pemasangan neck collar adalah memasang alat neck collar untuk immobilisasi leher (mempertahankan tulang servikal). Salah satu jenis collar yang banyak digunakan adalah SOMI Brace (Sternal Occipital Mandibular Immobilizer). Namun ada juga yang menggunakan Xcollar Extrication Collar yang dirancang untuk mobilisasi (pemindahan pasien dari tempat kejadian kecelakaan ke ruang medis). Namun pada prinsipnya cara kerja dan prosedur pemasangannya hampir sama. 2.2 Tujuan Pemasangan Neck Collar3,4 1. Mencegah pergerakan tulang servik yang patah (proses imobilisasi serta mengurangi kompresi pada radiks saraf). 2. Mencegah bertambahnya kerusakan tulang servik dan spinal cord. 3. Mengurangi rasa sakit. 4. Mengurangi pergerakan leher selama proses pemulihan. 2.3 Persiapan Alat dan Bahan 1. Neck Collar

2.4 Prosedur Kerja 1. 2. 3. 4. Berikan penjelasan tentang tindakan yang dilakukan Posisi pasien : terlentang, dengan posisi leher segaris /anatomi Petugas menggunakan masker, handschoen Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian kanan kepala mulai dari mandibula kearah temporal,demikian juga bagian sebelah kiri dengan tangan yang lain dengan cara yang sama 5. Petugas lainnya memasukkan neck collar secara perlahan ke bagian belakang leher dengan sedikit melewati leher. 6. 7. Letakkan bagian neck collar yang bertekuk tepat pada dagu Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain.
3

2.5 Hal yang Perlu Diperhatikan 1. Catat seluruh tindakan yang dilakukan dan respon pasien. 2. Pemasangan jangan terlalu kuat atau terlalu longgar.

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Fraktur atau patah tulang adalah keadaan dimana hubungan atau kesatuan jaringan tulang terputus. Tulang mempunyai daya lentur (elastisitas) dengan kekuatan yang memadai, apabila trauma melebihi dari daya lentur tersebut maka terjadi fraktur (patah tulang). Apabila kejadian fraktur terjadi maka ketika memindahkan korban, sangat perlu diperhatikan perlu pemasangan neck collar imobilisasi agar mencegah pergerakan tulang servik yang patah dalam proses transportasi korban. Pemasangan neck collar dengan baik dan tepat dapat mengurangi resiko terjadinya hal-hal yang memperburuk kondisi korban.

3.2 Saran Setelah kita mengetahui bagaimana cara-cara melakukan pemasangan neck collar yang tepat, maka kami menyarankan agar pengetahuan yang telat didapat dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama ketika kita menemui orangorang yang membutuhkan bantuan pertolongan medis disaat yang gawatdarurat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bresler, M.J. Manual Kedokteran Darurat (Edisi 6). Jakarta: EGC, 2012. 2. Purwadianto, Agus. Kedaruratan Medik . Tangerang Selatan: Binarupa Aksara, 2013 3. Saanin, Syaiful. 2009. Cedera Sistema Saraf Pusat Traumatika dan Non

Traumatika. PDF Jurnal.Diakses tanggal 22 Januari 2014.


4. Anonymous. Protap Pemasangan Neck Collar. Sumber dari

http://www.scribd.com/doc/84996141/Protap-Pemasangan-Collar-Neck. Diakses tanggal 22 Januari 2014.

Anda mungkin juga menyukai