Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN Kata "tifus" berasal dari bahasa Yunani "typhos" yang berarti "kabut".

Karena, adanya gangguan kesadaran sebagai salah satu gejala yang sering dijumpai pada penderita. Gangguan kesadaran ini bisa berupa kehilangan orientasi dan persepsi, tak dapat tidur atau sebaliknya rasa kantuk yang hebat hingga ingin tidur terus dan tidak bisa dibangunkan atau baru bisa dibangunkan setelah dicubit keras. Bahkan, ada pula yang mengalami shock dan koma. Itulah mengapa, penyakit ini juga sering dikelirukan dengan penyakit demam lain yang disertai gangguan kesadaran. Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, bercirikan lesi definitif di plak eyer, kelenjar mesenterika dan limpa, disertai oleh gejala demam yang Di Indonesia, penyakit tifus atau demam tifoid tergolong penyakit endemis !selalu ada sepanjang tahun". #ngka kejadiannya pun termasuk paling tinggi di dunia, antara $%& ' &() per ()) ribu penduduk setiap tahunnya, sedangkan angka kematiannya berkisar ( ' % persen dari jumlah penderita. enyakit ini juga bisa menyerang siapa saja* dari bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, sampai de+asa. ,api pada bayi, umumnya jarang, karena bayi mendapat perlindungan dari #-I berupa .at kekebalan sIgA atau Imunoglobulin A sekretori. /ayoritas atau sekitar &) ' 0) persen penderita adalah anak' anak usia 1 ' (0 tahun. Karena, anak belum menyadari pentingnya arti kebersihan perorangan atau higiene dan sanitasi atau kebersihan lingkungan. -elain itu, sistem kekebalan tubuhnya pun belum berkembang sempurna. enyakit ini banyak menimbulkan masalah pada kelompok umur de+asa muda, karena tidak jarang disertai perdarahan dan perforasi usus yang sering menyebabkan kematian penderita. -elain itu penyakit ini memerlukan hari pera+atan dan masa pemulihan sehabis pera+atan yang cukup lama enularan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, sejak usia seseorang mulai dapat mengkonsumsi makanan dari luar, apabila makanan atau minuman yang dikonsumsi kurang bersih. Biasanya, baru dipikirkan suatu demam tifoid bila terdapat demam terus menerus lebih dari ( minggu yang tidak dapat turun dengan obat demam dan diperkuat berkepanjangan, sakit kepala dan nyeri abdomen.

dengan kesan anak baring pasif, nampak pucat, sakit perut, tidak buang air besar atau diare beberapa hari. enularan demam tifoid terjadi melalui mulut, kuman S. typhi masuk kedalam tubuh melalui makanan2minuman yang tercemar ke dalam lambung, ke kelenjar limfoid usus kecil kemudian masuk kedalam peredaran darah. Kuman dalam peredaran darah yang pertama berlangsung singkat, terjadi 13 ' 41 jam setelah kuman masuk, meskipun belum menimbulkan gejala tetapi telah mencapai organ'organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang dan ginjal. ada akhir masa inkubasi % 5 0 hari kuman kembali masuk ke aliran darah !kedua kali" dimana terjadi pelepasan endoktoksin menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan gejala demam tifoid. /akin cepat demam tifoid dapat didiagnosis makin baik. engobatan dalam taraf dini akan sangat menguntungkan mengingat mekanisme kerja daya tahan tubuh masih cukup baik dan kuman masih terlokalisasi hanya di beberapa tempat saja. Demam tifoid yang berat memberikan komplikasi perdarahan, kebocoran usus !perforasi", infeksi selaput usus !peritonitis", renjatan, bronkopnemoni dan kelainan di otak !ensefalopati, meningitis". Komplikasi biasanya timbul pada minggu ke'$ atau ke'3 dan terjadi pada 6 1%7 kasus yang tidak mendapatkan pengobatan. Kematian sering mengikuti komplikasi ini. Kadang terjadi suhu turun mendadak dan disangka sakitnya sudah menyembuh, namun denyut nadi meninggi, perut mulas melilit, dan pasien tampak sakit berat. Kondisi seperti ini, membutuhkan pertolongan ga+at darurat, sebab ini tanda dari perforasi usus dan isi usus yang tumpah ke rongga perut harus secepatnya dibersihkan. Dengan adanya keadaan seperti ini, adalah sangat penting bagi kita untuk melakukan pengenalan dini terhadap adanya Demam ,ifoid, -ehingga nantinya diharapkan dapat dilakukan suatu penanganan yang cepat dan tepat untuk menanggulangi masalah ini. Dengan demikian, komplikasi yang mungkin terjadi dapat dihindari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Demam tifoid merupakan suatu infeksi sistemik akut, yang disebabkan oleh kuman gram negatif Salmonella typhi. enyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau endokardial dan in8asi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan eyer9s atch. Beberapa terminologi lain yang erat kaitannya adalah demam paratifoid dan demam enterik. Demam paratifoid secara patologik maupun klinis adalah sama dengan demam tifoid namun biasanya lebih ringan, disebabkan oleh spesies -almonella enteriditis sedangkan demam enterik dipakai baik pada demam tifoid maupun demam paratifoid. 2.2 Epidemiologi Demam tifoid dan demam paratifoid endemik di Indonesia. :arang dijumpai secara epidemik, tetapi lebih sering bersifat sporadis, terpencar'pencar di suatu daerah, dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada orang'orang serumah. -umber penularan biasanya tidak dapat ditemukan. #da dua sumber penularan S. typhi ; pasien dengan demam tifoid dan yang lebih sering carrier. <rang'orang tersebut mengekskresi ()0 ' ()(( kuman per gram tinja. Di daerah endemik transmisi terjadi melalui air yang tercemar. /akanan yang tercemar oleh carrier merupakan sumber penularan yang paling sering di daerah nonendemik. Carrier adalah orang yang sembuh dari demam tifoid dan masih terus mengekskresi S. typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari satu tahun. Disfungsi kandung empedu merupakan predisposisi untuk terjadinya carrier. Kuman' kuman S. thphi berada di dalam batu empedu atau dalam dinding kandung empedu yang mengandung jaringan ikat, akibat radang menahun. Demam tifoid terdapat di seluruh dunia dan penyebarannya tidak bergantung pada keadaan iklim, tetapi lebih banyak dijumpai di negara'negara sedang berkembang di daerah tropis. =al ini disebabkan karena penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan dan

kebersihan indi8idu kurang baik.1 #ngka kejadiannya pun termasuk paling tinggi di dunia, antara $%& ' &() per ()) ribu penduduk setiap tahunnya, sedangkan angka kematiannya berkisar ( ' % persen dari jumlah penderita. enyakit ini juga bisa menyerang siapa saja* dari bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, sampai de+asa. ,api pada bayi, umumnya jarang, karena bayi mendapat perlindungan dari #-I berupa .at kekebalan sIgA atau Imunoglobulin A sekretori. /ayoritas atau sekitar &) ' 0) persen penderita adalah anak'anak usia 1 ' (0 tahun. Karena, anak belum menyadari pentingnya arti kebersihan perorangan atau higiene dan sanitasi atau kebersihan lingkungan. -elain itu, anak juga biasanya hanya menerima makanan !yang dianggap aman" dari orang tuanya dan sistem kekebalan tubuhnya pun belum berkembang sempurna. 2. 3 Etiologi Salmonella typhi (Bacillus typhosus = Eberthela typhosa) ; Berbentuk batang, Gram negatif, aerobic, bergerak dengan peritrichous flagella. /emilki antigen <, =, dan >i. /embentuk dinding sel !endotoksin" yang terdiri dari lipid dan polisakarida. /embentuk plasmid !transferable factor".

Gambar (. enampakan kuman Salmonella typhi pada mikroskop 2. P!togenesis d!n P!tofisiologi Kuman Salmonella typhi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar. -ebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung. -ebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid pla!ue "eyer di ileum terminalis yang 3

mengalami hipertrofi. Di tempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi. Kuman S. typhi kemudian menembus ke lamina propia, masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial, yang juga mengalami hipertrofi. -etelah mele+ati kelenjar'kelenjar limfe ini, S. typhi masuk aliran darah melalui ductus thoracicus. Kuman'kuman S. typhi lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. S. typhi bersarang di pla!ue "eyeri# limpa, hati dan bagian'bagian lain sistem retikuloendotelial. ?ndotoksin S. typhi berperan pada patogenesis demam tifoid, karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada jaringan tempat S. typhi berkembang biak. Demam pada tifoid disebabkan karena S. typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan .at pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang. 2." #!nifest!si Klinis Dari hasil pemeriksaan klinis, gejala yang biasanya terpantau adalah demam, kondisi umum menurun, lidah kotor berupa lapisan putih atau kuning yang menempel di permukaan lidah, nyeri bila ditekan pada perut, teraba pembesaran hati dan limpa, denyut jantung berkurang, dan gangguan kesadaran. -ayang, gambaran klinis pada penderita anak sering tidak khas, hingga menyulitkan diagnosis dan menghambat penetapan pengobatan yang tepat. Belum lagi faktor kesulitan memperoleh contoh darah yang cukup untuk pemeriksaan laboratorium. enyebabnya, lebih karena faktor psikologis anak seperti takut, menangis atau bergerak terus saat diambil darahnya, dan sebagainya, hingga akhirnya tak didapatkan contoh darah dalam jumlah cukup. Gejala yang ditimbulkan pun sangat beragam dan dapat ber8ariasi dari ringan sampai berat. #ntara lain, semakin lama demam semakin tinggi !rata'rata 3) derajat @elcius", lesu, nafsu makan hilang sama sekali, sakit kepala, sakit perut, kembung, mual, muntah, susah buang air besar tapi lalu mendadak mencret dan mimisan. Berat'ringan gejala yang ditimbulkan biasanya tergantung dari kuantitas, jenis dan keganasan bakteri, serta kekebalan tubuh penderita. -emakin banyak bakteri yang masuk dan semakin ganas sifatnya, gejala yang diperlihatkan juga semakin berat dan kompleks. Kendati alat pencernaan yang diserang pertama kali, namun tifus bukan penyakit saluran pencernaan lokal, melainkan penyakit sepsis atau menjalar melalui darah. erjalanan penyakit ini, terdiri dari beberapa fase. ertama, fase inkubasi$ bisa berlangsung (% hari dan biasanya asimstomatik atau tak memperlihatkan gejala. %

Kemudian, fase in%asif$ ditandai demam mendadak antara $4'3) derajat @elcius. Demam ini kemudian terkesan naik'turun disertai sakit kepala hebat dan gangguan pencernaan yang biasanya berlangsung selama seminggu. Demam baru menetap, meski tetap tinggi !3) derajat @elcius", dalam fase berikutnya yang biasanya disertai diare dan berlangsung (3 hari. Demam tinggi dalam +aktu cukup lama ini biasanya menyebabkan rambut penderita botak akibat rontok. -elanjutnya, fase penyembuhan$ berlangsung relatif lama, setidaknya membutuhkan ra+at inap ()'(3 hari dan terapi yang adekuat atau memadai. 2.$ Peme%i&s!!n L!'o%!to%i(m Peme%i&s!!n Le(&osit emeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. #kan ada gambaran jumlah darah putih yang berkurang !lekopenia", jumlah limfosit yang meningkat dan eosinofilia. ada kebanyakan kasus demam tifoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada dalam batas'batas normal, malahan kadang'kadang terdapat leukositosis, +alaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. U)i *id!l Aji Bidal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi !agglutinin". #glutinin yang spesifik terhadap Salmonella terdapat dalam serum pasien demam tifoid, juga pada orang yang pernah ketularan Salmonella dan pada orang yang pernah di8aksinasi terhadap demam tifoid. #ntigen yang digunakan pada Aji Bidal adalah suspensi Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. /aksud Aji Bidal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum pasien yang disangka menderita demam tifoid. #kibat infeksi oleh S. typhi# pasien membuat antibodi !agglutinin", yaitu ; (. #glutinin <, yang dibuat karena rangangan antigen < !berasal dari tubuh kuman". 1. #glutinin =, karena rangsangan antigen = !berasal dari flagella kuman". $. #glutinin >i, karena rangsangan antigen >i !berasal dari simpai kuman".

Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin < dan = yang ditentukan titernya untuk diagnosis. /akin tinggi titernya, makin besar kemungkinan pasien pernah menderita demam tifoid. ada infeksi yang aktif, titer Aji Bidal akan meningkat pada pemeriksaan ulang yang dilakukan selang paling sedikit % hari. emeriksaan Bidal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan .at anti terhadap kuman tifus. Bidal positif kalau titer < (2(C) atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif. Diagnosa demam ,ifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya kuman Salmonella typhosa dalam darah +aktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces. -ampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. -ample urine dan faeces dua kali berturut'turut digunakan untuk menentukan bah+a penderita telah benar'benar sembuh dan bukan pemba+a kuman (carrier). -edangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain seperti "aratifoi& A# B &an C# demam berdarah ('engue fe%er), influen.a, malaria, ,B@ ((uberculosis), dan infeksi paru ("neumonia). +!&to%,f!&to% -!ng mempeng!%(.i U)i *id!l / (. Daktor'faktor yang berhubungan dengan pasien ; a. Keadaan umum. Gi.i buruk menghambat pembentukan antibodi. b. -aat pemeriksaan selama perjalanan penyakit. #glutinin baru dijumpai dalam darah setelah pasien sakit satu minggu dan mencapai puncaknya pada minggu kelima atau keenam penyakit. c. engobatan dini dengan antibiotik. Beberapa peneliti berpendapat bah+a pengobatan dini dengan obat antimikroba menghambat pembentukan antibodi, tetapi peneliti'peneliti lain menentang pendapat ini. d. enyakit'penyakit tertentu. ada beberapa penyakit yang menyertai demam tifoid tidak terjadi pembentukan antibodi, misalnya pada agamaglobulinemia, leukemia dan karsinoma lanjut. e. <bat'obat imunosupresif atau kortikosteroid. <bat'obat ini menghambat pembentukan antibodi karena supresi sistem retikuloendotelial.

f. >aksinasi dengan kotipa atau tipa. ada seseorang yang di8aksinasi, titer aglutinin < dan = meningkat. #glutinin < biasanya menghilang setelah C bulan sampai ( tahun, sedangkan titer aglutinin = menurun perlahan'lahan selama ( atau 1 tahun. <leh karena itu, titer aglutinin = pada seseorang yang pernah di8aksinasi kurang mempunyai nilai diagnostik. g. Infeksi klinis atau subklinis oleh Salmonella sebelumnya. Keadaaan ini dapat menyebabkan Aji Bidal positif, +alaupun dengan titer rendah. Di daerah endemik tifoid dapat dijumpai aglutinin pada orang'orang sehat. h. Eeaksi anamnestik. /erupakan keadaan dimana terjadi peningkatan titer aglutinin terhadap S. typhi karena penyakit infeksi dengan demam yang bukan demam tifoid pada seseorang yang pernah di8aksinasi atau ketularan Salmonella di masa lalu. 1. Daktor'faktor teknis ; a. #glutinasi -ilang. Karena beberapa spesies Salmonella dapat mengandung antigen < dan = yang sama, maka reaksi aglutinasi pada satu spesies dapat juga menimbulkan reaksi aglutinasi pada spesies yang lain. <leh karena itu, spesies Salmonella penyebab infeksi tidak dapat ditentukan dengan Aji Bidal. b. Konsentrasi suspensi antigen. #kan mempengaruhi hasil Aji Bidal. c. -train Salmonella yang digunakan untuk suspensi antigen. #da peneliti yang berpendapat bah+a daya aglutinasi suspensi antigen dari strain Salmonella setempat lebih baik daripada suspensi antigen dari strain lain. Bi!&!n D!%!. Biakan darah positif memastikan demam tifoid, tetapi biakan darah negatif tidak menyingkirkan demam tifoid. =al ini disebabkan karena hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor, antara lain ; (. ,eknik pemeriksaan laboratorium =asil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan yang lain, malahan hasil satu laboratorium bisa berbeda dari +aktu ke +aktu. =al ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan. Karena jumlah kuman yang berada dalam darah hanya sedikit, yaitu kurang dari () kuman2ml darah, maka untuk keperluan

&

pembiakan, pada pasien de+asa diambil % 5 () ml darah dan pada anak'anak 1 5 % ml. Bila darah yang dibiak terlalu sedikit hasil biakan bisa negatif, terutama pada orang yang sudah mendapat pengobatan spesifik. -elain itu, darah tersebut harus langsung ditanam pada media biakan se+aktu berada di sisi pasien dan langsung dikirim ke laboratorium. Baktu pengambilan darah paling baik adalah saat demam tinggi pada +aktu bekteremia berlangsung. 1. -aat pemeriksaan selama perjalanan penyakit. ada demam tifoid biakan darah terhadap S. tyhpi terutama positif pada minggu pertama penyakit dan berkurang pada minggu'minggu berikutnya. ada +aktu kambuh biakan bisa positif lagi. Kultur darah, dilakukan se+aktu ada demam tinggi yang merupakan pertanda bah+a kuman sedang menyebar dalam darah !sehingga lebih mudah dikultur". Kultur tidak baik dilakukan pada hari'hari permulaan demam karena cenderung masih negatif. Kita harus menunggu hingga demam sudah tinggi dan konstan. -ayangnya hasil kultur untuk kepastian diagnosanya baru diperoleh setelah 3'C hari. $. >aksinasi di masa lampau. >aksinasi terhadap demam tifoid di masa lampau menimbulkan antibodi dalam darah pasien. #ntibodi ini dapat menekan bakterimia, hingga biakan darah mungkin negatif. 3. engobatan dengan obat antimikroba. Bila pasien sebelum pembiakan darah sudah mendapat obat antimikroba, pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil biakan mungkin negatif. 2.0 Di!gnos! Diagnosa diambil berdasarkan; (. #namnesa -emua pasien demam tifoid selalu menderita demam pada a+al penyakit. ada era pemakaian antibiotik belum seperti pada saat ini, penampilan demam pada kasus demam tifoid mempunyai istilah khusus yaitu step la&&er temperature chart. Demam naik secara bertahap tiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu pertama, minggu kedua demam terus'menerus tinggi. #nak sering mengigau !delirium",

malaise, letargi, anoreksia, nyeri kepala, nyeri perut, diare atau konstipasi, muntah, perut kembung. 1. ada demam tifoid berat dapat dijumpai penurunan kesadaran, kejang, dan ikterus. emeriksaan fisik. Gejala klinis ber8ariasi dari yang ringan sampai berat dengan komplikasi. Kesadaran menurun, delirium, sebagian besar anak mempunyai li&ah tifoi&# yaitu di bagian tengah kotor dan bagian pinggir hiperemis, meteorismus, hepatomegali lebih sering dijumpai daripada splenomegali. Kadang'kadang dijumpai terdengar ronki pada pemeriksaan fisik. Bradikardi relatif jarang dijumpai pada anak. $. emeriksaan penunjang ; #nemia, pada umumnya terjadi karena supresi sumsum tulang, defisiensi De, atau perdarahan usus. Feukopenia, namun jarang kurang dari $)))2ul. Fimfositosis relatif. ,rombositopenia, terutama pada demam tifoid berat. a. Darah ,epi erifer

b. emeriksaan serologi -erologi Bidal ; kenaikan titer -. thypi titer < ( ; (C) atau kenaikan 3 kali titer fase akut ke fase kon8alesens. Kadar Ig / dan Ig G ((yphi)&ot)

c. emeriksaan Biakan Salmonella Biakan darah terutama pada minggu ( 5 1 dari perjalanan penyakit. Biakan yang dilakukan pada urin dan feses kemungkinan keberhasilannya lebih kecil. Biakan sumsum tulang masih positif sampai minggu ke'3, akan tetapi prosedur ini sangat in8asif sehingga tidak dipakai dalam praktek sehari'hari. d. emeriksaan Eadiologik Doto thorak, apabila diduga terjadi komplikasi pneumonia. Doto abdomen, apabila diduga terjadi komplikasi intraintestinal seperti perforasi usus atau perdarahan saluran cerna. ada perforasi usus tampak

()

distribusi udara tak merata, tampak air flui& le%el# bayangan radiolusen di daerah hepar, dan udara bebas pada abdomen. Di!gnos! '!nding / -tadium dini ; influen.a, gastroenteritis, bronchitis, bronkopneumonia. ,uberkulosis, infeksi jamur sistemik, malaria. Demam tifoid berat ; sepsis, leukemia, limfoma.

2. 1 T!t! l!&s!n! #edi&!mentos! (. #ntibiotik Kloramfenikol (&rug of choice) %) 5 ()) mg2kgbb2hari, oral atau I>, dibagi dalam 3 dosis selama () 5 (3 hari. #moksisilin ()) mg2kgbb2hari, oral atau I>, selama () hari. Kotrimoksasol, bila dugaan resisten, ,/ %)mg2kgbb2hari, oral, selama () hari. -efalosporin generasi III ' -eftriakson &) mg2kgbb2hari, I> atau I/, sekali sehari, selama % hari atau cefotaHime (%)'1)) mg2kgbb2hari dibagi dalam $'3 dosis. -efiksim () mg2kgbb2hari, oral, dibagi dalam 1 dosis, selama () hari. Diberikan pada kasus berat denagn gangguan kesadaran. Deksametason ( 5 $ mg2kgbb2hari, I>, dibagi $ dosis hingga kesadaran membaik. Bed!. ,indakan bedah diperlukan pada penyulit perforasi usus. S(po%tif (. Demam tifoid ringan dapat dira+at di rumah. ,irah baring. Isolasi memadai. Kebutuhan cairan dan kalori dicukupi. C'() mg2kgbb2hari dan -/G $)'

1. Kortikosteroid

1. Demam tifoid berat harus dira+at inap di E-. ((

a. @airan dan Kalori ,erutama pada demam tinggi, muntah atau diare, bila perlu asupan cairan dan kalori diberikan melalui sonde lambung. ada ensefalopati, jumlah kebutuhan cairan dikurangi menjadi 32% kebutuhan dengan kadar natrium rendah. enuhi kebutuhan 8olume cairan intra8askular dan jaringan dengan pemberian oral2parenteral. ertahankan fungsi sirkulasi dengan baik. ertahankan oksigenasi jaringan, bila perlu berikan <1. elihara keadaan nutrisi. engobatan gangguan asam basa dan elektrolit. Diberikan apabila demam I $0 @, kecuali pada ri+ayat kejang demam dapat diberikan lebih a+al. c. Diet /akanan tidak berserat dan mudah dicerna. -etelah demam reda, dapat segera diberikan makanan yang lebih padat dengan kalori cukup. d. ,ransfusi Darah Kadang'kadang diperlukan pada perdarahan saluran cerna dan perforasi usus. #onito%ing ?8aluasi demam reda dengan memonitor suhu. #pabila pada hari 3 5 % setelah pengobatan demam tidak reda, maka harus segera kembali die8aluasi adakah komplikasi, sumber infeksi lain, resistensi -. typhi terhadap antibiotik, atau kemungkinan salah menegakkan diagnosis. asien dapat dipulangkan apabila tidak demam selama 13 jam tanpa antipiretik, nafsu makan membaik, klinis perbaikan dan tidak dijumpai komplikasi. engobatan dapat dilanjutkan di rumah. T(m'(. Kem'!ng

b. #ntipiretik

(1

Infeksi demam tifoid merupakan infeksi yang akut sehingga relatif tidak mengganggu tumbuh kembang anak.

2.2 Pen3eg!.!n Antuk mengurangi kemungkinan penularan penyakit ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu; (. /emperhatikan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi. -almonella typhi di dalam air akan mati apabila dipanasi setinggi %4 derajat celcius beberapa menit atau dengan proses iodinasi2klorinasi. 1. engadaan sarana air bersih dan pengaturan pembuangan sampah. $. Kesadaran indi8idu terhadap hiegiene pribadi. 3. -trict barrier precautions; sterilisasi ekskreta, pakaian, dan alat'alat bekas pakai. %. >aksinasi !proteksi terbatas" dicoba 8aksin purified >i @apsular olysaccharide. 2. 14 Kompli&!si Komplikasi biasanya timbul pada minggu ke'$ atau ke'3 dan terjadi pada 6 1%7 kasus yang tidak mendapatkan pengobatan. Kematian sering mengikuti komplikasi ini. Komplikasi tersebut antara lain;

Gangguan metabolik erdarahan saluran cerna erforasi saluran cerna eritonitis =epatitis tifosa nemonia ?nsefalopati tifosa #bses otak /eningitis <steomielitis ?ndokarditis ($

#bses pada berbagai organ

Komplikasi yang paling sering terjadi dan berbahaya adalah perdarahan dan perforasi saluran cerna. ,urunnya suhu tubuh secara drastis sering menjadi pertanda terjadinya komplikasi tersebut.

Gambar 1. erforasi pada usus 2.11 P%ognosis Amumnya baik bila pasien cepat berobat. rognosis kurang baik bila terdapat gejala klinis yang berat seperti hiperpireksia atau febris kontinua* penurunan kesadaran* komplikasi berat seperti dehidrasi, asidosis, perforasi usus* dan gi.i buruk. /aka dari itu prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya, dan ada tidaknya komplikasi. Di negara berkembang, angka mortalitasnya I ()7, biasanya karena keterlambatan diagnosis, pera+atan, dan pengobatan. Eelaps dapat timbul beberapa kali. Indi8idu yang mengeluarkan -. -er. ,yphi I $ bulan setelah infeksi umumnya menjadi karier kronis. Eisiko menjadi karier pada anak'anak rendah dan meningkat sesuai dengan usia.

(3

DA+TA5 PUSTAKA (. :u+ono, Eachmat., JDemam ,ifoidK, Buku #jar Ilmu ?disi ketiga, !(00C", Balai enerbit DK AI, :akarta. enyakit Dalam :ilid I

1. /ansjoer, #.dkk, JDemam ,ifoidK, Kapita -elekta Kedokteran :ilid 1 ?disi Ketiga, !1)))", enerbit /edia #esculapius Dakultas Kedokteran Ani8ersitas Indonesia, :akarta. $. edoman elayanan /edis Kesehatan #nak, Bagian2-/D Ilmu Kesehatan #nak DK Adayana, =al 1)('1)3, 1)((

3. Buku #jar Infeksi dan ediatri ,ropis, edisi kedua, cetakan ketiga, Ikatan Dokter #nak Indonesia,=al $$&'$3C, 1)(1

(%

Anda mungkin juga menyukai