Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan atau Ilmu Geologi didasarkan kepada studi terhadap batuan. Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu terbentuk, terubah, kemudian bagaimana hingga batuan itu sekarang menempati bagian dari pegunungan, dataran-dataran di benua hingga didalam cekungan dibawah permukaan laut. Kemanapun anda menoleh, maka anda selalu akan bertemu dengan benda yang dinamakan batu atau batuan. Sebut saja kerakal di halaman rumah, kemudian di jalan yang landasannya atau bagian tepinya dibuat dari batu. Di dasar atau tebing sungai, bahkan menengok bagian dari rumah anda mungkin sebagian besar terbuat dari batu. Batu atau batuan yang anda lihat dimana-mana itu, ada yang sama warna dan jenisnya, tetapi juga banyak yang berbeda. Tidak mengherankan apabila batuan merupakan bagian utama dari Bumi kita ini (Djauhari, 2009).

Salah satu diantaranya batubara yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi disamping itu juga sangat berguna untuk manusia yang ada dibumi dan boleh dikatakan batubara ini sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia dimuka bumi ini. Karena berharganya batubara ini sebagai ahli geofisika perlu kita ketahui apa saja yang menyangkut batubata sebagai penopang disiplin ilmu geofisika juga kita bisa terapkan dalam pencarian kebutuhan ekonomi nantinya. Itulah yang melatar belakangi sehingga kami menyusun makalah ini. Untuk lebih jelasnya kami bahas di bab berikutnya.

1.2 Tujuan a. Dapat mengetahui pengertian Gunung api b. Agar dapat mengetahui hal-hal yang menyangkut gunung semeru.

Gunung Semeru:kelompok 3

Page 1

BAB II PEMBAHASAN

11.1 Gunung Api

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus (Wikipedia, 2014) Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu. Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik. Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava.

Gunung Semeru:kelompok 3

Page 2

Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut (Wikipedia, 2014):

Aliran lava. Letusan gunung berapi. Aliran lumpur. Abu. Kebakaran hutan. Gas beracun. Gelombang tsunami. Gempa bumi.

II.1.1 Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya a Stratovolcano, tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini. b Perisai, tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai. c Cinder Cone, merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya. d Kaldera, Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini (Wikipedia, 2014).

Gunung Semeru:kelompok 3

Page 3

11.1.2 Klasifikasi gunung berapi di Indonesia Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya.

Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.

Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.

Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah

II.2 Gunung Semeru

Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko

(Wikipedia,2013).

Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Posisi gunung ini terletak di antara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 806' LS dan 12055' BT. Gunung Semeru adalah bagian termuda dari Pegunungan Jambangan tetapi telah berkembang menjadi strato-vulkano luas yang terpisah. Aktivitas material vulkanik yang dikeluarkannya berupa Letusan abu, lava blok tua dan bom lava muda, Material lahar vulkanik bercampur dengan air hujan atau air sungai, Letusan bagian kerucut yang menyebabkan longsoran, Pertumbuhan

lambat/berangsur dari butiran lava dan beberapa kali guguran lahar panas (Khatulistiwa,2014).

Gunung Semeru:kelompok 3

Page 4

Formasi geologi Gunung Semeru merupakan hasil gunung api kwarter muda, dengan jenis batuan terdiri dari : abu pasir/tuf dan vulkan intermedian sampai basis dengan fisiografi vulkan serta asosiasi andosof kelabu dan regosol kelabu dengan bahan induk abu/pasir dab tuf intermedian sampai basis. Bentuk struktur geologi menghasilkan batuan yang tidak padat dan tidak kuat ikatan butirannya, mudah tererosi dimusim penghujan.

Gambar 2.1 Puncak Gunung semeruMahameru(Khatulistiwa:2014)

Gambar 2.2 Gunung semeru (Khatulistiwa:2014)

Gunung Semeru:kelompok 3

Page 5

11.2.1 Keadaan sekitar Gunung Semeru

Jenis tanahnya adalah regosol, merupakan segabungan tanah dengan sedikit perkembangan profil dengan sedikit perkembangan profil dengan solum dangkal, tipis pada bahan induk kukuh. Pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang route perjalanan dari mulai Ranu Pane (2.200 m dpl) sampai Puncak Semeru mempunyai suhu relatif dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 30C80C pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 00C 120C kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan es yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau dan sebaliknya (Khatulistiwa,2014).

Dinginnya suhu disepanjang route perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menjadi udara semakin dingin. Berdasarkan topografi kawasan secara makro, pada tiupan angin membentuk pola yang tidak menentu dalam arti dominasi arah angin sulit ditentukan selalu berubah-ubah. Bentuk topografi yang dilingkari oleh tebing tinggi sekitar 200-500 meter sebenarnya memungkin dapat menahan arus kecepatan angin, tetapi karena banyak celah/lorong tebing tersebut, maka arus angin tidak tertahan bahkan melaju dengan kecepatan yang lebih cepat. II.2.2 Topografi dan Iklim Bentuk topografi yang berupa cekungan sering terjadi angin siklus. Angin yang bertiup dikawasan ini berkaitan erat dengan pola angin disekitarnya, yaitu Angin tenggara atau angin Gending, Angin timur laut dan Angin barat laut (Khatulistiwa,2014). Kecepatan angin yang terjadi cukup kuat antara 830 knots, dimana saat musim angin kencang banyak dijumpai pohon tumbang. Angin ini bertiup antara bulan Desember Pebruari, dan tidak untuk mencegah bahaya ke disarankan gunung agar

wisatawan/pengunjung

melakukan

pendakian

semeru.

Gunung Semeru:kelompok 3

Page 6

Merupakan hal yang biasa bila terjadi kabut sepanjang route perjalanan pendakian pada pagi hari dan sore hari sampai malam hari. Didaerah Ranu Kumbolo dan Kalimati sebagai tempat untuk menginap/bermalam selalu ditutupi kabul yang tebal.

Keberadaan kabut yang terjadi didua tempat tersebut selain dinginnya suhu udara (proses kondensasi udara), juga angin yang bertiup didaerah tersebut sambil membawa kabut. Khusus di daerah Ranu Kumbolo dengan adanya danau yang cukup luas menjadi pendukung pembentukan kabut karena proses penguapan air danau.

Secara umum keadaan iklim di wilayah gunung Semeru dan sekitarnya termasuk type iklim B (Schmidt & Ferguson) dengan curah hujan antara 927 mm 5.498 mm pertahun dan hari hujan 136 hari/tahun. Musim hujan jatuh sekitar bulan NopemberApril. Suhu udara di puncak Gunung Semeru pada bulan bulan tersebut berkisar antara 2 derajat celcius 4 derajat celcius (Wikipedia,2013). 11.2.3 Vegetasi dan Keanekaragaman Hayati Vegetasi yang berada di wilayah Gunung Semeru dan sekitarnya yang termasuk dalam Zona Sub Alfin di dominir oleh jenis pohon Cemara Gunung (Casuarina Junghuhniana), Jumuju (Podocarpus sp), Mentigi (Vacinium varingifolium), Kemplangdingan (Albazialophanta) dan Akasia(Accasia decurrens). Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominasi oleh Alang alang (Imperata Cylindrica), Kirinyuh (Euphatorium odoratum), Tembelekan (Lantana camara), Harendong (Melastomo malabathicum) dan Edelwiss putih (Anaphalis javanica). Pada lereng lereng yang curam menuju puncak Semeru sekitar Arcopodo dijumpai jenis paku-pakuan seperti Gleichenia volubilis, Gleichenia longisulus dan beberapa jenis anggrek endemik yang hidup di wilayah Semeru selatan

(Khatulistiwa,2014).

Disekitar Gunung Semeru pada ketinggian lebih dari 3.100 meter dari permukaan laut, kondisinya merupakan batuan, pasir dan abu tanpa vegetsi sama sekali.

Gunung Semeru:kelompok 3

Page 7

Kehidupan fauna yang terdapat di sekitar Gunung Semeru sangat terbatas, baik jumlah maupuan jenisnya yang terdiri dari beberapa jenis burung, primata dan satwa liar lainnya, antara lain Macan Kumbang (Panthera pardus), Kijang (Muntiacus muntjak), Kancil (Tragulus Javanica) dan lain lain. Di Ranu Kumbolo terdapat Belibis (Anas superciliosa) yang masih hidup liar (Khatulistiwa,2014).

11.2.4 Karakter Letusan Aktifitas Semeru tedapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru. Letusan Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian. Letusan tipe vulkanian dicirikan dengan letusan eksplosif yang kadang-kadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya. Selanjutnya terjadi letusan bertipe strombolian yang biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru. Pada saat terjadi letusan eksplosif biasanya dikuti oleh terjadinya aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah dan arah alirannya sesuai dengan bukaan kawah dan lembah-lembah di Semeru. Arah bukaan kawah Semeru saat ini mengarah ke arah tenggara atau mengarah ke hulu Besuk Kembar. 11.2.6 Geokimia Gunung Semeru Berdasarkan parameter kimia dari Gill (1981), batuan G. Semeru muda dapat diklasifikasikan kedalam basal, andesit basa dan andesit asam ( 46,5 sampai 60% SiO2 ). Batuan dasit (66,6% SiO2 ) hanya ditemukan pada satu aliran lava tua pada kelompok G. Ajek-ajek. batuan vulkanik Komplek G. Semeru dikelompokan sebagai batauan Calc-alkaline. batuan komplek G. Semeru menunjukan bukan berasal dari magma primer, namun telah mengalami proses sekunder yaitu fraksional kristalisasi, kontaminasi dan atau pencampuran magma (Yasa, 2010)

Gunung Semeru:kelompok 3

Page 8

Gunung Semeru:kelompok 3

Page 9

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. III.2 Saran Kami sebagai penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat kedepannya dalam proses pembelajaran program studi geofisika dan lebih khusus kepada diri kami pribadi.

Gunung Semeru:kelompok 3

Page 10

Anda mungkin juga menyukai