Anda di halaman 1dari 3

Penatalaksanaan Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif.

Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Untuk mengatasi demam biasanya diberikan parasetamol. Salisilat tidak digunakan karena akan memicu perdarahan dan asidosis. Parasetamol diberikan selama demam masih mencapai ! derajat ", paling banyak # dosis dalm $% jam. &adang' kadang diperlukan obat penenang pada anak'anak yang sangat gelisah. &egelisahan ini biasa terjadi karena dehidrasi atau gangguan fungsi hati. (aus dan dehidrasi merupakan akibat dari demam tinggi, tidak adanya nafsu makan dan muntah. Untuk mengganti cairan yang hilang harus diberikan cairan yang cukup melalui mulut atau melalui vena. "airan yang diminum sebaiknya mengandung elektrolit seperti oralit. "airan lain yang biasa digunakan adalah jus buah'buahan. Perhimpunan )okter *hli Penyakit )alam +ndonesia ,P*P)+- bersama dengan )ivisi Penyakit Tropik dan +nfeksi dan (ematologi dan .nkologi /edik 0akultas &edokteran Universitas +ndonesia telah menyusun protocol penatalaksanaan )B) pada pasien de1asa berdasarkan kriteria 2 Penatalaksanaan yang tepat dengan rancangan tindakan yang dibuat sesuai atas indikasi. Praktis dalam pelaksanaannya. /empertimbangkan cost effectiveness.

Protokol ini terbagi dalam 3 kategori 2 Protokol 4 Protokol $ Protokol Protokol % Protokol 3 2 Penanganan tersangka ,Probable- )B) de1asa tanpa syok 2 Pemberian cairan pada tersangka )B) diruang ra1at 2 Penatalaksanaan )B) dengan peningkatan hematokrit 5 $67 2 Penatalaksanaan perdarahan spontan pada )B) de1asa 2 Tatalaksana Sindrom Syok )engue pada de1asa.

Protokol 1. Penanganan Tersangka (Probable)DBD dewasa tanpa syok Seseorang yang tersangka menderita )B) diruang 8a1at )arurat dilakukan pemeriksaan hemoglobin ,(b-, hematokrit ,(t-, dan trombosit bila 2 9 (b,(t dan trombosit normal atautrombosit antara 466.666'436.666, pasien dapat dipulangkan dengan anjuran kontrol atau berobat jalan ke Poliklinik dalam 1aktu $% jam berikutnya ,dilakukakan pemeriksaan (b,(t,leukosit dan trombosit tiap $% jam- atau bila keadaan penderita memburuk segera kembali ke instalasi 8a1at )arurat.

9 (b,(t normal tetapi trombosit : 466.666 dianjurka untuk dira1at. 9 (b,(t meningkat dan trombosit normal atau turun juga dianjurka untuk dira1at. Protokol 2 : Pemberian cairan pada tersangka DBD diruang rawat.

Pasien tersangka )B) tanpa perdarahan spontan dan massif dan tanpa syok maka di ruang ra1at diberikan cairan infuse kristaloid dengan jumlah seperti rumus berikut ini 2 Volume cairan kristaloid per ari yang diperlukan! sesuai rumus berikut 2 4366 ; < $6 = ,BB dalam kg '$6-> "ontoh volume rumatan untuk BB 33kg 2 4366 ; <$6 = ,33'$6-> ? $$66 ml Setelah pemberian cairan dilakukan pemeriksaan (b,(t tiap $% jam2 Bila (b,(t meningkat 46'$67 dan trombosit : 466.666 jumlah pemberian cairan tetap seperti rumus diatas tetapi pemantauan (b, (t trombo dilakukan tiap 4$ jam. Bila (b, (t meningkat5$67 dan trombosit :466.666 maka pemberian cairan sesuai dengan protocol penatalaksanaan )B) dengan peningkatan (t 5 $67. : Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan ematokrit # 2$%

Protokol "

/eningkatnya (t 5$67 menunjukan bah1a tubuh mengalami deficit cairan sebanyak 37. Pada keadaan ini terapi a1al pemberian cairan adalah dengan memberikan infus cairan kristaloid sebanyak #'@ mlAkgAjam. Pasien kemudian dipantau setelah B % jam pemberian cairan. Bila terjadi perbaikan ditandai dengan penurunan hematokrit, frekuensi nadi turun, tekanan darah stabil, produksi urin meningkat maka jumlah cairan infus dikurangin menjadi 3 mlAkgBBAjam. $ jam lagi dilakukan pemantauan kembali dan bila keadaan tetap menunjukan perbaikan maka jumlah cairan infuse dikurangi menjadi mlAkgBBAjam. Bila dalam pemantauan keadaan tetap membaik maka pemberian cairan dapat di hentikan $% B %C jam kemudian. Protokol & : Penatalaksanaan perdara an spontan pada DBD dewasa

Perdarahan spontan dan masif pada penderita )B) de1asa adalah 2 perdarahan hidungAepistaksis yang tidak terkendali 1alaupun telah diberikan tampon hidung, perdarahan saluran cerna ,hemetemesis dan melena atau hematokskesia-, perdarahan saluran kencing ,hematuria-, perdarahan otak atau perdarahan tersembunyi dengan jumlah perdarahan sebanyak % B 3mlAkgBBAjam. Pada keadaan seperti ini jumlah dan kecepatan pemberian cairan tetap seperti keadaan )B) tanpa syok lainnya. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan dan jumlah urin dilakukan sesering mungkin dengan ke1aspadaan (b, (t dan trombosis serta hemostase harus segera dilakukan dan pemeriksaan (b, (t, dan trombosit sebaiknya diulang setiap % B # jam. Protokol ' : Tatalaksana (indrom (yok Dengue pada dewasa.

Bila kita berhadapan dengan Sindrom Syok )engue ,SS)- maka hal pertama yang harus diingat adalah bah1a rejatan harus segera diatasi dan oleh karena itu penggantian cairan intravaskuler yang hilang harus segera dilakukan. *ngka kematian sindrom syok dengue sepuluh kali lipat dibandingkan dengan penderita )B) tanpa rejatan , dan rjatan dapat terjadi karena keterlambatan penderita )B) mendapatkan pertolongan, penatalaksanaan yang tidak tepat termasuk kurangnya ke1aspadaan terhadap tanda'tanda rejatan dini, dan penatalaksanaan rejatan yang adekuat. )omplikasi )emam berdarah sering menimbulkan komplikasi. Perdarahan adalah yang paling sering terjadi, bisa berupa perdarahan hidung, gusi, berak darah, muntah darah, atau pada 1anita yang sedang (aid terjadi perdarahan yang lebih banyak dari biasanya. Syok yang ditandai dengan penurunan tekanan darah adalah kondisi yang berat dari demam berdarah dan dapat menimbulkan kematian apabila sulit diatasi. Syok ini bisa menimbulkan komplikasi lebih lanjut seperti gagal ginjal yang kadangkala memerlukan penanganan dengan cuci darah. Penyebab dari syok adalah kurangnya cairan yang ada di dalam pembuluh darah, karena perdarahan atau kebocoran dari cairan plasma darah. P*+,-+(.( &ematian oleh demam dengue hampir tidak ada, sebaliknya pada )(0A)SSmortalitasnya cukup tinggi. Penelitian pada orang de1asa di Surabaya, Semarang,dan Jakarta memperlihatkan bah1a prognosis dan perjalanan penyakit umumnyalebih ringan dari pada anak'anak.)an penelitian tahun 4!! dijumpai keadaan penyakit yang terbukti bersama'sama muncul dengan )(0 yaitu demam tifoid, bronkopneumonia,anemia dan kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai