PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini pengetahuan mengenai pemeriksaan laboratorium dan
menentukan diagnosis banding masih lah kurang dipahami oleh para mahasiswa
kesehatan (terutama mahasiswa kedokteran), padahal teknologi dan bidang ilmu
yang berhubungan dengan hal tersebut selalu berkembang dan mengalami
pembaruan. Dalam pemeriksaan laboratorium kita dapat menganalisis darah,
cairan sendi, dan lain-lain dan untuk menegagkan diagnosisi pastilah diperlukan
beberapa pemeriksaaan lanjut seperti pemeriksaan laboratorium untuk analisis
darah dan cairan sendi.
Oleh sebab itu pengetahuan mengenai pemeriksaan laboratorium
khususnya analissi darah dan cairan sendi serta cara menentukan diagnosis
banding sangatlah diperlukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemeriksaan Darah Lengkap?
2. Bagaimana Pemeriksaan cairan Sendi Lengkap?
C. Tujuan
Untuk menambah pengetahuan mengenai pemeriksaan laboratorium
darah dan cairan sendi serta cara menentukan diagnosis banding.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan Darah Lengkap
Analisis cairan sendi terdiri dari serangkaian uji yang dilakukan untuk
mendeteksi perubahan yang terjadi akibat dari penyakit tertentu. Ada beberapa
karakteristik cairan sinovial yang patut dikaji antara lain:
1. Karakteristik fisik: evaluasi dari penampilan secara umum dari cairan sinovial,
meliputi kekentalan (viskositas). Karakteristik fisik yang normal berupa: cairan
bening, berwarna jernih hingga kekuningan, dan kental (viskositas tinggi akibat
kandungan asam hialuronat, ketika mengambilnya dengan jarum membentuk
string beberapa inchi layaknya cairan kental pada umumnya). Perubahan yang
terkait pada aspek fisik ini yaitu: cairan keputihan (berawan) disebabkan oleh
hadirnya mikroorganisme dan sel darah putih) dan berwarna kemerahan akibat
hadirnya sel darah merah. Antara cairan sinovial berawan dan kemerahan dapat
terjadi dalam satu spesimen.
2. Karakteristik kimia: mendeteksi perubahan zat kimia tertentu pada cairan
sinovial, meliputi: glukosa (level glukosa di dalam cairan ini lebih rendah
daripada level glukosa darah dan dapat menurun lebih signifikan lagi pada
inflamasi dan infeksi sendi, protein (kandungan protein meningkat akibat
peradangan infeksi), asam urat yang meningkat (pada Gout).
3. Karakteristik mikroskopik: menghitung sel-sel yang terdapat pada cairan
sinovial (terutama untuk menghitung leukosit) meliputi: hitung leukosit (batas
normal yaitu <200 sel / mm3, leukosit yang berlebihan menandakan adanya
inflamasi seperti pada Gout dan rheumatoid artritis, neutrofilia menandakan
infeksi bakteri, dan eosinifilia menandakan penyakit Lyme), dan melewati cairan
sinovial ke sinar polarisasi untuk melihat adanya kristal asam urat (kristal jarum)
pada penyakit Gout.
4. Karakteristik infeksius: menemukan agen infeksius (bakteri atau jamur) dalam
cairan sinovial meliputi: pewarnaan gram (untuk melihat tipe agen infeksius),
pembiakan, uji kerentanan terhadap antibiotik (sebagai panduan dalam memilih
antibiotik), dan uji BTA jika dikhatirkan adanya mikrobakterium.
Analisis cairan sendi dilakukan jika menemukan sesuatu yang mencurigakan
di daerah persendian, berupa1: (1) nyeri di daerah persendian, (2) eritema meliputi
daerah persendian dan sekitarnya, (3) inflamasi di daerah persendian, dan (4)
akumulasi cairan sinovial.
Prosedur dalam pengambilan cairan sinovial dikenal
dengan arthrocentesis1,2. Setelah dianastesi lokal, dokter akan melakukan
penyuntikan hinga masuk ke tempat cairan sinovial berada (area diantara tulang).
Selain untuk mengambil spesimen cairan sinovial, prosedur ini dilakukan juga
dalam:
Pengambilan cairan sinovial berlebihan untuk mengurangi tekanan yang berlebihan.
Injeksi kortikosteroid ke dalam cairan sinovial yang mengalami inflamasi.
Selain hal yang telah dibahas sebelumnya, ada uji bekuan musin terhadap
cairan sinovial2. Cairan sinovial ditambahkan dengan asam asetat. Asam asetat akan
bereaksi dengan asam hialuronat untuk membentuk presipitasi. Dalam cairan
sinovial normal (kadar asam hialuronat optimal) membentuk endapan sementara
pada inflamasi sendi dimana asam hialuronat dipecah oleh enzim lisosom sehingga
menghasilkan endapan yang tidak begitu memuaskan. Selain itu, kejernihan pada
cairan sinovial akan menghilang akibat munculnya zat/sel dalam peradangan.
Degeneratif
SLE
Gout
Atritis
reumatoid
Sindrom
Reiter
Warna dan
kejernihan
jernih
kekuningan
jernih
kekuningan
jernih
kekuningan
berawan dan
kekuningan
berawan dan
kekuningan
buram
berawan
Bekuan
musin
baik
baik
sedang
sampai baik
buruk
buruk
buruk
buruk
Hitung
leukosit
(rata-rata)
200
1000
5000
10000-20000
15000-20000
20000
5000075000
Artritis infeksius , cairan sendi berawan, endapan musin buruk, leukosit 50000-75000/mm3.
11
12
banyaknya kesesuaian antara tanda-tanda klinis skunder dengan ciri-ciri khas dari
masing-masing kemungkinan diagnosis. Dalam berbagai situasi hal demikian
relatif subyektif, sehingga penilaian terhadap berbagai tampilan klinis antara
klinisi yang satu dapat berbeda dengan yang lain. Kecenderungan demikian dan
sifat biologik proses penyakit yang kadang sulit diprediksi serta pengaruhnya
terhadap tahapan perjalanan suatu penyakit tertentu pada individu harus selalu
dipertimbangkan. Dalam membandingkan ciri-ciri lesi pada pasien dengan ciriciri khusus dari suatu kemungkinan diagnosis tidak jarang diperoleh kesan bahwa
diagnosis yang kemungkinannya besar belum tentu menunjukkan yang benar atau
sebaliknya yang kelihatannya sepele atau tidak begitu menonjol tetapi
mempunyai kemungkinan / peluang kebenaran yang besar.
13
14
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter
pemeriksaan, yaitu
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
4. Trombosit (platelet)
5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
9. Platelet Disribution Width (PDW)
10.Red Cell Distribution Width (RDW)
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Mulyanto, Kris Cahyo. Pemeriksaan Darah Lengkap. Available at:
http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/PEMERIKSAAN%20DARAH%20
LENGKAP.pdf
Lab test online.org [homepage on the Internet]. New York: American Association of
Clinical Chemistry, Inc.; 2001-11 [updated 2011 Apr 29]. Available
from: www.labtestsonline.org.
Price, Sylvia A. (2002). Pathophysiology: clinical concepts of diseases processes.
6th ed.Elsevier Science: Mosby.
JR Swagerty, Daniel L. Hellinger, Deborah. Radiographic assessment of osteoartritis.
American family physician [serial on the Internet]. Available
from: www.aafp.org/afp.
Anonim. Diagnosis Diferensial. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Available from:
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/50021/22239c79ec43dc81f3a01886
0fce8101
17